Anda di halaman 1dari 17

PENDAPATAN PERKAPITA

Mata Kuliah : Teori Ekonomi Makro


Dosen : Fahmi Susanti

Disusun Oleh:

Marsela Raharja : 171010507241


Orisha Mustofandari : 171010507211
Barlianta Hidayat : 171010507209
Yudhi Kristianatta : 171010508353
Khairil : 2015053232

Semester/Ruangan:
III/609

Fakultas Ekonomi
Program Studi Manajemen
Universitas Pamulang
2018 
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan makalah ilmiah mengenai Pendapatan Perkapita yang
berkaitan dengan materi-materi pembelajaran teori ekonomi makro.

Makalah ilmiah ini telah Penulis susun dengan sebaik-baiknya dan dengan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu
dengan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
Penulis dapat memperbaiki diri untuk ke depannya, dalam pembuatan karya
ilmiah lainnya.

Akhir kata, Penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang Pendapatan


Perkapita ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tangerang Selatan, 20 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 2

1.3 Tujuan.................................................................................... 2

1.4 Manfaat.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................... 3

2.1 Pengertian Pendapatan Perkapita........................................... 3

2.2 Manfaat Perhitungan Pendapatan Perkapita.......................... 4

2.3 Ketimpangan Pendapatan Perkapita antar Daerah…............ 5

2.4 Contoh dan Rumus Perhitungan Pendapatan Perkapita......... 9

BAB III PENUTUP................................................................. 11

3.1 Kesimpulan............................................................................ 11

3.2 Saran...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendapatan perkapita merupakan indikator yang digunakan


secara luas untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.
Walaupun demikian harus diakui bahwa tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat yang diukur menggunakan indikator pendapatan per
kapita mengandung beberapa kelemahan karena hanya memberi
indikator rata-rata.

Contoh ada dua negara yaitu negara A dengan pendapatan


perkapita US$ 1.200 dan negara B dengan pendapatan per kapita US$
1.800. Pertanyaanya, Apakah penduduk di negara B lebih makmur
dibandingkan penduduk di negara A? Jawabannya, belum tentu!
Mungkin saja pada negara B sebagian besar pendapatannya hanya
merupakan pendapatan rata-rata dari 20 pengusaha kaya dan
masyarakat hanya merupakan buruh dari 20 usahawan tersebut
sedangkan pada Negara A pendapatan perkapita itu benar-benar milik
semua masyarakat. Misalkan saja bahwa pendapatan tersebut
terbentuk dari usaha industri rumah tangga yang dijalankan oleh
sebagian besar penduduk negara A.

Contoh dua negara A dan B tersebut menggambarkan


pentingnya pendistribusian pendapatan nasional dalam mengukur
tingkat kesejahteraan suatu masyarakat negara.

1
1.2 Rumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah yang dibahas dalam makalah


ini berkaitan dengan latar belakang yang ada. Adapun rumusan
masalah dapat diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa pengertian pendapatan perkapita?


2. Apa manfaat perhitungan pendapatan perkapita?
3. Apa ketimpangan pendapatan perkapita antar daerah?
4. Bagaimana contoh dan rumus perhitungan pendapatan
perkapita?

1.3 Tujuan

Secara khusus makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata


kuliah teori ekonomi mikro. Tetapi secara umum disusun untuk
mendapatkan pembelajaran terkait dengan materi yang dipaparkan
pada rumusan masalah, dengan membaca makalah ini diharapkan
dapat mengetahui:

1. Pengertian pendapatan perkapita.


2. Manfaat perhitungan pendapatan perkapita.
3. Ketimpangan pendapatan perkapita antar daerah.
4. Contoh dan rumus perhitungan pendapatan perkapita.

1.4 Manfaat

Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat menambah


wawasan ilmu pengetahuan pembaca terkait dengan materi
pendapatan perkapita. Semoga dengan pembahasan ini pembaca bisa
lebih termotivasi dan menjadi lebih giat dalam mempelajari ilmu teori
ekonomi mikro yang tentunya dapat dijadikan pedoman untuk lebih
mengenal atau memahami ilmu-ilmu yang terkait dalam kajiannya di
dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendapatan Perkapita

Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk


suatu Negara. Variable yang digunakan untuk menghitung pendapatan
perkapita adalah pendapatan nasional dan jumlah penduduk.
(Ekonomi pembangunan 1999 hal 36).

