Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI

Disusun Oleh:

SRI LESTARI 191010501403

YUNITA NUR ARFIANI 191010501186

YUSHI SELPIA AMALIA 191010501285

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN
2022

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbil’alamin,


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Krisis Ekonomi”

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang “Krisis Ekonomi”
yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Pamulang, Juni 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................v
BAB I................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...............................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
2.1 Krisis Ekonomi.................................................................................................4
2.1.1 Definisi Krisis Ekonomi...........................................................................4
2.1.2 Jenis krisis ekonomi.................................................................................5
BAB III...........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah sukses menghancurkan
sendisendi perekonomian masyarakat, banyak pengusaha kecil dan menengah
yang gulung tikar terkena dampak krisis ekonomi tersebut. Apalagi
masyarakat Indonesia banyak yang bergerak dibidang industri usaha kecil dan
menengah, tentu saja hal ini semakin menambah ketidakmampuan masyarakat
kecil dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kehidupan pokok lebih-lebih
kebutuhan sekunder yang disebabkan oleh tidak mempunyai mata pencaharian
yang layak. Akibatnya, berbagai permasalahan sosial maupun ekonomi
mencuat kepermukaan, salah satunya diantaranya adalah fenomena
kemiskinan yang semakin meningkat diberbagai daerah khususnya di Jawa
Timur, maka pengembangan masyarakat merupakan suatu gerakan guna
menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan
partisipasinya yang aktif.1
Di Indonesia, pembangunan sudah menjadi kunci bagi segala hal. Secara
umum kata ini diartikan sebagai usaha untuk memajukan masyarakat dan
warganya. Seringkali kemajuan yang dimaksud terutama adalah kemajuan
material, maka pembangunan seringkali diarahkan sebagai kemajuan yang
dicapai oleh sebuah bidang ekonomi. Adapun tujuan pembangunan
masyarakat adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, dengan demikian
kondisi peningkatan taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha
perbaikan dalam rangka pembangunan masyarakat tersebut. Untuk mencapai
tujuan yang diaharapkan, yakni kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, maka
upaya pengembangan dan pemeberdayaan ekonomi kerakyatan perlu
diarahkan untuk mendorong terjadinya perubahan perekonomian yang lebih
1
baik dengan melalui pemberian peluang yang lebih besar kepada asset
produksi. Dan aset produksi yang paling mendasar adalah akses kepada
sumber dana, tersedianya dana yang memadai dapat menciptakan
pertumbuhan modal bagi usaha kecil, sehingga dapat digunakan untuk
pemupukan usaha secara baik dan berkesinambungan.
Akan tetapi pembangunan ekonomi di Indonesia cenderung lebih
mengutamakan para pemodal besar, terbukti masih banyak pengusaha kecil
dan menengah yang kesulitan mendapatkan modal usaha yang murah dan
tidak berbelitbelit untuk pengadaan bahan baku maupun untuk mencukupi
kebutuhan hidup lainnya. Akhirnya banyak diantara pengusaha kecil dan
menengah yang terjerat hutang para rentenir atau bank keliling. Sedangkan
seperti yang telah kita ketahui, bahwa bunga atau riba justru akan menambah
penderitaan bagi pengusaha kecil dan menengah serta menjerumuskan mereka
kedalam perangkap kemiskinan. Untuk mencegah agar tidak terjadi dominasi
eksploitasi kepada rakyat kecil, maka diperlukan strategi baru yang lebih
memihak, seperti upaya pemberdayaan ekonomi rakyat kecil untuk
mendorong terjadinya perubahan structural.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa definisi krisis ekonomi?
b. Apa saja jenis krisis ekonomi?
c. Apa saja penyebab terjadinya krisis ekonomi?
d. Apa saja dampak krisis ekonomi?
e. Apa saja perbedaan krisis dan resesi ekonomi?
f. Bagaimana krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia?
g. Bagaimana cara menyikapi krisis ekonomi?

