Anda di halaman 1dari 35

MODUL

PEREKONOMIAN INDONESIA

ELSA AUDINA PAKPAHAN (21302085)


JUITA KATERINA ONIBALA (21302187)
MELISA ANENENGO (21302050)
KELAS 3C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2022

1
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankepadaTuhan Yang


MahaEsayaituTuhanYesusKristuskarenapenyertaan dan pertolongan-NYA sehingga
kamidapatmenyelesaikantugasmodulinitepat pada waktunya.

Adapun
tujuandaripenulisanmoduliniadalahuntukmemenuhitugasmatakuliahperekonomian Indonesia
dengan Ibu: AlzefinSinolungan SE.M.SI
selakudosenpengampu.Selainitu,modulinibertujuanuntukmenambahwawasantentangperekonomia
n Indonesia bagi para pembaca dan juga bagipenulis.

Kami mengucapkanterimakasihkepada Ibu AlzefinSinolungan SE.M.SI


selakudosenmatakuliahperekonomian Indonesia yang
telahmemberikantugasinisehinggadapatmenambahpengetahuan dan
wawasansesuaidenganbidangstudi yang kamitekuni.

Kami juga mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang


telahmembagisebagianpengetahuannyasehingga kami dapatmenyelesaikanmodulini.

Kamimenyadari, modul yang kami tulisinimasihjauhdari kata


sempurna.Olehkarenaitu,kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan demi
kesempurnaanmodulini.

Tondano, September 2022

PEMBUAT MODUL

2
DAFTAR ISI

BAB 34....................................................................................................................................................8
KRISIS HUTANG DUNIA KETIGA LATAR BELAKANG, PERKEMBAGAN DAN PROSPEK
PENYELESAIANYA............................................................................................................................8
a) .KILAS BALIK...........................................................................................................................8
b) TINJAUAN TEORITIS.............................................................................................................12
c) TINJAUAN UMUM..................................................................................................................13
D. KAITAN ANTARA PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INTERNASIONAL DAN
PERMASALAHAN HUTANG NEGARA-NEGARA SEDANG BERKEMBANG............................14
E. KARAKTERISTIK NEGARA PENGHUTANG..........................................................................16
F. CARA PANDANG TERHADAP PERMASALAHAN HUTANG...............................................18
Bab 35...................................................................................................................................................22
PEREKONOMIAN NEGARA NEGARA DI KAWASAN PASIFIK SELATAN..........................22
A. PASIFIK SELATAN DI TENGAH LINGKUNGAN PEREKONOMIAN DUNIA YANG
TELAH BERUBAH..............................................................................................................................23
B. GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN PASIFIK SELATAN...............................................25
C. TANTANGAN DI MASA DEPAN...............................................................................................26
D. KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN PASIFIK SELATAN..................................................28
BAB 35..................................................................................................................................................29
POTENSI SERTA PERANAN CENDEKIAWAN DAN PENGUSAHA PALESTINA DALAM
MEWUJUDKAN NEGARA PALESTINA MERDEKA..................................................................29
BAB III.....................................................................................................................................................33
PENUTUP................................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................34

3
DAFTAR TABEL

Tabel 21.1 Pertumbuhan GDP Per Kapita Dan Prospeknya Di Sub- Sahara Afrika ,Asia Dan
Amerika Latin 1965-1995

Tabel 22.1 Tingkat KeterbukaanBeberapa Negara Terpilih (%)

Tabel 22.2 BeberapaIndikator Utama PerekonomianPasifik (Di luar Australia Dan SelandiaBaru)
Di BandingkanDengan Indonesia

Tabel 23.1 BeberapaIndikator Makro Ekonomi Para TetanggaPalestina Pada Awal 1990-an

4
BAB I

PENDAHULUAN

Semenjakawaldasawarsa 1980-an, salah satumasalahekonomi glo bal yang


mengkhawatirkansemua negara di dunia adalahhutangluar negeri yang meningkatcepat;
melibatkanbukansajakelompok negara berkembangdariberbagaikategori, akantetapi juga negara
yang per ekonomiannyaterbesar di dunia serta yang tingkatpendapatan per kapitanya salah satu
yang tertinggi, yakni Amerika Serikat. Menurut World Debt Tables, dokumen yang berisikan
data-data hutang negara-negara di dunia yang diterbitkan oleh Bank Dunia, hutang dunia
kelompok negara berkembang pada tahun 1988 sajatelahmencapaijumlah US$1.320 miliar.
Sekitar 40 persendarihutangtersebut, atau US$529 miliar, merupakanhutang dunia dari 17 negara
berkembang yang dikategorikansebagai middle income countries. Kelompok negara berkembang
yang merupakanpionirpembangunanekonomi; bahkan yang
memilikitahapanindustrialisasitermaju di Dunia Ketigainiternyatamerupakanpenghutangterberat
(heavily-indebted countries). Selanjutnyapatutdikemukakan: jumlahhutang dunia kelompok
negara berkembangsebesar US$1.320 miliaritusamadengansekitarsatusetengah kali Produk
Nasional Bruto (PNB atau GNP) mereka;
atausekitarseparuhdarinilaikeseluruhanperdaganganbarang dunia (yang pada tahun 1988
diperkirakanmencapai US$2,84 tri liun). Sebagaiakibatdaribebanhutang yang besaritu, pada
periode 1982 1988 sajanilai debt-servicing kelompok negara berkembangtelahmencapai total
US$150 miliar rata-rata setahun.

Krisishutang yang melandakelompok negara berkembang pada dasa 1980-an ini, oleh Dana
MoneterInternasional (IMF), diperkirakan us berlangsung pada dasawarsa 1990-an. Lebihlanjut,
kriristersebutarsampaknyaakandibarengisejumlahpermasalahanekonomi yang me genaikelompok
negara berkembang, antara lain sebagaiberikut:

1.Harga-harga komoditaspertanian dan pertambanganterusmengalamifluktuasi,


selainkecenderunganterusmelemahdalamjangkapanjang.

2. Inflasiterusmeningkatakibattetapditempuhnyakebijakan deficit financing


dariberbagaijenisuntukmelanjutkanupayapembangunanekonomi.

5
3. Di Indonesia, inflasi juga terusmeningkatsebagaiakibatdari debt servicing, yang dibiayailewat
APBN di sisiBelanjaRutin, yang untukbanyak negara
menuntutpembeliandevisadenganmenggunakanmatauanglokaldari negara yang bersangkutan.

4. Sukubungainternasional juga terusmeningkatsehinggamencapainilairiil yang


tertinggisepanjangsejarah.

5. Peningkatan debt-servicing menyebabkanberkurangnyajumlah dana yang


bisadikerahkanuntukinvestasi, sehinggalajupertumbuhanProdukDomestikBruto (PDB)
semakinmenurun, yang selanjutnyamemperlemahkemampuan debt-servicing di masa
selanjutnya.

Krisishutang yang melandakelompok negara berkembangini me mbulkankemelut, yang semest

akin mengundangturuntangankelompokgaraindustri Barat dan Jepang, selain badan-badan


internasional; dan lahmenggelindingkansejumlahbesarstudipenelitian dan aneka sum
anganpemikiran, sertaupayatindakandarurat, baik oleh pihakkreitor, debitor, maupun badan-
badan dan bank-bank internasional. Keelutinitimbul, antara lain, sebagaiakibatdari:

Semakintidakmenentunyapolafluktuasikursmatauanginternasional, sepertidolar AS, Yen, DM,


dan sebagainya, yang acapkalimemperberat dan kadang-kadangmemperinganbebanhutang,
tergantung pada denominasimatauang yang digunakanuntukhutangtersebut. Keengganan yang
semakinkentaradari negara-negara kreditor dan bank-bank komersialuntukmemberikan dana
pinjamanbarubagikelompok heavily-indebted countries,
karenakekhawatiranakanterjadinyakemacetan total atau default; serta 50 bank internasional yang
terkuattelahbegitubanyakmeminjamkan uang kekelompok negara berkembang,
sedemikian rupa sehinggamerekasudah sangat rapuhterhadapkemacetan debt-servicing, dan
jikamerekalumpuh, makahaltersebutakanmengundangkrisis pada sistemkeuangankelompok
negara industri Barat dan Jepang.

