Anda di halaman 1dari 16

INFLASI DAN NILAI TUKAR UANG

Disusun guna memenuhi tugas :


Mata Kuliah : EKONOMI MAKRO ISLAM
Dosen Pengampu : DR. DEWI FITROTUS SA’DIYAH, M.EI

Disusun oleh :

1. ADINDA DWI ATIKASARI (Nim: 2022114290887)


2. SITI SRI REJEKI RAHAYU (Nim: 2022114290947)
3. MOHAMMAD ALFIN FIRDAUS (Nim: 2022114290941)

Kelas EKONOMI SYARIAH 4-b

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM (FSEI)
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK
2024
KATA PENNGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat
serta taufik-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan judul “Inflasi dan Nilai Tukar
Uang” ini untuk memenuhi tugas Perekonomian Indonesia, sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang akan menjadi shafa’atul uthma bagi
kita semua di akhirat kelak. Amin.

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada ibu DR. DEWI FITROTUS SA’DIYAH,
M.EI yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini dan
senantiasa membimbing dan memberikan ilmu kepada kami. Kepada teman-teman yang telah
memberikan masukan atas kesempurnaan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharap kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terlepas dari kekurangan-
kekurangan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan
menjadikan amal saleh bagi kami. Amin

Nganjuk, 22 Maret 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Konsep dan Pengertian Iflasi............................................................3


B. Sejarah Iflasi.....................................................................................4
C. Penyebab Inflasi...............................................................................5
D. Indikator Inflasi................................................................................7
E. Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam mengatasi Inflasi...........7
F. Inflasi dalam perspektif Islam..........................................................8
G. Kebijakan Ekonomi Islam dalam mengatasi Inflasi.........................9
H. Nilai Tukar Uang Konvensional dan Nilai Tukar Islam................10
I. Sejarah Nilai Tukar Uang di Indonesia..........................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................12

A. Kesimpulan ....................................................................................12
B. Saran...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk dibahas
terutama yang berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makro ekonomi.
Pertama, inflasi domestik yang tinggi menyebabkan tingkat balas jasa yang riil terhadap aset
finansial domestik semakin rendah (bahkan seringkali negatif), sehingga dapat mengganggu
mobilisasi dana domestik dan bahkan dapat mengurangi tabungan domestik yang menjadi
sumber dana investasi. Kedua, dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan
dapat menimbulkan defesit dalam transaksi berjalan dan sekaligus dapat meningkatkan
hutang luar negeri.

Bahaya inflasi sangat disadari oleh semua pihak, hanya bahaya inflasi yang tidak
mudah dikendalikan. Selain itu, beban biaya untuk mengendalikan inflasi juga sangat mahal,
apalagi laju inflasi sudah terlanjur menjadi tidak terkendali, atau sering disebut sebagai
hiperinflasi. Kesulitan dalam pengendalian laju inflasi tidak terlepas dari banyak faktor yang
menyebabkan laju inflasi.

Nilai tukar seing digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara.
Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana
hampir sebagian besar megara-negara di dunia saat ini terlibat dalam aktivitas perekonomian.
Nilai tukar merupakan perbandingan nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan
negara lain.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Konsep dan Pengertian Inflasi!
2. Bagaimana sejarah Inflasi?
3. Apa saja penyebab dari Inflasi?
4. Jelaskan indikator dari Inflasi!
5. Bagaimana cara Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam mengatasi Inflasi?
6. Definiskanlah inflasi dalam perspektif Islam!
7. Bagaimana kebijakan ekonomi Islam dalam mengatasi Inflasi?
8. Definisikanlah nilai tukar uang konvensional dan nilai tukar Islam!
9. Jelaskan sejarah nilai tukar uang di Indonesia!