2
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan makalah umumnya bertujuan untuk menjawab rumusan masalah.
Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui definisi krisis ekonomi
b. Untuk mengetahui jenis krisis ekonomi
c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya krisis ekonomi
d. Untuk mengetahui dampak krisis ekonomi
e. Untuk mengetahui perbedaan krisis dan resesi ekonomi
f. Untuk mengetahui kriris ekonomi yang terjadi di Indonesia
g. Untuk mengetahui cara menyikapi krisis ekonomi

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Krisis Ekonomi
2.1.1 Definisi Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian dalam
suatu negara mengalami penurunan yang sangat signifikan. Umumnya, negara
yang mengalami kondisi tersebut akan mengalami penurunan produk domestik
bruto, menurunnya harga properti dan saham, dan juga tingginya angka inflasi.
Krisis ekonomi menjadi salah satu hal yang paling ditakuti oleh negara
di seluruh dunia. Bagaimana tidak, jika hal tersebut terjadi, kerugian akan
menimpa pemerintah dan masyarakat sekaligus.
Menurut Market Business News, krisis ekonomi adalah keadaan di mana
perekonomian di suatu negara mengalami penurunan secara drastis. Secara
umum, negara yang menghadapi keadaan tersebut akan mengalami penurunan
PDB (produk domestik bruto), anjloknya harga properti dan saham, serta naik
turunnya harga karena inflasi. Kejadian ini memang sangat menakutkan.
Selain itu, akan terjadi juga kenaikan pada harga pokok yang tinggi,
menurunnya konsumsi masyarakat, menurunnya nilai tukar yang sulit dikontrol,
dan penurunan perkembangan ekonomi yang sangat signifikan.
Sebab, akan ada banyak sekali pihak yang dirugikan jika sampai terjadi
krisis ekonomi di suatu negara. Dilansir dari Detik, gejala yang muncul saat
krisis ekonomi biasanya diawali oleh penurunan belanja dari pemerintah. Lalu,
jumlah pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja. Selain itu, terjadi
pula kenaikan harga pokok yang semakin meroket, penurunan konsumsi yang
rendah, penurunan nilai tukar yang tidak terkontrol, dan penurunan
pertumbuhan ekonomi yang drastis.

4
2.1.2 Jenis krisis ekonomi
Banyak ekonom menawarkan teori tentang bagaimana krisis ekonomi
muncul, berkembang dan menjalar dalam perekonomian. Mereka juga
mengajukan beberapa opsi untuk mencegah efek yang lebih buruk. Tapi, tidak ada
konsensus atau formula yang tepat. Krisis terus terjadi dari waktu ke waktu.
Secara umum, krisis ekonomi dapat mengambil beragam bentuk. Saya akan
mencoba membahas lima diantaranya, yakni:
1. Krisis mata uang
Krisis mata uang dianggap sebagai bagian dari krisis keuangan. Krisis
mata uang terjadi ketika nilai tukar sebuah mata uang terhadap mata
uang lainnya jatuh. Dengan kata lain, itu adalah depresiasi mata uang,
hanya saja berlangsung parah.
Krisis mata uang mungkin akibat hiperinflasi. Daya beli mata uang
domestik terhadap barang dan jasa merosot. Orang lagi tidak percaya
dengan mata uang domestik. Mereka menjual mata uang domestik dan
menukarnya dengan mata uang yang lebih stabil seperti dolar AS.
Sebagai hasilnya, nilai tukar mata uang domestik terhadap dolar AS
jatuh.
Krisis mata uang mungkin juga terjadi karena aktivitas spekulasi.
Spekulan menyerang mata uang lemah, terutama negara dengan
fundamental ekonomi yang lemah. Target biasanya adalah negara
yang:
 Mengadopsi sistem nilai tukar tetap
 Menjalankan defisit ganda (defisit fiskal dan defisit transaksi
berjalan)
 Cadangan devisa kecil
Negara-negara tersebut rentan terhadap spekulasi kecil di pasar nilai
tukar. Cadangan devisa tidak mencukupi untuk intervensi dan
meredam efek serangan spekulan. Sebagai hasilnya, nilai tukar
5
terdepresiasi. Depresiasi meningkatkan utang dalam denominasi mata
uang asing, katakanlah dolar AS. Pemerintah dan bisnis harus
mengumpulkan lebih banyak uang untuk membayar kembali utang
yang jatuh tempo.
Bisnis berusaha menghindari lonjakan beban utang dengan membeli
dolar. Langkah tersebut mungkin menyelamatkan mereka dari gagal
bayar. Tapi, itu memiliki konsekuensi lain. Pembelian dolar semakin
memperparah kejatuhan nilai tukar.