Upayamenghadapikemelutini,
meskisudahberulangkalidilakukanlewatberbagaiperundingainternasional,
namunhasilnyadiperkirakanmasihjauhdarimemadai; ataubahkantidaktepatmengenaisasarannya.
Indonesia, sebagai salah satu negara berkembangdenganjumlahhutangluar negeri US$41 miliar
(1988), meskipunbelummengalamikondisiseparah Mexico dan Brazil,

6
dipandangsudahmulaimenghadapipersoalanhutang yang cukupmemprihatinkan.
Seriusnyapersoalaninidapatdilihatdaribesarnyajumlahcicilan dan bungahutang Indonesia dalam
RAPBN 1989/1990 yang mencapaisebesar Rp 12,088 triliun. Jumlahtersebut me rupakan52
persendarijumlahpengeluaranrutin. Membengkaknyacicilan dan bungahutangluar negeri
tersebutsebagiandisebabkan oleh faktorfaktor yang tidakdapatdiduga dan di
luarjangkauanPemerintah, yaitu for jatuhnyanilaidolar Amerika Serikatterutamaterhadap Yen.
Pada kenyataannya, lebihdari 50 persenhutang Indonesia adalahdalambentuk ma tauangnondolar.
Di sampingsebabtersebut, jatuhnyahargaminyak di pasaran dunia
membuatberkurangnyapendapatandevisanasionalgunamembiayaicicilanhutangtersebut. Dari
uraiananalitisringkas di atasterlihat, bagaimanaprofilkrisishutang yang melandakelompok negara
berkembangdewasaini yang mengancamkesinambunganperkembanganekonomi global, bukan se
mata-matamerupakanpersoalandarikelompok negara berkembangsaja, akantetapi juga
darikelompok negara industri Barat dan Jepang, selain juga dariberbagai badan internasional, dan
bank-bank internasional. Se bagaiakibatdariadanyakesadaranini, masalahhutang dunia kelompok
negara berkembangbisadiselesaikansebagaibagiandarisuatumasalah global,
sedemikiansehinggacukupbanyakalternatifkebijakan yang bisadiupayakanperumusan dan
pelaksanaannya. Berbagaipertemuan inter nasional, termasuk yang diprakarsai IMF dan Bank
Dunia, dan G-5 atau G-7, memperlihatkanbahwapenyelesaianpermasalahanhutang dunia
kelompok negara berkembangmerupakanhal yang mendesak. Selanjutnya, keadaanini juga
memaksadiperhitungkannyamasalahhutang dunia sebagaimasukanbagiperumusanpolitikluar
negeri di berbagai negara yang terlibat. Dari uraian di atas juga
nampakbahwaadabeberapamasalah yang memerlukanpenelitianlebihlanjut

7
BAB II

PEMBAHASAN

BAB 34
KRISIS HUTANG DUNIA KETIGA LATAR BELAKANG, PERKEMBAGAN DAN
PROSPEK PENYELESAIANYA
a) .KILAS BALIK
Semenjakawaldasawarsa 1980-an, salah satumasalahekonomi glo bal yang
mengkhawatirkansemua negara di dunia adalahhutangluar negeri yang meningkatcepat;
melibatkanbukansajakelompok negara berkembangdariberbagaikategori, akantetapi juga negara
yang per ekonomiannyaterbesar di dunia serta yang tingkatpendapatan per kapitanya salah satu
yang tertinggi, yakni Amerika Serikat. Menurut World Debt Tables, dokumen yang berisikan
data-data hutang negara-negara di dunia yang diterbitkan oleh Bank Dunia, hutang dunia
kelompok negara berkembang pada tahun 1988 sajatelahmencapaijumlah US$1.320 miliar.
Sekitar 40 persendarihutangtersebut, atau US$529 miliar, merupakanhutang dunia dari 17 negara
berkembang yang dikategorikansebagai middle income countries. Kelompok negara berkembang
yang merupakanpionirpembangunanekonomi; bahkan yang
memilikitahapanindustrialisasitermaju di Dunia Ketigainiternyatamerupakanpenghutangterberat
(heavily-indebted countries). Selanjutnyapatutdikemukakan: jumlahhutang dunia kelompok
negara berkembangsebesar US$1.320 miliaritusamadengansekitarsatusetengah kali Produk
Nasional Bruto (PNB atau GNP) mereka;
atausekitarseparuhdarinilaikeseluruhanperdaganganbarang dunia (yang pada tahun 1988
diperkirakanmencapai US$2,84 tri liun). Sebagaiakibatdaribebanhutang yang besaritu, pada
periode 1982 1988 sajanilai debt-servicing kelompok negara berkembangtelahmencapai total
US$150 miliar rata-rata setahun.

Krisishutang yang melandakelompok negara berkembang pada dasa 1980-an ini, oleh Dana
MoneterInternasional (IMF), diperkirakan us berlangsung pada dasawarsa 1990-an. Lebihlanjut,
kriristersebutarsampaknyaakandibarengisejumlahpermasalahanekonomi yang me genaikelompok
negara berkembang, antara lain sebagaiberikut:

8
1.Harga-harga komoditaspertanian dan pertambanganterusmengalamifluktuasi,
selainkecenderunganterusmelemahdalamjangkapanjang.

2. Inflasiterusmeningkatakibattetapditempuhnyakebijakan deficit financing


dariberbagaijenisuntukmelanjutkanupayapembangunanekonomi.

3. Di Indonesia, inflasi juga terusmeningkatsebagaiakibatdari debt servicing, yang dibiayailewat


APBN di sisiBelanjaRutin, yang untukbanyak negara
menuntutpembeliandevisadenganmenggunakanmatauanglokaldari negara yang bersangkutan.

4. Sukubungainternasional juga terusmeningkatsehinggamencapainilairiil yang tertinggi

5. Peningkatan debt-servicing menyebabkanberkurangnyajumlah dana yang


bisadikerahkanuntukinvestasi, sehinggalajupertumbuhanProdukDomestikBruto (PDB)
semakinmenurun, yang selanjutnyamemperlemahkemampuan debt-servicing di masa
selanjutnya.

Krisishutang yang melandakelompok negara berkembangini me mbulkankemelut, yang


semakinmengundangturuntangankelompokgaraindustri Barat dan Jepang, selain badan-badan
internasional; dan lahmenggelindingkansejumlahbesarstudipenelitian dan aneka sum
anganpemikiran, sertaupayatindakandarurat, baik oleh pihakkreitor, debitor, maupun badan-
badan dan bank-bank internasional. Keelutinitimbul, antara lain,
sebagaiakibatdari:Semakintidakmenentunyapolafluktuasikursmatauanginternasional, sepertidolar
AS, Yen, DM, dan sebagainya, yang acapkalimemperberat dan kadang-
kadangmemperinganbebanhutang, tergantung pada denominasimatauang yang
digunakanuntukhutangtersebut. Keengganan yang semakinkentaradari negara-negara kreditor
dan bank-bank komersialuntukmemberikan dana pinjamanbarubagikelompok heavily-indebted
countries, karenakekhawatiranakanterjadinyakemacetan total atau default; serta 50 bank
internasional yang terkuattelahbegitubanyakmeminjamkan uang kekelompok negara
berkembang, sedemikian rupa sehinggamerekasudah sangat rapuhterhadapkemacetan debt-
servicing, dan jikamerekalumpuh, makahaltersebutakanmengundangkrisis pada
sistemkeuangankelompoknegara industri Barat dan Jepang. Upayamenghadapikemelutini,
meskisudahberulangkalidilakukanlewatberbagaiperundinganinternasional,
namunhasilnyadiperkirakanmasihjauhdarimemadai; ataubahkantidaktepatmengenaisasarannya.

9
Indonesia, sebagai salah satu negara berkembangdenganjumlahhutangluar negeri US$41 miliar
(1988), meskipunbelummengalamikondisiseparah Mexico dan Brazil,
dipandangsudahmulaimenghadapipersoalanhutang yang cukupmemprihatinkan.
Seriusnyapersoalaninidapatdilihatdaribesarnyajumlahcicilan dan bungahutang Indonesia dalam
RAPBN 1989/1990 yang mencapaisebesar Rp 12,088 triliun. Jumlahtersebut me rupakan 52
persendarijumlahpengeluaranrutin. Membengkaknyacicilan dan bungahutangluar negeri
tersebutsebagiandisebabkan oleh faktorfaktor yang tidakdapatdiduga dan di
luarjangkauanPemerintah, yaitu for jatuhnyanilaidolar Amerika Serikatterutamaterhadap Yen.
Pada kenyataannya, lebihdari 50 persenhutang Indonesia adalahdalambentuk ma tauangnondolar.
Di sampingsebabtersebut, jatuhnyahargaminyak di pasaran dunia
membuatberkurangnyapendapatandevisanasionalgunamembiayaicicilanhutangtersebut. Dari
uraiananalitisringkas di atasterlihat, bagaimanaprofilkrisishutang yang melandakelompok negara
berkembangdewasaini yang mengancamkesinambunganperkembanganekonomi global, bukan se
mata-matamerupakanpersoalandarikelompok negara berkembangsaja, akantetapi juga
darikelompok negara industri Barat dan Jepang, selain juga dariberbagai badan internasional, dan
bank-bank internasional. Se bagaiakibatdariadanyakesadaranini, masalahhutang dunia kelompok
negara berkembangbisadiselesaikansebagaibagiandarisuatumasalah global,
sedemikiansehinggacukupbanyakalternatifkebijakan yang bisadiupayakanperumusan dan
pelaksanaannya. Berbagaipertemuan inter nasional, termasuk yang diprakarsai IMF dan Bank
Dunia, dan G-5 atau G-7, memperlihatkanbahwapenyelesaianpermasalahankelompok negara
berkembangmerupakanhal yang mendesak. Selanjutnyakeadaanini
jugamemaksadiperhitungkannyamasalahhutang dunia sebagaimasukanbagiperumusanpolitikluar
negeri di

berbagai negara yang terlibat. Dari uraian di atas juga nampakbahwaadabeberapamasalah yang
memerlukanpenelitianlebihlanjut, yakni:

1.Berbagai upayapenyelesaianmasalahhutang yang dicetuskan oleh negara-negara industri,


lembaga-lembagakeuangan dunia, maupun oleh negara-negara berkembang, mempunyaibentuk
yang berbedabeda. Cara penyelesaian yang
berbedaitutimbulkarenaadanyaketidaksamaanpersepsi dan kepentingan. Hal
initentusajamembawapengaruhbagiterwujudnyapenyelesaianhutangsecaramenyeluruhdalamsatuk

10
erangkakesatuanpandangan. Oleh karenaitu, perlukiranyadikaji: sampaisejauh mana
pengaruhberbagaikebijakan yang beragamtersebutdalamupayapenyelesaianhutang dunia. Di
sampingituperluditelitibagaimanaprospekpenyelesaianmasalahhutangitusendiri di masa
mendatang.

