Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha esa
yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi dengan judul “Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan
Moneter.”
LATAR BELAKANG
Inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran merupakan tiga persoalan
dalam ilmu ekonomi makro. Sebenarnya, para pengambil kebijakan pemerintah
menginginkan inflasi yang rendah, pertumbuhan output yang tinggi, dan
pengangguran yang rendah1. Namun pada kenyataannya, harapan tersebut tidak
mudah untuk direalisasikan, karena yang terjadi justru inflasi dengan berbagai
tingkatan baik pada negara maju maupun negara berkembang. Inflasi yang terjadi
akan menyebabkan harga yang terus melonjak sehingga petumbuhan output menjadi
rendah. Selain itu, inflasi juga akan berdampak pada jumlah pengangguran yang
tinggi, seperti yang dijelaskan pada kurva Philips.
Saat ini, para pengambil kebijakan telah menerapkan beberapa kebijakan yang
dapat mengendalikan keadaan ekonomi makro. Kebijakan-kebijakan tersebut
diantaranya, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal diterapkannya saling berhubungan.
RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan kebijakaan fiskal dan kebijakan moneter!
2) Jelaskan Cakupan-cakupan permasalahan kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter!
TUJUAN
1) Mengetahui serta menjelakan pengertian kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter.
2) Menjelaskan serta memaparkan cakupan permasalahan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter.
BAB 2
PEMBAHASAN
I. KEBIJAKAN MONETER
I.II Pengertian
Dalam ilmu ekonomi, kebijakan moneter merupakan sebuah kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah untuk mengatur kestabilan keuangan suatu negara di mana
keuangan yang seringkali berubah-ubah dengan adanya berbagai faktor yang
memengaruhi membuat sebuah negara mengatur hal tersebut, dengan suatu kebijakan
dan stabilitas finansial dibutuhkan setiap negara untuk menjaga harga, inflasi serta
output dalam keadaan stabil.
Kebijakan moneter juga merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga pasar di mana agar
hal ini bisa dicapai, Bank Sentral yang juga dikenal sebagai otoritas moneter
mengeluarkan kebijakan untuk mengatur keuangan negara agar lebih terkendali.
Seperti ketersediaan uang, distribusi, kesempatan kerja serta laju inflasi yang
terkendali.
Perekonomian negara selalu mendapatkan perhatian lebih karena
sumbangsihnya untuk negara yang sangat besar. Pemerintah senantiasa mengamati
pembangunan ekonomi, dan jika diperoleh keadaan yang menyimpang maka disinilah
otoritas moneter mengambil tindakan. Pemerintah akan mengambil langkah
kebijaksanaan untuk mengatasi masalah tersebut melalui otoritas moneter yakni
kebijakan moneter.
Pengertian sederhana tentang Ekonomi Moneter merujuk pada bagian dari
ilmu ekonomi yang mempelajari mengenai sifat, fungsi, serta pengaruh uang dalam
berbagai kegiatan ekonomi. Hematnya, ekonomi moneter berbicara mengenai
bagaimana "uang" itu bekerja. Namun, secara substansial masih banyak sekali yang
dipelajari dalam ekonomi moneter, misalnya bagaimana pasar uang berjalan, tingkat
bunga, inflasi, kebijakan moneter, permasalahan dalam kebijakan moneter hingga
sistem moneter internasional dan persoalan krisis keuangan.
Dalam Ekonomi Moneter, dapat diketahui secara mendalam mengenai
jalannya mekanisme pasar uang, pengaruh tingkat bunga dalam perekonomian,
bagaimana negara mengatur persoalan inflasi, kebijakan negara dalam membuat
kebijakan moneter, serta cara kerja sistem moneter internasional hingga mempelajari
krisis keuangan yang sempat melanda Indonesia. Selain itu, dapat dianalisa secara
tajam beberapa fenomena moneter dalam kaitannya dengan kebijakan moneter
terhadap perekonomian negara. Pada akhirnya, dengan mempelajari ekonomi moneter
akan menambah khazanah pengetahuan sehingga diharapkan kita menjadi lebih kritis
dalam menyikapi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah, khususnya
kebijakan pengaturan uang dan perbankan untuk mencapai tujuan pembangunan
ekonomi.