2. Krisis perbankan
Krisis biasanya berawal dari bank run, yakni ketika penabung tiba-tiba
menarik simpanan mereka dari bank. Kepanikan semacam itu mungkin
karena mereka tidak percaya terhadap daya beli mata uang domestik
sebagaimana selama hiperinflasi. Atau, mereka tidak percaya lagi pada
bank karena masalah insolvent.
Selama hiperinflasi, daya beli mata uang jatuh. Orang lebih suka
memegang uang tunai karena dapat menggunakannya sewaktu-waktu.
Itu memicu penarikan masif simpanan di bank. Bank kesulitan untuk
membayar kembali simpanan. Mereka biasanya hanya menyisihkan
sebagian kecil simpanan sebagai cadangan. Sisanya, mereka pinjamkan
ke rumah tangga atau bisnis. Bank, tentu saja tidak dapat menarik tiba-
tiba pinjaman mereka.
Penarikan simpanan secara tiba-tiba membuat bank bangkrut. Itu
memicu kepanikan, tidak hanya di antara penabung tetapi juga bank
lainnya. Bank-bank biasanya saling terhubung misalnya melalui
pinjaman antar bank. Situasi semacam itu kemudian mengarah pada
kepanikan perbankan dan krisis sistemik.

6
3. Gelembung asset
Krisis biasanya terjadi ketika gelembung aset tiba-tiba pecah. Aset
dapat mengambil beragam bentuk seperti saham atau real estate.
Signifikansi efeknya tergantung pada seberapa besar uang yang
diinvestasikan ke aset-aset tersebut. Semakin besar uang yang
diinvestasikan semakin parah efeknya.

Gelembung aset berlangsung ketika harga aset terus melonjak secara


cepat, jauh melebihi fundamentalnya. Harga sudah tidak lagi masuk
akal dan jauh melebihi nilai wajarnya. Salah satu penyebabnya adalah
aktivitas spekulasi.

Spekulan berusaha mengambil keuntungan dari kenaikan harga dalam


jangka pendek. Mereka membeli aset hanya berdasarkan harapan
bahwa mereka nantinya dapat menjualnya kembali dengan harga yang
lebih tinggi. Pembelian membuat harga semakin meroket.
Karena telah melebihi fundamentalnya, harga tiba-tiba jatuh. Itu
memicu kepanikan, tidak hanya di kalangan spekulan tetapi investor
jangka panjang lainnya. Rumah tangga kehilangan sebagian kekayaan
mereka, begitu juga dengan bisnis.

4. Krisis neraca pembayaran


Krisis ini terjadi ketika suatu negara tidak mampu membayar impor
atau melayani pembayaran utang luar negerinya. Kejatuhan nilai tukar
biasanya akan menyertai krisis.

Salah satu sumber penyebab krisis neraca pembayaran adalah aliran


modal jangka pendek (atau kita sebut sebagai hot money). Investasi
asing mengalir ke perekonomian domestik untuk mengambil
keuntungan dari pertumbuhan ekonomi yang cepat. Orang asing
memburu aset-aset seperti saham dan obligasi. Sementara yang lain
lebih berorientasi jangka panjang. Mereka berinvestasi langsung
dengan membangun fasilitas produksi atau akuisis perusahaan
domestik.
Jika kondisi perekonomian melemah (misalnya kontraksi), itu
mendorong investasi asing jangka pendek keluar dari pasar domestik.
Arus keluar modal menghasilkan depresiasi mata uang yang tajam.
Pemerintah mencoba mengintervensi nilai tukar menggunakan
7
cadangan devisa. Tapi, itu mungkin tidak berhasil karena arus modal
keluar yang masif.

