KRISIS EKONOMI
Disusun untuk memenuhi tugas
Oleh Kelompok 5 :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis beserta teman-teman kelompok 5 dapat
menyelesaikan makalah tentang “Krisis Ekonomi”
ii
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan………………………………………………………………………………………………..…….13
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….……………13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tingginya laju inflasi pada waktu itu menyebabkan menurunnya daya beli
masyarakat, khususnya golongan berpendapatan rendah. Hal ini sesuai dengan
teori Keynes (Alvin, 1964) bahwa jumlah uang menjadi suatu faktor yang penting
dalam menentukan jumlah pengeluaran, perubahan jumlah uang dapat
mempengaruhi tingkat bunga, dan fungsi konsumsi. Jadi, jumlah uang
menimbulkan perubahan dalam permintaan seluruhnya. Krisis Ekonomi hingga
sekarang belum bisa dibilang terselesaikan, walaupun tidak separah di masa lalu.
Jadi dapat diketahu bahwa Krisis ekonomi merupakan salah satu dimensi
yang telah membawa sebagian besar rakyat kita terjerumus lebih dalam ke
suasana kehidupan yang amat memprihatinkan. Untuk mewujudkan pemulihan
ekonomi Indonesia, bukanlah pekerjaan yang mudah. Meskipun begitu, kita harus
tetap bertekad, dan bekerja sama. Setiap orang Indonesia diharapkan dapat
untuk berpartisipasi menyumbangkan pikiran, tenaga, dan mau bekerja keras
untuk keluar dari krisis yang dialami.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari Uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah, adapun rumusan
masalah dalam pembahasan ini adalah,
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut para ahli juga, pengertian krisis ekonomi adalah suatu keadaan dimana sebuah negara
yang pemerintahnya tidak dipercaya lagi oleh rakyatnya, khususnya masalah finansial.
Rakyatnya tidak mau lagi menyimpan uang di bank-bank yang ada, sehingga bank-bank
mengalami kesulitan uang tunai. jika itu terjadi maka bank sentral akan mencairkan asetnya
untuk menalangi semua bank-bank itu. Setelah itu maka harga-harga naik seiring dengan
banyaknya uang tunai di masyarakat akibat bank kelebihan uang tunai.
Definisi Secara umum, negara yang menghadapi keadaan tersebut akan mengalami penurunan
PDB (produk domestik bruto), anjloknya harga properti dan saham, serta naik turunnya harga
karena inflasi. Kejadian ini memang sangat menakutkan. Sebab, akan ada banyak sekali pihak
yang dirugikan jika sampai terjadi krisis ekonomi di suatu negara. Gejala yang muncul saat krisis
ekonomi biasanya diawali oleh penurunan belanja dari pemerintah. Lalu, jumlah pengangguran
melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja.
Selain itu, terjadi pula kenaikan harga pokok yang semakin meroket, penurunan konsumsi yang
rendah, penurunan nilai tukar yang tidak terkontrol, dan penurunan pertumbuhan ekonomi
yang drastis.
3
Inflasi merupakan sebuah peristiwa di mana harga barang dan jasa mengalami kenaikan
dalam waktu yang panjang. Sebenarnya, inflasi tidak selalu menjadi hal yang negatif,
bergantung pada tinggi rendahnya tingkat presentase inflasi. Akan tetapi, jika inflasi terjadi
dalam waktu yang lama serta mengalami laju yang tinggi, hal ini bisa mengakibatkan nilai uang
turun dan membuat perekonomian di suatu negara semakin memburuk.
Sedangkan krisis ekonomi yang sifatnya tidak mendadak, melainkan melewati suatu
proses akumulasi yang cukup panjang, adalah seperti krisis ekonomi global yang terjadi pada
periode 2008-2009. Krisis ini diawali dengan suatu krisis keuangan yang paling serius yang
pernah terjadi di AS setelah depresiasi pada dekade 30-an, yang akhirnya merembet ke
negara-negara maju lainnya seperti Jepang dan Eropa lewat keterkaitan-keterkaitan keuangan
global. Setelah beberapa bulan kemudian ekonomi dunia mulai mengalami resesi yang ditandai
4
dengan penurunan pendapatan dan permintaan global yang juga berimbas pada perekonomian
Indonesia dan banyak negara lainnya di dunia.
