MANAJEMEN PERUBAHAN
“Sektor Pertanian dalam Konsep Dasar Aliran Pendapatan Nasional
Indonesia”
Disusun oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
KATA PENGANTAR
Shalom Puji dan syukur Kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah materi mata kuliah Manajemen Perubahan
yang berjudul “Sektor Pertanian dalam Konsep Dasar Aliran Pendapatan Nasional
Indonesia”tepat pada waktunya.
Semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari jika ada
dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu , kami mohon jika
ada kritik dan saran yang membangun serta konstuktif guna kesempurnaan tugas makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak
terdapat kekurangan, kami mohon yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat.Terimakasih.
Penulis
Kelompok 6
Jakarta,2022
Daftar isi
Halaman Judul .......................................................................................................................... i
PENDAHULUAN
2.1 Teori
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian dalam periode tertentu yang dihitung berdasarkan nilai pasar, dimana dalam
hal ini setiap negara memiliki suatu sistem perhitungan pendapatan nasional. Tujuan
penghitungan pendapatan nasional untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam waktu satu tahun.
Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian
Indonesia. Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian dalam pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB), penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia, pengentasan kemiskinan, perolehan devisa melalui ekspor non migas,
penciptaan ketahanan pangan nasi-onal dan penciptaan kondisi yang kondusif bagi
pembangunan sektor lain. Selain itu, sektor pertanian juga berperan sebagai penyedia bahan
baku dan pasar yang potensial bagi sektor industri. Sektor pertanian merupakan sektor yang
berperan penting dalam per-ekonomian Indonesia.
Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik
Bruto (PDB), penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia, pengentasan kemiskinan, perolehan devisa melalui ekspor non migas, penciptaan
ketahanan pangan nasi-onal dan penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor
lain. Dalam hal yang serupa, sektor pertanian juga berperan sebagai penyedia bahan baku
dan pasar yang potensial bagi sektor industri.
Sektor agribisnis merupakan lahan yang sangat “potensial” bagi pertumbuhan
perekonomian nasional, karena sektor ini bisa menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari
tingkat petani, produksi maupun tingkat pemasaran. Selama ini sektor agribisnis sangat
terpinggirkan oleh sektor industri, karena dianggap sektor yang tidak “komersial” dan belum
“produktif”.
Jika kita lihat potensi sumber daya alam kita serta sumber daya manusia, sangat mungkin
bagi kita untuk mengembangkan serta meningkatkan kualitas sektor agribisnis.Hal inilah
yang seharusnya menjadi pertimbangan pemerintah untuk memajukan sektor agribisnis.
Peningkatan pendapatan ekonomi rakyat sangat mutlak dilakukan, karena hal ini menunjang
kelangsungan hidup rakyat khususnya dan negara pada umumnya.
Peningkatan ekonomi rakyat akan secara “linier” berpengaruh terhadap perekonomian
nasional, ketika ekonomi rakyat kuat dan tinggi maka perekonomian negara akan sangat
kuat, karena secara fundamental perekonomian negara ini didukung oleh perekonomian
rakyat. Sudah sepantasnya saat ini pemerintah harus berpaling pada sektor agribisnis dan
pertanian dalam meningkatkan pendapatan nasional disamping ekspor minyak bumi dan
gas.
Dilihat secara “kuantitatif” sumber daya alam sektor agribisnis sangat melimpah. Selain
itu juga secara “kultural” basis ekonomi rakyat Indonesia adalah pertanian terutama
dipedesaan, oleh karena itu arah pembangunan nasional kedepan haruslah berorientasi pada
pembangunan sektor pertanian maupun sektor agribisnis yang lebih mandiri dan “kondusif”.
Hal tersebut diharapkan terciptanya iklim yang konferhensif dan dinamis terhadap
perkembangan pertanian dan sektor agribisnis masa depan ditambah dengan adanya
penguatan basis pertanian maka sektor agribisnis akan sangat berpengaruh terhadap
perekonomian rakyat yang selama ini terpinggirkan, yang akhirnya berimplikasi terhadap
penguatan ekonomi secara nasional. Pada umumnya negara berkembang merupakan negara
agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencahariannya.
Usaha pertanian bagi sebagian negara berkembang masih bersifat tradisional dan
subsisten yang artinya cara memproduksi hasil pertanian masih tradisional dan hasilnya
hanya mencukupi untuk kebutuhannya dalam jangka pendek. Pengamatan Kuznet
menunjukkan bahwa kedudukan sektor pertanian dalam struktur PNB makin lama makin
berkurang sejalan dengan perkembangan ekonomi. Dengan keadaan kemerosotan ini maka
akan berbeda pada setiap Negara dimana di satu pihak tergantung pada tingkat pertumbuhan
di sektor pertanian itu sendiri dan di pihak lain tergantung pada tingkat pertumbuhan sektor
lain.