Pemerintah kemudian mengambil opsi lainnya, misalnya dengan


menaikkan suku bunga. Harapannya kenaikan suku bunga mencegah
penurunan lebih lanjut dalam nilai mata uang. Tapi, kenaikan suku
bunga yang tajam pada akhirnya hanya akan semakin menekan
perekonomian domestik dan mengurangi kepercayaan investor.

5. Krisis Utang
Krisis utang muncul ketika risiko gagal bayar meningkat. Utang
melonjak karena pemerintah menjalankan defisit anggaran yang
semakin tinggi dari tahun ke tahun. Pada saat yang sama, kemampuan
untuk meningkatkan pendapatan pajak terbatas.

Tingginya utang membuat kemampuan pemerintah untuk membayar


bunga dan pokok jatuh. Kepercayaan investor terhadap kesinambungan
perekonomian domestik merosot.

2.1.3 Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi


Penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Utang negara yang berlebihan
Salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi adalah karena
banyaknya beban utang negara sehingga tidak mampu membayarnya.
Hal ini sama seperti halnya suatu perusahaan. Apabila memiliki
banyak utang dan tidak mampu membayarnya, bisa dipastikan
perusahaan tersebut akan bangkrut.
2. Laju inflasi yang tinggi

8
Inflasi merupakan sebuah peristiwa di mana harga barang dan jasa
mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Sebenarnya, inflasi
tidak selalu menjadi hal yang negatif, bergantung pada tinggi
rendahnya tingkat presentase inflasi.
Akan tetapi, jika inflasi terjadi dalam waktu yang lama serta
mengalami laju yang tinggi, hal ini bisa mengakibatkan nilai uang
turun dan membuat perekonomian di suatu negara semakin memburuk.
3. Pertumbuhan ekonomi yang macet
Penyebab lainnya dari krisis ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi di
suatu negara tidak berkembang atau macet. Semakin buruk
pertumbuhannya, maka ada kemungkinan negara tersebut masuk ke
jurang krisis perekonomian.

Contoh nyata karena suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi


yang lambat adalah karena adanya virus corona seperti saat ini.
Beberapa negara ada yang sudah mengalami resesi karena adanya
pandemi virus corona. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada
kuartal II dan III, pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami hasil
yang negatif sehingga terancam akan mengalami resesi.

2.1.4 Dampak Krisis Ekonomi


Krisis ekonomi memberikan dampak yang sangat besar bagi negara dan
tentunya dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat.
Dilansir dari Detik, ketika suatu negara mengalami peristiwa tersebut,
dipastikan banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK) kepada karyawannya.
Hal tersebut dilakukan karena perusahaan tidak memiliki cukup uang
untuk memberikan gaji kepada mereka. Dengan kejadian tersebut, dipastikan
juga angka pengangguran akan semakin naik. Setelahnya, angka kemiskinan
juga meningkat karena orang-orang tidak memiliki pendapatan. Selain itu,
pemerintah dipastikan akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan belanja
negara. Ditambah lagi, masyarakat juga kesulitan memenuhi kehidupan
sehari-hari karena harga kebutuhan naik secara tajam.
Melihat dampak yang terjadi, krisis ekonomi memang menjadi momok
yang sangat menakutkan bagi suatu negara. Jika terjadi, bisa dipastikan
keadaannya akan sangat kacau. Bahkan, bisa jadi penjarahan dan perampokan
akan terjadi di mana-mana.

9
2.1.5 Perbedaan Krisis dan Resesi Ekonomi

Menurut ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah


lewat Liputan 6, pengertian umum dari resesi adalah pertumbuhan ekonomi
yang negatif selama 2 triwulan atau kuartal berturut-turut. Tambahnya lagi,
resesi itu merupakan siklus bisnis dan sesuatu yang wajar terjadi di negara.
Terlebih dengan adanya virus corona seperti saat ini.

Menurut Piter, yang lebih berbahaya dari resesi adalah krisis ekonomi.


Sebab, itu bukan lagi merupakan siklus bisnis, melainkan kondisinya sudah
menjadi lebih buruk. Jadi, secara sederhananya, resesi itu merupakan
perlambatan ekonominya menurun tetapi masih terbilang sehat. Sementara itu,
krisis sudah menurun sangat parah dan sudah tidak sehat. 

