Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI MONETER 2

“KRISIS MONETER”

DISUSUN
OLEH
KELOMPOK II :

PIRWINA 105711101121
LISA 105711101221
IRMA RAHMAYANI HARPIN 105711101321
MUHAMMAD RIJAL 105711101401
FEBI RESKY UTAMI 105711101521
JULIA HABIBA 105711101621
MUHAMMAD RAIHAN FATWA 105711102421

UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
2023
1
KATA PENGANTAR

Bismillah hirahmanirrahim, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang hingga
saat ini masih memberikan kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan
yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyusun makalah yang berjudul “Krisis Moneter” ini
dengan tepat waktu.
Adapun penyusunan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ekonomi Moneter 2,
kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pembaca lebih
jauh lagi agar dapat bermanfaat di kehidupan nantinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan berbagai kekurangan,
mengingat terbatasnya kemampuan dan kurangnya pengalaman yang kami miliki. Untuk itu
dengan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 30 Mei 2023

penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi ...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................4
A. Latar Belakang ...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................5
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................5
BAB II PEBAHASAN...............................................................................................6
A. Pengertian Krisis Moneter ................................................................................6
B. Faktor Penyebab Krisis Moneter......................................................................7
C. Dampak Krisis Moneter ....................................................................................8
D. Cara Mengatasi Dampak Dari Krisis Moneter .............................................10
BAB III PENUTUP ................................................................................................12
A. Kesimpulan .......................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................12
Daftar Pustaka ........................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, sementara ini telah berlangsung
hampir dua tahun dan telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan ekonomi
karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang
menganggur.
Memang krisis ini tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja, karena
sebagian diperberat oleh berbagai musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah
kesulitan ekonomi seperti kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang
panjang dan terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di
Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan Mei 1998
lalu.
Krisis moneter ini terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang
cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia, yang dimaksud dengan fundamental
ekonomi yang kuat adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali,
tingkat pengangguran relatif rendah, neraca pembayaran secara keseluruhan masih surplus
meskipun defisit neraca berjalan cenderung membesar namun jumlahnya masih terkendali,
cadangan devisa masih cukup besar, realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan sedikit
surplus.
Namun di balik ini terdapat beberapa kelemahan struktural seperti peraturan perdagangan
domestik yang kaku dan berlarut-larut, monopoli impor yang menyebabkan kegiatan ekonomi
tidak efisien dan kompetitif. Pada saat yang bersamaan kurangnya transparansi dan kurangnya
data menimbulkan ketidak pastian sehingga masuk dana luar negeri dalam jumlah besar melalui
sistim perbankan yang lemah.

4
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Jelaskan pengertian krisis moneter?
2. Jelaskan faktor penyebab terjadinya krisis moneter?
3. Jelaskan dampak dari krisis moneter ?
4. Jelaska bagaimana cara mengatasi dampak dari krisis moneter ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas terdapat beberapa tujuan penulisan, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian krisis moneter.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab krisis moneter.
3. Untuk mengetahui dampak dari krisis moneter.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak dari krisis moneter.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Krisis Moneter
Krisis moneter atau yang juga dikenal sebagai krisis keuangan, merupakan situasi di
mana harga aset mengalami penurunan nilai yang tajam, bisnis dan konsumen tidak dapat
membayar hutangnya, dan lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas. Krisis
moneter sering dikaitkan dengan kepanikan dimana investor menjual aset atau menarik uang
dari rekening tabungan karena mereka takut nilai aset tersebut akan turun jika tetap berada di
lembaga keuangan. Situasi lain yang dapat disebut sebagai krisis keuangan termasuk
pecahnya gelembung keuangan spekulatif, kehancuran pasar saham, gagal bayar pemerintah,
atau krisis mata uang.
Krisis keuangan mungkin terbatas pada bank atau menyebar ke seluruh ekonomi
tunggal, ekonomi suatu wilayah, atau ekonomi di seluruh dunia. krisis moneter adalah krisis
keuangan berdampak tidak hanya di satu wilayah, tapi banyak wilayah Asia di tahun 1997
hingga tahun 1998. Krisis ini ditandai dengan nilai tukar mata uang yang tidak bisa
dikendalikan, sehingga membuat harga barang naik. Hal ini pun membuat investor asing
menjual aset yang dimilikinya di Indonesia dan membuat potensi investasi Indonesia saat itu
langsung merosot tajam.
Banyak perusahaan yang mengalami krisis juga, sehingga terpaksa melakukan
efisiensi besar-besaran, yaitu dengan mem-PHK karyawannya secara massal. Hal ini pun
membuat banyak orang gelisah. Bagaimana tidak, sudah harga barang merangkak naik,
sumber pendapatan juga hilang begitu saja. Baik pengusaha dan karyawan saat itu sama-sama
mengalami persoalan yang berat.
Krisis moneter adalah kejadian yang sudah terjadi 23 tahun lalu, tapi berbagai
peristiwa buruk yang terjadi saat itu tetap menjadi sejarah yang sukar untuk dilupakan.
Namun, tentunya saat ini negara sudah lebih siap untuk mengatasi krisis ekonomi yang bisa
terjadi karena berbagai alasan. Sehingga, sejarah itu juga bisa menjadi pembelajaran terbaik
untuk ke depannya.