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dan pengertian Inflasi.
2. Untuk mengetahui sejarah Inflasi.
3. Untuk mengetahui penyebab Inflasi.
4. Untuk mengetahui indikator Inflasi.
5. Untuk mengetahui cara kebijakan ekonomi konvensional dalam mengatasi Inflasi.
6. Untuk mengetahui definisi inflasi dalam perspektif Islam.
7. Untuk mengetahui cara kebijakan ekonomi Islam dalam mengatasi insflasi.
8. Untuk mengetahui definisi nilai tukar uang konvensional dan nilai tukar Islam.
9. Untuk mengetahui sejarah nilai tukar uang di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Pengertian Inflasi


a. Pengertian Inflasi

Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus.inflasi berkaitan dengan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Artinya
kenikan harga satu jenis barang tidak termasuk dalam kategori inflasi.1

Kenaikan harga yang berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan


persedian barang dan jasa mengalami kelangkaan, sementara konsumen harus mengeluarkan
lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama yang mengakibatkan makin
berkurangnya nilai uang sehingga menggerus daya beli sebuah unit mata uang.2

b. Konsep Inflasi
1) Teori kuantitas

Teori ini merupakan pandangan dari teori klasik. Pada dasarnya teori klasik
mengatakan : “perubahan-perubahan dalam penawaran uang akan menyebabkan kenaikan
harga yang sama tingkatnya dengan tingkat penawaran uang.“ Menurut teori ini penyebab
kenaikan harga barang atau jasa secara umum yang mengarah pada inflasi adalah:

a) Jumlah uang beredar

Terlalu banyak uang yang dicetak dan diedarkan ke masyarakat akan berakibat inflasi.
Peredaran ini tanpa diikuti penambahan produksi dan penawaran barang. Sirkulasi uang atau
kecepatan perpindahan uang dari satu tangan ke tangan yang lain begitu cepat sehingga
masyarakat terlalu konsumtif. Jumlah uang beredar dimasyarakat ini baik uang kartal maupun
uang giral. Semakin besar jumlah uang yang beredar dimasyarakat maka inflasi juga akan
meningkat.

b) Harapan psikologis masyarakat mengenai harga dimasa akan datang

Apabila masyarakat memperkirakan harga barang di masa yang akan datang


mengalami kenaikan terus-menerus maka beredarnya jumlah uang beredar tersebut akan
1
Zaini Ibrahim. Pengantar Ekonomi Makro, (Banten: Baraka Aksara, 2013), 89.
2
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), 298.

3
direspon dengan membelanjakan uangnya saat ini juga dan menyimpan barang, terutama
barang-barang yang bisa melindungi kekayaan dari inflasi, misalnya berlian, emas, properti.
Akibatnya inflasi melambung tinggi.3

2) Teori Keynesian
Menurut teori ini penyebab inflasi adalah beberapa kelompok masyarakat yang ingin
hidup diluar batas kemampuannya. Kelompok masyarakat ini terbagi tiga kelompok, yaitu:
pemerintah, pengusaha swasta, dan serikat buruh

3) Teori sktrukturalis

Adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara Amerika
Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran dari struktur perekonomian yang
berkembang. Tidak jarang faktor-faktor struktural yang dikatakan sebagai sebab musabab
yang paling dasar dari proses inflasi tersebut bukan 100% struktural. Sering dijumpai bahwa
inflasi tersebut disebabkan oleh kebijaksanaan harga atau moneter pemerintah itu sendiri. 4

B. Sejarah Inflasi

Emas memberikana nilai pada suatu uang dan juga akseptahbilitas di tempat lain.
Dalam hal ini, sejarah perekonomian kerajaan Byzantium menarik untuk dipelajari.
Byzantium berusaha keras untuk mengumpulkan emas dengan melakukan ekspor
komoditasnya sebanyak mungkin ke negara-negara lain dan berusaha mencegah impor dari
negara-negara lain agar dapat mengumpulkan uang emas sebanyak-banyaknya.

