Anda di halaman 1dari 15

DOSEN PENGAMPU:

MARTINO A. ADIPRAJA, S.I.A,.M.A

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

1. AHMAD AYUB(212361201049)
2. DENI SUHENDRA(212361201052)
3. IVA MUCHOROMATUS SOLIKAH
(212361201054)
4. RINDI AILI SHOCHIFAH(212361201028)
5. AILA VAIRUS ZAHWA(212361201067)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARUL “ULUM
JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 26 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Pengertian Resesi Global.....................................................................................................6
2.2 Ciri-Ciri Akan Terjadinya Resesi Global.............................................................................6
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Resesi Global.........................................................................7
2.4 Akibat Terjadinya Resesi Global.........................................................................................8
2.5 Negara-Negara Yang Terdampak Resesi Global.................................................................8
2.6 Dampak Resesi Global Pada Negara Indonesia.................................................................10
2.7 Dampak Resesi Global Pada Masyarakat..........................................................................11
2.8 Cara Menghadapi Resesi Global........................................................................................12
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resesi adalah kondisi perekonomian yang mampu membuat perusahaan atau negara
krisis ekonomi. Hal Ini diakibatkan menurunnya daya beli masyarakat yang berimbas pada
penurunan pendapatan perusahaan atau negara dan mengancam arus kas. Resesi terjadi
karena kondisi ekonomi negara sedang memburuk dan terlihat dari Produk Domestik Bruto
(PDB) negatif, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif
selama dua kuartal berturut-turut. Saat ini ancaman resesi global 2023 di depan mata. Kondisi
ini diperjelas dengan berbagai risiko yang mulai muncul di permukaan. Laju inflasi tinggi,
fenomena strong dollar, krisis pangan hingga perang yang jauh dari kata 'damai' menjadi
alasan kuat semua pemangku kepentingan di dunia menyalakan alarm bahaya.

Resesi 2023 dipicu keadaan saat bank-bank sentral seluruh dunia secara bersamaan
menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap inflasi. Inflasi adalah proses meningkatnya
harga secara umum dan terus-menerus. Disebabkan inflasi yang tinggi, bank sentral di
berbagai negara menaikkan suku bunga dengan agresif. Dua faktor tersebut menjadi 'duet
maut' yang membawa dunia ke resesi. Resesi ekonomi bisa mengakibatkan pendapatan
negara dari pajak dan non pajak menjadi lebih rendah. Hal ini terjadi karena penghasilan
masyarakat menurun hingga harga properti yang anjlok dan akhirnya memicu rendahnya
jumlah PPN ke kas negara.

Beberapa solusi yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengatasi resesi ekonomi dan
pulih agar tak berada di jurang itu terlalu lama yaitu seperti, mempertahankan daya beli
masyarakat. Caranya dengan mempercepat lagi penyaluran bantuan sosial (bansos) dan
program dukungan lainnya yang sudah ada di program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),
menjaga ketahanan dunia usaha. Misalnya dengan mempercepat realisasi insentif perpajakan
dan relaksasi aturan lain. Tujuannya agar dunia usaha masih bisa berproduksi dan menangkap
cuan di tengah tekanan pandemi.Juga terus menciptakan lapangan kerja dan konsumsi kelas
menengah atas. Tujuannya, agar beban fiskal berkurang dan simpanan para kelas menengah
atas yang meningkat di perbankan bisa masuk ke ekonomi riil.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan resesi global?


2. Apakah ciri-ciri akan terjadinya resesi global?
3. Apa saja faktor penyebab terjadinya resesi global 2023?
4. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari terjadinya resesi global?
5. Negara mana saja yang terdampak oleh resesi global 2023?
6. Apa saja dampak resesi global pada Indonesia?
7. Apa saja dampak resesi global pada masyarakat?
8. Bagamaina cara menghadapi resesi ekonomi?

4
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan resesi Global.