Pengetahuan tentang ekonomi moneter juga dapat memberikan masukan
kepada pemerintah dalam mengambil sebuah kebijaksanaan melalui teori ekonomi
moneter yang telah dipelajari sehingga kebijakan tersebut menjadi efektif dan efisien
dalam mencapai tujuannya.
Sesuai dengan hukum permintaan pasar, apabila jumlah uang yang disediakan
melebihi jumlah uang yang diminta maka akan terjadi kelebihan penyediaan uang
yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan harga uang atau suku bunga.
Sebaliknya, apabila jumlah uang yang di minta melebihi jumlah uang yang
disediakan maka akan dapat mengaki- batkan kenaikan harga uang atau suku bunga.
Perlu dikemukakan bahwa suku bunga yang dimaksud adalah suku bunga
keseimbangan pasar, yiatu suku bunga yang mencerminkan kesesuaian antara suku
bunga simpanan (sisi penawaran uang) dan suku bunga pinjaman (sisi permintaan
uang).
MxV=PxY,
Dimana :
M=jumlah uang berdar.
V=kecepatan peredaran uang,
P=tingkat harga
Y=PDB riil.
Jadi, apabila PDB nominal (P x Y) adalah setahun adalah 5 trilyun, kecepatan
uang adalah 5, maka jumlah uang beredar adalah 1 trilyun rupiah.3 Adanya kenaikan
suku bunga, maka jumlah tabungan juga akan meningkat. Ini karena bunga
dinyatakan sebagai persentase dari jumlah pokok per unit waktu. Ini sangat logis.
Karena bunga merupakan insentif bagi orang yang memiliki kelebihan dana untuk
menabung dan merupakan ukuran sumber daya yang dibayarkan debitur kepada
kreditur. Pemerintah dapat menggunakan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar. Dengan kata lain, pemerintah dapat mengatur aliran uang dalam
perekonomian. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat keuangan untuk mengontrol
penawaran.
2. Komponen APBN
Secara garis besar struktur APBN merupakan Pendapatan Negara dan Hibah, Belanja
Negara, Keseimbangan Primer, Surplus atau Defisit Anggaran, Pembiayaan.
1) Belanja Negara
Besar kecilnya belanja negara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:
Kebutuhan penyelenggaraan negara. Risiko bencana alam dan dampak krisi global.
Asumsi dasar makro ekonomi. Kebijakan pembangunan. Kondisi akan kebijakan
lainnya. Belanja pemerintah pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di
daerah.
Belanja pemerintah pusat dapat dikelompokkan menjadi: belanja pegawai,
belanja barang, belanja modal, pembiayaan bunga utang, subsidi BBM dan subsidi
non-BBM, belanja hibah, belanja sosial(termasuk penanggulangan bencana), dan
belanja lainnya.
Belanja daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke pemerintah daerah, untuk
kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja daerah
meliputi: Dana bagi hasil Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Dana otonomi
khusus.
2) Pembiayaan Negara
Besaran pembiayaan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni asumsi
dasar makro ekonomi, kebijakan pembiayaan, kondisi dan kebijakan
lainnya.Pembiayaan negara terbagi menjadi 2 jenis pembiayaan, yakni pembiayaan
dalam negeri dan luar negeri. Pembiayaan dalam negeri meliputi pembiayaan
perbankan dalam negeri dan pembiayaan non perbankan dalam negeri (hasil
pengelolaan aset, pinjaman dalam negeri neto, kewajiban penjaminan, surat berharga
negara neto, dan dana investasi pemerintah). Sedangkan pembiayaan luar negeri
meliputi penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas Pinjaman Program dan
Pinjaman Proyek, penerusan pinjaman, dan pembayaran cicilan pokok utang luar
negeri yang terdiri atas jatuh tempo dan moratorium.