2. Masalahhutang negara berkembang, termasuk Indonesia, mempunyaikaitan yang


eratdengankondisiperekonomian dunia, terutama de nganperdaganganinternasional. Sejauh mana
adahubungan di antarapenyelesaianhutangluar negeri, kondisiperdaganganinternasional dan
perbaikanperekonomian negara-negara berkembang?

3. Beberapa negara majusaatinitelahmengusulkan dan


ataumemutuskandihapuskannyasebagianhutang negara berkembang. Hal ini me
nimbulkandampakpositifbagipenyelesaianhutangtersebut. Lantassejauh mana
implikasinyaterhadapusahapenyehatanperekonomiannasional negara berkembang dan
segalapengaruhnyaterhadapketergantungan negara-negara berkembangkepada negara
majubisadiprediksikan?

4.Indonesia tetapmelaksanakankomitmennyauntukmelunasihutangnyasesuaidenganwaktu yang


telahditentukan. Sejauh mana konsistensi Indonesia inidapatdipertahankan, dan
apakemungkinankemungkinannyauntukdapatdijadikan model penyelesaianhutang negara
berkembang?

5. Kerjasama di antara negara berkembangdewasainimasihbelummenunjukkansuatuketerpaduan


yang nyata. Lantasbagaimanakemungkinan-kemungkinanpenyelesaiandapatdilakukandalam
forum-forum negara-negara berkembangseperti UNCTAD, Dialog Se latan-Selatan, Gerakan
Non Blok, dan sebagainya?

Pembahasanmasalahhutang negara berkembanginitentunya juga


dimaksudkanuntukmendapatkankemungkinan-kemungkinanterhadapPenyelesaianmasalahhutang
negara-negara berkembang pada umumnya, Indonesia pada khususnya. Jawaban-jawaban yang
akandiperolehdihaapkanakanmemberikanpemahamantentangsumberpermasalahan hu ang dunia
yang menimbulkankemelutitu, yakniapakah : (1) masalahitutimbulkarenapeminjaman yang
melebihikapasitasnya (kemampuanmelunasinya); (2) karenaadanyaberbagaiperubahan dan
situasi-kondisinegatiftertentu yang tidakdapatdiperkirakansebelumnya oleh

11
pihakdebitormaupunkreditor; atau (3) semata-matakarena mismanagement da lam
lingkunganekonomidomestik negara pengutang.

b) TINJAUAN TEORITIS
Biladitinjaudariteoriekonomi, persoalanhutangluar negeri darisuatu negara
dapatdidekatidenganbertolakdaripersamaanidentitaspendapatannasional.

Y = C + l + G + CA ...(1)

CA = RB - Tr - rD...(2)

Y = C + S + T...(3)

Keterangannya: Y adalahpendapatannasionalbruto; C = konsumsi; I = investasi; CA =


transaksiberjalan (current account); RB = ekspor dan imporbarang plus jasa-jasanetto (resource
balance); Tr = jasa-jasafaktor (produksi) selain modal; rD = pembayaranbungapinjamanluar
negeri; s = tingkattabungan; dan T = pajak. Persamaan (2) dapat juga
dirumuskankembalimenjadisebuahpersamaanbarusebagaiberikut: Keterangannya: Y
adalahpendapatannasionalbruto; C = konsumsi; I = investasi; CA = transaksiberjalan (current
account); RB = ekspor dan imporbarang plus jasa-jasanetto (resource balance); Tr = jasa-
jasafaktor (produksi) selain modal; rD = pembayaranbungapinjamanluar negeri; s =
tingkattabungan; dan T = pajak. Persamaan (2) dapat juga
dirumuskankembalimenjadisebuahpersamaanbarusebagaiberikut:

- CA = - RB + Tr + rD...(4)

Dalamkonteksneracapembayaran, defisittransaksiberjalan (current account) biasaditutup oleh


pemasukan modal swasta (DI), tambahanpinjamanpemerintahnetto (D). Keduanyatercakupdalam
pos/perkiraan modal. Dengandemikiankitabisamemperolehrumusberikutnya:

- CA = - RB + Tr + rD = DI + D - CF...(5)

Di sampingitu, ada pos-pos yang bersifatmenekan, yaitupergerakan modal jangkapendek (STC)


dan "selisih yang takdapatdiperhitungkan" (EO). STC dan EO kerapdijadikan proxy bagipelarian
modal (CF). Dengandemikianpersamaanneracapembayarandapatdirumuskansebagaiberikut:

- RB = DI + (D - rD) - TI - CF...(6)

12
(D-rD) = -RB-DI + Tr+ CF...(7)

Persamaan (6) dan (7) menunjukkanketerkaitanantara net transfer Jaripinjamanluar negeri (D-
rD), selisihantaraekspor dan imporbarang plus jasa-jasanonfaktor, pemasukan modal swasta,
transfer, dan pelarian modal. Sejaktahun 1984 negara-negara
berkembangtelahlebihbanyakmembayarcicilan dan bungapinjamandibandingkandenganpinjaman
yang diperoleh. Untukmengatasimasalahiniberarti negara-negara
berkembangharusmemacueksporataumengekangimpor, lebihmerangsangpemasukan modal
swastaasing, menekan transfer balasjasaatasfaktorproduksi nonmodal keluar negeri,
ataumenekanpelarian modal keluar negeri, ataubahkankombinasidarikeempatalternatif yang
tersedia. Seti ap pilihansenantiasamenghadapikonsekuensi dan kendala yang berbedabeda, dan
sampaibatas-batastertentu, salingberkaitan.

c) TINJAUAN UMUM
Tidaksepertikrisis-krisishutangsebelumnya, permasalahanhutangluar negeri NSB pada
dekadedelapanpuluhaninimelandasemua ka wasan dan
melibatkanberbagaipelakonekonomimulaidaripernerintah negara kreditor dan debitor, lembaga-
lembagainternasionalsampaikepada dunia usaha dan dunia perbankan. Jika krisishutang pada
periode-periodelampautidaksampaimengguncangkan dunia perbankan,
makakrisishutangdewasainibenar-
benarmenimbulkankekhawatiranmendalamataskelangsunganusahaperbankan, terutama di
Amerika Serikat. Oleh karenaitu pula, pemerintah negara
kreditormerasaamatberkepentinganuntukterlibatsecaramendalamuntukmengatasikrisishutangini
demi untukmelindungikepentinganperekonomiannasionalnya.
Mengingatadakaitaneratantaralembaga-lembagainternasionalseperti Bank Dunia dan IMF dengan
negara-negara kreditorbesar, makalembaga-lembagaitu juga dilibatkansebagai "penengah"
antarakreditor dan debitor, khususnyadalamkaitandenganusahapenyehatanmasalahhutangluar
negeri denganpenyesuaianmakroekonomi di negara penghutang.

Sejalandenganmakinpeliknyapermasalahanhutang NSB,
munculsejumlahinisiatifuntukmengatasinya, seperti Baker Plan dan Brady Plan, Miyazawa Plan,
dan Mitterand Proposal. Berbagai forum internasionallakmelewatkan agenda
pertemuannyatanpamembahaspermasalahanhutang. Hal

13
inimenunjukkanbetapasudahmendunianyapersoalan hutang NSB sehinggadiperlukanusaha-
usahainternasionaluntukmengatasinya.

Di sisi lain, setiappihak yang terlibatmencobauntukmenawarkancara-cara yang bersitat ad hoc


atau bilateral. Kinidikenalberagamperangkatseperti market-based schemes, debt buy back, new
money package, debt-equity swap, exchange of claims, reduced debt servicing, dan lain-lain
sebagainya, sebagaicara-carabarumengurangibebanhutang. Mengingatpermasalahanhutang
sangat multidimensional dan beranekadalamkarakternyadarisatuke lain negara-
meskipundisadaribahwaterdapatkesamaanumumdalamkecenderungan dan
lingkunganinternasional yang dihadapi-hampirsemua proposal pemecahanhutangluar negeri
mengacu pada "pendekatankasus per kasus". Keadaan yang dihadapi dan dampak yang
ditimbulkandarimasalahhutanginitakhanyaberbeda di antaraketigakelompokbesar (Sub-Sahara
Afrika, Amerika Latin dan Asia), me lainkan juga beragam di antara negara-negara pada
kelompok yang sama.

D. KAITAN ANTARA PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INTERNASIONAL DAN


PERMASALAHAN HUTANG NEGARA-NEGARA SEDANG BERKEMBANG

Secarasekilastelahdikemukakanbahwapermasalahanhutang NSB
bagaimanapuntidakdapatterlepasdaripengaruhlingkunganmakroekonomi dunia.
Perekonomiannasional NSB yang kinisemakinterseret da lam proses globalisasi,
mautakmausemakinsensitifterhadapgejolakperekonomian dunia.
Permasalahanhutanginimemangtidaklahberdirisendirisebagaifenomenatunggaldekade 1980-an.
Secarahistorisakarpermasalahannyatidakterlepasdariperkembangan di awaldekade 1970 an.
Krisishutangdewasainiadalahklimaksdariapa yang terjadi pada tahuntujuhpuluhan.
Melonjaknyahargaminyak pada 1973 telah meng alirkanaruspetrodolarkepusat-
pusatkeuanganinternasional. Dana kreditperbankan yang melimpahinimenyebabkan NSB
memilikiakses yang lebihmudahke pasar modal internasional. Apalagimengingattingkatbungariil
kala itusedemikianrendahnya, bahkansempatnegatif (lebihkecildarisukubungadeposito).
Pinjamankomersialmenjadialternatifutamadisebabkan pula karenatahun 1970-an merupakan era
penolakan yang kuatterhadappraktekperusahaantransnasional di kebanyakan Du niaKetiga.
Perananpenanaman modal asinglangsungterhadaparus fi nancialnettoke negara

14
berkembangmerosotdari 25 persentahun 1960 menjadi masing-masing 20 dan 10 persen
pada 1970 dan 1980.

