Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH EKONOMI INDONESIA SECARA MAKRO


SAAT INI

DOSEN PENGAMPU: HAZMI ARIEF S.PI, M.SI


MATA KULIAH: EKONOMI MAKRO

DISUSUN OLEH:
NURUL ADELIA FITRI
2204113379

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah- Nya kepada kita semua,sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekonomi Indonesia Secara Makro Saat
Ini” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi
Makro, selain itu juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana Ekonomi Indonesia
Secara Makro pada saat ini bagi penulis maupun pembaca makalah ini.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hazmi
Arief S.PI, M.SI sebagai dosen pengampuh yang membawa mata kuliah Ekonomi
Makro sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya
dalam memberikan ide-ide dan motivasinya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih banyak
kekurangannya dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran maupun kritik
yang diberikan yang sifatnya membangun saya butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 29 Agustus 2023

Nurul Adelia Fitri


3

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................... 1
II. PEMBAHASAN
2.1 Ekonomi Makro ........................................................................ 2
2.2 Kondisi Ekonomi Makro Indonesia .......................................... 2
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Makro di Indonesia ...... 3
2.4 Kebijakan dan Masalah Ekonomi Makro di Indonesia ............. 4
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 8
4
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perekonomian Negara merupakan topik umum yang sering diperbincangkan
dan erat kaitannya dengan kebijakan moneter di suatu Negara. Sebuah Negara
dikatakan semakin berkembang apabila pertumbuhan ekonomi dalam Negara
tersebut terus mengalami peningkatan dan kebutuhan pokok rakyat dapat
terpenuhi sehingga kehidupan masyarakat sejahtera. Perekonomian suatu Negara
tidak terlepas dari campur tangan pemerintahan dalam menyusun regulasi atau
kebijakan untuk meningkatkan perekonomian Negara yang bersangkutan.
Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro
dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target
kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indicator makro ekonomi yang
menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara. Tak terkecuali bagi
negara yang masih berkembang seperti Indonesia, pertumbuhan ekonomi akan
selalu menjadi pusat perhatian untuk melihat tingkat perekonomian negara
tersebut. Untuk dapat mencapai tingkat perekonomian yang tinggi namun tetap
stabil tidaklah mudah, harus di ikuti oleh kemampuan variable makro ekonomi
dalam mengatasi setiap permasalahan.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
Ekonomi Indonesia Secara Makro pada saat ini, mengetahui apa itu ekonomi
makro dan juga mengetahui permasalahan atau mengetahui kondisi ekonomi
makro di Indonesia serta faktor apa yang mempengaruhi ekonomi makro di
Indonesia.
2

II. PEMBAHASAN

2.1 Ekonomi Makro


Makro Ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro
ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak
masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk
menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti
pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Pendekatan Analitik Pembedaan
tradisional adalah antara dua pendekatan berbeda ke ekonomi .Ekonomi
Keynesian, memusatkan pada permintaan dan ekonomi sisi-penyediaan (atau neo-
klasik) yang memusatkan pada persediaan. Keduanya tidak bisa berjalan sendiri,
namun ini hanya permasalahan penekanan.
Teori Ekonomi Makro menurut Keynes Sebelum terjadinya kelesuan
perekonomian dunia tahun 1929-1933 yang dikenal sebagai Depresi Besar (Great
Depression), ilmu ekonomi tidak mengenal dikotomi Mikro-Makro.Fokus
pembahasan ilmu ekonomi pada masa Sebelum Depresi Besar adalah perilaku
individu dalam rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis keseimbangan
umum (Senoalequilibrium), digunakan model Walras (Walrasian economics).
Dengan model-model tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan
perekonomian akan gemilang. Dalam jangka panjang setiap pelaku ekonomi yang
terlibat dalam proses pertukaran lewat mekanisme pasar akan memperoleh
keuntungan. Posisi keseimbangan masing-masing individu makin membaik yang
mengakibatkan masyarakat dalam perekonomian makin makmur dan adil.
2.2 Kondisi Ekonomi Makro Indonesia
Fundamental ekonomi makro Indonesia saat ini jauh lebih kuat untuk
menghadapi ancaman krisis ekonomi dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada
1997. Jika dilihat dari sisi arus investasi portofolio, keadaan Indonesia saat ini
memang sama seperti yang terjadi pada 1997. Indeks Harga saham Gabungan
(IHSG) yang mencapai indeks 2000 merupakan angka tertinggi dalam sejarah
Indonesia. Meski demikian, konstelasi perekonomian sekarang jauh lebih bagus
dari 2007. Hal itu ditandai dengan kuatnya cadangan devisa saat ini yang
3