2. Untuk mengetahui ciri-ciri yang akan terjadi ketika resesi global.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya resesi global.
4. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari terjadinya resesi global.
5. Untuk mengetahui negara mana saja yang akan terdampak oleh resesi global.
6. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan oleh resesi global pada negara
Indonesia.
7. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan oleh resesi global pada
masyarakat.
8. Untuk mengetahui solusi mengatasi resesi ekonomi.

5
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Resesi Global

Merangkum dari berbagai sumber, arti kata resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi
yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan cenderung lama, mulai berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun. Arti kata resesi juga bisa dimaknai sebagai kontraksi besar-besaran dalam
kegiatan ekonomi. Juga bisa diartikan sebagai periode penurunan tingkat ekonomi secara
sementara dengan berkurangnya aktivitas di sektor perdagangan dan aktivitas industri.
Bahkan, resesi ekonomi ditandai dengan penurunan PDB secara berturut-turut selama dua
kuartal.
Pengertian resesi global sendiri merupakan sebuah keadaan kenaikan (inflasi) Produk
Domestik Bruto (PDB) dunia sesuai dengan indikator ekonomi makro dunia. Termasuk di
dalamnya tingkat pengangguran, produksi dalam industri, arus modal, konsumsi minyak,
serta perdagangan saham. Apabila resesi global ini terjadi, maka negara-negara maju akan
menghadapi kontraksi, perekonomian negara-negara berkembang cenderung melambat, dan
terjadi penurunan perdagangan saham dengan sangat cepat.
2.2 Ciri-Ciri Akan Terjadinya Resesi Global
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Negatif
Resesi ekonomi, dapat terjadi ketika pertumbuhan ekonomi di suatu negara berlangsung
secara negatif hingga pada angka dua kuartal berturut-turut.
Kondisi ini pada umumnya terjadi karena dipengaruhi oleh ketidakstabilan dari investasi,
pendapatan nasional, komsumsi, pengeluaran, serta ekspor-impor. Jika hal tersebut terjadi
terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama, maka resesi akan sulit untuk dihindari.
2. Produksi dan Konsumsi yang Tidak Seimbang
Ciri-ciri resesi ekonomi selanjutnya yaitu produksi dan konsumsi yang tidak seimbang.
Jika kegiatan produksi berlebih, maka stok sebuah barang akan terus menumpuk. Sementara
itu, jumlah konsumsi yang lebih banyak dengan produksi akan berpotensi mendorong impor
yang besar-besaran. Ketika kondisi produksi dan konsumsi yang tidak seimbang maka dapat
menyebabakan pengeluaran melambung tinggi dan laba perusahaan di dalam negeri semakin
menipis. Kondisi ini tentu akan memicu terjadinya resesi ekonomi.
3. Impor Lebih Besar Dibanding dengan Ekspor
Kondisi ekspor-impor sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di dalam suatu
negara. Jika jumlah impor lebih besar dibanding dengan ekspor, maka hal itu termasuk ciri-
ciri resesi ekonomi global.
Saat suatu negara lebih banyak mendatangkan kebutuhan dari luar negeri, maka akan ada
risiko defisit anggaran. Jika hal ini terjadi, maka pendapatan nasional bisa menurun sehingga
menyebabkan resesi.
4. Menurunnya Lapangan Kerja