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata


penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil
pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah
penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita sering digunakan
sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah
negara, contoh semakin besar pendapatan perkapita maka semakin
makmur negara tersebut. Secara matematis, rumus perhitungan
pendapatan per kapita adalah Pendapatan perkapita = Pendapatan
Nasional Bruto (GNP) / Jumlah Penduduk.

Pendapatan perkapita (percapita income) adalah pendapatan


rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang
biasanya satu tahun. Pendapatan perkapita bisa juga diartikan sebagai
jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap
penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan
perkapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu
dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut.

Konsep pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam


menghitung pendapatan perkapita pada umumnya adalah Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB).

Menurut Thomas Malthus Pendapatan perkapita adalah


produksi pangan per kapita. (Pembangunan Ekonomi edisi 9, jilid 1
halaman 329). Pendapatan perkapita adalah taraf hidup rata-rata, laju
inflasi. (Pengantar ilmu ekonomi Makro halaman 34).

3
2.2 Manfaat Perhitungan Pendapatan Perkapita

Sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran


penduduk suatu negara, pendapatan perkapita dihitung secara berkala
(Periodik) biasanya satu tahun. Manfaat dari perhitungan pendapatan
perkapita antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat


suatu negara dari tahun ke tahun.
2. Sebagai data perbandingan kesejahteraan suatu negara dengan
negara lain. Dari pendapatan per kapita masing-masing negara
dapat dilihat tingkst kesejahteraan tiap negara.
3. Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara
dengan negara lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan
perkapita dari tahun ke tahun, dapat disimpulkan apakah
pendapatan perkapita suatu negara rendah, sedang atau tinggi.
4. Sebagai data untuk mengabil kebijakan di bidang ekonomi.
Pendapatan perkapita dapat digunakan sebagai bahan per-
timbangan untuk mengambil langkah di bidang ekonomi.

4
2.3 Ketimpangan Pendapatan Perkapita Antar Daerah

Selain ketimpangan pendapatan internal dalam satu daerah, juga


terdapat ketimpangan pendapatan perkapita antar daerah.
Ketimpangan ini timbul sebagai akibat dari kondisi alam, alokasi dan
pemanfaatan sumber daya yang tidak sama antara satu daerah dengan
daerah lain. Salah satu model yang biasa dan dianggap cukup
representatif untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per
kapita itu adalah indeks ketimpangan daerah (index of regional
inequality) yang dikemukakan Jeffrey G. Williamson (1965).

Williamson mengemukakan model Vw (indeks tertimbang atau


weighted index terhadap jumlah penduduk) dan Vuw (tidak
tertimbang atau un-weighted index) untuk mengukur tingkat
ketimpangan pendapatan perkapita suatu negara pada waktu tertentu.
Dari perhitungan yang dilakukan di beberapa negara terlihat bahwa
ketimpangan antar daerah itu cenderung berubah mengikuti suatu
trend yang disebut sebagai U-shape atau bentuk U. Yakni, pada tahap
awal pembangunan derajat ketimpangan pendapatan antar daerah
meningkat (increasing), kemudian mengalami masa stabil, seterusnya
menjadi berkurang (decrease). Namun demikian untuk negara-negara
tertentu, bentuk U tersebut tidak sepenuhnya berlaku demikian. Ada
variasi-variasi tertentu yang bersifat khusus.

Sebab itu sejak Repelita III 1979 s/d 1984, pemerintah memberi
tekanan yang lebih besar pada strategi pemerataan dari Trilogi
Pembangunan (Pemerataan, Pertumbuhan dan Stabilitas) yang sudah
dipergunakan sejak REPELITA I. Strategi pemerataan tersebut diberi
penjelasan sebagai pemerataan kegiatan pembangunan dan hasil-
hasilnya. Ini dimaksudkan untuk melengkapi pengertian dari strategi
pemerataan sebelumnya yang seolah-olah hanya dimaksudkan untuk
pemerataan hasil-hasil pembangunan, tidak termasuk pemerataan
kegiatan pembangunan antar daerah.

5
Pendapatan Perkapita Gorontalo

Yang dimaksud Pendapatan perkapita disini adalah produk


regional netto atas biaya faktor produksi dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Adapun penyajian pendapatan
dibedakan atas harga yang berlaku semua agregat pendapatan dinilai
atas harga yang berlaku semua agregat pendapatan dinilai atas harga
berlaku pada tahun perhitungan. Pada penyajian atas harga konstan
suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga
tetap yang terjadi pada tahun dasar. Berikut akan ditampilkan dalam
tabel dibawah ini pendapatan perkapita di Provinsi Gorontalo.