Apakah itu dinar di negara-negara Arab ataupun mata uang negara-negara Eropa
seperti Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Swedia, dan Rusia bahkan juga Amerika, semuanya
mengalami apa yang dinamakan inflasi. Apa yang menyebabkan semua hal tersebut? Tidak
ada satu sebab utama yang dapat di salahkan. Semua adalah akibat gabungan dari penurunan
produksi pertanian, pajak yang berlebihan, depopulasi, manipulasi pasar, high labor cost,
pengangguran, kemewahan yang sangat berlebihan dan sebab-sebab lainnya, seperti perang
yang berkepanjangan, embargo, dan pemogokan pekerja.

3
Zaini Ibrahim, Pengantar Ekonomi Makro Edisi Revisi, (Serang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (LP2M) IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2013), 130.
4
Julius R Latumaerissa. Perekonomian Indonesia dan dinamika ekonomi global, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2015), 174.

4
Awal inflasi mata uang dinar dimulai bahkan pada saat ketika Irak sedang dalam masa
puncak jayanya. Revolusi Harga di Eropa terjadi sepanjang beberapa Abad, pola kenaikan
tingkat harga pertama kali tampak di Italia dan Jerman sekitar tahun 1470 (mengikuti wabah
Black Death pada tahun 1349). Kemudian Inflasi menyerang Eropa dalam Beberapa tahapan,
dimulai dari Inggris dan Perancis pada tahun 1480-an, meluas ke semenanjung Iberia pada
dekade selanjutnya dan menyerang Eropa Timur pada tahun 1500-an. Kenaikan tingkat harga
sangat cepat pada bahan-bahan mentah terutama makanan.

Pada tahun 1870, Perancis juga mengalami Inflasi. Diduga ada hubungan besar antara
kenaikan tingkat Inflasi dengan kenaikan produksi Emas. Menurut Michael Chevalier
(seorang ekonom Perancis pada abad ke-19), pada tahun 1859 mengatakan bahwa
pertambahan penawaran emas akibat ditemukannya tambang-tambang emas baru sehingga
mengakibatkan. turunnya harga emas relatif yang akan membawa pada turunnya nilai riil
emas (inflasi) atau naiknya tingkat harga seluruh barang kecuali emas.5

C. Penyebab Inflasi

a. Inflasi akibat tarikan permintaan (demand pull inflation)


Inflasi akibat tarikan permintaan adalah inflasi yang terjadi karena barang yang
diminta (aggregate demand atau AD) melebihi jumlah barang yang ditawarkan dalam
perekonomian (aggregate supply atau AS). Kapasitas produksi yang lebih rendah dari pada
yang dibutuhkan masyarakat tersebut dapat diakibatkan karena dua hal. Pertama, kapasitas
produksi yang ada sudah optimal sehingga tidak dapat ditingkatkan lagi. Kedua, kapasitas
produksi tidak digunakan secara penuh karena keterbatasan sumber daya yang ada atau
teknologi yang tidak memadai. Kenaikan permintaan ini diakibatkan oleh pertambahan
jumlah penduduk maupun makin bertambahnya jenis dan jumlah kebutuhan masyarakat.
Faktor lain adalah kenaikan pendapatan masyarakat atau juga karena ketakutan akan
terjadinya kenaikan harga secara terus menerus dimasa yang akan datang. Peningkatan
permintaan masyarakat akan barang dan jasa lebih besar dari barang dan jasa yang
ditawarkan maka mengakibatkan kenaikan harga sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
Inflasi ini biasanya terjadi pada saat tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan

5
Naf’an. cet 1. Ekonomi Makro: Tinjauan Ekonomi Syari’ah. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014). 201-202.