6
Menurunnya lapangan pekerjaan membuat meningkatnya angka pengangguran dan
menunjukkan lemahnya pertumbuhan ekonomi dari suatu negara.
Jika hal ini terjadi, maka akan menyebabkan tingkat kriminalitas meroket. Karena semakin
banyak perbuatan kriminal negara, maka dapat membuat investor kehilangan kepercayaan
untuk menanamkan modal dan pada akhirnya suatu negara berpeluang untuk jatuh ke jurang
resesi.
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Resesi Global
Tentu saja resesi ekonomi bukan tanpa penyebab. Ia muncul karena ada penurunan
aktivitas ekonomi yang ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua
kuartal berturut-turut.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya resesi ekonomi dalam suatu
negara, yaitu:
1. Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara terus-menerus. Inflasi yang berlebihan
bisa membahayakan dan menyebabkan resesi. Kenaikan suku bunga oleh Bang Central AS
merupakan cara untuk menekan inflasi. Akan tetapi hal ini malah berisiko menyebabkan
resesi.
2. Deflasi yang Berlebihan
Penyebab resesi yang kedua ialah deflasi yang berlebihan. Deflasi ialah kondisi saat harga
turun dari waktu ke waktu yang menyebabkan upah menyusut hingga kemudian menekan
harga.
3. Gelembung Aset
Penyebab resesi yang selanjutnya ialahh gelembung aset. Para investor yang panik
biasanya akan menjual sahamnya yang kemudian dapat memicu resesi. Kondisi ini bisa
menggelembungkan pasar saham dan real estate. Akhirnya gelembung tersebut pecah dan
terjadilah panic selling yang dapat menghancurkan pasar yang kemudian menjadi penyebab
resesi.
4. Guncangan Ekonomi yang Mendadak
Pemicu resesi yang lainnya ialah guncangan ekonomi yang terjadi secara mendadak, mulai
dari tumpukan hutang individu maupun perusahaan. Biaya pelunasan yang semakin tinggi,
kemudian lama-lama akan meningkat ke titik di mana tidak dapat melunasinya lagi.
5. Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi
Penyebab resesi lainnya adalah ketidakseimbangan antara produksi dengan konsumsi.
Tingginya produksi yang tidak dibarengi dengan konsumsi akan mengakibatkan penumpukan
stok persediaan barang.
6. Ekonomi Merosot selama Dua Kuartal Berturut-turut
Resesi juga disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang merosot selama dua kuartal
berturut-turut. Jika pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kenaikan, maka negara

7
tersebut masih aman dari ancaman resesi. Namun sebaliknya, jika produk domestik bruto
menurun secara signifikan, maka dipastikan ekonomi negara tersebut mengalami resesi.
7. Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor
Selanjutnya, pemicu resesi juga disebabkan oleh nilai impor yang lebih besar daripada
ekspor yang menyebabkan anggaran negara menjadi defisit.
2.4 Akibat Terjadinya Resesi Global
Resesi jelas tidak menguntungkan bagi perekonomian. Sebab ekonomi dari semua sektor
baik berskala makro maupun mikro terkena dampaknya. Lalu apa saja dampak resesi
ekonomi? Ini dia beberapa jawabannya:
1. Jumlah pengangguran kian meningkat.
2. Pinjaman pemerintah melonjak tinggi untuk membiayai kebutuhan
pembangunan negara.
3. Perusahaan banyak mengalami kebangkrutan.
4. Jatuhnya harga aset.
5. Perusahaan mengalami penurunan pendapatan secara drastis.
6. Banyak pekerja di-PHK.
7. Daya beli masyarakat menurun.
8. Pengangguran meningkat.
2.5 Negara-Negara Yang Terdampak Resesi Global
Dunia saat ini tengah ditakuti dengan ambruknya keadaan perekonomian. Kondisi
ekonomi global yang semakin bergejolak, ancaman resesi, inflasi yang tinggi, hingga
pengetatan likuiditas semakin memojokkan ekonomi banyak negara menuju pelemahan.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani pun mengatakan penurunan proyeksi ekonomi terjadi di
semua negara baik negara maju maupun negara berkembang. Negara seperti Amerika Serikat
(AS), Inggris, China dan Zona Eropa diprediksi menjadi yang sulit terhindar dari resesi.
Bank Dunia meramal perekonomian global akan menyusut hingga 1,9% poin menjadi
0,5% pada 2023. Ini adalah proyeksi dalam skenario terburuk. Kemudian, pada 2024,
ekonomi dunia akan kembali menurun 1% menjadi 2,0%.
Namun, menariknya Sri Mulyani juga mengungkapkan ada negara-negara yang
terbilang cukup baik ekonominya dan kuat dari guncangan resesi. Indonesia, katanya,
termasuk salah satunya. "Emerging countries, seperti India, Indonesia dan Brazil, Meksiko
relatif dalam situasi cukup baik," kata Sri Mulyani, dikutip Sabtu (22/10/2022). Dari data
IMF, India diperkirakan akan tumbuh 6,8% tahun ini dan 6,1% tahun depan. Sementara itu,
IMF memperkirakan Indonesia tumbuh 5,3% tahun ini dan 5% pada 2023. Meski begitu,
negara-negara itu tetap berisiko terkena efek samping resesi dari negara-negara maju. Sri
Mulyani juga turut mewaspadai kondisi eksternal meski Indonesia diprediksi masih tumbuh
kisaran 5% pada 2022 dan 2023.
Risiko resesi disebabkan oleh kenaikan cost of fund dan potensi default di banyak
negara yang sudah memiliki rasio utang sangat tinggi. Harga komoditas yang tinggi