6
B. Faktor Penyebab Krisis Moneter
Adapun beberapa hal yang menjadi Penyebab krisis moneter adalah sebagai berikut:
1. Nilai Mata Uang Merosot
Krisis moneter yang pernah terjadi di Indonesia ditandai dengan menurunnya
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar Amerika Serikat. Salah
satu penyebab merosotnya nilai tukar rupiah adalah adanya permainan spekulan dari
dalam dan luar negeri yang tidak hanya menggunakan dana pribadi, namun juga
meminjam dari bank. Saat itu, mata uang rupiah mengalami penurunan drastis dari
Rp2.450 per dolar AS pada Juni 1997 menjadi Rp13.513 per dolar AS pada Januari
1998. Hal ini tak dapat diantisipasi, bahkan devisa negara juga tidak mampu untuk
menahan gempuran terhadap kemerosotan tersebut.
2. Utang Negara Meningkat
Suatu negara tentunya membutuhkan dana segar dari luar negeri untuk
memenuhi kebutuhan jangka pendek dan mendesak. Namun, apabila terlalu
bergantung pada utang dari luar negeri, hal ini bisa berakibat buruk, terutama jika
terjadi penurunan mata uang. Terlebih apabila dana tersebut digunakan untuk
melakukan spekulasi atau mengambil keuntungan jangka pendek dalam jumlah besar.
Hal ini bisa menyebabkan kestabilan ekonomi menjadi menurun drastis dan memicu
terjadinya krisis moneter.
3. Kepanikan Perbankan
Salah satu sebab terjadinya krisis moneter adalah kepanikan yang dialami
perbankan sehingga melakukan pembatasan pinjaman.Seperti yang diketahui, bank
merupakan sumber keuangan eksternal yang penting bagi seluruh Negara.Jika ada hal
yang merugikan bank, misalnya dengan tingkat default lebih tinggi dari harapan, maka
mereka akan mengurangi pinjamannya untuk menghindari kebangkrutan.Tindakan
tersebut tentunya berdampak negatif pada perekonomian negara dan memicu
terjadinya krisis keuangan.
4. Kenaikan Suku Bunga
Selanjutnya, faktor lain penyebab adanya krisis moneter adalah kenaikan suku
bunga yang lebih tinggi dari sebelumnya.Hal ini tentu membuat kegiatan bisnis
7
menjadi kurang menguntungkan dan menurunkan minat debitur untuk meminjam
modal. Kenaikan suku bunga yang tinggi secara tidak langsung juga akan menurunkan
gairah para pelaku industri untuk menjalankan bisnisnya.
5. Sektor Produksi Tidak Seimbang
Sektor produksi adalah elemen penting yang dibutuhkan untuk mencukupi
kebutuhan masyarakat sehari-hari. Maka dari itu, agar sektor produksi bisa berjalan
lancar, maka struktur di dalamnya harus kuat. Sebab, struktur yang tidak seimbang
pada sektor produksi akan membuat harga barang menjadi meningkat dan masyarakat
kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya.
6. Krisis Politik
Penyebab lain dari krisis moneter adalah adanya gejolak politik yang bisa
memberikan dampak buruk pada perekonomian. Misalnya, konflik antar suku yang
ada di Afrika, perebutan kekuasaan di Afghanistan, serta kudeta di Myanmar. Hal
tersebut akan memicu terjadinya ketidakstabilan kondisi perekonomian. Di saat yang
bersamaan, masyarakat juga akan menjadi kesulitan untuk bekerja karena kondisi
negaranya kurang aman.