2.1.6 Krisis Ekonomi di Indonesia

Indonesia sendiri pernah mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998


lalu. Mengutip dari Kompas, saat itu ekonomi Indonesia anjlok sangat dalam,
terkontraksi 17,9 persen pada kuartal III.

Dampak yang diberikan dari peristiwa tersebut sangat besar. Menurut


catatan dari Detik, ratusan perusahaan mulai dari skala kecil hingga
konglomerat bertumbangan pada krisis tahun 1998. Sekitar 70% lebih
perusahaan yang tercatat di pasar modal mendadak bangkrut. Kemudian,
pengangguran melonjak ke level yang belum pernah terjadi sejak akhir 1960-
an, yaitu sekitar 20 juta orang atau 20% lebih dari angkatan kerja.

Akibat itu, angka kemiskinan pun juga meningkat. Tercatat, angka


kemiskinan pada tahun 1998 mencapai sekitar 50% dari total penduduk.
Melihat dampak tersebut, saat ini pemerintah sedang berusaha dengan
maksimal agar krisis pada tahun 1998 tidak akan terulang lagi.

2.1.7 Cara Menyikapi Krisis Ekonomi


Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyikapi krisis ekonomi:
1. Mempersiapkan keuangan

Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengantisipasi terjadinya


krisis ekonomi adalah dengan mempersiapkan keuangan. Memiliki
kondisi finansial yang baik saat ekonomi negara tumbang sifatnya
sangatlah penting.

10
Hal satu ini kamu perlukan untuk menghadapi kondisi ekonomi yang
semakin tidak menentu dan sedang jatuh. Kamu bisa mulai
melakukannya dengan menabung, mempersiapkan dana darurat, dan
menekan jumlah pengeluaran untuk hal-hal yang kurang penting.

2. Mengurangi biaya pengeluaran

Mengurangi biaya untuk pengeluaran per bulan juga dapat menjadi


cara yang baik untuk menyikapi bahaya krisis ekonomi. Menurut The
Provident Prepper, jika bisa mengurangi pengeluaran serendah
mungkin, kamu tidak akan memiliki kesulitan untuk membayar
tagihan saat kondisi keuangan sedang memburuk.

Maka dari itu, mulailah dengan melihat anggaranmu dan tentukan hal-
hal yang kamu rasa tak terlalu dibutuhkan. Prioritaskan pembelian dan
pengeluaran khusus barang-barang serta hal lainnya yang menjadi
kebutuhan pokokmu dan keluarga.

3. Mengurangi utang

Hal berikutnya yang dapat kamu lakukan untuk menyikapi


kemungkinan terjadinya krisis ekonomi adalah dengan mengurangi
utang. Ingat, di masa jatuhnya ekonomi negara, semua orang terancam
kehilangan pekerjaan dan berbagai aset lain seperti rumah dan
kendaraan yang disebabkan oleh utang.

Maka dari itu itu, cobalah untuk mengurangi dan segera melunasi
utang yang tersisa sebagai upaya untuk menghadapi kondisi ekonomi
yang sedang jatuh. Bayarlah utang yang memiliki tingkat bunga paling
tinggi terlebih dahulu. Dengan cara ini, dijamin kamu bisa mengurangi
beban biaya bunga yang harus dibayar dalam jangka waktu panjang.

4. Diversifikasi aset

Apabila hendak berinvestasi, penting bagimu untuk memiliki


diversifikasi aset yang merata. Mengapa demikian? Sebab, aset akan
menjadi komponen yang sangat penting untuk menghadapi bahaya
krisis ekonomi.

Apabila hanya berfokus pada satu instrumen, kamu berisiko


mengalami kerugian yang cukup tinggi. Sebagai contoh, saat industri
perbankan kolaps karena mengalami kredit macet, rekening simpanan,

11
baik itu dalam bentuk tabungan atau deposito, umumnya akan sulit
untuk diakses dan dicairkan dalam kurun waktu yang cepat. Nah, hal
ini tentunya dapat kamu antisipasi bila memiliki investasi pada aset
atau instrumen lainnya.