Suatu krisis ekonomi di suatu negara atau wilayah bisa berasal dari luar atau dari dalam
negara/wilayah tersebut. Bersumber dari dalam, misalnya penurunan produksi suatu komoditas
secara mendadak. Bersumber dari luar adalah seperti krisis ekonomi global 2008-2009, atau
krisis minyak pertama pada tahun1974 dan kedua pada tahun 1979.
Berikut ini akan dibahas sejumlah tipe krisis ekonomi yang mana dunia atau banyak
negara pernah mengalaminya dalam 50 tahun belakangan ini (1961-2011, atau kemungkinan
besar akan terjadi dimasa yang akan datang.
1. Krisis Produksi
Krisis produksi adalah termasuk tipe krisis ekonomi yang bersumber dari dalam negeri.
Krisis tersebut bisa dalam bentuk penurunan produksi domestik secara mendadak dari sebuah
(atau sejumlah) komoditas pertanian, misalnya, padi/beras. Penurunan produksi tersebut
berakibat langsung pada penurunan tingkat pendapatan riil dari para petani dan buruh tani
padi.
5
2. Krisis Perbankan
Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah kesempatan kerja
dan pendapatan mennurun disubsektor keuangan tersebut. Pada fase kedua krisis perbankan
merembet ke perusahaan perusahaan yang sangat tegantung pada sektor perbankan.
Rumah tangga juga kena dampaknya. Ada dua macam dampak terhadap rumah tangga
dan dua tipe kelompok rumah tangga yang terkena dampaknya. Pertama, kelompok rumah
tangga kaya: tabungan mereka hilang karena bank-bank yang menyimpan uang mereka
bangkrut. Di banyak negara, termasuk Indonesia, pemeritah memberikan jaminan keamnan
bagi pemilik-pemilik rekening tabungan di perbankan, tapi hanya hingga suatu batas (jumlah)
tertentu saja. Kedua, kelompok rumah tangga non-kaya: pengeluaran-pengeluaran mereka
terutama untuk barang-barang bukan kebutuhan pokok (seperti mobil, rumah, naik haji)
menurun karaena mereka tidak bisa meminjam dari bank, atau masih tetap bisa mendapatkan
kredir konsumen dengan tingkat R yang sangat tinggi yang membuat biaya pinjaman terlalu
mahal.
Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur-jalur transmisi paling utama lewat mana krisis
tesebut berdampak pada tingkat kemiskinan yakni perubahan dalam arus kredit dari perbankan
ke dunia usaha atau tingkat suku bunga pinjaman, volume produksi (output), jumlah
kesempatan kerja, dan tingkat pendapatan masyarakat.Kelompok-kelompok masyarkat yang
paling rentan terhadap krisis ini adalah bukan masyrakat miskin seperti dalam kasus krisis
produksi pertanian, melainkan masyarakat kelas menengha dan atas seperti pegawai dan
pemilik bank.
Dampak langsung dari perubahan tersebut adalah pada ekspor dan impor. Paling tidak
menurut teori konvensional mengenai perdagangan internasional, depresiasi nilai tukar dari
suatu mata uang terhadap misalnya dolar AS yang membuat daya saing harga (dalam dolar AS)
dari produk-produk buatan negara dari mata uang tersebut menjadi lebih murah, yang
selanjutnya membauat volume ekspornya meningkat.
6
Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur-jalur transmmisi kuncinya adalah perubahan dalam
volume ekspor-impor. Sedangkan jalur-jalur sekundernya adalah perubahan dalam volume
produksi, jumlah kesempatan kerja, tingkat pendapatan dan laju inflasi. Kelompok masyrakat
yang paling rentan terhadap krisis nilai tukar adalah mereka yang bekerja di perusahaan-
perusahaan yang berurusan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan ekpor-impor .