8
kemudian menyebabkan inflasi melonjak. "Seberapa banyak negara masuk krisis default yang
kemudian muncul juga dalam kondisi ekonomi? Ini kondisi makin rumit. Jadi global
economy semakin kompleks," imbuhnya.
Sejumlah negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang diprediksi
ikut terseret ke dalam jurang resesi akibat inflasi yang terus meningkat. Melihat kondisi ini,
lantas negara mana saja yang berpotensi mengalami resesi 2023?
Melansir dari CNN Indonesia, berikut negara-negara yang terancam masuk resesi
2023:
1. Amerika Serikat (AS)
Pertumbuhan ekonomi AS terkontraksi 0,6 persen pada kuartal II 2022, setelah minus
1,6 persen pada kuartal I 2022.
Kendati sudah dua kuartal berturut-turut terkontraksi, namun ekonomi AS belum
dibilang resesi. Pengumuman resesi ekonomi dibuat oleh Bussiness Cycle Dating Committee,
badan yang terdiri dari delapan ahli ekonomi yang dipilih oleh Biro Nasional Riset Ekonomi,
organisasi non-profit.
Hingga kini, mereka masih ogah menggunakan kata resesi tersebut. Sedang di lain
sisi, The Fed menepis kekhawatiran soal resesi. Bank sentral AS bersikeras menjelaskan
bahwa pasar kerja AS masih kuat dengan bukti 315 ribu pekerja baru pada Agustus 2022.
"Pasar tenaga kerja AS yang kuat memberi kami fleksibilitas untuk menjadi agresif
dalam perjuangan kami melawan inflasi," tulis The Fed.
2. Eropa
Mata uang euro yang merosot ke level terlemahnya terhadap dolar sejak akhir 2002
membuat kekhawatiran negara-negara Eropa terhadap resesi. Kenaikan harga gas alam turut
menjadi pemicu ketakutan resesi.
Data menunjukkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan bisnis pada Juni. Tak
hanya itu, rilis memperlihatkan defisit perdagangan pada Mei 2022 yang disesuaikan secara
musiman sebesar 1 miliar euro di Jerman, berlawanan dengan ekspektasi surplus.
Perekonomian Inggris juga menunjukkan tanda-tanda perlambatan karena inflasi
tinggi. Suku bunga acuan bank sentral Inggris bahkan sudah naik 200 basis poin selama 2022.
Eropa terancam resesi 2023. "Ekonomi mulai terlihat seperti lama-kelamaan akan habis
terhenti," ujar Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global Market Intelligence Chris Williamson.
3. China
Menurut laporan Bank Dunia pada Selasa (27/9), China yang merupakan 86 persen
dari output ekonomi kawasan 23 negara, diproyeksikan tumbuh 2,8 persen tahun ini. Angka
ini merupakan penurunan signifikan dari perkiraan sebelumnya yang berada di angka 5,0
persen.
Ekonomi China memang melemah dalam beberapa bulan terakhir menyusul kebijakan
lockdown yang diberlakukan di Negara Tirai Bambu itu. Hal tersebut turut mengganggu