mencapai 49 miliar dolar AS, sedangkan pada 1997 cadangan devisa diserbu para
spekulan. Indikasi kuatnya perekonomian tersebut adalah nilai ekspor yang
menguat, selain itu ditandai juga dengan penguatan nilai rupiah.
Namun, tidak ada buruknya jika dilakukan langkah pencegahan terhadap
munculnya krisis ekonomi Asia, sehingga negara-negara di ASEAN lebih siap
menghadapinya. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan kerjasama ekonomi
secara internasional untuk menggalang kekuatan ekonomi bersama. Kuatnya
perekonomian juga ditandai dengan nilai investasi yang positif di mana modal
yang masuk lebih besar dari pada modal yang ke luar. Kondisi tersebut berbeda
jauh dibanding pada 2007 di mana investasi yang datang banyak yang hengkang.
Karena itu, modal yang masuk saat ini harus dipertahankan agar tidak ke luar
sehingga dapat memperkuat perekonomian disamping cadangan devisa yang besar
harus dipertahankan.
Namun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum bergeraknya
sektor riil. Uang yang diperoleh dari penanaman modal, yang sebenarnya
merupakan dana jangka pendek, banyak digunakan untuk investasi jangka panjang
seperti investasi properti.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Makro di Indonesia
a. Krisis Subprime mortgage dan Pelemahan US Dollar.
Krisis keuangan dunia yang sedang dihadapi saat ini salah satu penyebabnya
bermula dariadanya krisis akibat default dari subprime mortgages di Amerika
Serikat yang telah merugikanberbagai lembaga keuangan dunia. Akibat krisis itu
Bank Sentral (Fed) Amerika terpaksa menurunkan suku bunga sampai 3% dan
menyuntikan dana segar dalam jumlah besar untuk memulihkan kepercayaan
investor setelah pasar modal di Amerika Serikat anjlok.
b. Kenaikan Harga Minyak
Kemelut ekonomi dunia saat ini selain dipicu oleh krisis keuangan di
Amerika Serikat juga dipicu oleh kenaikan harga minyak yang mendorong
kenaikan harga berbagai komoditi baik yang berhubungan langsung dengan
minyak bumi maupun komoditi yang tidak berhubungan langsung tetapi terkena
dampak kenaikan harga minyak. Walaupun harga BBM bersubsidi belum naik,
namun kenaikan harga minyak dunia sudah dirasakan dampaknya. Harga BBM
4