C. Dampak Krisis Moneter


1. Kenaikan Harga Bahan Pokok
Krisis moneter mengakibatkan nilai tukar mata uang rupiah melemah. Hal
tersebut berefek domino pada naiknya harga bahan pokok pada saat itu. Beberapa
barang sulit ditemukan. Pun jika barang yang dicari tersedia, pasti harganya menjadi
sangat tinggi. Akibatnya, banyak masyarakat yang protes dengan berdemo.
2. Perusahaan Bangkrut
Tak hanya masyarakat, perusahaan pun ikut terdampak krisis moneter. Banyak
perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat tidak mampu membayar dan
memakai bahan baku impor maupun membayar utangnya. Krisis moneter membuat
sejumlah perusahaan mau tidak mau menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat
untuk membeli bahan baku karena nilai mata uang rupiah yang
menurun.Kebangkrutan ini tentu berdampak pula pada kemiskinan dan meningkatnya
8
angka pengangguran akibat pengurangan pekerja perusahaan.
3. Bank di Indonesia Mengalami Kredit Macet
Turunnya nilai rupiah juga berdampak pada bank di Indonesia yang
mengalami kredit macet. Hal ini tentu berdampak pada kegagalan bisnis dan utang.
Untuk menyelamatkan perekonomian, pemerintah mengambil langkah untuk
menggabungkan beberapa bank dan membentuk Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN). Tujuan inti dari BPPn adalah penyehatan perbankan, penyelesaian
aset bermasalah, serta mengupayakan pengembalian uang negara yang tersalur pada
sektor perbankan.
4. Demo Besar-besaran
Demo yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia ini dilakukan
sebagai bentuk protes dan menuntut Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri.
Mereka menuntut untuk diadakan kembali pemilu dan tindakan efektif pemerintah
untuk mengatasi krisis. Hal ini karena pemerintah dianggap tidak serius dalam
menghadapi krisis yang terjadi. Belum lagi inflasi dan pengangguran dan korupsi yang
membuat kekacauan tak kunjung berakhir. Hingga akhirnya pada Mei 1998 Presiden
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dan digantikan oleh Presiden B.J.
Habibie.
5. Krisis Kepercayaan Negara Asing
Krisis moneter juga membuat investor asing kehilangan kepercayaannya untuk
menanamkan modal pada perusahaan dalam negeri. Investor asing dapat menanamkan
modal di perusahaan dalam negeri apabila nilai tukar rupiah sesuai dengan harga
pasar. Akan tetapi, menurunnya nilai mata uang mengakibatkan investor tidak percaya
lagi sehingga banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar.
6. Kerusuhan dan Penjarahan
Orde baru dan krisis moneter juga mengakibatkan kerusuhan warga,
masyarakat, dan aparat. Akibatnya, pertumpahan darah pun terjadi dan menewaskan
beberapa mahasiswa yang terlibat.Selain itu, kemarahan masyarakat juga
mengakibatkan penjarahan barang secara besar-besaran dan perampokan terjadi di
beberapa daerah. Belum lagi kasus pelanggaran HAM dan isu rasisme yang terjadi
9
mengakibatkan kondisi semakin kacau pada saat itu. Ternyata krisis moneter sangat
berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk bangkrutnya sejumlah
perusahaan akibat investor asing yang menarik diri.

