Anda di halaman 1dari 11

INFLASI MAKRO EKONOMI ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu : Dr. Abdul Wadud Nafis, Lc.. MEI

Disusun Oleh :
Elok Anisatul Hasanah (224105010031)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
2022/2023

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah Swt. Karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “Inflasi
Makro Ekonomi Islam” ini dengan baik meskipun ada kekurangan didalamnya.

1
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
Saw. dan semoga kelak kita akan mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat. Amin ya rabbal
‘alamiin.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Abdul Wadud Nafis, Lc.. MEI
selaku dosen bidang studi Ekonomi Makro Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Selanjutnya dengan rendah hati kami menerima kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat lebih baik. Karena kami sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih ada beberapa kekurangan.

Jember, 23 Februari 2023

Elok Anisatul
Hasanah

DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

1.1. Latar Belakang....................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................. 4

1.3. TujuanMasalah....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
5

2.1 Pengertian Wakalah ................................................................................................ 5

2.2 Jenis-Jenis Wakalah ................................................................................................


8

2.3 Rukun Dan Syarat


Wakalah .....................................................................................9

2.4 Berakhirnya
Wakalah .............................................................................................11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................


12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


13

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian berkembang menjadi impian penyelenggara sebagai bentuk
pelaksanaan tanggungjawab atas amanah dalam mengelola negara. Ekonomi juga tumbuh
menjadi harapan masyarakat mengingat dengan tumbuhnya perekonomian di masyarakat.
Maka distribusi barang dan jasa akan terus berputar, masyarakat hidup sejahtera. Oleh
karenanya, pertumbuhan ekonomi menjadi salahsatu output untuk mengukur keberhasilan
pemerintahan. Disaat ekonomi berputar, maka segi kehidupan terbangun tenaga kerja
dibutuhkan sehingga tingkat pengangguran terhindarkan.
Tidak kalah penting ada perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Sejak
terjadinya krisis moneter tahun 1998 ekonomi syariah semakin di pertimbangkan di
Indonesia, terbukti dengan terjadinya krisis moneter lembaga keuangan syariah mampu
bertahan dari krisis. Banyak sekali lembaga keuangan konvensional yang mengalami
kebangkrutan pada saat krisis moneter, namun lembaga keuangan syariah dengan
bangganya mampu bertahan dan krisis moneter tahun 1998 tidak memberikan dampak
negative terhadap lembaga keuangan syariah.
Seiring perkembangan ekonomi, fenomena yang terjadi akibat banyaknya permintaan
akan barang atau jasa lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi oleh produsen. Sehingga cost
push inflation terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi sehingga harga penawaran
barang naik. Secara historis inflasi telah menghancurkan seluruh ekonomi dan mengubah
jalannya sejarah manusia. Dampak inflasi yang parah sering melebihi perekonomian
dalam kisah yang paling jitu dalam sejarah modern.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inflasi makro ekonomi Islam?
2. Apa yang mendasari penyebab terjadinya inflasi?
3. Apakah dampak positif dan negatif dengan terjadinya inflasi?
1.3 Tujuan Masalah
Mengetahui lebih luas apa itu inflasi makro ekonomi Islam.
Supaya kita tahu cara-cara mengatasi dampak inflasi.
Dapat mengetahui beberapa golongan inflasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa dan terus-menerus dengan jangka
waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga barang lainnya.
Inflasi merupakan bukan suatu masalah utama ekonomi secara agregat, dalam sistem
ekonomi Islam mata uang stabil menggunakan mata uang dinar dan dirham. Diantaranya
terjadi adanya emas dengan jumlah yang besar, yaitu ketika nilai emas yang menopang
nilai nominal dinar itu mengalami penurunan. Hal ini masih mungkin terjadi tetapi
sebagian kecil kemungkinanya.
Menurut pakar ekonomi Islam, inflasi menimbulkan gangguan buruk terhadap
nominal uang terutama terhadap tabungan, fungsi dari pembayaran dimuka, dan fungsi
dari unit perhitungan. Sikap masyarakat untuk menabung akan melemah dan akan
kecenderungan untuk belanja non-primer dan barang-barang mewah. Alasan yang di
berikan dari Syekh An-nabhani mengapa mata uang yang sesuai itu adalah emas. Islam
hanya mengkhususkan larangan penimbunan harta terhadap perak dan emas, padahal harta
bisa mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.
1. Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak
berubah-ubah.
2. Rasullallah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan beliau
menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar uang.
3. Ketika Allah mewajibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat tersebut
dengan nisab emas dan perak.
4. Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang
hanya dilakukan dengan emas dan perak, begitupun dengan transaksi lainnya
hanya dinyatakan dengan emas dan perak.
Sejarah pertama kali terjadinya inflasi yaitu dari kerajaan Byzantium yang melakukan
pengumpulan emas dan mengekspor komoditas sebanyak-banyaknya ke Negara-
Negara lain agar dapat mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Lantas apa yang
kemudian terjadi? Akhirnya orang-orang mengeluarkan biaya transportasi, harus
makan, membeli pakaian, serta juga menikmati sehingga mereka akan membelanjakan
uang yang dikumpulkan tadi malah menaikkan tingkat harga komoditasnya sendiri.

