Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH PASCA COVID-19

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Jun Surjanti, S.E., M.Si

Disusun Oleh
Monica Fiantia (22041344106)
Rachmah Fitriyanti Hadju (22041344107)
Cindy Ayudya Ananta (22041344147)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menghanturkan segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas limpahan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Peningkatan Pendapatan Daeran Pasca Covid-19” sampai selesai.
Penulisan makalah yang diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Dasar-
Dasar Ekonomi, yang telah diberikan oleh dosen pengampu. Melalui makalah
diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang berlakunya sistem ekonomi di
Indonesia, yang pada kemudian hari dapat dijadikan referensi sumber hukum pada
kegiatan pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah, sehingga Penulis memerlukan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini pada penulisan selanjutnya. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta dorongan sehingga dapat menyelesaikan
makalah. Penulis mengharapkan semoga makalah “Peningkatan Pendapatan
Daeran Pasca Covid-19” bisa bermanfaat bagi mahasiswa khususnya pembaca.
Terima kasih kami sampaikan.

Surabaya, 19 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul …………………………………………………..…… i


Kata Pengantar …………………………………………..…………… ii
Daftar ……………………………………………………..………... iii
Isi
BAB 1 PENDAHULUAN ………….…………………………….…… 4
1.1 Latar Belakang ……………………………………………… 4
BAB II RUMUSAN DAN TUJUAN ……………………………… 6
2.1 Rumusan Masalah ………………………………………… 6
2.2 Tujuan Penulisan ………………………………………… 6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….. 7
3.1 Pengertian Ekonomi ………………………………………. 7
3.2 Pengertian Pelaku Ekonomi ………………………………. 9
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………… 10
4.1 Peningkatan pendapatan daerah Pasca Covid-19 …………… 10
4.2 Factor Yang Mempengaruhi Peningkatan Ekonomi ………… 11
BAB V PENUTUP …………………………………………………. 13
5.1 Kesimpulan ………………………………………………… 13
5.2 Saran …………………………………………………….. 13
Daftar pustaka ………………………………………………….. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik pada penyelenggaraan negara berkesejahteraan, pemerintah
menduduki peran yang penting sebagai bentuk responsif dalam melakukan
pengelolaan pada perekonomian dengan tujuan supaya masyarakat dapat
merasakan dan memperoleh pelayanan kesejahteraan dengan baik.
Kesejahteraan dapat diciptakan dengan melihat negara dalam menjalankan
kewajibannya dalam meningkatkan pelayanan publik dan pelaksanaan
reformasi pada kebijakan publik.
Adanya Otonomi Daerah maka tingkatan kegiatan ekonomi di setiap
daerah sangat bervariasi, hal ini guna mendorong setiap daerah Kabupaten
Kota untuk mengembangkan potensi ekonominya. Oleh karena itu
pembangunan daerah hendaknya dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta
diarahkan agar pembangunan yang berlangsung di setiap daerah benar-benar
sesuai dengan prioritas dan potensi daerah tersebut. Pembangunan daerah
digunakan untuk memacu pemerataan pembangunan secara menyeluruh
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa
dan peran aktif masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi
daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata,
dinamis, serasi dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa guna mewujudkan pemerataan hasil pembangunan di tanah
air.
Pembangunan daerah sebagai wujud upaya pemerintah pusat dalam
melakukan pemerataam maka harus berkesesuai dengan kondisi potensi serta
aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan
prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki
oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan
menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya
proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan. Pertumbuhan