5
dengan pesat. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga mendorong
peningkatan permintaan barang atau jasa sedangkan barang yang ditawarkan tetap karena
kapasitas produksi sudah maksimal sehingga mendorong kenaikan harga secara terus-
menerus. Dalam inflasi tekanan permintaan, tidak selalu berarti penawaran agregat (AS) tidak
bertambah. Yang pasti kalaupun terjadi penambahan penawaran agregat, jumlahnya lebih
kecil dibanding peningkatan permintaan agregat.

b. Inflasi akibat dorongan produksi (cosh push inflation)


Inflasi desakan biaya atau inflasi dari sisi penawaran adalah inflasi yang terjadi
sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya yang pesat dibandingkan produktivitas dan
efisiensi perusahaan, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa. Peningkatan
biaya produksi akan mendorong perusahaan menaikan harga barang dan jasa, meskipun
mereka harus menerima resiko pengurangan permintaan barang dan jasa yang mereka
produksi dari masyrakat. Kenaikan harga dapat terjadi karena turunnya jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan. Berlakunya kenaikan harga yang menyeluruh tersebut dapat bersumber
dari internal maupun eksternal perusahaan.6

Penyebab inflasi menurut ekonomi Islam.

Al-Maqrizi dalam Rozalinda mengemukakan penyebab inflasi dalam pandangan Islam


yaitu:

a) Natural inflation
Yaitu inflasi karena sebab-sebab alamiah, manusia tidak punya kuasa untuk
mencegahnya. Inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh penurunan aggregatif atau
naiknya permintaan agregatif.

b) Human error inflation (inflasi yang terjadi akibat kesalahan manusia)


Korupsi dan buruknya administarasi akan mengganggu tingkat harga karena para
produsen akan menaikan harga jual barangnya untuk menutupi biaya-biaya yang seharusnya
tidak dibebankan kepada produsen melainkan dibebankan kepada pemerintah yang pada
akhirnya akan mengakibatkan inefisiensi alokasi sumber daya yang tentu akan merugikan
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.7

6
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), 305-306.
7
Ibid.

6
D. Indikator Inflasi
Menurut Adrian Sutedi (2012), ada dua indikator inflasi yaitu sebagai berikut.
a. Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umum digunakan untuk
menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi
masyarakat.
b. Indeks harga perdagangan besar merupakan indikator yang menggambarkan
pergerakan harga dari komoditas yang diperdagangkan disuatu daerah. 8

E. Kebijakan Konvensional Dalam Mengatasi Inflasi


Sebab terjadi atau tidaknya inflasi tergantung dari kebijakan – kebijakan pemerintah
dalam menjalankan roda perekonomian. Kebijakan – kebijakan yang digunakan untuk
mengatasi masalah inflasi yaitu sebagai berikut:
1. Kebijakan fiskal
Ada dua kebijakan fiskal yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah untuk menekan
tingkat inflasi, yaitu:
a. Meningkatkan pajak
Makin tinggi pajak yang dikenakan pemerintah terhadap pendapatan, maka semakin
kecil konsumsi masyarakat. Dengan naiknya pajak yang dikenakan pemerintah terhadap
pendapatan masyarakat akan dapat menekan tingkat konsumsi.
b. Mengurangi pengeluaran pemerintah
Mengurangi pengeluaran pemerintah menimbulkan efek yang cepat dalam
mengurangi pengeluaran dalam perekonomian.9
2. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah peraturan dan ketentuan yang dikeluarkanoleh otoritas
moneter (bank sentral) untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar. Sasaran kebijakan
moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang yang beradar. Bank sentral mengatur jumlah
uang yang beredar melalui:
a) Cadangan minimum
Laju inflasi ditekan dengan menaikan cadangan minimum sehingga jumlah uang
menjadi lebih kecil.

8
Adrian Sutedi, Hukum Keuangan Negara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 35.
9
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoretis (Jakarta: Kencana, 2015 ), 182-183.