5
Negara-negara Arab dengan mata uang dinar ataupun mata uang Negara-Negara
Eropa seperti Perancis, Inggris, Swedia, Spanyol, Italia dan Rusia bahkan juga Amerika
smuanya mengalami inflasi. Saat Iral berada di puncak kejayaannya disitulah terjadi awal
mula inflasi mata uang dinar.
Tidak juga di Negara lain, di Negara kita juga terjadi inflasi. Pada umumnya ada dua
penyebab terjadinya inflasi di Indonesia, yaitu inflasi yang di impor dan defisit dalam
anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN). Menurut Sadano Sukirno adalah kenaikan
harga-harga yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti
oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, serta terjadinya kekacauan politik dan
ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.
Taqyuddin Ahmad ibn al-Maqrizi menyatakan mirip yang dikutip Euis Amalia dalam
bukunya Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari masa Klasik hingga Kontemporer, bahwa
suatu ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan yang langsung terus-menerus,
yang mana terjadi kelangkaan barang dan jasa sementara konsumen harus mengeluarkan
lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama.
Dari masa kemasa sekarang fenomena inflasi semakin bertambah dengan diterapkan
adanya mata uang kertas. Sebenarnya dulu ulama Imam Syafi’I sudah mengingatkan yang
melarang pemerintah mencetak dirham yang tidak murni karna akan merusak nilai mata
uang, menyebabkan naiknya harga dan hal itu merugikan orang banyak serta
menimbulkan kerusakan-kerusakan. Pada masa Daulah Bani Mamluk juga telah
memperingatkan keadaan ini, mata uang yang berkualitas baik dari peredaran akan
tersingkirkan dengan uang yang berkualitas buruk. Alat tukar dinar dan dirham akan
menghilang dari peredaran apabila fulus dibiarkab beredar. Foktor-foktor non-moneter
bisa terjadi penyebab dari inflasi seperti bencana alam, banjir yang mengakibatkan terjadi
penurunan produksi bahan kebutuhan pokok maupun rusaknya infrastruktur jalan dan
sebagainya sehingga distribusi bahan kebutuhan kebeberapa daerah terhambat. Inflasi juga
bisa disebabkan foktor non-moneter lainnya seperti lambannya respon pemerintah
terhadap pengatasian inflasi.
Menurut ekonomi Islam yang di kemukakan oleh Al-Maqrizi secara umum penyebab
inflasi adalah:
1. Natural inflation
disebabkan foktor ilmiah yang mana manusia tidak bisa mencegahnya. Inflasi ini
merupakan inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran agregatif atau naiknya
permintaan agregatif. Akibat dari cuaca buruk dan bencana alam yang menjadikan