Langkah barudenganmengutamakankreditdariperbankankomersialinternasional,
bukannyamerangsangpenanaman modal asing, pada gilirannyaberdampakburuk: kala
resesiberkecamuk dan volume kreditmenciut pada awal 1980-an, negara-negara
peminjamdihadapkan pada melonjaknyatingkatbungariil, bahkantertinggisejakDepresi 1929-
1932.. Pada saat yang bersamaan, praktekproteksionismeberkecamuk. Terms of trade NSB
kianmemburuk. Kesemuafaktortersebutmenyebabkanbebanhutang NSB melonjak.
Meksikomerupakan negara pertama yang memproklamirkandirisebagai negara yang tidakmampu
dan tidakakanmembayarkewajibanhutangluarnegerinya. Tetapi, kebanyakan NSB lainnya "takut"
oleh bayang-bayangkemerosotan creditworthiness di masa yang
akandatangsehinggamenggiringmerekalebihmemilihuntuk me ngetatkan "ikat pinggang"-
sampaibatastertentu agar tetapmemenuhikewajibanpembayaranhutangnya.

Penjelasanterhadapkejadian-kejadian di atasantara lain adalahketidakseimbanganmakroekonomi


dunia. Kemunculanaktor-aktorbaru da lam panggungperekonomian dunia
sebagaiakibatpergeserankeunggulankomparatif dan kekenyalanstrukturindustri di
beberapanegara Barat membawa dunia pada periodetransisi. Keadaaniniamatdiperburuk oleh
defisitanggaran di negara-negara maju, terutama Amerika Serikat. PerangDingin yang
disertaidenganperlombaansenjatahingga di
penghujungdasawarsainimerupakanpenyebabutamanya. Amerika Serikat yang
masihberperansebagaikekuatanekonomiutama dunia mengalamidefisitgandaselamatahun 80-an.

Defisitneracaanggarannyamenyebabkanpenurunantingkattabungan. Negara-negara
industrimajukecualiJepangmengalamihalserupa. Akibatnya, tingkattabungan dunia
secarakeseluruhanmenurun 2 persen pada periodeini. Penurunantingkattabunganinilah yang
lantasmenggerakkankenaikansukubunga. Penyebab lain
kenaikansukubungaituadalahkekhawatiranterhadapberkecamuknyainflasi. Adalahinflasi,
selainpajak, yang merupakanmomokbagi mas yarakat di negara-negara maju,
sehinggakerapmenjadi "komoditas an dalan" untukmeraihsuaradalampemilihanumum.

Ketidakseimbangankondisi-kondisimakroekonomi dunia dan kelambananrestrukturisasiindustri


di negara-negara maju juga menyebabkankenaikantingkatpengangguran. Keadaanini, yang

15
dikombinasikan Pula denganupaya-upayauntukmenekandefisitperdagangan, pada
akhirnyamenyulutpraktekproteksionisme di negara-negara maju. Se mentaraitu, ekspor negara-
negara sedangberkembangmengalamipu kulan beratsebagaiakibatkemerosotantajamatasharga-
hargakomoditas primer, Kurunwaktu 1984-1986 merupakan masa suram bagi komoditas primer,
dan mencapaipuncaknya di penghujungtahun 1987. Pada waktuitu, harga-hargakomoditas primer
a'iluarmigasberada pada tingkatterendahselamalebihsetengahabad. Oleh karenaitu, yang dihadapi
oleh NSB tidaksajabentengproteksionist ne yang kiankokoh, akantetapi juga penurunan terms of
trade

E. KARAKTERISTIK NEGARA PENGHUTANG

Secaraumum, berdasarkankarakteristikperekonomian, strategi pembangunan dan langkah-


langkahkebijakan yang ditempuhuntukpermasalahanhutangluar negeri, negara berkembang per.
mengatasighutangdapatdibagimenjaditigakelompokbesar, yakni: (1) Sub-Sahara Afrika, (2)
Amerika Latin, dan (3) Asia, khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara. Negara-negara lain yang
tidaktercakupdalampengelompokanini pada umumnyadapatdimasukkankedalam salah
satukelompok di atas.

Sub-Sahara Afrika bolehdikatakanmerupakankawasan yang ter miskin di dunia. Sebaliknya,


Amerika Latin adalahkelompok negara berkembang yang paling
terdahuludalammencapaitahapindustrialisasi. Sementaraitu, perekonomian Asia Timur dan Asia
Tenggara (ANICs plus ASEAN) tercatatsebagai yang paling dinamis di dunia
selamaduadekadeterakhir.

Tabel 21.1 menyajikanperkembangan GDP dan GDP per kapitaselamaseperempatabad di


ketigakelompok negara. Tampakjelas pada tabelini, hinggatahun 1988 Sub-Sahara Afrika
masihsajabelummampukeluardariperangkappertumbuhanrendah. Pertumbuhan GDP yang lebih
ren dah daripertumbuhanpendudukmengakibatkanpenurunanpendapatan per kapita.
Meskipundalambeberapatahunterakhirtelahditempuh se
rangkaianpenyesuaianuntukmemacupertumbuhan, gambarankemukamasihsajatetapsuram. Afrika
diperkirakanbelumlepasdarimasalahkelaparan, sengketaperbatasan dan masalahpolitikdalam
negeri.

16
Oleh karenaitu, selainperlunyaupaya-upayainternasionaluntukmendorongperekonomian,
perkembangan Afrika di masa mendatangakan sangat ditentukan oleh stabilitas di dalam negeri
dan kawasansecarakeseluruhan. Amerika Latin, sebagaikelompok negara yang
mengalamikrisishutangterparah, juga menderitakemunduranekonomi. Bahkan, selamaperiode
1980-1988, pendapatan per kapitamengalamipenurunan. Inflasi di se jumlah negara mencapaitiga
digit. Pemerintahseolah-olahlepaskendaliterhadapperekonomian. Keadaanini pada
gilirannyamenciptakantekananpolitikkepadapihak yang tengahberkuasa.
Apalagi mengingat bahwa programpenyesuaian yang
dituntutuntukkeluardarikemeluthutangdalamjangkapendek, cenderungmenghimpit peri
kehidupansehari-haridarimasyarakatkebanyakan. Namun, pada sisi yang lain
adaperkembanganpositif di baliksemuakemeluttersebut. "Hikmah" yang ada di
balikpengalamanpahittersebutadalahmulaibermunculannyarejimemdemokratis di
dalamkancahpercaturanpolitik di Amerika Latin. Sepertitelahdisinggungsebelumnya, Asia
Tenggara dan Asia Timur merupakankawasan yang paling dinamis. Di tengahkemerosotan per
numbuhanekonomi di hampirsemuakawasan, bahkanada yang negatif di beberapa negara, Asia
Tenggara dan Asia Timur menikmatipertumbuhan yang kianmeningkat. Hampirsemua negara
Asia NICS (ANICS) untukbeberapatahunbahkanmencapailajupertumbuhan di atassepuluhpersen.
Kawasan Asia secarakeseluruhan, sepertiterlihat pada Tabel 21.1 umbuhdengan rata-rata 6,2
persenselama 1965-1987 dan 7,3 persen se panjangdekadedelapanpuluhan.
Apakahdisparitaspertumbuhan dan kinerjaekonomi pada umumnyaituberpangkaldaripenerapan
strategi pembangunan yang berbeda? Sebagian besar negara Afrika dan Amerika Latin
tergolongsebagai negara-negara penganut inward-oriented economies, sementara negara-negara
Asia Timur dan Asia Tenggara termasukkategoriutward-oriented economies. Secaraumum,
prestasi dan efisiensikelompok yang "sangat outward oriented" amatkontrasdengan yang "sangat
inward oriented": masing masinglajupertumbuhanGDPnyaselama 1973-1985 rata-rata mencapai
7,7 dan 2,5 persen; pertumbuhannilaitambahmanufaktur 10

17
inimerupakan salah satuindikatorefisiensi. Tampakbahwatingkatefisiensidarikelompok yang
sangat outward oriented mencapaidua kali lipatlebihtinggidibandingkandengankelompok yang
sangat inward oriented.

Namun, denganmengamatilebihjauhindikator-indikatorekonomilainnyasepertiinflasi dan


tabungandomestikbruto (gross domestic sav ing), nampaknyatidakadaperbedaanberarti di
antarakeduakelompok (World Bank, 1987, hal. 85). Tampak pula takadaperbedaan yang
signifikan di antarakelompokmoderat. Hal
inimengindikasikanbahwakeberhasilansuatuperekonomiantidakharusselalubersumber pada
pemilihan strategi outward oriented atau inward oriented saja, melainkan juga sangat ditentukan
oleh berbagaifaktorekonomilainnya dan, tentusaja, faktorfaktornonekonomi. Sebagaipelengkap,
berikutinidisajikandeskripsisingkatmengenaivariasicarapandangterhadapsoal utang luar negeri
yang dalambanyakhalturutmenyulitkanusaha-usahapemanfaatan dan
penanganannyabilaterjadikrisis.

F. CARA PANDANG TERHADAP PERMASALAHAN HUTANG

Hutangluar negeri ditinjaudarisisipandangmakroekonomi, pada


dasarnyamerupakansuatuusahakompensasiuntukmenutupikesenjang an antaratabungandomestik
dan kebutuhaninvestasisertauntuk meng imbangidefisittransaksiberjalan pada neracapembayaran.
Fungsihutangsebagaipenutupkekurangan dana
investasibersumberdarikenyataanbahwatingkattabungan di NSB pada umumnyamasihrendah,
sementara di lain pihaktuntutanuntukmengejarpertumbuhanekonomidirasakan sangat mendesak
agar terlepasdaribelenggu

keterbelakangan. Namun, dalamkenyataannya, hutangluar negeri


tidakselalutermanfaatkansecaraefektif dan efisien.