9
sektor industri, penjualan domestik, hingga aktivitas ekspor. "Kami memproyeksikan
pertumbuhan PDB riil melambat tajam menjadi 4,3 persen pada 2022 sampai dengan 0,8
poin, persentase lebih rendah dari yang diproyeksikan dalam Pembaruan Ekonomi China
Desember," tulis IMF dalam laporan perekonomian China Juni 2022.
4. Mongolia
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, memperkirakan kondisi keuangan
global yang lebih ketat dan dampak geopolitik bakal memperburuk profil keuangan eksternal
Mongolia yang lemah. "Kami memproyeksikan defisit neraca berjalan Mongolia pada 2022
akan melebar menjadi 16,3 persen dari PDB dan beban utang luar negeri bersihnya menjadi
besar pada 167 persen dari PDB," tulis analis Fitch.
Ketergantungan Pemerintah Mongolia pada utang luar negeri turut meningkatkan
kerentanan terhadap pergeseran sentimen investor internasional yang dapat menghasilkan
perlambatan ekonomi.
5. Korea Selatan
Saham Korea Selatan jatuh pada awal Juli 2022 karena investor khawatir kenaikan
suku bunga acuan untuk memerangi inflasi bakal memicu perlambatan ekonomi.
Analis di Samsung Securities Seo Jung-hun menyebut saham Korea Selatan, seperti
pasar saham Taiwan, sensitif terhadap momentum siklus ekonomi dan bereaksi terhadap
ketakutan resesi.
6. Indonesia
Menurut Sri Mulyani, perekonomian Indonesia masih cukup sehat dan aman dari
ancaman resesi. Namun, masih ada risiko resesi ekonomi yang dialami Indonesia, yakni
sebesar 3 persen. "Kita (Indonesia) relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risiko (potensi
resesi) 3 persen," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers di Nusa Dua, Rabu (13/7),
mengamini survei yang dilakukan Bloomberg soal potensi resesi negara-negara dunia.
Dengan demikian, blia dibandingkan dengan sejumlah negara tadi, Indonesia masih
terbilang cukup aman dari ancaman resesi 2023.
2.6 Dampak Resesi Global Pada Negara Indonesia
Dampak yang akan ditimbulkan oleh resesi bagi ekonomi Indonesia
1. Pertama, kinerja neraca dagang yang mencatatkan surplus sejak tahun lalu, bisa kembali
defisit. Sebab, pada tahun ini perekonomian Indonesia sangat terbantu dari ekspor komoditas
andalan yang harganya melonjak.
"Dampaknya yang mungkin terasa adalah penurunan kinerja ekspor karena permintaan
global turun, dan harga komoditas juga kemungkinan turun. Jadi, kita bisa kembali
mengalami defisit neraca dagang," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/9).
2. Kedua, penerimaan negara terancam. Resesi global yang mengganggu aktivitas ekspor
akan berdampak pada penerimaan negara yang berkurang, terutama Penerimaan Negara