4. Krisis Perdagangan
Dalam hal krisis-krisis ekonomi yang berasal dari sumber-sumber eksternal ada dua jalur
utama, yaitu perdagangan dan investasi/arus modal. Di dalam jalur perdagangan itu sendiri ada
dua sub-jalur, yaitu ekspor dan impor (barang dan jasa).
7
5. Krisis Modal
Terakhir, suatu pengurangan modal di dalam negeri dalam jumlah besar atau
penghentian bantuan serta pinjaman luar negeri akan menjadi sebuauh krisis ekonomi bagi
banyak negara miskin di dunia, seperti di Afrika, dan Asia Tengah yang ekonomi mereka selama
ini sangat tergantung pada ULN atau hibah Internasional.
Suatu pelarian modal, baik yang berasal dari sumber dalam negeri maupun modal asing,
terutama investasi asing jangka pendek (yang umum disebut ‘uang panas’), dalam jumlah yang
besar dan secara mendadak bisa menjelma menjadi sebuah krisis besar bagi ekonomi dari
negara-negara yang sangat memerlukan modal investasi.
Dalam kasus ini, jalur-jalur transmisi memiliki dampak utama, yakni perubahan-
perubahan dalam jumlah investasi, khususnya investasi jangka panjang (volume atau unit
proyek), volume produksi, dan jumlah tenaga kerja yang bekerja. Kelompok-kelompok
masyarakat yang paling rentan terhadap krisis ekonomi dari kategori ini bisa kelompok miskin
tetapi juga bisa kelompok non-miskin, tergantung pada sektor atau industri yang paling
dirugikan dengan kekurangan modal investasi.
Tabel 1 : Jalur- Jalur Transmisi Dampak Utama dan Indikator-Indikator Utama untuk
Memonitor Pengaruh dari Krisis Ekonomi menurut Tipe Krisis
Tipe Krisis Ekonomi Jalur-Jalur Transmisi Utama Indikator-Indikator Utama untuk Memonitor
Dampak
Krisis Produksi Kesempatan Kerja* Output menurut sektor dan wilayah
Pendapatan* Kesempatan kerja menurut sektor dan wilayah
Inflasi* Pendapatan menurut sektor dan wilayah
8
Inflasi (IHK) menurut wilayah
Kemiskinan menurut wilayah
Krisis Perbankan Kredit* Output menurut sektor dan wilayah
Suku bunga pinjaman* Kesempatan kerja menurut sektor dan wilayah
Output*,** Pendapatan menurut sektor dan wilayah
Kesempatan kerja**,*** Kemiskinan menurut wilayah
Pendapatan**,***
Krisis Nilai Tukar Ekspor* Ekspor menurut sektor dan wilayah
Impor* Impor menurut sektor dan wilayah
Output** Output menurut sektor dan wilayah
Kesempatan kerja*** Inflasi menurut wilayah
Pendapatan***,**** Kesempatan kerja menurut sektor dan wilayah
Inflasi*** Pendapatan menurut sektor dan wilayah
Kemiskinan menurut wilayah
Krisis Ekspor Output* Ekspor menurut sektor dan wilayah
Kesempatan kerja** Output menurut sektor dan wilayah
Pendapatan**,*** Kesempatan kerja menurut sektor dan wilayah
Pendapatan menurut sektor dan wilayah
Kemiskinan menurut wilayah
Krisis Impor Output* Output menurut sektor dan wilayah
Kesempatan kerja** Kesempatan kerja menurut sektor dan wilayah
Pendapatan** Pendapatan menurut sektor dan wilayah
Inflasi** Kemiskinan menurut wilayah
Inflasi menurut wilayah
Krisis Modal Output* Output menurut sektor dan wilayah
Nilai tukar* Kesempatan kerja menurut sektor dan wilayah