5. Memiliki pendapatan tambahan

Memiliki pendapatan tambahan merupakan salah satu cara terbaik


untuk menyikapi bahaya krisis ekonomi. Seperti yang sudah Glints
paparkan, setiap pekerja berisiko terkena PHK dan kehilangan sumber
pendapatan.

Nah, maka dari itu, solusi paling jitu adalah untuk memiliki sumber
penghasilan tambahan yang stabil. Hal ini bisa kamu dapatkan dengan
cara memperkaya skill dan mencari pekerjaan dari bidang yang
digemari. Kamu juga bisa berinvestasi atau mencari peluang
kerja freelance.

6. Periksa cakupan asuransi

Langkah selanjutnya yang perlu kamu ambil untuk mengantisipasi


krisis ekonomi adalah dengan memerika cakupan asuransi yang
dimiliki. Menurut laman Investopedia, memiliki cakupan asuransi
yang baik dapat mencegah satu krisis finansial untuk menumpuk di
atas yang lain.

Penting juga untuk memastikan bahwa kamu memiliki asuransi dengan


cakupan yang benar-benar dibutuhkan dan bukan hanya minimal. Ini
berlaku untuk polis yang sudah kamu miliki, serta polis yang mungkin
perlu dibeli.

7. Mempersiapkan stok bahan pangan

Mempersiapkan stok untuk kebutuhan pangan juga menjadi hal yang


penting untuk dilakukan guna menyikapi bahaya krisis ekonomi. Hal
satu ini mungkin terlihat sepele. Akan tetapi,  kolapsnya ekonomi
sering terjadi karena adanya kelangkaan bahan pokok makanan.
Walaupun tersedia, harga bahan pangan akan menjadi  sangat mahal.

Nah, untuk menyiasatinya, kamu bisa menyimpan stok makanan


sebelum ekonomi negara benar-benar jatuh. Namun, kamu tidak perlu
stok makanan dengan jumlah yang berlebihan. Jenis makanan yang
disimpan pun harus yang tidak gampang busuk.
12
8. Dekatkan diri dengan keluarga dan orang-orang yang dicintai

Cara terakhir untuk menyikapi kemungkinan terjadinya krisis ekonomi


adalah mendekatkan diri dengan keluarga serta orang-orang yang
dicintai. Tanpa disadari, jatuhnya ekonomi negara dapat memengaruhi
kehidupanmu secara signifikan. Kehilangan pekerjaan dan aset
tentunya dapat menjadi sesuatu yang dapat memicu stres tinggi.

Maka dari itu, kamu akan selalu memerlukan dukungan dari keluarga
dan orang-orang yang dicintai, entah itu untuk keperluan emosional
atau finansial.

13
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Demikianlah penjelasan dari kami tentang krisis ekonomi. Jadi, bisa kita
simpulkan bahwa krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian
dalam suatu negara mengalami penurunan yang sangat signifikan. Beberapa
penyebabnya adalah utang negara yang berlebihan, tingginya laju inflasi, dan
macetnya perkembangan ekonomi.

Dampaknya banyak perusahaan yang melakukan PHK pada karyawannya dan


angka kemiskinan pun akan turut meningkat karena banyak orang yang tidak lagi
mempunyai pendapatan. Bedanya dengan resesi ekonomi adalah bahwa resesi
merupakan perlambatan laju ekonomi yang masih dinilai sehat. Sementara krisis
sudah mengalami penurunan yang sangat parah dan tidak dinilai sehat lagi.

Indonesia pun sudah pernah mengalami krisis ekonomi di tahun 1998 , saat itu
kondisi ekonomi sangatlah anjlok, dan bahkan terkoneksi 17,9% dalam kuartal III.
Agar bisa menghadapi kondisi ini, maka anda harus mempersiapkan keuangan,
mengurangi utang, mencari penghasilan tambahan, diversifikasi aset yang
dimiliki, memperkuat hubungan dengan keluarga dan masyarakat sekitar, menjaga
kesehatan, menjaga keamanan rumah dan keluarga, dan menyimpan stok
makanan.

14

Anda mungkin juga menyukai