7
b) Tingkat Diskonto (Discount Rate)
Discount rate adalah diskonto untuk pinjaman yang diberikan oleh bank sentral
kepada bank umum. Pinjaman ini biasanya berwujud tambahan cadangan bank umum
yang ada pada bank sentral. Discount rate ini bagi bank umum merupakan biaya untuk
pinjaman yang diberikan oleh bank sentral. Apabila tingkat diskonto dinaikan (oleh
bank sentral) maka gairah bank umum meminjam makin kecil sehingga cadangan
yang ada pada bank sentral juga mengecil. Akibatnya kemampuan bank umum untuk
memberikan pinjaman pada masyarakat makin kecil, sehingga jumlah uang yang
beredar turun dan inflasi dapat dicegah.10

F. Inflasi Dalam Perspektif Islam


Islam tidak memandang adanya inflasi karena mata uang yang digunakan adalah dinar
dan dirham yang memiliki nilai mata uang stabil dan dibenarkan dalam pandangan islam.
Adhimarwan Karim dalam Nurul Huda mengatakan bahwa Syekh An-Nabawi memberikan
beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah dengan menggunakan emas.
Ketika Islam melarang penimbunan harta islam hanya mengkhususkan larangan tersebut
untuk emas dan perak, padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai
kekayaan.11
Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-
ubah. Ketika Islam mewajibkan pembayaran diat, maka yang dijadikan sebagai ukurannya
adalah dalam bentuk emas. Rasulullah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang
dan standarisasi ukuran uang. Ketika Allah SWT mewajibkan pembayaran zakat uang kepada
umat islam maka yang menjadi ukuran nisabnya adalah ukuran emas atau perak. Hukum-
hukum tentang pertukuran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya dilakukan
dengan emas dan perak begitupun transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan
perak. Kondisi defisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah dan ini hanya terjadi satu kali
yakni pada saat sebelum perang Hunain. Kenaikan harga-harga yang terjadi adalah dalam
bentuk jumlah uangnya, bila dalam bentuk dinar jarang sekai terjadi kenaikan.12

10
Delvian Yosuky, Felix Santoso, Felycia, Tio Sania. Analisis Kebijakan Pemerintah Terkait Pengangguran
Pasca Kenaikan Inflasi, Vol.1, No.4 Desember 2022. 185-186.
11
Nurul Huda, Ekonomi Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Predia Media Group, 2019), 189.
12
ibid.

8
Imam Syafi’i melarang pemerintah mencetak dirham yang tidak murni karena akan
merusak nilai mata uang, menyebabkan naiknya harga, dan hal itu merugikan orang banyak
serta menimbulkan kerusakan-kerusakan.13

G. Kebijakan Ekonomi Islam dalam mengatasi Iflasi


Dalam pemikiran Islam menurut An-Nabahan pemerintah merupakan lembaga formal
yang mewujudkan dan memberikan pelayanan terbaik kepada rakyatnya. Pemerintah
mempunyai kewajiban untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya yaitu
tanggung jawab terhadap perekonomian di antaranya mengawasi faktor utama penggerak
perekonomian.14
Majid mengatakan bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, pemerintah
Islam menggunakan dua kebijakan yaitu, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan
tersebut telah dipraktekan sejak zaman Rasulullah dan Khulafaur rasyidin kemudian
dikembangkan oleh para ulama’.

H. Nilai Tukar Uang Konvensional dan Nilai Tukar Islam


a. Nilai tukar uang konvensional
Untuk menganalisis uang harus dipelajari secara luas dalam konteks masyarakat
tertentu yang bersangkutan. Karena ini masalah hati dan juga pikiran: perasaan adalah alasan
juga. Uang selalu dikaitkan dalam berbagai tingkat kedekatan dengan agama, sebagian di
tafsirkan di zaman modern sebagai psikologi kebiasaan dan sikap, harapan, ketakutan dan
harapan. Jadi, yang membatasi pengeluaran dalam masyarakat primitif pada dasarnya tidak
berbeda dengan memiliki saham, yang juga mengurangi pengeluaran melalui perubahan
penilaian subjektif nilai dan pendapatan. Jika uang hanyalah alat teknis yang berwujud
sehingga persediaannya bisa di batasi dengan jelas, manusia dengan mudah mampu
menguasai dan mengontrol itu. Seperti halnya jika inflasi hanya memiliki satu penyebab,
pemerintah dan jumlah uang beredar datang hanya dari satu sumber yang sama, maka kendali
mekanis mungkin juga sama. Namun, meskipun pemerintah kuat di kedua sisi ini, menurut
Lindgren, ada faktor yang di abaikan yaitu psikologi uang, faktor psikologis itu adalah para
analis dan perencana selalu menghindari mood public.