Di negara-negara yang sektor pertaniannya sangat dominan, strategi industrialisasi ini
menimbulkan masalah.Di satu pihak sektor pertanian harus ditingkatkan karena memang
sebagian besar masyarakat negara berkembang berada pada sektor ini, namun sektor ini
tidak memberikan tingkat keuntungan (marginal rate of return) yang tinggi. Tekanan
penduduk yang terus meningkat mengakibatkan terjadinya hukum "hasil yang semakin
mengecil" (law of diminishing return).
Di pihak lain, sektor industri memberikan tingkat keuntungan yang tinggi apalagi
ditambah dengan besarnya peranan teknologi, jasa pemasaran, net working system, serta
investasi yang besar-besaran. Berbagai alasan mengapa sektor pertanian dibangun terlebih
dahulu, antara lain, pertama, barang-barang hasil industri memerlukan dukungan daya beli
masyarakat karena sebagian besar calon pembelinya adalah masyarakat petani sehingga
tingkat pendapatan mereka perlu ditingkatkan melalui pembangunan pertanian.Kedua, untuk
menekan ongkos produksi dari komponen upah dan gaji diperlukan tersedianya bahan-bahan
makanan yang murah sehingga upah dan gaji yang diterima dapat dipakai untuk memenuhi
kebutuhan pokok minimum.Ketiga, industri memerlukan bahan mentah yang berasal dari
sektor pertanian. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah suatu proses
pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dan sumber daya manusia dengan
menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan. Ada beberapa perbedaan
struktur ekonomi negara maju dengan negara berkembang. Perekonomian di negara maju
biasanya terpusat pada sektor industri, sedangkan di negara berkembang perekonomiannya
masih bertumpu pada sektor pertanian.
Konsep lingkaran setan (Vicious Circle) dikemukakan oleh Ragnar Nurkse, yaitu suatu
lingkaran yang tak berujung pangkal.Dalam konsep ini, produktivitas yang sangat rendah
mengakibatkan rendahnya pendapatan riil sehingga tabungan masyarakat juga rendah yang
pada gilirannya mengakibatkan rendahnya investasi nasional.
2.2 Tinjauan Pustaka
Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat
dalam suatu negara selama satu tahun.
Pengeluaran Konsumsi
Merupakan bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari
konsumen terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Konsumsi ini memegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori
Keynesian karena akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu
negara. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan
sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang
tanah lama (durable goods) seperti mobil, barang tidak tahan lama (nondurable
goods), dan jasa (services). Dari sisi asal barang maka barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri
dan barang /jasa yang diproduksi oleh negara lain yang diimport ke Indonesia.
Dalam penghitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.
Pengeluaran Pemerintah
Yang termasuk dalam pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran
pemerintah yang diperlukan agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan
Nasional (APBN). Barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai
tambahnya (value added) seperti halnya pada barang konsumsi karena barang dan
jasa yang diproduksi oleh pemerinatah pada umumnya adalah gratis. Pengeluaran
pemerintah seperti uang pensiun (transer of payment) tidak dihitung dalam GDP
karena pengeluaran tersebut bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa
yang baru diproduksi.
Pengeluaran Investasi
Investasi adalah tambahan terhadap akumulasi modal (physical stock of capital)
ditambah dengan perobahan persediaan (inventory changes). Tetapi transaksi saham
tidak termasuk dalam penambahan stok modal. Jadi investasi adalah aktifitas yang
bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa
dimasa mendatang. Contohnya adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan
pembangunan rumah baru. Sewa dari tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.
Permintaan Ekspor Bersih (Net Export)
Komponen terakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih antara ekspor dan
impor (X – M).Ekspor merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan barang
atau jasa yang diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri.
Barang ekspor akan dibeli atau dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau
pemerintah negara asing sedangkan impor adalah barang yang diproduksi di luar
negeri yang artinya adalah GDP negara asing.
Dalam GDP yang dihitung adalah net ekspor untuk menghindari penghitungan dua
kali (double counting). Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan
pemerintah tidak semuanya diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang yang
dibeli tersebut berasal dari luar negeri. Jadi komponen pengeluaran aggeregate yang
diuraikan diatas pengeluaran rumah tangga,investor dan pemerintah sebagiannya
adalah barang yang diproduksi di luar negeri,yang mana adalah GDP bagi negara
asing atau bukan merupakan GDP Indonesia.