4
ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan
adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang
secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi daerah dapat diukur dari jumlah perkembangan
pendapatan daerah atau Produk Domestik Bruto atas harga konstan dari tahun
ke tahunnya. Suatu masyarakat dipandang mengalami suatu pertumbuhan
dalam kemakmuran masyarakat apabila pendapatan perkapita masyarakat
tersebut menurut harga atau pendapatan terus menerus bertambah. Di era
otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk
menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara
nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah.
Dengan demikian, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan potensi daerah dan mengelola sumber kekayaan alamnya,
menentukan prioritas dan arah program pembangunan ekonomi daerah.
Perekonomian nasional dan daerah pada pandemic covid 19
mengalami penurunan yang drastis, hal ini dapat dilihat dari terhentinya
kegiatan ekonomi di masyarakat, adanya kelangkaan bahan pokok dan lain
sebagainya menjadi tantangan pemerintah pusat dan daerah untuk
menanggulanginya, adapun pemulihan setelah gejolak pada perekonomian
menjadi hal yang tidak mudah bagi pemerintah untuk mengambil sikap, baik
itu dari pembuatan kebijakan atau aturan lainnya. Sehingga dalam makalah
ini akan membahas wujud pemerintah dalam peningkatan pendapatan setelah
adanya covid-19 perlu dikupas tuntas.

5
BAB II

RUMUSAN DAN TUJUAN

2.1 RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana peningkatan pendapatan daerah Pasca Covid-19?

2) Apakah factor yang mempengaruhi peningkatan ekonomi?

2.2 TUJUAN PENULISAN

1) Untuk Menganalisis peningkatan pendapatan daerah pasca covid-19

2) Untuk Menganalisis Factor Penyebab Peningkatan Ekonomi

6
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Ekonomi

Ekonomi merupakan aktivitas manusia yang berkaitan dengan proses


produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi
secara umum adalah suatu aturan rumah tangga atau manajemen rumah
tangga. Ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu yang menerangkan cara-cara
menghasilkan, mengedarkan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam
masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-
baiknya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur urusan harta
kekayaan baik yang menyangkut kepemilikkan, pengembangan maupun
distribusi.

Ekonomi masyarakat adalah sistem ekonomi yang berbasis pada


kekuatan ekonomi masyarakat. Dimana ekonomi masyarakat sendiri adalah
sebagian kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan masyarakat
kebanyakan yang dengan cara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa
saja yang dapat diusahakan, yang selanjutnya disebut sebagai usaha kecil dan
menengah terutama meliputi sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
kerajinan, makanan dan sebagainya. Tujuan dari perekonomian adalah untuk
mensejahterakan dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, serta mencapai
kemudahan dan kepuasan. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat maka
akan tercipta kesejahteraan kelangsungan hidup yang produktif, kegiatan
ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.

3.2 Pengertian Pelaku Ekonomi

Pelaku Ekonomi adalah seorang individu, kelompok, atau lembaga


yang terlibat dalam kegiatan perekonomian baik konsumsi, distribusi,

7
maupun produksi. Secara Umum, Pelaku Ekonomi dibagi menjadi lima
kelompok besar, yaitu Rumah Tangga Keluarga, Masyarakat, Perusahaan,
Pemerintah, dan Negara. Setiap pelaku ekonomi tersebut memiliki peran
tersendiri dalam kegiatan konsumsi, distribusi, dan Produksi. Misalnya pada
rumah tangga keluarga sebagai pelaku ekonomi dengan lingkup yang kecil.
Dan individu bukan dari keluarga tersebut dapat dikatakan anggota keluarga
karena terlibat kegiatan ekonomi di keluarga tersebut, seperti nenek, kakek,
saudara, atau pembantu dirumah.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Peningkatan Pendapatan Daerah Pasca Covid-19