Pendapatan perkapita dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No Rincian 2003 2004 2005

1. PDRB (Juta Rupiah) 2.479.720 2.801.544 3.386.866

2. Penduduk 881.057 896.004 909.654


Pertengahan Tahun

3. PDRB Per kapita 2.814.483 3.126.710 3.723.246


(Rp.)

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, Buku Saku: Gorontalo dalam


Angka,2006, h. 374

6
Laju Inflasi

Diakhir tahun 2005 , indeks harga konsumen (IHK) secara


umum di Kota Gorontalo telah mencapai 135,45. lebih jauh lagi
apabila dilihat secara kelompok, IHK transport, komunikasi dan jasa
keuangan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan IHK
transport, komunikasi dan jasa keuangan (163,64) merupakan yang
tertinggi dibandingkan dengan IHK kelompok lainnya. Sebaliknya
IHK sandang hanya mencapai 107,24. dengan demikian, laju inflasi
ditahun 2005 adalah 18,56 %, laju inflasi transport, komunikasi dan
jasa keuangan sebesar 46,21 % diikuti oleh perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar mencapai 21,64 % kemudian bahan makan sebesar
18,67 %, sedangkan untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok
dan tembakau sebesar 9,60% kesehatan bernilai 8,41 % begitu pula
dengan inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga laju
inflasi mencapai 7,80 %. Kemudian laju inflasi pada kelompok
sandang sebesar 3,20 %apabila dilihat setiap bulannya secara umum
laju inflasi tertinggi terjadi pada bulan desember yaitu mencapai 18,56
%, diikuti pada bulan November dan Oktober sebesar 17,17 % dan
14,36 %. Sementara inflasi pada bulan-bulan lainnya masing-masing
kurang dari 5 %.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk Domestik Bruto


(PDB) per kapita Indonesia pada 2010 mencapai US$3.004,9 atau
Rp27 juta. Ini meningkat 13 persen ketimbang PDB per kapita 2009
yang sebesar Rp23,9 juta atau US$2.349,6.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Rusman Heriawan dalam


konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (7/2). Nilai PDB per
kapita tersebut didapat dari pencapaian PDB sebesar Rp6.422,9 triliun
dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 237, 6 juta
orang.Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita juga meningkat dari
Rp23,1 juta atau US$2.267,3 pada 2009 menjadi Rp26,3 juta atau
US$2.920,1 pada 2010. "Terjadi peningkatan sebesar 13,9%," kata
Rusman.

7
Selama periode Agustus 2009-Agustus 2010 (year on year/yoy),
lapangan kerja baru tercipta sebanyak 3,34 juta. Dengan pertumbuhan
ekonomi 6,1%, lapangan kerja baru tercipta sebanyak 548 ribu dari
setiap 1% pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan Agustus 2010,
lapangan kerja yang tercipta sebanyak 108,21 juta. Jumlah tersebut
meningkat dari 2009 yang sebanyak 104,87 juta. (MI/ICH).
Pendapatan perkapita Indonesia akan Capai 17.000 Dolar AS/Tahun.
Hatta menerangkan, sejauh ini berdasarkan catatan Bank Indonesia
(BI), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6 persen pada 2010
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 6,5 persen pada 2011.
"Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari
perkiraan sebelumnya," papar Hatta. Menko Perekonomian
memperkirakan pada 2030 pendapatan per kapita Indonesia sudah
diatas 17.000 dolar AS pertahun.

Hal tersebut menurut Hatta menimbang kondisi perekonomian


Indonesia yang mengalami pertumbuhan cukup pesat dan terus
meningkat sejak 1970. "Pada akhir 2010 diperkirakan pendapatan per
kapita Indonesia mencapai 3.000 dolar AS pertahun. Jumlah ini diluar
target pemerintah selama ini," ungkapnya. Menurut Hatta, disamping
tetap kuatnya permintaan domestik, perbaikan terutama bersumber
dari sisi eksternal sejalan dengan pemulihan ekonomi global, seperti
terlihat dari ekspor yang mencatat pertumbuhan positif sejak triwulan
IV-2009 juga merupakan pendongkrak perekonomian Indonesia.