Kesempatan kerja** Pendapatan menurut sektor dan wilayah
Pendapatan** Kemiskinan menurut wilayah
Inflasi** Inflasi menurut wilayah
Tabel 1 memberikan sebuah daftar dari jalur-jalur transmisi dampak utama menurut tipe-
tipe krisis ekonomi tersebut. Jalur-jalur itu dapat diperingkat menurut proses munculnya efek-
efek dari sebuah krisis:
(*) Jalur-jalur pertama atau primer, yaitu efek-efek pertama yang muncul;
(**) Jalur-jalur kedua/sekunder
(***) jalur-jalur ketiga; dst
9
Krisis keuangan Asia muncul sekitar pertengahan tahun 1997 dan mencapai klimaksnya
pada tahun 1998 dipicu awalnya oleh larinya modal, terutama modal asing jangka pendek. Dari
Thailand, secara tia-tiba dan jumlah yang tidak kecil, cukup kuat untuk membuat banyak
investor dan pengusaha gugup dalam menanggapinya. Pelarian tersebut mengakibatkan nilai
tukar rupiah bath terhadap dolar AS terdepresiasi dalm jumlah yang besar. Dalam jangka waktu
yang tidak lama, hal yang sama juga terjadi di Indonesia.
Prosesnya mulai terjadi pada pertengahan kedua taun 1997 dan terus berlangsung
hingga sempat mencapai di atas Rp 10.000 per satu dolar AS dalam periode 6 bulan pertama
tahun 1998. Pemerintah waktu itu berupaya mengehentikan jatuhnya nilai tukar rupiah dan
sekaligus membalikkan arus modal yang lari kembali ke dalam negeri dengan menaikkan tingkat
suku bungan tabungan dalm suatu persentase yang paling tinggi yang pernah dilakukan oleh
otoritas moneter Indonesia dalam sejarah negara terebut. Namun, upaya itu gagal
mengehentikan laju penurunan nilai rupiah dan tidak mampu menarik kembali modal dari luar
Indonesia. Akhirnya, pemerintah Indonesia terpaksa melepas sistem penentuan kurs rupiah
managed floating (bebas terkendali; kurs rupiah bebas bergerak ke atas dan ke bawah, namun
ada batas maksimum dan minimum) pada tahun 1998, karena Bank Indonesia mulai kehabisan
stok dolar AS untuk intervensi pasar.
2. Mengurangi dan menghilangkan ketergantungan pada ULN (utang luar negeri), impor
dan investasi jangka pendek atau yang bermotivasi spekulasi dihilangkan
10
dunia, terutama negara-negara maju seperti Jepang dan Uni Eropa yang secara ekonomi dan
keuangan sangat terintegrasi dengan AS. Oleh banyak ekonom dunia krisis ini disebut sebagai
krisis ekonomi paling serius setelah depresiasi ekonomi besar yang terjadi pada dekade 30-an.
Krisis 2008-2009 tersebut mempengaruhi banyak negara melalui sejumlah jalur, yaitu
ekspor, investasi (termasuk PMA), dan pengiriman uang dari pekerja-pekerja migran. Namun
demikian, jalur yang paling utama untuk sebagian besar negara-negara yang terkena
dampaknya adalah ekspor.
Ekspor merupakan jalur transmisi yang memiliki dampak bagi kebanyakan negara,
terutama negara-negara yang berorientasi ekspor seperti Hongkong-Cina, Korea Selatan,
Malaysia, Singapora, Cina-Taipei, dan Thailand maka krisis ekonomi global 2008-2009 (berbeda
dengan kasus krisis 1997-1998) bagi banyak negara, termasuk Indonesia, merupakan sebuah
krisis permintaan dunia.