Pandemi Covid-19 banyak menciptakan permasalahan diantaranya


menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di berbagai sektor dan
wilayah di Indonesia. Keberadaan Covid-19 menjadikan terjadinya Economy
Shock, namun hal ini berangsur mereda yang diikuti dengan stabilnya nilai
pasar keuangan domestik dan bergeraknya beberapa sektor pada kegiatan
perekonomian. Upaya pemulihan ini masih membutuhkan waktu yang lebih
banyak untuk menyesuaikan diri. Dalam perhitungan per tanggal 11 Oktober
pada tahun 2020 mencapai 311,176 orang Terkonfirmasi, 63,365 orag Kasus
Aktif (20.4% dari Terkonfirmasi), 236,437 orang Sembuh (76.0% dari
Terkonfirmasi), dan 11,374 orang Meninggal dunia (3.7% dari
Terkonfirmasi) data tersebut diperoleh dari web Covid.go.id. Adanya Covid-
19 menyebabkan Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan dari 3,25
persen menjadi 1,94 persen. Hal ini karena Pemerintah mengurangi alokasi di
bidang infrastruktur pada tahun 2020 sedangkan anggaran untuk kesehatan
lebih ditingkatkan pemerintah sesuai dengan fokus Pemerintah untuk
penanggulangan pandemi di Indonesia.

Antusias Pemerintah dalam menghadapi Covid-19 dibuktikan dengan


Pemerintah Indonesia yang melakukan pendekatan secara cepat dan tepat
untuk mengurangi dampak persebaran virus pada kegiatan perekonomian.
Beberapa ahli mengkhawatirkan, dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh
Covid-19 bisa lebih besar dari dampak kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi
akan melambat. Jika terjadi perlambatan ekonomi, dapat mengakibatkan
adanya penurunan pada daya serap tenaga kerja, sehingga memicu adanya
peningkatam pada pengangguran dan angka kemiskinan.

9
Peran pemerintah diantaranya adalah dengan mengambil kebijakan
yang komperehensif dibidang fiskal. Pada saat ekonomi dirasakan berjalan
terlalu lambat dari yang seharusnya dengan adanya menurunnya pertumbuhan
dan adanya kenaikan tingkat angka pengangguran, sehingga dengan adanya
kebijakan fiskal dan moneter yang dikeluarkan pemerintah dapat berdampak
tepat dan dapat mendorong perekonomian tumbuh lebih cepat dan dapat
menekan angka pengangguran yang semakin meningkat.

Peran Pemerintah Daerah dengan menanggapi kebijakan pemerintah


pusat, dalam hal ini Pemerintah Daerah masih menggantungkan pendapatan
daerahnya dari penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat yang berupa
dana bantuan yang kemudian disalurkan pada masyarakat di daerah. hal ini
menunjukan bahwa semakin sulit posisi keuangan negara, dan kemudian juga
berdampak atau memberikan berpengaruh terhadap penerimaan pendapatan
pemerintah daerah. Keterpurukan perekonomian ini kemudian berimbas pada
adanya gangguan atau permasalahan pada pelaksanaan pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Sehingga dalam situasi seperti ini setiap
daerah dituntut menjalankan hak otonom secara mutlak yaitu harus mampu
untuk membiayai dirinya sendiri melalui berbagai macam potensi sumber
keuangan yang dimilikinya dan memberikan pelayanan masyarakat di daerah.

Siatuasi yang baru maka harus diimbangi dengan adanya penemuan


baru, misalnya adanya inovasi daerah yang dilakukan atau dicanangkan
dalam rangka mengatasi permasalahan perekonomian yang terjadi. Tindakan
tersebut sangat penting selama atau setelah adanya Covid-19. Ketentuan Pasal
386 pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
disebutkan bahwa Inovasi Daerah adalah Peningkatan pelayanan publik,
Pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta Peningkatan daya saing
daerah.