D. Cara Mengatasi Dampak Dari Krisis Moneter


1. Memperbaiki sistem perbankan
Salah satu penyebab terjadinya krisis adalah karena rusaknya sistem perbankan
nasional. Ada banyak praktik perbankan tidak sehat yang dijalankan,lemahnya masalah
hukum serta masalah independensi bank sentral. Sebagai upaya pemerintah dalam
mengatasi masalah tersebut dengan cara menutup bank yang bermasalah, selain itu,
pemerintah juga membentuk BPPN (badan penyehatan perbankan nasional) untuk
melakukan restrukturisasi perbankan secara menyeluruh.
2. Restrukturisasi uang swasta
Berdasarkan data dari world bank, total uang negeri yang masuk ke dalam negeri
mencapai 138 USD. Dari total tersebut, sebesar 64,5% miliar dollar AS adalah utang
swasta. Dengan nilai tukar rupiah yang merosot tajam banyak perusahaan yang
mengalami kesulitan untuk membayar utang tersebut.
Dengan adanya masalah ini, restrukturasi dilakukan. Harapannya adalah agar posisi
likuiditas perusahaan bisa terjaga sehingga tidak terjadi gangguan produksi dan minim
PHK. Dan pada akhirnya pemerintah berhasil menyelesaikan utang luar negeri swasta dan
terbukti dilakukan pada tahun 1998 yang saat itu terjadi krisis moneter dalam negeri.
3. Menurunkan suku buga dan bantuan UMKM
Pada tahun 2020 hampir seluruh dunia terjadi kiris moneter dimana hal itu diakibatkan
pandemi yang membuat perekonomian sempat beku dan untuk menormalkan
perekonomianya di indonesia itu sendiri pemerintah mengalokasikan anggara sebesar
Rp.172,1 Triliun untuk bantuan masyarakat agar mereka memiliki daya beli. Selain itu,
pemerintah juga berusaha menggerakkan dunia usaha melalui pemberian intesif kepada
korporasi maupun UMKM.
Sebagai pemuliahan perekonomian nasional , Bank Indonesia juga menjaga stabilitas
nilai tukar rupiah, menurunkan suku buga dan melakukan pembelian surat berharga
10
negara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan likuiditas keuangan sehingga mendorong
aktivitas dunia usaha.
4. Reformasi structural di sektor perbankan
Aspek reformasi yang diambil pemerintah dalam rangka pemulihan pasca krisis
moneter dimulai dari efisiensi pengembangan sector rill. Reformasi structural mencakup
:
a. Penghapusan berbagai praktek monopoli (terlihat dengan dibentuknya UU
persaingan usaha,larangan monopoli saham dalam perseorangan, pembentukan
komisi pengawasan persaingan usaha.
b. Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang yang berkenaan dengan
pembangunanekonomi, termasuk perdagangan luar negeri dan bidang investasi.
c. Privatisasi BUMN (dalam hal ini privatisasi bertujuan untuk memperluas
permodalan perusahaan-perusahaan dalam hal pemerataan ekonomi dan
keterbukaan investasi di Indonesia.
5. Jaringan pengaman sosial
Dalam kaitan ini sejak krisis moneter 1998 pemerintah telah mengambil langkah-
langkah dalam menambah alokasi anggaran rutin (khususnya untuk subsidi bahan bakar
minya, listrik, dan berbagai jenis kebutuhan makanan pokok), dilakukannya usaha untuk
mempertajam sasaran alokasi anggara dan meningkatkan efisiensi anggaran pembanunan.
Hal ini melalui pertinjauan kembali terhadap kegiatan dan proyek pembangunan antara
lain :
a. Menunda proyek-proyek dan kegiatan pembangunan yang belum mendesak
b. Melakukan realokasi dan menyediakan tambahan anggaran untuk bidang
pendidikan dan kesehatan
c. Memperluas, penciptaan kerja dan kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan
pekerjaan yang dikaitkan dengan peningkatan produksi bahan makanan serta
perbaikan dan pemeliharaan prasarana ekonomi
d. Memperbaiki sistem distribusi agar berfungsi secara penuh dan efisien yang
sekaligus meningkatkan pernan perusahaan kecil,menengah dan koperasi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dijabarkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Krisis moneter
atau yang juga dikenal sebagai krisis keuangan, merupakan situasi di mana harga aset
mengalami penurunan nilai yang tajam, bisnis dan konsumen tidak dapat membayar
hutangnya, dan lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas. Krisis moneter sering
dikaitkan dengan kepanikan dimana investor menjual aset atau menarik uang dari rekening
tabungan karena mereka takut nilai aset tersebut akan turun jika tetap berada di lembaga
keuangan
Berbagai faktor yang ditimbulakan oleh krisis mooneter yaitu : nilai mata uang
merosot, utang negara menigkat, kepanikan perbankan, kenaikan suku bunga, sector produksi
tidak seimbang dan krisis moneter.
Adapun dampak yang diberikan yaitu ; kenaikan harga barang pokok, perusahaan
bangkrut, bank di Indonesia mengalami kredit macet, demo besar-besaran, krisis kepercayaan
asing, serta kerusuhan dan penjarahan

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya, kami selaku penulis
berharap semoga pembaca dapat memahami mengenai krisis moneter dan apabila ada
kesalahan pengetikan mohon dikoreksi agar penulis lebih berhati-hati dalam penulisan
makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2023, February 8). krisis moneter 2008,kronologi dan cara indonesia mengatasinya. OCBC NISP.

Khuswadani, K. (2010). peranan pemerintah dalam mengatasi krisis moneter dalam rangka pembangunan
ekonomi. academia.edu.

13
14

Anda mungkin juga menyukai