untuk industri yang mengikuti harga pasar terus naik, sehingga mendorong
naiknya biaya produksi. Akibatnya harga berbagai barang sudah mulai merangkak
naik.
c. Kenaikan Harga Komoditi Primer
Dampak kenaikan harga berbagai komoditi primer di dunia saat ini memiliki
dua sisi yang berbeda. Sebagai produsen berbagai komoditi primer baik barang
tambang seperti Nikel,batubara, emas, timah, minyak dan gas, maupun komoditi
agribisnis seperti Kelapa sawit, karet,dll, kenaikan harga komoditi menyebabkan
nilai ekspor Indonesia meningkat. Namun kenaikan harga komoditi juga
berdampak kepada kenaikan harga barang-barang dipasar dalam negeri, seperti
naiknya harga minyak goreng, kacang kedelai, batu bara, dll yang menyebabkan
meningkatnya biaya yang harus ditanggung masyarakat. Akibatnya daya beli
masyarakat menurun karena meningkatnya inflasi.
d. Kenaikan harga bahan Makanan
Seakan reaksi berantai, kenaikan harga minyak mendorong naiknya biaya
produksi danproduk substitusinya. Akibatnya harga bahan makanan juga naik. Hal
ini didorong oleh kekhawatiran didunia bahan persediaan bahan makanan pokok
seperti beras tidak mencukupi kebutuhan sehingga harganya naik.
e. Proyeksi menurut Bank Dunia
Dengan melambatnya ekonomi dunia, maka pertumbuhan ekonomi
Indonesia juga akan terkena dampaknya. Hal ini disebabkan Indonesia masih
bergantung kepada ekspor kenegara maju seperti Amerika Serikat yang sedang
menuju resesi sehingga permintaan terhadap produk impor menurun.
2.4 Kebijakan dan Masalah Ekonomi Makro di Indonesia
Kondisi ekonomi makro Indonesia saat ini adalah baik. Namun dibalik
kondisi itu tersimpan masalah yang kiranya perlu dipersoalkan. Masalah ini
menyangkut pada kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan
Bank Indonesia, selaku bank sentral. Kedua institusi ini telah gagal atau memang
sengaja untuk tidak menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri (ekspor dan
impor) dengan maksud untuk mengejar target inflasi yang rendah. Atau dengan
kata lain, berupaya agar nilai tukar rupiah menguat untuk menekan tingkat inflasi.
Kebijakan ini berdampak pada tingkat pengangguran menjadi tinggi dan tidak
5

bangkitnya sector riil. Pengangguran yang tinggi dan tersendatnya sektor riil
inilah yang merupakan masalah darikebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Keuangan dan Bank Indonesia.
Kebijakan ekonomi makro seharusnya dapat menjaga keseimbangan pada
perdagangan luar negeri. Kebijakan ekonomi makro seharusnya dapat menjaga
kepentingan kegiatan ekspor dan impor. Dalam kebijakan yang berjalan, hal ini
tidak dilakukan sehingga terjadi kepincangan antara kegiatan ekspor dan impor.
Kegiatan impor berjalan mulus dengan kuatnya nilai tukar rupiah. Namun
kegiatan ekspor terganggu karena daya saingnya di pasar ekspor menjadi menurun
dan dorongan untuk memperkuat ekspor juga menjadi menurun, dampak dari
menguatnya nilai tukar rupiah tersebut. Harga barang ekspor Indonesia saat ini
relatif mahal sementara harga barang impor menjadi murah karena nilai tukar
rupiah yang semakin kuat. Inilah kepincangan yang dimaksud. Kekuatan dari
keduanya (ekspor dan impor) menjadi tidak seimbang dan ini tidak menyehatkan
perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.
Kepincangan ini akan mempengaruhi (mengurangi) penerimaan cadangan
devisa dan ini sangat berbahaya. Hal ini juga memungkinkan bertambahnya
tenaga kerja yang menganggur jika nilai tukar rupiah semakin menguat, sejalan
dengan semakin turunnya kegiatan ekspor. Bank Indonesia selalu mengumumkan
bahwa jumlah cadangan devisa Indonesia terus bertambah sehingga mereka sangat
optimis dengan kekuatan ekonomi makro yang sebenarnya rapuh. Mereka tidak
menyatakan bahwa naiknya jumlah cadangan devisa bukan dari ekspor tapi
sebagian besar dari masuknya modal luar negeri (capital inflow) yang sifatnya
sementara, disaat imbal hasil yang diberikan perekonomian Indonesia relatif
tinggi.
Tapi bagaimana jika keadaan ekonomi global membaik. Tentu capital
inflow akan berubah menjadi capital outflow dan cadangan devisa akan turun dan
nilai tukar rupiah akan terkoreksi sangat dalam. Jadi apa yang dikatakan bahwa
cadangan devisa Indonesia cukup kuatsifatnya adalah sementara (kondisional),
yang di dasarkan pada kondisi ekonomi global bukanatas dasar kekuatan inti
ekonomi Indonesia. Kekuatan inti ekonomi Indonesia saat ini adalahkegiatan
6