3) Pendapatan Pajak
Pendapatan Pajak Dalam Negeri terdiri dari Pendapatan pajak penghasilan
(PPh), Pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah, Pendapatan pajak bumi dan bangunan, Pendapatan cukai, Pendapatan pajak
lainnya. Selanjutnya Pendapatan Pajak Internasional pendapatan bea masuk dan
pendapatan bea keluar.
4) Pendapatan Negara
Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan
pajak. Penerimaan perpajakan untuk APBN biasanya melalui kepabean dan cukai,
penerimaan pajak, dan hibah. Pajak menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari
APBN.
Pasalnya pajak memiliki kontribusi besar dalam pembentukan APBN tiap
tahunnya. Penerimaan pajak terbilang paling besar ketimbang komponen-komponen
lainnya yang ada dalam APBN. Selain melalui penerimaan perpajakan, pendapatan
negara juga didapat melalui penerimaan negara bukan pajak dan lainnya. Pendapatan
tersebut antara lain adalah Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU),Pendapatan
Sumber Daya Alam (SDA),Pendapatan dari kekayaan negara dan hibah yang didapat.
Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi
Kebijakan pendapatan negara
Kebijakan pembangunan ekonomi
Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
Kondisi dan kebijakan lainnya
6) Penyusunan APBN
Proses penyusunan dan penetapan APBN dapat dikelompokkan dalam dua tahap,
yaitu:
a) pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan DPR, dari bulan Februari
sampai dengan pertengahan bulan Agustus
b) Pengajuan pembahasan dan penetapan APBN, dari pertengahan bulan
Agustus sampai dengan bulan Desember. Berikut ini diuraikan secara singkat
kedua tahapan dalam proses penyusunan APBN tersebut.
Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR. Tahap ini diawali dengan
beberapa kali pembahasan antara pemerintah dan DPR untuk menentukan mekanisme
dan jadwal pembahasan APBN. Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan rancangan
APBN oleh pemerintah, antara lain meliputi penentuan asumsi dasar APBN,
perkiraan penerimaan dan pengeluaran.
Pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN. Tahapan ini dimulai dengan
Pidato Presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan. Selanjutnya
akan dilakukan pembahasan baik antara Menteri Keuangan dengan Panitia Anggaran.
b) Efek Positif:
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak
untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
6.3 Pecegahan inflasi
Ada 4 cara mencegah inflasi, yaitu :
1) Kebijakan Moneter
2) Kebijakan Fiskal
3) Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
4) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Kebijakan Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera,Sedangkan Kebijakan Fiskal kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang
berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran negara, di Indonesia, hal ini terkait
dengan APBN ( Anggara Pendapatan dan Belanja Negara).
Dalam Kebijakan fiskal negara berkembang ada beberapa peranan di dalam
negara berkembang yaitu untuk mempercepat proses pembangunan, dapat
mempengaruhi corak penggunaan sumber daya. Begitupun peranan Kebijakan
moneter adalah tetap besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi tapi
harus sesuai dengan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi,dan dinegara
berkembang kebijakan ini juga harus mencakup penawaran uang sebagai usaha-usaha
dalam pembangunan agar berjalan lancar.Adapun Hubungan antara Kebijakan Fiskal
dan Kebijakan Moneter Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor
tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan
sektor dunia internasional/luar negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan
interaksi masing – masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.
Setiap Bangsa di dunia ini menginginkan segala sesuatu sesuai dengan yang
mereka inginkan, begitu juga dengan perekonomian. Namun, masalah - masalah tetap
terjadi , sebagai tantangan untuk mencapai semuanya itu. Maka dari itu, kebijakan
moneter dan fiskal adalah salah satu cara yang diterapkan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian dengan maksud agar supaya keadaan
perekonomian tidak selalu menyimpang dari keadaan yang diinginkannya
DAFTAR PUSTAKA
alvian, m. (2010). efektifitas mekanisme trasmisi kebijakan moneter pada jalur suku bunga
periode. 96.
atap. (n.d.). pengertian APBN. fungsi, struktur, dasar hukum dan mekanisme
penyusunannya.
rumah, t. e. (2022, november 14). kebijakan fiskal. definisi, tujuan, jenis, dan contohnya.