4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Ekonomi

10
Pertumbuhan ekonomi merupakan bentuk perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat dalam
jangka panjang. Indikator yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi pada suatu negara adalah tingkat Produksi Domestik Bruto yang
disebabkan karena:

a) PDB dihitung berdasarkan jumlah nilai tambah (value added) yang


dihasilkan seluruh aktivitas produksi di dalam perekonomian. Hal ini
menyebabkan peningkatan PDB mencerminkan peningkatan balas jasa
kepada faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
b) PDB dihitung atas dasar konsep siklus aliran (circulair flow concept)
yaitu perhitungan PDB mencakup nilai produk yang dihasilkan pada suatu
periode tertentu. Perhitungan ini tidak mencangkup perhitungan pada
periode sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran dalam menghitung PDB
memungkinkan seseorang untuk membandingkan jumlah output pada
tahun ini dengan tahun sebelumnya.
c) Batas wilayah perhitungan PDB adalah Negara (perekonomian domestik).
Hal ini memungkinkan untuk mengukur sampai sejauh mana kebijakan
ekonomi yang diterapkan pemerintah maupun mendorong aktivitas
perekonomian domestik.

Berkaitan dengan produk domestic maka berkesinambungan dengan


adanya Inovasi Daerah Adalah Segala Bentuk Pembaharuan Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Yang Bertujuan Meningkatkan
Kinerja Pemerintah Daerah. Ada beberapa inovasi yang bisa dilakukan daerah
seperti Inovasi tata Kelola pemerintahan daerah, Inovasi pelayanan publik,
dan Inovasi daerah lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah. Pemerintah daerah bisa membuat berbagai macam
kreativitas inovasi berdasarkan potensi daerah yang dimilikinya, nilai
lokalitas daerah, dan kebutuhan daerah dengan memperhatikan prinsip
Peningkatan efisiensi, Perbaikan efektivitas, Perbaikan kualitas pelayanan,

11
Tidak menimbulkan konflik kepentingan, Berorientasi pada kepentingan
umum, Dilakukan secara terbuka, Memenuhi nilai kepatutan, dan dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Inovasi
akan disebut sebagai inovasi daerah apabila memenuhi sejumlah kriteria
seperti mengandung pembaharuan seluruh atau sebagian unsur dari inovasi.

Inovasi akan disebut sebagai inovasi daerah apabila memenuhi sejumlah


kriteria sebagai berikut:

a) mengandung pembaharuan seluruh atau sebagian unsur dari inovasi;


b) memberi manfaat bagi daerah atau masyarakat;
c) tidak mengakibatkan pembebanan atau pembatasan pada masyarakat yang
tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d) merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah; dan
e) dapat direplikasi oleh daerah lain.

12
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Peningkatan pendapatan daerah pasca covid-19 dilakukan dengan cara


menumbuhkan inovasi-inovasi yang dilakukan pemerintah daerah guna
memenuhi kebutuhan daerahnya untuk melaksanakan otonomi daerah secara
mutlak sehingga dapat membangkitkan perekonomian daerah dengan cepat.

Adapun factor yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian ialah


dengan adanya produk domestic bruto yaitu produk local yang kemudian dapat
dimanfaatkan sedemikian rupa dan dapat memberikan impact pada pendapatan
daerah.

5.2 SARAN

Dalam peningkatan perekonomian daerah, dapat juga dilakukan


pembiayaan pada pelaku usaha UMKM sehingga perekonomian juga berjalan
pada golongan masyarakat kecil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Imamul & Gina, Hadi. (2009). Membuka Cakrawala Ekonomi. Jakarta:
Salemba

Asfia, Murni. (2006). Ekonomi Makro. Bandung: Refika Aditama.

Empat. Arsyad, Lincolin. (2004). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE –


YKPN.

Firmansyah. (2020). Pemulihan Ekonomi Daerah Dalam Pandemi Covid-19:


Membangkitkan UMKM. Retrieved 19 September 2022, from
https://www.goriau.com/berita/baca/pem ulihan-ekonomi-daerah-dalam-
pandemi-covid19-membangkitkan-umkm.html

Modjo, M. I. (2020). Memetakan Jalan Penguatan Ekonomi Pasca Pandemi. The


Indonesian Journal of Development Planning.

Pardamean, A. T. (2013). Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam


Perekonomian Indonesia. Quantitative Economics Journal.

14

Anda mungkin juga menyukai