10
Bukan Pajak (PNBP). Anggaran yang saat ini tercatat surplus sejak Januari lalu, bisa-bisa
kembali defisit.
"Jadi, indikasi yang bisa dilihat paling cepat adalah turunnya kinerja ekspor, neraca
dagang yang berisiko kembali defisit, dan penerimaan negara yang turun," terang dia.
3. Ketiga, dampak langsung lainnya adalah pelemahan nilai tukar rupiah. Saat terjadi
resesi, maka investor akan menarik dananya dari pasar obligasi maupun saham Indonesia, dan
memilih untuk beralih ke aset aman seperti emas. Kondisi ini pernah terjadi saat Indonesia
mengalami resesi pada 2020 di tengah pademi covid-19. Sehingga, jika resesi global terjadi,
kondisi tersebut dipastikan akan terulang.
"Investor cenderung akan mengalihkan dananya ke safe haven, seperti emas dan dolar
AS," tutur Faisal.
4. Keempat, dampaknya pada kinerja impor. Ekonom LPEM UI Teuku Riefky
menuturkan resesi global akan membuat dolar AS makin mahal, sehingga nilai impor bahan
baku dan modal menjadi lebih tinggi. "Ini bisa membuat produksi menurun, dan ekonomi
melemah," jelasnya.
5. Kelima, terganggunya investasi di dalam negeri. Resesi akan membuat keuangan
investor yang selama ini menanamkan modal di Indonesia terganggu, sehingga tidak hanya
memperkecil investasi yang masuk, tapi investasi existing pun bisa mangkrak.
"Investasi langsung akan melambat pada 2023 dan bisa kembali rebound (bangkit) pada
2024 setelah resesi pulih. Jadi, itu adalah beberapa channel transmisi terjadi terhadap
Indonesia kalau resesi global betulan terjadi di tahun depan," tegasnya.
2.7 Dampak Resesi Global Pada Masyarakat
Dampak resesi global bagi masyarakat
1. Kenaikan Harga
Salah satu dampak resesi yang langsung dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah
naiknya harga barang, baik dalam bentuk produk maupun layanan. Kenaikan harga dipicu
oleh meningkatnya permintaan barang, namun suplainya tidak mencukupi, sehingga
menyebabkan rantai pasokan terganggu.
Masyarakat Indonesia sendiri sebenarnya sudah merasakan kenaikan harga kebutuhan
pokok sejak awal tahun ini. Hal tersebut kemudian disusul oleh naiknya harga BBM sejak
awal September lalu. Kenaikan harga ini pun mendorong tingkat inflasi tahunan Indonesia
menyentuh angka 6 persen bulan lalu.
2. Nilai Tukar Rupiah Melemah
Selain harga barang yang terus meningkat, dampak lain yang dapat dirasakan masyarakat
Indonesia sebagai pengaruh dari resesi adalah melemahnya nilai tukar rupiah. Melemahnya
nilai rupiah dapat dipicu oleh kepanikan investor sebagai imbas dari terjadinya resesi.

11
Kepanikan investor menyebabkan mereka berbondong-bondong untuk menarik uangnya
dari saham Indonesia maupun pasar obligasi. Ketika resesi terjadi, investor lebih memilih
untuk menginvestasikan uang mereka ke aset investasi yang lebih aman, seperti emas.
3. Bisnis Terancam Gulung Tikar
Kenaikan harga barang sebagai dampak akibat terjadinya resesi membuat para pelaku
bisnis harus memutar otak untuk mencari strategi agar dapat tetap bertahan. Berbagai upaya
yang dilakukan seperti menekan upah karyawan hingga terpaksa harus melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK).
Jika upaya tersebut masih belum berhasil menekan kerugian dan membuat mereka
bertahan, maka para pelaku bisnis bisa terpaksa menutup operasional bisnisnya. Hal ini bisa
dilihat dari beberapa gerai ritel yang terpaksa harus ditutup.
4. Lapangan Pekerjaan Semakin Menipis
Ketika resesi sudah mulai berimbas pada sektor bisnis, potensi terjadinya PHK akan
semakin besar. Hal ini yang kemudian menyebabkan lapangan pekerjaan semakin menipis
akibat daya saing untuk mendapatkan pekerjan semakin tinggi. Angka pengangguran yang
meningkat tentunya akan menimbulkan berbagai masalah baru.
5. Melemahnya Daya Beli Masyarakat
Melambungnya harga barang dan meningkatnya jumlah pengangguran akan membuat
konsumen menjadi kehilangan daya beli. Kondisi ini cenderung membuat masyarakat lebih
selektif dalam membelanjakan uangnya. Hal ini kemudian akan menyebabkan penurunan
omzet yang cukup signifikan bagi para pelaku bisnis, yang tentunya berdampak pada
operasional bisnisnya secara menyeluruh.
6. Meningkatnya Tingkat Suku Bunga
Menaikkan tingkat suku bunga biasanya dilakukan oleh bank sentral di hampir setiap
negara, sebagai upaya dalam mengendalikan inflasi. Menaikkan tingkat suku bunga
dimaksudkan untuk menahan konsumsi masyarakat, sehingga kenaikan harga bisa
dikendalikan. Namun, hal ini akan berdampak buruk pada masyarakat umum dan pelaku
usaha yang melakukan pinjaman.
2.8 Cara Menghadapi Resesi Global
Ini dia 7 tips persiapan menghadapi resesi:
1. Tambah tabungan darurat
Demi menghadapi resesi, sangat penting untuk Anda memiliki tabungan darurat. Dengan
memiliki lebih banyak simpanan uang, maka risiko stres akan berkurang. Sebagai permulaan,
Anda dapat mulai menghemat pengeluaran 3 hingga 12 bulan kedepan. Karena resesi terjadi
secara mendadak atau diluar dugaan, tabungan menjadi penting sebagai dana darurat. Dana
tabungan tersebut juga dapat membantu Anda untuk membuka usaha atau untuk mencari
pekerjaan baru. Meskipun mencari pekerjaan di tengah ancaman resesi akan lebih sulit.
2. Pisahkan dana tabungan