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
a) a). GNP = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri= Rp 131.101,6 Miliar + Rp
4.955,7 Miliar
= Rp 136.057,3 Miliar
b) NNP = GNP – Penyusutan= Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar
= Rp 129.499,5 Miliar
c) NI = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar
= Rp 120.553,9 Miliar
d) PI = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di
tahan + Pajak Perseorangan)= (Rp 120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0
Miliar + Rp 5,4Miliar)
= Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar
= Rp 120.552,7 Miliar
e) DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar – Rp 12,0 Miliar
= Rp 120.540,7 Miliar
Oleh sebab itu sektor pertanian harus diperhatikan lebih baik karena menjadi faktor
primer dalam pemenuhan kebutuhan dan seharusnya sebagai negara yang terletak diwilayah
tropis kita harus bisa memanfaatkan keadaan alam yang ada dengan meningkatkan hasil produksi
dari sektor pertanian ini karena selain bermanfaat sebagai pemenuh kebutuhan setiap keluarga
bisa menjadi sector yang amat menguntungkan apabila dibawa kepangsa pasar dan dilihat pada
pangsa pasar yang lebih luas.
Bila dilihat dari segi ekonomi sektor pertanian ini mampu menaikan PDB kita dan
membawa keuntungan tentu saja apabila ditingkatkan hasil produksinya dan mencari wilayah
yang dianggap memiliki pangsa pasar yang luas.Tidak perlu melihat secara jauh atau mencari
pangsa pasar kenegara luar. Melihat dari segi kuantitas wilayah Indonesia yang terdiri dari ±250
juta jiwa saja sudah menjadi target utama pangsa pasar yang cukup ekonomis dan
menguntungkan bagi kita. Apalagi ditambah bila kita mampu menembus kepasar luar yang
membutuhkan barang-barang hasil pertanian negara kita.Ini merupakan suatu perencaan yang
cukup bagus dalam menembus pasar dunia bahkan bisa meningkatkan pendapatan negara dari
sektor pertanian berkali-kali lipat dari biasanya. Dari pembelajaran inilah kita bisa menentukan
setiap target yang akan ditempuh kedepanya dengan melirik kepada sector yang dianggap kecil
sebenarnya bisa memberi keuntungan yang besar.
Ketua kelompok Tani Budoyo Tani, Wonodoyo, Cibego. Kabupaten Boyolangi Jawa Tengah,
Juni Marto Suwiryo, merasa senang produk Indonesia masuk keluar negeri. Ia menyebutkan
mulai mengirim barang ke singapura lewat eksportir PT Bumi Sari Lestari, sejak Mei 2012.
Setiap minggu ia bisa mengirim sebanyak 3 ton per minggugabungan dari sayur dan buah.
Bayangkan jika hal ini terus terjadi setiap minggunya dan tidak hanya dari kelompok Tani
Budoyo Tani saja, otomatis Pendapatan Nasional kia akan meningkat dan masyarakat pun bisa
lebih sejahera. Pelaksana tugas Direktir Jendral Pengembangan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kementerian Pertanian RI, Banun Harpini, menyebutkan volume ekspor holtikultura Indonesia
ke Singapura pada tahun 2012 meningkat sebesar 33.55 persen dari 8.530,89 ton menjadi
11.393,36 ton. Nilainya meningkat sebesar 56,24 persen dari 6,85 juta dollar AS menjadi 10,71
juta dollar AS.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 38.88
persen (BPS 2012), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 23.15
persen, dan industri pengolahan 15.37 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai
2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36
persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi,
perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi
17.10 persen dan konstruksi 1.85 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang
hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu
masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan
jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia. Salah satu
subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor komoditas karet,
kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari 50% total produksi komoditas-
komoditas tersebut adalah untuk diekspor.
Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa
dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai ekspor produk
olahan perkebunan) mencapai US$ 4 milyar per tahun. Sumbangan sector pertanian
terhadap pembangunan dan devisa negara ditentukan oleh produktivitas dari sector ini.
Karena sektor ini memilik sumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka
rendahnya produktivitas pertanian akan berpengaruh terhadap produktivitas
perekonomian secara keseluruhan. Sumbangan terbesar sektor pertanian selama PJP I
(Pembangunan Jangka Panjang) adalah tercapainya swasembada pangan, khususnya
beras. Pada masa tersebut Indonesia mampu mengekspor beras ke beberapa negara
miskin sehingga dapat menambah devisa. Dampak swasembada tersebut adalah
meningkatnya pendapatan masyarakat, kualitas gizi, serta penghematan devisa. Selain
itu, swasembada pangan juga telah meningkatkan kestabilan ekonomi nasional.
Mensejahterakan petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan masyarakat
petani. Mensejahterakan disini mengandung arti luas sehingga menumbuhkembangkan
partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan sosial ekonomi petani melalui
peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar.