13
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), 298 .
14
M. Faruq An Nabahan, Sistem Ekonomi Islam: Pilihan Setelah Kegagalan Sistem Kapitalis dan Sosialis
(Yogyakarta: UII Pres, 2000), 61.

9
Mood Public (suasana hati publik) di pahami sebagai konsep analisis tentang suasana
hati individu. Berada dalam suasana hati tertentu berarti menyesuaikan diri dengan situasi di
mana seseorang menemukan diri sendiri. Suasana hati kita adalah laporan yang kita berikan
tentang keadaan penyelarasan kita. Suasana hati publik dapat di pahami sebagai suasana hati
pada usia tertentu, suasana hati penonton yang bersama-sama menghadiri pertunjukan publik,
atau ikatan yang terjadi antara tubuh yang secara fisik berdekatan satu sama lain. Dalam
suasana hati publiklah emosi, pikiran, dan rencana tindakan muncul.15

b. Nilai tukar Islam


Nilai tukar suatu mata uang di dalam Islam di golongkan dalam dua kelompok, yaitu:
Natural dan Human. Dalam pembahasan nilai tukar menurut islam akan dipakai dua scenario
yaitu:
1) Terjadi perubahan-perubahan harga dalam negeri yang memengaruhi nilai tukar uang.
Sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang dikelompokkan sebagai berikut:
a. Natural Exchange Rate Fluctuation
a) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan – perubahan yang
terjadi pada permintaan agregatif (AD). Expansi AD akan
mengakibatkan naiknya tingkat harga secara keseluruhan (P), seperti
kita ketahui bahwa: P= e P, jika tingkat harga dalam negeri naik,
sedangkan tingkat harga di luar negeri tetap, maka nilai tukar mata
uang akan mengalami depresiasi..
b) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi
pada penawaran agregatif (AS). Jika AS mengalami kontraksi, maka
akan berakibat pada naiknya tingkat harga secra keseluruhan, yang
kemudian akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar.
b. Human Error Exchange Rate Fluctuation
Corruption dan Bad Administration yang buruk akan mengakibatkan naiknya
harga akibat terjadinya Missallocation of Resources serta Mark-up yang tinggi
yang harus dilakukan oleh produsen untuk menutupi biaya-biaya siluman
dalam proses produksinya.
2) Perubahan harga yang terjadi diluar negeri
Perubahan harga yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena 2 sebab yaitu:
1. Non engineered/ non manifulated changes
15
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mkaro Islam Edisi Ketiga, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 157.

10
Disebut sebagai non eminered/non manifulated changes adalah karena perubahan
yang terjadi bukan disebabakan oleh manipulasi (yang dimaksudkan untuk merugikan) oleh
pihak-pihak tertentu.
2. Enginered / Manipulated changes
Disebut sebagai enginered/manipulated changes adalah karena perubahan yang terjadi
disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang dimasudkan untuk
merugikan pihak lain. 16
I. Sejarah Nilai Tukar Uang di Indonesia
Sejak tahun 1970, negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu:
1) Sistem kurs tetap (1970-1978) Sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 1964,
Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap kurs resmi Rp. 250/US$, sementara kurs
uang lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap US$. Untuk menjaga
kestabilan nilai tukar pada tingkat yang ditetapkan, Bank Indonesia melakukan
intervensi aktif di pasar valuta asing.
2) Sistem mengambang terkendali (1978 - 1997) Pada masa ini, nilai tukar rupiah
didasarkan pada sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies). Kebijakan ini
diterapkan bersama dengan dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978. Dengan
sistem ini, pemerintah menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan kurs
bergerak di pasar dengan spread tertentu. Pemerintah hanya melakukan intervensi bila
kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari spread.
3) Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997-sekarang) Sejak pertengahan Juli 1997,
nilai tukar rupiah terhadap US$ semakin melemah. Sehubungan dengan hal tersebut
dan dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang ma ka
pemerintah memutuskan untukmenghapus rentang intervensi (sistem nilai tukar
mengambang terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas
(free floating exchange rate) pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang
intervensi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi pemerintah
terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri. 17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