18
Kesalahanbisabersumberdaripihakpengggunadalammengalokasikannya, baikdisadariatautidak;
tetapibisa juga karena motif di balikpemberianhutang yang
bersifatekonomismaupunnonekonomis.

1.Cara Pandang Linear

Pada tahapanawalpemikirantentangpembangunanekonomi, per


tumbuhanekonomibolehdikatakanmerupakanpanglimaataukriteriautama. Pemikiran yang paling
populer pada periodeiniadalahdoktrinTahap-tahap Pembangunan dari Rostow dan model
pertumbuhan Harrod Domar. Keduanyadikenalsebagai model-model pembangunan linear, oleh
karenamenggeneralisasikankonseppembangunanekonomi bagi semua negara. Doktrin W.W.
Rostow, misalnya, menegaskanbahwa per alihandariketerbelakanganketingkat yang paling
majudapatdijelaskanmelalui lima tahap, yang mana setiap negara mestimelaluinya, yakni: (1)
masyarakattradisional; (2) prakondisiuntuktinggallandas; (3) tahap ting gal landas (take-off); (4)
kematangan (maturity); dan (5) era konsumsimassal. Tahap-tahapinilah yang
menurutnyatelahdilalui oleh negara negaramaju. Lebihlanjutdikemukakanbahwa negara
berkembangmasihada pada
tahapmasyarakattradisionalatauprakondisiuntuktinggallandasharusmemenuhisejumlahpersyarata
nuntukdapatberalihketahapan yang lebihtinggi.

Salah satuprasyaratterpentinguntukmencapaitahapanlebihtinggiadalahmobilisasitabungandalam
negeri dan luar negeri yang
merupakanpenggerakinvestasiuntukmempercepatpertumbuhanekonomi. Ini pula lahsyarat yang
terkandungdalam model Harrod-Domar. Makatakherankalaubantuan/pinjamanluar negeri
merupakansuatuinstrumen yang dianggappenting, bahkanmungkinterpenting,
untukmenggerakkanpembangunan, mengingatketerbatasantabungandalamnegerilah yang pa ling
dirasakansebagaikendalapemupukan modal untukmemacu per tumbuhan di NSB. Keberhasilan
Marshall Plan dalammembanturekonstruksi negara-negara Eropa yang
kalahperangsemakinmengabsahkanpandangandemikian. Akan tetapisejakakhir 1960-an, model
linear mendapatsorotan dan kritiktajam. Keberhasilandalampertumbuhan, yang diukurdengan
Pro dukDomestikBruto (PDB) atau PDB per kapita, selama 1950-an dan 1960-an (masing-
masing telahdicanangkan oleh PBB sebagaiDasawarsa Pembangunan I dan II)
ternyatatidakmemuaskan negara-negara berkembang. Tarafhidupsebagianbesarpenduduk dunia

19
belum me ningkatsecaraberarti. Jumlahpenduduk miskin absolutkianmembengkak. Takpelaklagi,
pertumbuhanmemangbukanmerupakansyarat cu kup (sufficient condition)
bagikeberhasilanpembangunanekonomi. Terlalubanyakfaktorpendukung yang dijumpai di
negara-negara yang sekarangmaju pada tahapperkembangannya yang takdijumpai di negara-
negara berkembang. Belum lagikarenafaktor-faktoreksternal yang sudahjauhberubah.

2 Cara Pandang KaumDependensia

Ketidakpuasanterhadappendekatanpembangunan yang
berorientasikepadapertumbuhanekonomisematamenyuburkangagasan dan
konsepkonseppemikiranbarutentangpembangunan, di antaranyaadalahteori Dependensia. Model-
model Dependensiamenganggapketerbelakangan negara negaraberkembangdisebabkan oleh
tekananpolahubunganketergantungannyaterhadap negara-negara maju yang
menjelmadalambentukbentuk neo-kolonialisme.
Keadaaninimenciptakanketimpanganstrukturalantar-bangsa, di mana negara-negara
terkebelakangberada pada posisibatasluar periphery yang dipaksakanuntuktunduk pada kehendak
negara maju yang merupakan metropolis, sebagaipusatpertumbuhan. Bantuan/ pinjamanluar
negeri dan penanaman modal asinglewatperusahaanperusahaanmultinasionalhanyadinikmati oleh
sekelompokkecilkapitalis dan elite birokrasi negara-negara terkebelakang.

Kondisiketimpanganantarbangsa-dipolakansebagaihubungan Uta ra-Selatan


tidaksekedarberwujudkesenjangandalam equity melainkan juga dalamberbagaiaspekkehidupan:
kesenjangandalamperdaganganluar negeri, aruskomunikasi, kemiskinan, teknologi, dan
sebagainya. Ga gasan Tata Ekonomi InternasionalBaru (TEIB) yang tertuangdalam Reso
lusiMajelisUmum PBB 1974 dan merupakanupayauntukmemecahkanmasalahketimpanganini.
Sedangkanbantuanataupinjamanluar negeri secaraumumdipandangsebagai salah satuupaya
negara-negara imperialisuntukmelanggengkanpolahubungan yang telahterjadihinggakini yang
cenderungmerugikan NSB.

3. Cara Pandang PihakKreditor

Kreditordapatdibedakanmenjaditigajenisutama, yakni: (1) kreditorresmi; (2) kreditorswasta; dan


(3) kreditorlembaga multilateral. Untukjenis yang terakhirakandibahassecaratersendiri. Suatu

20
negara biasanyamemberikanpinjamankepada negara lain tidaksemata-mataberdasarkan pada
pertimbanganekonomi. Bahkan, motivasipemberianpinjaman/ban tuan
kerapkalibukanuntukmemperolehkeuntunganekonomilangsungmelainkanbersifat dan
geopolitikmisalnya: "memperkuat" perekonomian dan
angkatanbersenjatauntukmenangkalmunculnyakekuatan-kekuatan yang tidakdiinginkan; dan
memperkokohstabilitas regional sebagai pe nyeimbangkekuatan negara tetangga yang
berlainanideologi. Sedangkanmotivasiekonomi yang
melatarbelakangipemberianbantuan/pinjamanbiasanyaadalah: memperluas dan
mendorongperdaganganluar negeri; mengatasi surplus produksidalam negeri,
biasanyaakibatpemberiansubsidi (misalnyakasus PL 480). Syarat-
syaratpinjamanjenisinibiasanyarelatifringan (ODA): maturity dan grace period relatifpanjang dan
tingkatbungarelatifrendah. Negara penerimapinjaman/bantuanlazimnyaberhaluanpolitik yang
sejalandengan negara pemberi.

Di pihaklain,
kreditorswastamemberikanpinjamandenganbertolakdarimotivasimencarikeuntungan. Bank-bank
swasta yang beroperasicarainternasionalselalumencarinasabah (baikswastamaupunpemerintah)
yang potensialsecaraekonomidenganrisiko yang serendahrendahnya.

Permasalahan official loan lebihmudahdiselesaikankarenamenyangkuthubungan bilateral


antardua negara. Karena itu, permasalahanhutang di Afrika
lebihmudahdiatasidaripadapermasalahanhutang Amerika Latin.
Kekurangberdayaankalanganperbankanswastamenghadapipermasalahanhutangdewasainimendor
ongpemerintahmerekaturutmelakukanintervensi.
Campurtangandaripemerintahinipulalahdengantujuanmemeliharakepentinganmakroekonominans
ional-yang menyebabkansejumlahperbankanswasta di Amerika
Serikatterhindardarikrisissolvabilitas. Bahkan, kalanganperbankanmampumenciptakan net
tranferdari negara sedangberkembang.

4. Cara Pandang Lembaga-lembaga Donor Multilateral

Adalahsuatukenyataanbahwalembaga-lembaga multilateral seperti Bank Dunia dan IMF


dikuasasi oleh beberapa negara Barat. Oleh karenatu, langkah-langkah yang ditempuhuntuk

21
mengatasipermasalahanhutang Dunia Ketiga pun tidakterlepasdarikepentingan/sisipandang
negara Barat.

Dewasaini Bank Dunia dan IMF memegangperananpentingdalampenyelesaianhutang negara-


negara berkembang. Sejumlah negara, kebanyakan di Amerika Latin, yang
telahmelakukanpenjadualankembalihutang-hutangnyaharusbersediamengikutipetunjuk-
petunjukkedualembagatersebut. Bahkan,
prasyaratuntukmemperolehfasilitaskeringananbebanhutang dan pinjamanbarudalamrangka
structural adjustment loan dari Bank Dunia
sedemikianberatnyasehinggamenimbulkangejolakekonomi dan politik di dalam negeri.

gejolakperekonomian dunia, acuanmerekalebihberatkesisi internal perekonomian negara


penghutang. Ketidakberesanmanajemenperekonomian, distorsi pasar akibatsubsidi Yang
memberatkananggaran dan hambatanimporkerapmenjaditudingan. Sampai pada batas-
batastertentumemangbenar. Namun yang kurangdipertimbangkanadalah trade off di dalam negeri

Bab 22
PEREKONOMIAN NEGARA NEGARA DI KAWASAN PASIFIK SELATAN

Di tengahgelombangglobalisasiekonomi yang menderasdalambeberapatahunterakhir, negara-


negara di kawasanPasifik Selatan
praktisbelumberingsutdariketerasingannyadalamhubunganekonomiinternasional.
Kalaupunadasatu-dua negara yang menjalinkontakekonomi yang intensifdenganluar negeri,
makahampirbisadipastikanbahwahubungantersebutlebihbersifatpolitis dan keamanan,
karenalokasinyadipandangstrategis oleh kekuatan-kekuatanbesar dunia. Dari sekitar 20
perekonomian (negara) yang berada di kawasanini, hanyaadasatu negara saja, yakni Papua
Nugini yang tercantum di dalamtabelutamasenarai World Development Indicators yang
merupakanpelengkapdari World Develops ment Report yang diterbitkansetiaptahun oleh Bank
Dunia¹. Sembilan lainnyahanyatertera di dalamtabeltambahan (yakniKepulauan Solomon, Eiji,
Kiribati, Tonga, Vanuatu, Samoa Barat, Samoa Amerika, KaledoniaBaru, serta Polynesia
Perancis), sedangkansisanyabolehdikatakantidakpernahdisebut-sebut.