Sebuah krisis ekonomi bersumber dari luar seperti krisis 2008-2009 yang dapat memberi
suatu dampak sangat buruk terhadap sebuah negara, namun pada saat yang bersamaan,
beberapa sektor ekonomi di negara itu bisa sama sekali tidak merasakan dampaknya. Ada
beberapa sektor yang lebih berorientasi ekspor daripada sektor-sektor lainnya, dan ada pula
beberapa sektor yang mempunyai ketergantungan besar terhadap impor, sementara ada pula
beberapa sektor lainnya yang sangat tergantung pada hanya menjualnya pada pasar domestik
dan menggunakan hanya input-input dari dalam negeri. Jadi, dari sisi produksi/suplai, sektor-
sektor ekonomi yang berbeda bisa mengalami dampak yang berbeda dari krisis 2008-2009.
Untuk melihat hal ini, Tabel 2 memperlihatkan laju pertumbuhan PDB Indonesia berdasarkan
tiga sektor periode yaitu: sebelum krisis 1997-1998, setelah krisis tersebut hingga menjelang
krisis 2008-2009 dan krisis 2008-2009.
11
Jasa-jasa 3,3 2,4 6,6 6,4 6,4
PDB 6,2 5,4 6,3 6,1 4,5
Seperti yang dapat dilihat, sebelum terjadinya krisis 1997-1998 itu, kinerja ekonomi
Indonesia sangat baik dengan laju pertumbuhan PDB yang tinggi rata-rata pertahun selama
dekade 80-an hingga pertengahan tahun 90-an. Satu tahun sebelum krisis 2008-2009 terjadi
perekonomian Indonesia relatif sehat, walaupun laju pertumbuhan PDBnya masih di bawah
tingkat yang pernah dicapai pada era sebelum krisis 1997-1998 itu terjadi. Selama periode krisis
2008-2009, semua sektor ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan output tetap positif
walaupun dalam laju-laju yang menurun. Khusus industri manufaktur, indeks produksi
(2000=100) di Indonesia mengalami suatu penurunan dari tingkat maksimum 131,83 yang
tercatat pada bulan Agustus 2008 ke 124,17 pada bulan Januari 2009, setelah itu mulai naik
kembali.
Jika dilihat dari daerah Asia Tenggara negara Laos sebagai negara kecil yang dikelilingi oleh
negara-negara lain (landlocked), dan (karena itu) ekonominya berorientasi ke dalam daripada
keluar sangat mungkin ekonomi negara tersebut terisolasi dari pengaruh karena krisis tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Krisis demi krisis telah kita lalui, banyak hikmah sekaligus trauma yang didapat
terutama, dua krisis terakhir yaitu Krisis Keuangan Asia tahun 1997/1999 dan Krisis Ekonomi
Global. Krisis Ekonomi Global memiliki skala dan dampak kerusakan perekonomian dunia yang
jauh lebih kuat dibandingkan krisis Asia 1999. Selain itu, Krisis Ekonomi Global juga telah
membawa dampak lanjutan terhadap fluktuasi nilai tukar dan permasalahan fiskal akut di AS
dan Uni Eropa. Namun faktanya, Krisis Global 2008 tersebut justru memberikan dampak yang
minimal, dibandingkan krisis keuangan Asia 1999 yang menimbulkan kerusakan serius bagi
perekonomian nasional serta memicu krisis sosial-politik skala nasional.
3.2 Saran
Untuk mewujudkan pemulihan ekonomi Indonesia, bukanlah pekerjaan yang mudah.
Walaupun begitu, kita harus tetap bertekad, dan bekerja sama tidak peduli siapapun itu.
Sebagai seorang mahasiswa atau bisa dibilang penerus bangsa, kita perlu memperbanyak
menambah ilmu agar dapat memajukan bangsa. Dalam pembuatan makalah ini, kami
menyadari bahwa masih terlalu jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang masalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Daftar Pustaka
http://elconquistador123.blogspot.co.id/2015/01/makalah-krisis-ekonomi-dan-
kemiskinan.html%20di%20akses%20pada%2018/9/2016
https://www.academia.edu/29309518/krisis_ekonomi_docx?auto=download
http://milarosalinasiregar.blogspot.com/2015/04/krisis-ekonomi.html
https://glints.com/id/lowongan/krisis-ekonomi/
13