Peranan Petani Dalam Penyediaan Pangan Masyarakat
Peranan petani tidak dapat dilepaskan dalam kehpan masyarakat.Mengapa demikian
karena petani menjadi pemasok setiap kebutuhan pangan dari setiap anggota keluarga
dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya sehari-hari.Tanpa adanya petani manusia tentu
tidak dapat memenuhi kebutuhannya bahkan harus mengimpor barangbarang pangan
dari luar.
Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi
Sektor pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi pertumbuhan
perekonomian disetiap negara . Di negara arab sekalipun meskipun wilayahy lahanya
tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam namun sector
perekonomian menjadi salah satu unsur pengisi basis pertumbuhan perekonomian
dinegaranya misalnya dengan membudidayakan tanaman kurma yang nilai
komoditinya cukup besar dalam pengeksporan keseluruh negara termasuk ke Indonesia
yang ikut mengimpor komoditi pertanaian dari Arab.
Sebagai wahana pemerataan
pembangunan Untuk mengatasi kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun
kesenjangan antar wilayahSebagai contoh, mengingat pembangunan besar-besaran
terjadi di perkotaan adapun masyarakat mayoritas berdomisili di pedeaan yang
merupakan sumber sektor pertanian. Maka pembangunan pertanian harus didukung
oleh pembangunan wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan
sosial ekonomi kemasyarakatan.
Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri
Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun produk
pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga
dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati
alami setiap saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan
agroindustri akan dominan . Jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan
sektor ini mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi
pemenuhan kebutuhan rakyat.
Potensi Sumber Daya Yang Sangat Besar dan Beragam Negara
Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang amat subur
memiliki letak astronomis 6° LU – 11°LS dan 94°BT – 141°BT menandakan bahwa
wilayah Indonesia merupakan wilayah yang subur dan beriklim tropis. Potensi wilayah
yang demikian sangat baik kaitannya dalam pengembangan sektor pertanian.Ini
menandakan faktor iklim yang sangat mempengaruhi faktor terbentuk dan tumbuh
suburnya setiap tanaman. Iklim di Indonesia yang cukup dalam memperoleh sinar
matahari sepanjang tahun, mempengaruhi tumbuh suburnya setiap tanaman dengan
mudah. Potensi yang demikian membuat wilayah Indonesia mendapat julukan sebagai
“Kolam Susu” dimana setiap tangkai maupun bibit yang ditanam diwilayah Indonesia
selalu tumbuh subur dan menghasilkan uang.
Gambar 4 . Data perkembangan tingkat konsumsi energi dan protein meurut wilayah
Gambar 5 . Tingkat konsumsi Energi dari Beberapa Kelompok Pangan Menurut Wilayah (%)
Keterangan: Pangsa terhadap total konsumsi energi
Tingkat konsumsi di Indonesia cenderung naik walaupun tidak secara signifikan, terjadi
kenaikan tingkat konsumsi pangan baik di daerah maupun di desa. Ini disebabkan adanya
otonomi daerah dan peningkatan konsumsi pangan masyarakat setelah reformasi sebagai upaya
peningkatan ketahanan pangan nasional dan daerah yang tugas pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan anggota legislatif daerah yang bertanggung jawab. Hal tersebut berdasarkan dalam
PP no. 68 tentang Ketahan Pangan. Walaupun demikian, konsumsi energi sampai 2005 belum
sesuai anjuran yang dimana anjuran konsumsi harus lebih dari 2000 Kalori/kap/hari. Tetapi
sebaliknya kebutuhan protein sudah melebihi dari anjuran sejak tahun 2002 (52 gram/kap/hari).
Pangsa konsumsi protein hewani terus meningkat, dan sampai tahun 2005 sekitar 25 persen.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan Bertolak dari latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1) Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun.
2) Konsep pendapatan nasional adalah sebagai berikut produk domestik bruto (GDP),
produk sasional bruto (GNP), pendapatan nasional netto (NNI), pendapatan
perseorangan (PI), Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI).
3) Cara untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
4) Manfaat penghitungan pendapatan nasional adalah agar pemerintah dapat menelaah
kembali struktur perekonomian yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat
kebijakan, dapat mengetahui tingkat penyebaran pendapatan yang kurang merata
antar daerah, dengan begitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru di daerah
yang berpendapatan rendah, pemerintah dapat menentukan besarnya kontribusi
berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional. Maksudnya, pemerintah
dapat meningkatkan sektor-sektor tertentu yang kurang memberikan kontribusi bagi
pendapatan nasional, dapat membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke
waktu, sehingga dapat dijadikan sebagai landasan perumusan kebijakan.
5) Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional adalah permintaan dan penawaran
agregat, konsumsi dan tabungan, dan investasi.
6) Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu
pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
pengeluaran pemerintah, dan permintaan luar negeri.
7) Daftar Pustaka