22
Keseluruhanluas areal daratnya yang kecil dan lokasinya yang terpencar-pencar di
hamparansamudraPasifik yang begituluassertajumlahpenduduknya yang sangat
sedikitmenyebabkankawasaniniseolah-olahberada di
luargravitasidinamikahubunganekonomiantarbangsa. Namun,
ketersisihanmerekatidaksedramatisseperti yang dialami oleh negara-negara terbelakang di
Afrika, khususnya yang berada di Kawasan Sub-Sahara Afrika, yang
memangpraktistelahtersingkirdarimekanisme pasar dan persaingan global.
Ditinjaudarisudutekonomi, keterasingan negara-negara di kawasanPasifik Selatan
dilatarbelakangi oleh kaidaheconomieof

hubungandagang dan menanamkan modal di daerah yang pasar dan


kandungansumberdayanyaterbatas.

Sedemikianrendahnyaminatuntukmenjalinhubunganekonomidengan negara-negara Pasifik


Selatan terlihatdaritakadasatu pun di antaramereka yang tertautdengankerangkakerjasama
regional "bergengsi" di kawasan Asia-Pasifikseperti APEC, PEO, PECC, EAEC, dan ASEAN.

A. PASIFIK SELATAN DI TENGAH LINGKUNGAN PEREKONOMIAN DUNIA


YANG TELAH BERUBAH

Sebagaimanauinumnya negara-negara kecil, setiapperekonomian di kawasanPasifik Selatan


dihadapkankepadapermasalahanskalaekonomis economies of scale)
dalammemproduksiberbagaimacambarangkebutuhanmasyarakatnya. Negara-negara kecil yang
telahmencapaitarafkehidupan yang relatiftinggisertatingkatperekonomian yang "matang" pada
umumnyamenyadaribenarbetapamerekatidakdapatmenjalankan per

23
ekonomiannyadenganefisienjikamenempuhcaraautarki,
melainkanmerekaharusmembukadiriterhadapperekonomiinternasional. Tabel 22.1 memuat data
perbandingantingkatketerbukaanekonomi (degree of opennes)antara negara-negara kecil dan
negara-negara besar. Tampaknyatabahwamemang negara keciljauhlebihterbukadibandingkan de
ngan negara-negara besar, sepertiterlihatdaripentingnyaperananekspor dan impor di
dalamprodukdomestikbruto (GDP). Bahkanperananekspor dan impor di dua negara kota, yakni
Hong Kong dan Singapura, jauhmelebihiprodukdomestikbrutonya. Sebaliknya, perananatauporsi
per daganganluar negeri di negara-negara besarkebanyakan di bawah 20 persen. Data yang
lebihlengkapmengenaiindikator-indikatorekonomiutamaPasifik Selatan bisadisimaksecararinci
pada Tabel 22.2.

Telah banyakstudi yang menjelaskanperbedaankinerjaekonomi di antara negara-negara


berkembang. Dari studi-studiiniditemukanbahwaadasejumlahfaktor yang
mempengaruhivariasipertumbuhanekonomi, antara lain: karuniasumber (factor endowment),
lokasi, ukuran negara, budaya, sistemekonomi dan politik, pinjamanluar negeri, penanaman
modal asing, dan teknologi. Namundaribeberapastudi yang lebihmutakhir, makinbanyak yang
menyimpulkanbahwapengelolaan dan kebijakanmakroekonomidomestiklah yang paling
menentukan. Intinyastudi-studiinimenggarisbawahibahwaupaya-upayauntukmembuatmekanisme
pasar bekerjalebihbaikakancenderungmenghasilkanpertumbuhanekonomi yang lebihtinggi,
karenaalokasisumberdaya di dalamperekonomiansemakinmencerminkantingkatkelangkaannya
dan sekaligus me ningkatkanefisiensisertadayasaingnasional. Pergerakanbandul di dunia
inimemangsedangkearah yang sama, apalagisetelahkeruntuhanrezimkomunis di Uni Soviet dan
Eropa Timur.

Pertarunganideologipraktistelahberakhir, digantikan oleh pergumulan dan persaingan yang


kianketat di pasar global, sertasekaligusdiiringidenganpeningkataninterdependensi.
Tidakherankalaubelakang an initelingakitamakinakrabsajadengan jargon-jargon: restrukturisasi,
reformasi, penyesuaianstruktural, deregulasi, dan privatisasi. Di tengah-
tengahlingkunganperekonomian dunia yang telahberubahsecarasignifikansepertiinilah negara-
negara yang sedangberkembang di kawasanPasifik Selatan berupayauntukmenapak dan
menatamasyarakatnyadengankesadaran yang semakintebal, bahwaperbaikannasibmerekaterletak
di tanganmerekasendiri. Semangatdemikianlah yang

24
agaknyamenggerakkanmerekauntukmemilihjalandengancaramemerdekakandiri,
bukannyaterusbergantung pada perlindungan dan "belaskasihan" dari negara-negara
bekas penjajahnya.

B. GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN PASIFIK SELATAN

Secaraumumperekonomian di kawasanPasifik Selatan bisadibagimenjaditiga kelompok4.


Kelompokpertamaadalah negara-negara yang ukurannya (luas areal dan jumlahpenduduk)
lebihbesar, yaitu Papua New Guinea (PNG), Fiji, serta Solomon Islands. Pendudukketiga negara
iniberjumlahlebihdaritigaperempatdariseluruhpendudukPasifik Se latan. Lokasinyaberada di
pulau-pulaubesarvulkanikdengantanah yang subur. Mereka juga dikaruniaisumberdayaalam yang
relatifberupa mineral, hutan, dan kekayaanlaut. Dengan basis kekayaanalamnyaini, ketiga negara
dapatmenjadikannyasebagai modal yang cukupmemadaiuntukmenggerakkanresource based
industries untukmenopangpertumbuhanjangkapanjangnya dan
memperkecilketergantungannyakepadaperekonomianluar.
Sektorindustrimanufaktursudahmulaitumbuh. Di Papua New Guinea
sektorindustridalamartianluassudahrelatifbesar dan sekaligustermaju di Pasifik Selatan.
Peranannyadalamproduk do mestikbrutotelahmencapai 35 persen. Namun, perananindustri ma
nufakturmasihterbatas, hanya 10 persenterhadap PDB. Pertumbuhanindustrimanufakturselama
10 tahunterakhirhanya 0,3 persen rata-rata setahun. Perkembangansektorindustri di PNG
takterpisahkandarilatarbelakanghubungandengan Australia. Pada tahun 1970
peranansubsektorindustripermesinan dan peralatan transport sudahmencapai 35 persen. suatuhal
yang tidaklazimdijumpai di negara-negara berkembang yang sedangberada pada
tahapawalindustrialisasi.

Kelompokkeduaadalah negara-negara pulauberdatarantinggi. Se kalipunsumber-


sumberdayanyaterbatas, negara-negara seperti Vanuatu, Tonga, Western Samoa, dan juga
Micronesia dianugrahitanah yang sangat subur. Paling tidak negara-negara

25
inibisamengembangkansektorpertaniannyadenganlebihberagamuntuklebihmajudarisekedar pada
tingkatsubsisten. Sekalipunsektorindustritelahmulaitumbuh, namunmasih sangat
jauhbagimerekauntukmemenuhikebutuhandalam negeri, apalagiuntukmengekspor. Oleh
karenaitu negara-negara inibergantungkepadaimpor, yang jumlahnyajauhmelebihiekspor.

Micronesia, sebagaimisalnilaiimpornyalebihsepuluh kali lipatdarinilaiekspornya. Adapun per


bandinganekspor dan impor di Tonga, Western Samoa dan Vanuatu berkisarantara 2 sampai 5
kali lipat. Untukmenutupsebagiandefisitperdagangannya, kelompok negara yang
keduainimengandalkanpemasukandevisadarisektorpariwisata, transfer pendapatanpenduduknya
yang bekerja di luar negeri, sertabantuanluar negeri. Sektorpariwisata juga
amatberperansebagaipenyerap tenaga kerja.

Kelompokketigaadalahderetanpulau-pulau miskin sumberdayaalamdengantanah yang tidaksubur


(atoll economies)5. Sumber-sumber mineral yang terdapat di lautjumlahnya juga
diperkirakanterbatas. Sum ber air pun sangat terbatas. Oleh karenaituwajarsajakalau negara
negara yang termasuk di dalamkelompokini-Nauru, Niue, Palau, Marshall Islands, Cook Island,
Kiribati, dan Tuvalu-
lebihbergantunglagikepadaarusimporsekedaruntukmencukupikebutuhanpokoknyadibandingkand
engan negara-negara kelompokpertama. Palau dan Nieumerupakan yang terparah.
Penerimaandevisamerekadarieksportidaksampai 10 persendarinilaiimpor.
Mayoritasdarikelompokinipenerimaandevisanya sangat
bergantungkepadaeksporsatuatauduakomoditas primer, yang harganya sangat berfluktuasi.
Beberapa negara lainnyamemperolehpenerimaan valuta
asingdaripembayaransewaatashakpenangkapan ikan di zona ekonomieksklusif.
Denganketerbatasanketerbatasanini, hampirsemua negara di Pasifik Selatan
terpaksamasihterusmengandalkanbantuanluar negeri.