agraria dan ekspor (pertanian dan industri), bukan pada sektor keuangan seperti
yang dibanggakan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
Dengan demikian terjawablah sudah mengapa perekonomian makro yang
semakin kuat tidak menyentuh dan mendorong sektor ekonomi riil. Dengan
demikian terjawablah sudah mengapa ditengah ekonomi makro yang kuat, yang
dinyatakan pemerintah, justru tingkat pengangguran semakin tinggi. Sehingga
sebagian orang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia saat ini adalah ekonomi
baying-bayang, cukup indah tapi tidak mempunyai kekuatan apapunbagi
mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kebijakan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia ini didasarkan pada
keinginan mereka untuk memfokuskan peran mereka pada tingkat inflasi yang
rendah dan ingin mendapatkan suku bunga yang rendah. Memang benar bahwa
nilai tukar rupiah dan suku bunga merupakan faktor pendorong naiknya inflasi
dan oleh sebab itu perlu dikawal.
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menjadikan pencapaian tingkat
inflasi yangrendah sebagai suatu prestasi. Mereka tidak melihat pada sektor yang
lainnya seperti semakin tingginya jumlah tenaga kerja yang menganggur dan
sebagainya. Itu berarti mereka lebih senang bermain di sektor keuangan dari pada
di sektor riil. Mereka lebih senang bermain dalam hitungan angka angka yang
tidak membumi pada perekonomian Indonesia daripada bagaimana mendorong
perekonomian riil, meningkatkan produksi dan meningkatkan kesempatan kerja.
Berdasarkan pengamatan, Bank Indonesia sendiri selalu terlambat
melakukan intervensi dikala nilai tukar rupiah menguat. Tidak demikian yang
dilakukan oleh Bank of Japan, bank sentral Jepang. Mereka sangat sensitif dengan
menguatnya mata uang Yen karena akan mengganggu kinerja ekspor mereka.
Kekuatan ekonomi Jepang ada pada ekspor barang barang industri. Jepang sangat
kuat menjaga kestabilan nilai tukar mata uang Yen. Berbeda dengan Jepang, justru
Bank Indonesia segera melakukan intervensi dikala nilai tukar rupiah
melemah.Bank Indonesia sangat berkepentingan dengan penguatan nilai tukar
rupiah dalam upaya
mengejar target inflasi. Kebijakan Bank Indonesia tidak memihak pada
pengembangan sektorriil, khususnya kegiatan ekspor.
7

Kita juga melihat bagaimana kebijakan Kementerian Perdagangan tidak


diperhatikan dikala Kementerian Keuangan menetapkan sebuah kebijakan.
Kebijakan ekonomi makro yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bank
Indonesia betul-betul hanya bermain disektor keuangan dengan mengabaikan
sektor riil. Dalam jangka panjang ini sangat berisiko. Diharapkan agar kebijakan
ini dapat ditinjau kembali sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Kebijakan
ekonomi makro adalah suatu kebijakan yang bersifat menyeluruh (komprehensif).
Seharusnya, itulah yang perlu dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan Bank
Indonesia. Ciptakanlah suatu kebijakan ekonomi makro yang bisa menaungi
kepentingan sektor keuangan dan sektor riil secara bersama sama agar
perekonomian Indonesia bisa bangkit.
8

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi
banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro Indonesia saat ini
jauh lebih kuatuntuk menghadapi ancaman krisis ekonomi dibandingkan dengan
kondisi ekonomi pada 1997. Kebijakan makro ekonomi ditujukan untuk
memperbaiki dan menjaga kestabilan perekonomian Negara. Namun, kebijakan
yang diambil pemerintah tidak hanya sekadar mengejar target inflasi yang rendah
guna memperbaiki kondisi keuangan negara. Seharusnya tidak demikian karena
kebijakan ekonomi makro menyangkut pada banyak hal seperti bagaimana
mendorong sektor riil, bagaimana memperbesar kesempatan kerja, bagaimana
menjaga kestabilan nilai tukar rupiah (bukan penguatan nilai tukar) dan
bagaimana menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor).
Makro ekonomi mencakup pada kegiatan yang luas dan tidak hanya dengan
memperhatikan satu elemen saja.

Anda mungkin juga menyukai