16
Ibid 18
17
N. Gregory Mankiw, Penegantar Ekonomi Edisi Kedua, (Jakarta: Erlangga, 2013), 221.

11
Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus.inflasi berkaitan dengan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi
memiliki 3 konsep yaitu: teori kuantitas, teori keynesian, teori strukturalis. Awal inflasi mata
uang dinar dimulai bahkan pada saat ketika Irak sedang dalam masa puncak jayanya.
Revolusi Harga di Eropa terjadi sepanjang beberapa Abad, pola kenaikan tingkat harga
pertama kali tampak di Italia dan Jerman sekitar tahun 1470 (mengikuti wabah Black Death
pada tahun 1349). Ada 2 penyebab inflasi yaitu: inflasi akibat tarikan permintaan dan inflasi
akibat dorongan produksi.
Ada dua indikator inflasi yaitu, indeks harga konsumen (IHK) dan indeks harga
perdagangan besar. Kebijakan konvensial yang di gunakan untuk mengatasi inflasi adalah
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Islam tidak memandang adanya inflasi karena mata
uang yang digunakan adalah dinar dan dirham yang memiliki nilai mata uang stabil dan
dibenarkan dalam pandangan islam.
Dalam pemikiran Islam menurut An-Nabahan pemerintah merupakan lembaga formal
yang mewujudkan dan memberikan pelayanan terbaik kepada rakyatnya. Untuk menganalisis
uang harus dipelajari secara luas dalam konteks masyarakat tertentu yang bersangkutan.
Karena ini masalah hati dan juga pikiran: perasaan adalah alasan juga. Uang selalu dikaitkan
dalam berbagai tingkat kedekatan dengan agama . Nilai tukar suatu mata uang di dalam Islam
di golongkan dalam dua kelompok, yaitu: Natural dan Human. Sejak tahun 1970, negara
Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu: sistem kurs, sistem mengambang
terkendali, dan sistem kurs mengambang.

B. Saran
Demikianlah makalah tentang Inflasi dan Nilai Tukar Uang ini kami susun, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari
masih banyak kekurangan, saran, dan kritikan membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

12
Adiwarman A. Karim. 2014. Ekonomi Mkaro Islam Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Huda, Nurul. 2015. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoretis. Jakarta: Kencana.
Huda, Nurul. 2019. Ekonomi Islam Pendekatan Teoritis,. Jakarta: Predia Media Group.
Ibrahim, Zaini. 2013. Pengantar Ekonomi Makro Edisi Revisi. Serang: Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Ibrahim., Zaini. 2013. Pengantar Ekonomi Makro. Banten: Baraka Aksara.
Julius R Latumaerissa. 2015. Perekonomian Indonesia dan dinamika ekonomi global.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
M. Faruq An Nabahan. 2020. Sistem Ekonomi Islam: Pilihan Setelah Kegagalan Sistem
Kapitalis dan Sosialis. Yogyakarta: UII Pres.
Naf’an. cet 1. 2014. Ekonomi Makro: Tinjauan Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
N. Gregory Mankiw. 2013. Pengantar Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2012. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Klasik
Hingga Keynesian Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sutedi, Adrian. 2012. Hukum Keuangan Negara. Jakarta: Sinar Grafika.
Yosuky, Delvian Felix Santoso, Felycia, Tio Sania. 2022. Analisis Kebijakan Pemerintah
Terkait Pengangguran Pasca Kenaikan Inflasi. Vol.1, No.4.

13

Anda mungkin juga menyukai