12
Serupa dengan kata pepatah, Jangan taruh telur dalam keranjang. Ungkapan tersebut
dapat Anda terapkan pada tabungan dana untuk menghapi resesi. Pisahkan tempat
penyimpanan antara uang untuk keperluan sehari-hari dan uang yang untuk ditabung. Selain
itu, jangan gunakan uang untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Pastikan Anda memakai uang
hanya untuk keperluan makanan, membayar cicilan rumah dan biaya transportasi.
Membangun dana darurat Anda adalah salah satu langkah terpenting saat mempersiapkan
resesi.
3. Diversifikasikan Investasi
Sangat penting untuk memiliki investasi yang terdiversifikasi dengan baik. Artinya,
usahakan agar Anda tidak hanya terikat dengan satu saham atau satu properti dalam
berinvestasi. Pastikan Anda berinvestasi di beberapa bidang industri dan area, jadi apabila
suatu saat terdapat salah satu industri atau area saham yang mengalami penurunan, Anda
masih memiliki pegangan di perusahaan lain. Sebagai contoh, Anda dapat berinvestasi ke
berbagai bidang sektor pasar saham konsumsi, jasa, perawatan, kesehatan, teknologi, dan
lainnya. Reksa dana dan dana indeks adalah cara yang bagus untuk melakukan diversifikasi .
Anda juga dapat memilih untuk berinvestasi di pasar saham (dana dan obligasi), pasar real
estat, dan bisnis kecil.
4. Lunasi utang
Hal terpenting yang harus dilakukan adalah melunasi hutang-hutang sebelum dihadapkan
dengan kondisi ekonomi yang buruk. Ada baiknya untuk segera fokus melunasi hutang yang
memiliki bunga tinggi. Disarankan untuk tidak berinvestasi terlebih dahulu sebelum
membayar hutang dengan tanggungan bunga yang tinggi.
5. Buat daftar anggaran pengeluaran
Pelajari cara membuat anggaran pengeluaran keseharian. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui banyaknya pengeluaran dan sisa uang yang harus ditabung. Uang yang tersisa
adalah uang yang dapat Anda gunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting seperti
menabung dan berinvestasi.
7. Mencari pekerjaan sampingan
Menyiapkan sumber pendapatan pasif juga merupakan ide yang cerdas. Dengan memiliki
pekerjaan sampingan maka dapat membantu Anda untuk mengumpulkan dana darurat lebih
banyak. Bahkan, berdasarkan studi dikatakan bahwa para jutawan rata-rata memiliki 7
sumber pendapatan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan banyak aliran pendapatan dan dapat
menjadi penyangga jika Anda kehilangan sumber pendapatan utama.
8. Pertahankan jenis pekerjaan yang tetap dibutuhkan saat resesi
Pertimbangkan pekerjaan yang tetap eksis meskipun dalan kondisi resesi. Petugas
kesehatan, jurnalis, guru, dan apoteker adalah jenis pekerjaan yang tetap berjalan meskipun
resesi.