C. TANTANGAN DI MASA DEPAN

Terlepasdarisejumlahperbedaanantaraketigakelompok negara sebagaimanadiuraikan di atas,


terdapatbeberapakesamaankarakteristik di antaraperekonomian-perekonomian di kawasanPasifik
Selatan. Di antaranya yang paling menonjoladalah, pada umumnyaproduksimasihberada pada
tingkatsubsisten, khususnyauntukbahanmakanan. Karakteristik lain yang juga menonjoladalah

26
basis ekspor yang sangat rendah. Ekspordidominasi oleh beberapa (satuatauduajenis)
komoditassaja. Oleh karenaitu, upaya-upaya yang
lebihmendasarperludiprioritaskanuntukmeningkatkanproduksipangan dan
lebihmenganekaragamkansumberpenerimaandevisa. Hal inipentinguntukmemperkuat basis per
ekonomian dan dayabelimasyarakat.

Tidakseperti yang terjadi di negara-negara berkenibang pada


umumnyadalamsepuluhtahunterakhir, proses transformasiekonomi di negara negaraPasifik
Selatan berlangsung sangat lamban. Percepatan proses trans
formasibegitusulitdilakukanmengingatkualitassumberdayamanusiamemangmasihrendah,
keterbatasaninfrastruktur dan kemampuanbirokrasi yang amatmemprihatinkan,
sertamasihkuatnyaanekabudayatradisional.
Realitasiniperludipertimbangkansebagaipijakansikapuntuktidakmemaksakan proses transformasi
yang terlalucepat yang dapatmenimbulkangejolaksosial dan politik.

Dalamkeadaan yang masihserbaterbatas, perekonomian di Pasifik Selatan masih sangat


memerlukanperhatian dan ulurantangandari mas yarakatinternasional.
Dirimerekasendiribelumakancukupmampu da lam
beberapatahunkedepanuntukmenarikpenanaman modal asing dan menjalinhubungan-
hubungandagang yang "normal". Perlakuan se perti yang diberikan oleh Masyarakat
EropadalamnaunganKonvensiLomekiranyaperludiperluas. Negara-negara
majuterdekatperlulebihmemberikanperhatian. Upaya lain adalahmelaluikerjasama Selatan
Selatandenganbantuan dana dari negara-negara maju. Namun, lebihdariitu, yang terpenting dan
dirasakan paling mendesakuntukdilakukanadalahsuatupengkajiankomprehensif dan
mendalammengenaiupayaupaya yang sesuaidengankekhasanperekonomianpulaudengan pen
duduk yang sangat sedikit.

Salah satupeluanguntukmemajukanperekonomianPasifik Selatan


adalahdenganmembayangkannyasebagaisatukawasan yang terpadu. Paling
tidakadabeberapaunsur yang salingmengisi di antara masing masingperekonomian.
Sebagaisuatukesatuan, potensi pasar Pasifik Sela tan tidaklahterlalukecil. Paling tidak,
kawasaniniberpotensidikembangkanuntukmampukeluardaritingkatperekonomian yang
subsistenserta agar semakinbisamempercepatpemenuhankebutuhanpokoknya.

27
Secarabersamamereka pun bisadiharapkanuntukmerumuskankerjasama di
bidangpengembangansumberdayamanusia.

D. KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN PASIFIK SELATAN

Ditinjaudariciri-cirimasyarakat dan perekonomiannya, kawasantimur Indonesia,


khususnyapropinsi Irian Jaya, memilikibanyakkesamaandenganperekonomian di kawasanPasifik
Selatan pada umumnya. Irian Jaya cukup kaya akansumberdayaalam, namunpenduduknya sangat
terbatas, bahkanjauhlebihsedikitbiladibandingkandengan Papua New Guinea.

Sekalipundemikian Irian Jaya merupakan salah satukutubpentingbagiperekonomian Indonesia di


masa mendatang. Kiranyatidakterlaluberlebihankalau Bung Karnomenamakan Jayapura
untukibukotapropinsitermudakeduaini. Irian Jaya memilikipotensisumberdayaalam yang
memangcukupmenjanjikan, baik di permukaanbumi, di dalamperutburni, maupun di lautan.
Beberapainfrastruktur vital sepertipelabuhan dan lapanganudara

sudahdimiliki dan dalamkondisicukupmemadai. Irian Jaya juga merupakanpintugerbang


Indonesia di bagian timur.

Paling tidakkitasudahperluuntukmulaimembayangkanbeberapakemungkinan strategi


pengembanganbagikawasantimur Indonesia, khususnya Irian Jaya,
dikaitkandenganberbagaipeluangkerjasama yang salingmenguntungkandenganpihakluar,
termasukdengan negara-negara Pasifik Selatan.

CATATAN BELAKANG:

1. Negara-negara Pasifik Selatan yang diliputdisinitidaktermasuk Australia dan SelandiaBaru.

2. Negara-negara berukurankecil yang dipilihuntuk di bahas di dalambabiniadalah yang jumlah


total penduduknyakurangdari 5 jutajiwa. Sedangkankategori negara yang berukuranbesaradalah
negara-negara yang jumlahkeseluruhanpenduduk yang dimilikinyalebihdari 100 jutamanusia.
Kriteriasederhanainisekedarpilihansubyektifpenulissemata.

3. Bangladesh, Pakistan, Cina dan juga Indonesia merupakankekeculian. Salah satufaktor yang
melatarbelakanginyaadalahkarena proses industrialisasi yang "sangat cepat" di negara-negara
terse but tidakdiiringidenganpeningkatandayabelikonsumen do mestiksecaramemadai,

28
sehinggaeksporharussenantiasadipacu, yang hampirselaludisertaidenganpenerapan strategi
industrialisasisubstitusiimpor yang sangat rakusdevisaitu. Dari Tabel 22.1 juga
terlihatsecarajelasbetapaternyata Indonesia merupakan salah satu yang
memilikitingkatketerbukaanekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara berukuranbesar.

4. Silakanandasimakinformasi yang termuat di dalamdokumen UN-ESCAP, "Economic Growth


and Structural Transformation in the Island Developing Economies in the Pacific", Draft
makalah yang didiskusikansecarakhususdalam Experts Group Meeting on Development Issues
and Policies, Bangkok, 6-8 Desember 1989

5. Nauru harusdikecualikankarenakekayaanfosfatnya yang telahmenjadikanmasyarakat negara


iturelatifmakmur. Tidakseperti negara-negara tetanggaterdekatnya, masyarakat di Nauru
leluasamenikmatibarang-barangkonsumsiimpor. Namunkesejahteraan di Nauru
tidakbisadipandangsebagaisuatuhal yang permanen, karenabelakanganini deposit fosfat di Nauru
sudah sangat me nipis. Selainitu, nengingatluas wilayah daratan Nauru hanya20 kilometerpersegi
(tersempitsetelah Tuvalu), dan jumlahpenduduknyahanyasekitar 9 ribujiwa yang di Jakarta
hanyaakanmeliputibeberapa RT, makasulitdiharapkanadanyapenambanganfosfat yang benar-
benarekonomis. Kekayaanfosfatinilah yang berjasamenempatkan Nauru sebagaisatu-satunya
negara di Pa sifik Selatan yang memetik surplus
perdaganganinternasionalhinggaparuhkeduadasawarsa 1980-an. Perludicatatbahwasam pai
dengantahun 1986, hubungandaganginternasional yang di lakukan Nauru
hanyadenganduaraksasaterdekatnyasaja, yakni Australia dan SelandiaBaru.

6. Di dalamkosakata Bahasa Sanksekerta, kata "Jayapura" itudibacasecaraterbalik, yakni


"purajaya" yang berarti "Gerbang Kejayaan".

BAB 23
POTENSI SERTA PERANAN CENDEKIAWAN DAN PENGUSAHA PALESTINA
DALAM MEWUJUDKAN NEGARA PALESTINA MERDEKA

Tidakadabangsa yang begitutragisnasibnyasepertibangsal'alestina. Negeri dambaan yang


dideraderitaberkepanjangan, namunkianlemahuntukmengusikkepeduliansesamabangsa Arab

29
yang berkelimpahanpetrodolar. Agaknya, ego dan intrikpolitiktelahmemudarkan "solidaritas
Arab", yang sempatmerekah kala menghadapitantangandarimusuh, telahmembatu.
Adakahkejayaan material dan belenggukekuasaantelahmembutakannurani?

Puisi-puisi yang menggambarkanisihati dan dambaan yang paling


dalammasyarakatPalestinasenantiasamemilukankarenamerupakancerminakanapa yang dimiliki
dan takdimiliki. Banyak puisi yang menyeruakkankehampaanhiduptanpatanah air,
sehinggabangsa yang bersangkutankehilanganmaknahakikiakankeberadaannya.