Kendati demikian Hatta memandang pembangunan ekonomi


yang cukup berhasil tersebut tampaknya tidak atau belum berdampak
positif terhadap tingkat angka kemiskinan di seluruh wilayah RI.
"Untuk itu sedapat mungkin hal ini harus ada jalan keluarnya dan
menjadi "PR" tidak hanya bagi pemerintah pusat, namun juga bagi
pemerintah daerah termasuk Riau," jelasnya. Beberapa tahun
belakang, tingkat kemiskinan dan pengangguran cenderung
meningkat. Pada tahun 2005, jumlah penduduk miskin Indonesia ada
sekitar 118 juta jiwa, jumlah ini adalah 53,8 persen dari jumlah
penduduk Indonesia seluruhnya. "Sudah saatnya, dengan kondisi ini
kita harus ekstra mencari jalan keluar yang tepat sehingga angka

8
kemiskinan atau pengangguran tidak lagi meningkat dari tahun
ketahun," ringkasnya.

9
2.4 Contoh dan Rumus Perhitungan Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita dapat dihitung dengan menggunakan


rumus dibawah ini:

Ada dua cara untuk menghitung pendapatan perkapita yaitu sebagai


berikut:

1. Berdasarkan harga yang sedang berlaku


Jika kita menghitung pendapatan perkapita berdasarkan harga yang
berlaku maka hasilnya disebut pendapatan perkapita nominal.

2. Berdasarkan harga tetap


Jika dihitung berdasarkan harga tetap, hasilnya disebut dengan
pendapatan perkapita riil.

Pendapatan perkapita nominal adalah pendapatan perkapita yang


tidak memperhitungkan tingkat kenaikan harga/inflasi. Sedangkan
pendapatan perkapita riil adalah pendapatan perkapita yang sudah
memperhitungkan tingkat kenaikan harga/inflasi.

Berikut ini contoh penghitungan pendapatan perkapita riil dan


pendapatan perkapita nominal. Diketahui data dari BPS (Biro Pusat
Statistik) adalah sebagai berikut:

10
Misalnya pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia 205 juta maka
besarnya pendapatan per kapita riil dan nominal adalah:

Jadi, pendapatan perkapita riil Indonesia pada tahun 2000 sebesar


Rp1.819.871,-. Pendapatan sebesar itu merupakan pendapatan rata-
rata untuk satu tahun yang dimiliki orang Indonesia.

Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa pendapatan perkapita riil


Indonesia pada tahun 2000 hanya sebesar Rp1.819.871,- Sedangkan
pendapatan perkapita nominal sebesar Rp5.860.623,- (jumlah ini tiga
kali lipat dari pendapatan perkapita riil).
Pendapatan perkapita nominal yang lebih besar jika dibandingkan
dengan pendapatan perkapita riil menunjukkan telah terjadi kenaikan
harga-harga (inflasi) yang besarnya mencapai tiga kali lipat.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui


berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui
pendapatan nasional, pendapatan perkapita, tingkat kesempatan kerja,
tingkat harga umum, dan posisi neraca pembayaran suatu negara.

Manfaat perhitungan Pendapatan perkapita:


1. Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat
suatu negara dari tahun ke tahun.
2. Sebagai data perbandingan kesejahteraan suatu negara dengan
negara lain. Dari pendapatan perkapita masing-masing negara
dapat dilihat tingkst kesejahteraan tiap negara.
3. Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara
dengan negara lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan
perkapita dari tahun ke tahun, dapat di simpulkan apakah
pendapatan perkapita suatu negara rendah, sedang atau tinggi.
4. Sebagai data untuk mengabil kebijakan di bidang ekonomi.
Pendapatan perkapita dapat digunakan sebagai bahan per-
timbangan untuk mengambil langkah di bidang ekonomi.

Pendapatan perkapita dapat dihitung dengan menggunakan


rumus dibawah ini:

12
3.2 Saran

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam


memahami materi terkait pendapatan perkapita dan makalah ini juga
dapat bermanfaat bagi penambahan pengetahuan mengenai cara
menghitung pendapatan perkapita.
Dalam pembuatan makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Arsyad, Lincolin (1999). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta :


Edisi 4.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_perkapita
 http://itsmysoulin3.blogspot.com/2010/02/pendapatan-
perkapita-negara-didunia.html
 http://tiaraputri.wordpress.com/2010/01/09/pendapatan -
nasional-dan-pendapatan-perkapita/
 http://www.batukar.info/wiki/ekonomi-gorontalo
 http://punya-adhi.blogspot.com/2010/12/kualitas-hidup-
penduduk-indonesia-makin.html
 http://metrotvnews.com/metromain/news/2011/02/07/41882/Pe
ndapatan-perKapita-Indonesia-Rp27-Juta
 http://www.republika.co.id/berita/breaking-
news/ekonomi/10/12/20/153308-hatta-pendapatan-per-kapita-
indonesia-akan-mencapai-17-000-dolar-as-tahun

14

Anda mungkin juga menyukai