6
makanan atau hasil bumi menjadi gagal panen. Sehingga barang-barang tersebut
mengalami penurunan dan langka. Permintaan terhadap berbagai barang mengalami
peninggkatan sehingga harga melambung tinggi jauh melebihi daya beli masyarakat.
Akhirnya kegiatan ekonomi mengalami kemacetan yang pada akhirnya bencana
kelaparan, wabah penyakit, kematian. Peristiwa ini pemerintah menanggulangi
dengan mengeluarkan dana yang sangat besar mengakibatkan perbendaharaan negara
berkurang secara drastic atau deficit anggaran. Jika menggunakan persamaan MV=PQ
Di mana:
M= jumlah uang beredar
V= kecepatan peredaran uang
P= tingkat harga
Q= jumlah barang dan jasa
Maka natural inflasi dapat diartikan sebagai: Pertama, gangguan pada barang dan jasa
yang diproduksi dalam suatu perekonomian. Jika barang dan jasa yang diproduksi
menurun, sedangkan jumlah uang beredar dan kecepatan peredaran uang tetap maka
konsekuensinya tingkat harga naik. Kedua, Naiknya daya beli masyarakat yang riil
Natural inflation dibedakan menjadi dua berdasarkan penyebabnya: Pertama, uang
yang masuk dari luar negeri terlalu banyak karna ekspor meningkat, sedangkan impor
menurun. Kedua, adanya positive net export menjadikan keuntungan dengan
kelebihan uang yang akan dibawa ke Madinah sehingga pendapatan daya beli
masyarakat meningkat.
2. Human Error inflation
Inflasi ini yang terjadi karena kesalahan manusia disebabkan sebagai berikut:
a. Corruption and bad administration (korupsi dan buruknya administrasi)
Pengangkatan para pejabat berdasarkan suap, nepotisme, dan bukan karena
kapabilitas akan menempatkan orang-orang pada berbagai jabatan penting dan
terhormat yang tidak mempunyai kredibilitas. Mereka rela menggadaikan seluruh
hartanya demi meraih jabatan kondisi ini juga berpengaruh di saat mereka
berkuasa, mereka akan menyalahgunakan kekuasaan demi meraih kepentingan
pribadi. Akibatnya akan terjadi penurunan drastis terhadap penerimaan dan
pendapatan Negara. Virus korupsi dan buruknya administrasi mewabah dari
pejabat tinggi sebagai pemegang otoritas tertinggi sampai ke tingkat lurah/desa.
b. Excessive tax (pajak yang tinggi)

7
Akibat banyaknya pejabat pemerintahan bermental korup, pengeluaran negara
mengalami peningkatan drastis, sebagai kompensasi mereka menggunakan sistem
perpajakan tinggi. Efek yang menimbulkan tingginya pajak pada perekonomian
hampir sama dengan efek yang ditimbulkan korupsi yakni efisensi loss atau dead
weigh loss.
c. Excessive seignore (percetakan uang berlebihan)
Pemerintah melakukan percetakan uang fulus besar-besaran ketika terjadi defisit
anggaran baik akibat kemacetan ekonomi, maupun pihak pejabat yang
menghabiskan uang Negara. Menurut Al-Maqrizi kenaikan harga komoditas
adalah kenaikan dalam bentuk jumlah uang fulus, sedangkan jika diukur dengan
emas, harga-harga komoditas itu jarang sekali mengalami kenaikan. Uang
sebaiknya dicetak sesuai tingkat minimal yang dibutuhkan untuk bertransaksi.
d. Di negara-negara industri salah satu atau gabungan dari dua masalah inflasi
bersumber sebagai berikut:
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa.
2. Pekerja-pekerja menuntut kenaikan rupiah di berbagai kegiatan ekonomi.
Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari:
1. Kenaikan harga barang impor
2. Penambahan penawaran uang nberlebihan tanpa diikuti penambahan produksi dan
penawaran barang
3. Akibat pemerintah yang tidak bertanggungjawab dari kejadian kekacauan politik dan
ekonomi
4. Peningkatan permintaan disebabkan oleh expected inflation karena peningkatan uang
beredar. expected inflation penyebab peningkatan permintaan. Masyarakat cenderung
membelikan harta yang bersifat tidak mengurangi inflasi seperti properti dan emas
yang merupakan perlindungan kekayaan, apabila masyarakat mengetahui
bahwasaanya akan terjadi inflasi saat ini.
Inflasi dalam ilmu konvensional dapat digolongkan berbagai cara:
a. Inflasi digolongkan menurut besarnya:
1. Low inflation, yang mana inflasi dengan satu digit yaitu inflasi dibawah 10% per
tahun yang masih dianggap normal.
2. Galloping inflation atau double digit bahkan triple digit inflation yakni antara 20%
sampai 200% per tahun. Inflasi ini terjadi karena pemerintah lemah, revolusi,

8
perang dan kejadian lain yang menyebabkan barang tidak tersedia sementara uang
berlimpah.
3. Hyperinflation yakni inflasi diatas 200% per tahun. Keadaan ini orang tidak
percaya dengan uang, lebih membelanjakan uangnya untuk membeli lalu
menyimpan seperti emas, tanah, bangunan.
b. Berdasarkan sumber inflasi:
1. Demand pull inflation yakni kenaikan harga-harga karena banyaknya permintaan