13
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Merangkum dari berbagai sumber, arti kata resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi
yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan cenderung lama, mulai berbulan-bulan hingga
bertahun-tahun. Arti kata resesi juga bisa dimaknai sebagai kontraksi besar-besaran dalam
kegiatan ekonomi. Juga bisa diartikan sebagai periode penurunan tingkat ekonomi secara
sementara dengan berkurangnya aktivitas di sektor perdagangan dan aktivitas industri.
Bahkan, resesi ekonomi ditandai dengan penurunan PDB secara berturut-turut selama dua
kuartal.
Arti kata resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu
yang stagnan dan cenderung lama, mulai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Maka
negara-negara maju akan menghadapi kontraksi, perekonomian negara berkembang
melambat, dan terjadi perdagangan saham dengan sangat cepat. Penyebab resesi ekonomi
yang ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah proses meningkatnya
harga secara terus-menerus. Kenaikan suku bunga oleh Bang Central AS merupakan cara
untuk menekan inflasi. Kondisi ini bisa menggelembungkan pasar saham dan real estate.

Para investor yang panik biasanya akan menjual sahamnya yang kemudian dapat
memicu resesi. Dampaknya yang mungkin terasa adalah penurunan kinerja ekspor,
permintaan global turun, dan harga komoditas juga kemungkinan turun. Maka investor akan
menarik dananya dari pasar obligasi maupun saham Indonesia, dan memilih untuk beralih ke
aset aman seperti emas. Kondisi ini pernah terjadi saat Indonesia mengalami resesi pada 2020
di tengah pademi covid-19.

3.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan dalam masalah ini, yaitu:


 Pemerintah lebih banyak mensosialisasikan tentang apa itu Resesi Global, dan
dampaknya bagi masyarakat, agar tidak menimbulkan kecemasaan masyarakat.
 Mari kita bersatu dalam menghadapi adanya Resesi Global 2023, dengan lebih banyak
mengkonsumsi produk dalam negri dibandingkan produk luar negri.
 Tidak perlu panik dan tetap optimis untuk Indonesia maju, jaya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Saadah, Arini. 2022. Memahami Arti Kata Resesi, Penyebab dan Dampaknya
bagi Kehidupan. https://www.dream.co.id/dinar/memahami-arti-kata-resesi-penyebab-dan-
dampaknya-bagi-kehidupan-221028d.html/. Diakses 26 November 2022
Risanti, Surti.2022. Penyebab, Risiko, dan Cara Mengatasinya.
https://www.fortuneidn.com/finance/surti/resesi-global-adalah. Diakses 27 November 2022
Ileny, Rizky.2022. 7 Tips Persiapan Menghadapi Resesi.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20221029/9/1592714/7-tips-persiapan-menghadapi-resesi.
Diakses 27 November 2022
CNN Indonesia. 2022. 5 Dampak Resesi Global Terhadap Ekonomi RI.
https://app.cnnindonesia.com/https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220927164334-
532-853331/5-dampak-resesi-global-terhadap-ekonomi-ri. Diakses 27 November 2022
Revita, Tiffany. 2022. Dampak Resesi Global Bagi Indonesia, Optimis dan
Waspada. https://dailysocial.id/post/dampak-resesi-global-bagi-indonesia. Diakses 27
November 2022
CNBC Indonesia. 4 Negara Ini Aman Dari Resesi di 2023, Termasuk RI?. 2022.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20221022093005-17-381760/4-negara-ini-aman-
dari-resesi-di-2023-termasuk-ri. Diakses 27 November 2022
Oswaldo Giorgi, Ignacio. Daftar Negara yang Dibayangi Resesi 2023, Ada
Indonesia?.
2022. https://apps.detik.com/detik/https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-6330403/daftar-negara-yang-dibayangi-resesi-2023-ada-indonesia. Diakses 27
November 2022

15

Anda mungkin juga menyukai