Bermuladarieksodusbesar-besaranke negara-negara tetangga, me nyusulcengkramanInggris yang


kiankokohatastanahPalestina dan kiangencarnyaimigranYahudi. Kebanyakandarimerekaadalah
pemuda yang mencarikehidupanbebassertamendambakankesempatanmemper oleh kehidupan
yang lebihbaik dan tanpatekanan. Pemuda-pemuda Palestinaditampungsepenuhhati oleh negara-
negara tetangganya. Merekabebaskandari uang sekolahsampaikejenjangperguruantinggi. Di
kampus-kampusinilah, khususnya di Mesir, para mahasiswabisaber emu dan
menyatukantekaduntukberjuang di perantauanlagimeraihkembalitanah air mereka. Awal
perjuangan yang terorganisasikanadalah kala PLO terbentuk pada tahun 1964.
Perjuangandengangerilya pun dimulai, walauitumasihdalamintensitas yang rendah. Perang Arab
Israel 1967 semakinmemperteguhkesatuan Arab untukmelawan Israel, dan mendorong PLO
untukberperanlebihbesar. Munculnyatokoh-tokohmudabetul-betulmemberikanwarnatersendiri di
dalamperjuangan PLO yang semakin solid. Di medandiplomasiupaya-upayauntukmenyudutkan
Israel juga ditempuh, sampaikemudian Dewan Keamanan PBB me ngeluarkanResolusi 242 yang
menuntut Israel mengundurkandiridaridaerahpendudukan dan mengakuihakbagisetiap negara di
kawasanituuntukhidupsecaradamaidenganbatas-batas negara yang
telahdiakuibersamasebelumperang. Namun, resolusitinggal di ataskertas. LobiYahudi yang kuat
di Amerika Serikat, terutama, sertahak veto yang dimiliki Amerika Serikat di Dewan
KeamananmembuatsetiapupayalebihlanjutbagipelaksanaanResolusi 242
tersebuttidakpernahterealisasikan.

Sampaiakhirnyapecahperang 1973, kala Mesir dan Syria menyerang Israel. Solidnyapersatuan


Arab kala itumeniungkinkan embargo minyakdiberlakukansecaraefektifsehinggasebagianbesar
negara industri Barat mengalamikemerosotan yang lantasmembawaperekonomian dunia se

30
carakeseluruhankedalamperioderesesi. Fenomena-fenomenabaru pun muncul. Masyarakat dunia
terbelalakkagetmenyaksikanmunculnyakekuatanminyak yang sebelumnyaterselubung.

Kenaikanhargaminyak yang berlipatgandadalamwakturelatif sing kat membawaberkahbagi


negara-negara penghasilminyakutama di Timur Tengah..Ukuranperekonomianmereka yang
relatifkecil dan kua litas sumberdayamanusia yang rendah, sangat kontrasdenganpetrodo lar
mereka yang terusmenggunung. Di
satupihakmerekamembutuhkanbanyaksekalitenagacakapuntukmemanfaatkan dana
tersebutbagikeperluanpembangunansecaralangsungsertamemutarkankelebihannya di pasar-pasar
finansial dunia. Di lain pihak, tenaga-tenagaprofesionalasalPalestinasudahkianbanyak yang
menyelesaikanpendidikan ting ginya. Makabertemulahantarapermintaan dan penawaran.
Taksedikittenaga-tenagaprofesionalPalestina yang menyebar di negara-negara
penghasilminyakiniberhasilmendudukiberbagaiposisikunci, baik se bagaikontraktor dan
pemasokkebutuhanpembangunanmaupunsebagaimanajerfinansial yang handal.
Merekamenjadipenasehat-penasehatportopel di Kuwait, Bahrain dan sebagainya. Pada
umumnyamereka men jadiwarga negara di mana merekabermukim. Tidaksedikit yang mem
perolehkesempatanuntukmengenyampendidikan Barat, khususnya di Amerika Serikat dan
Inggris. Taksedikit pula vang kemudianmenjadipengusaha-pengusahamenonjol,
bukanhanyamenurutukuran Timur Tengah, tetapi juga di tingkat dunia,
denganbekalkepercayaanuntukmemutarkan dana-dana berlebih para syeikh.

Majalah Fortune edisi 31 Juli 1989 menayangkankisahkeberhasilansejumlahpengusahaPalestina


yang sekaranginitelahberhasilmenjadi elite pengusaha dunia. Merekamenguasaiproperti-properti
di Amerika Serikat, menjadibankirterkemuka, kontraktorbesarsertaindustrialis yang disegani.
Apa yang menjadiobsesimereka? Hanyasatu: mewujudkanangan-anganakansatutanahmerdeka.
BagaimanaperananmerekadalamperjuanganPalestina? Takdiragukanlagi: sangat berarti!

Para pengusahainipulalah yang turutmengubahcorak dan strategi perjuanganPalestina. Uang


memangbisamemberiwarnabagijalannyakehidupan. Demikian pula
halnyadenganperjuanganPalestina. Sejalandenganmakinbesarnyaporsi dana perjuangan yang
berasaldaripengusaha-pengusahaPalestinaini, tampakkecenderunganbahwasuara dan
peranankelompok garis moderatsemakinmenonjol.

31
Sebelumnyakucuranpetrodolar sangat dominan. Dan tidaksedikit yang berasaldari negara-negara
garis kerasseperti Libya dan Syria. Arab Saudi pun
masihsepenuhnyamembantuperjuangangerilya. Yang
terakhirinibolehdikatakanmenjadipenyumbangutama. Namunmenyusul Re volusi Iran, perilaku
Arab Saudi mulaiberubah dan sedikit demi sedikitmengurangipasokandananya.
ApalagipascaPerangTeluk.

Sementaraitu, beberapafraksidalamtubuh PLO masihtetapmemperolehbantuan dana


dalamjumlahbesarsecarapermanendari negara negarapenghasilminyak yang menganut garis
kerasdalampolitikluarnegerinya. PLO sudahjauh-jauhharimengantisipasikecenderunganini. Oleh
karenaitu, secarasadarmerekamembentuksemacam "dana abadi". entahitu yang berasaldari
negara-negara Arab yang diperolehsebelumnyaataupundaripengusaha-pengusahaasalPalestina
yang cukup loyal ke pada Yasser Arafat. Belum lagiyayasan-yayasan yang dibentuk oleh
individu-individupengusahaPalestina yang secararutinmembiayaianggaran PLO, juga
untukbeasiswabagi para pemuda Palestina yang menuntutilmu di seantero dunia.

DemikianlahwujudperjuanganPalestina yang tampaknyasemakinterstrukturrapi. Di


tengahperjalanan yang entahsampaikapanbagi per wujudan negara Palestinamerdeka yang utuh,
perananintelektual juga makintampakkianmenonjol. Perhatikanlahapa yang terjadidalam proses
perundingan yang diprakarsai oleh James Baker. Sang ketuadelegasi yang guru besaritu, pun
siwanitajurubicaralincah Hanan Hasrawi, yang begitusimpatiknyamengubahopinimasyarakat
dunia. Belum lagikemunculankelompok-kelompokpengusahaPalestina di Amerika Serikatserta
para cerdikcendikianya yang banyakmenjadigurubesar-gurubesar di universitas elit Amerika.
Niscaya, walauhinggakinimasihbelumberarti, kenyataan-
32
kenyataaninibakalmembawasecercahharapan,
setidaknyadalammemperlemahlobiYahudidiketahuiTidakada yang menduga Uni Soviet
bakaltercerai-berai. Siapa yang mengira pada akhimya Yugoslavia berkepingempat. Adakah di
antarakita yang sebelumnyamembayangkansedemikiancepatEropa Timur meninggalkansendi-
sendiKomunisme? Kalaukomunismesudahmencapaibatasakhirkehidupannya,
siapatahulusagilirankapitalisme? Barangkali, denganpemaparanini,
sebersitharapanbakalmenjadikenyataan: negara Palestinamerdeka yang utuh, Insya Allah.
Kedamaian dan perdamaian pada hakikatnyamerupakandambaansemuainsanTuntutkeadilan dan
persamaantakbisadibendung oleh siapa pun

BAB III

PENUTUP

Sesuidenganmateri di ataskitabisamenyimpulkanbahwaKrisishutang dunia ketigalatarbelakang,


perkembangan dan prospekpenyelesaianyasemenjak 1980 an, salah satumasalahekonomi global
yang mengkhwatirkansemua negara di dunia adalah utang luar negeri yang meningkatcepat.

Perekonomian negara negara di Kawasan


fasifikselatanditengahgelombangglobalisasiekonomiyang menderasdalambeberapatahunterakhir ,
negara
negaradikawasanfasifikselatanpraktissebelumberingsutdariketerasingnyadalamhubunganekonomi
internasional.

33
Potensisertaperanancendekiawan dan pengusahapalestinadalammewujudkan negara
palestinamerdekaadabangsa yang begitutragisnasibnyasepertibangsapalestina. negeri dambaan
yang dideraderitaberkepanjangan ,namunkianlemah petrodollar

DAFTAR PUSTAKA

"The Big Moneymen of Palestina Inc" Fortune, 31 Juli 1989, h. 108-15:

"Can Palestinians be Peacemakers?" Newsweek, EdisiTanggal 18 November 1991.

"Finally Face to Face", Time, EdisiTanggal 11 November 1991, h. 10-1.

Garaudy, R. Israel dan Praktek-praktekZionisme. Bandung . Pustaka, 1988

Hamida, Essma Ben. Behind the Palestinian Uprising. Penang dan Nyon : Third Word Network
dan International Faundation for Development Alternatives, 1988.

34
"How to Follow the Talks", Time EdisiTanggal 11 November 1991, h. 12-3. Media Dakwah,
November 1991.

"Survey: The Arab World",Majalah Economist, EdisiTanggal 12 Mei 1990.

"Survey: The Middle East",Majalah Economist, EdisiTanggal 28 September 1991

"Why Should the Word Care?" Time, 11 November 1991, h. 14-6.

35

Anda mungkin juga menyukai