GAMBAR 1
Inflasi karena dorongan biaya yakni biaya atau harga factor produksi seperti upah
buruh meningkat sehingga produsen harus menaikkan harga.
GAMBAR 2
GAMBAR 3
Grafik 3 menggambarkan inflasi yang disebabkan penurunan nilai mata uang
donestik. Penurunan nilai mata uang menaikkan harga-harga barang impor
terutama bahan mentah. Peningkatan harga mentah ini meningkatkan biaya
produksi dan menyebabkan perpindahan kurva SRAS.
2.2 Dampak Negatif
a. Bila harga secara garis besar naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
ekonomi tidak berjalan normal karena di satu sisi sebagian masyarakat berlebihan
uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang.
b. Akibat kepanikan tersebut masyarakat cenderung menarik tabungan guna membeli
dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan
dana berdampak bangkrut.
c. Memanfaatkan kenaikan harga dengan memperbesar keuntungan dan cara
mempermainkan harga dipasaran bagi peluang besar produsen.
d. Adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat
dengan sumber produksi berakibat distribusi barang yang tidak adil.
e. Apabila inflasi berkepanjangan produsen akan mengalami kebangkrutan karena
produk relatif semakin mahal sehingga tidak mampu untuk membeli.
f. Kekayaan masuarakat dan jurang antara kemiskinan semakin nyata yang mengarah
pada kecemburuan dan sentimen ekonomi dapat berakhir pada perampasan dan
penjarahan.
2.3 Dampak Positif

9
1. Produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtif dapat ditekan,
masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi.
2. Industri kecil dalam negeri akan menjadi semakin dipercaya dan tangguh akibat
inflasi yang berkepanjangan.
3. Masyarakat tergerak akan melakukan kegiatan membuka produksi dengan mendirikan
atau membuka usaha apabila tingkat pengangguran cenderung menurun.
Ibnu Taimiyah juga mempunyai solusi terhadap inflasi ini. Terjadi penurunan nilai mata
uang dan percetakan uang yang berlebihan sangat ditentang keras olehnya. Dengan
menggunakan percetakan yang adil sesuai porsi transaksi masyarakat, tidak memunculkan
kezaliman terhadap mereka.
Dalam perekonomian sekarang Bank sentral juga mempunyai peranan penting dalam
mengendalikan inflasi. Kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah ini yaitu:
a. Kebijakan fiskal. Dilaksakan dalam bentuk mengurangi pengeluaran pemerintah.
b. Kebijakan moneter. Yakni ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter untuk
mengendalikan jumlah uang yang beredar.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa dan terus-menerus dengan jangka
waktu tertentu. inflasi menimbulkan gangguan buruk terhadap nominal uang terutama
terhadap tabungan, fungsi dari pembayaran dimuka, dan fungsi dari unit perhitungan.
Sikap masyarakat untuk menabung akan melemah dan akan kecenderungan untuk belanja
non-primer dan barang-barang mewah. Alasan yang di berikan dari Syekh An-nabhani
mengapa mata uang yang sesuai itu adalah emas. Islam hanya mengkhususkan larangan
penimbunan harta terhadap perak dan emas, padahal harta bisa mencakup semua barang
yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.
Inflasi dalam ilmu konvensional dapat digolongkan berbagai cara:
c. Inflasi digolongkan menurut besarnya:
1. Low inflation, yang mana inflasi dengan satu digit yaitu inflasi dibawah 10% per
tahun.
2. Galloping inflation atau double digit bahkan triple digit inflation yakni antara 20%
sampai 200% per tahun.
3. Hyperinflation yakni inflasi diatas 200% per tahun.

10
Dampak negatif: Bila harga secara garis besar naik terus-menerus maka masyarakat
akan panik, ekonomi tidak berjalan normal. Akibat kepanikan tersebut masyarakat
cenderung menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang. Memanfaatkan
kenaikan harga dengan memperbesar keuntungan dan cara mempermainkan harga
dipasaran bagi peluang besar produsen.
Dampak positif: Produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtif dapat
ditekan, masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi. Industri kecil dalam
negeri akan menjadi semakin dipercaya dan tangguh akibat inflasi yang
berkepanjangan. Masyarakat tergerak akan melakukan kegiatan membuka produksi
dengan mendirikan atau membuka usaha

DAFTAR PUSTAKA
Chapra, M. Umer, 2000 Sistem Moneter Islam. Terjemahan. Cetakan Pertama. Jakarta:
Gema Insani Press-Tazkia Institute. November.
Karim, Adiwarman Azwar , 2007 Ekonomi Makro Islam, Edisi Kedua, Rajagrafindo
Perkasa, Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai