Anda di halaman 1dari 11

TUGAS EKONOMI PUBLIK 2

KASUS PEREKONOMIAN INDONESIA

OLEH :

Rahmat Waldy

A1A1 20 020

KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul
“kasus perekonomian dunia diperediksi akan dihantam regresi ini dalam rangka
menyelesaikan tuntutan tugas mata kuliah ekonomi publik.

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan
naskah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat dipenuhi selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-rekan dosen Jurusan Sastra
Indonesia yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan
ini. Akhirnya, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada manfaat nya.
Daftar isi
Kata Pengantar.....................................................................................
Daftar Isi................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan.............................................................................
A. Latar B belakang...................................
B. Rumusan Masalah.................................
C. Tujuan Penelitian..................................
D. Manfaat.................................................
BAB 11 Pembahasan............................................................................
A. Kasus perekonomian dunia diperediksi akan dihantam regresi
2023..................................................................................
B. Pengertian regresi........................................................................

C. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan.........


BAB 111 Penutup..................................................................................
A. Kesimpulan...............
B. Saran....................
Daftar pustaka......................................................................................
BAB 1
Pendahuluan

A. Latar belakang
Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar individu, atau masyarakat, dan
berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk memecahkan masalah tersebut.
Ketidakstabilan terus berlangsung dan ketidakpastian berlanjut. Sesudah melalui
masa-masa inflasi tingkat tinggi yang menyakitkan perekonomian dunia telah
mengalami suatu resesi mendalam dan laju penggangguran yang belum pernah terjadi
sebelumnya, dibarengi dengan laju suku bunga riil yang tinggi dan fluktuasi valuta
asing yang tidak sehat. Meskipun penyembuhannya kini tengah berlangsung namun
ketidakpastian tetap berlanjut . Laju suku bunga yang riil tetap tinggi dan ini
diperkirakan akan terus meningkat, sehingga meningkatkan kecemasan adanya
penyembuhan yang gagal. Krisis ini juga diperburuk dengan oleh adanya kemiskinan
di tengah orang-orang kaya di semua negara, berbagai bentuk ketidak adilan
sosioekonomi, defisit neraca pembayaran yang besar dan ketidakmampuan sebagian
besar negara-negara berkembang untuk mencicil utang mereka.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kasus perekonomian yang akan dihantam resesi?
2. Bagaimana perang pemerintah dalam menghadapi masalah tersebut?
C. Tujuan penelitian
1. Agar dapat memahami Bagaimana kasus perekonomian yang akan dihantam
resesi
2. Agar dapat mengetahui peran pemerintah dalam menghadapi masalah tersebut
D. Manfaat
Agar dapat kita memahami suatu masalah-masalah yang terjadi pada sebuah
negara baik luar maupun dalam negeri dalam hal apapun supaya pengetahuan
akan suatu permasalahan dapat kita tahu dan kita cermati bersama dan juga
untuk menjadi sebuah objek penelitian yang lebih baik .
BAB 11
Pembahasan

A .Kasus Perekonomian dunia diprediksi akan dihantam resesi tahun 2023,

Presiden Jokowi menyebutkan bahwa ketidak pastian global saat ini sangat
mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia. Akibat kenaikan harga energi
hingga suku bunga acuan di berbagai negara, inflasi menjadi melonjak. Beliau
menyebut sudah terdapat 5 negara dengan lonjakan inflasi hingga di atas 80%.
Sementara inflasi Indonesia per November 2022 mencapai 5,42% dan diprediksi
tembus 6 persen di akhir tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga
menyampaikan bahwa ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global pada tahun
2023 bukanlah tantangan yang mudah, terutama akibat ketegangan geopolitik yang
berimbas pada disrupsi rantai pasok global berpotensi berimbas pada perekonomian
domestik. Disamping tantangan geopolitik dan resesi ekonomi tersebut, beliau
mengatakan dunia juga menghadapi tantangan perubahan iklim yang akan sangat
mempengaruhi keuangan negara, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat.

Pengertian resesi

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah suatu kondisi di mana
perekonomian suatu negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk domestik
bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil
bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Sedangkan melansir Forbes, resesi
adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama
berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Faktor pemicu terjadinya regresi

Beberapa faktor pemicu resesi ekonomi global yang dikhawatirkan akan terjadi tahun
depan, yaitu:

1. Pandemi Covid-19, walaupun sudah mulai mereda dan banyak negara yang telah
membebaskan warganya untuk beraktivitas seperti biasa. Namun pada saat
meluasnya wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 sampai dengan awal tahun ini,
aktivitas ekonomi global menurun drastis. Setiap negara lebih fokus untuk
menangani Covid-19 dan menerapkan pembatasan aktivitas, termasuk aktivitas
ekonomi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi secara global pun mengalami
kontraksi. Pada saat yang sama, banyak negara melakukan proteksi atas hasil
pangan untuk mengantisipasi wabah Covid-19 yang berkepanjangan dan berakibat
pada meningkatnya harga pangan karena kurangnya suplai. Indonesia juga sempat
mengalami resesi ekonomi pada akhir tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
2. Perang Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak bulan Februari lalu, telah
menghilangkan PDB global hingga USD2,8 triliun. Perang Rusia- Ukraina
mengganggu rantai pasok global sehingga menimbulkan krisis terutama di sektor
pangan dan energi, yang pada akhirnya mengakselerasi laju inflasi. Perang Rusia-
Ukraina merupakan factor utama penyebab terjadinya resesi ekonomi global yang
diprediksi akan terjadi pada tahun 2023 mendatang.
3. Tingginya tingkat inflasi. Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober
2022,  International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan laju inflasi global
mencapai 8,8% pada 2022 dan akan menurun pada tahun 2023 yaitu menjadi
6,5%. Inflasi Indonesia menurut Bank Indonesia diproyeksikan menurun dan
kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024. Menyikapi
hal ini, beberapa negara sudah menarik insentif moneter dan fiskalnya sebagai
upaya mengatasi risiko dari inflasi yang terus meningkat.
4. Kenaikan suku bunga acuan.

Bank sentral di seluruh dunia secara bersamaan menaikkan suku bunga acuan sejak
semester kedua tahun ini, seperti Bank of England dan the Federal Reserve (The Fed).
Tekanan inflasi di negara Barat dan AS membuat bank sentral terus menaikkan suku
bunga acuan untuk mengendalikan inflasi. Demikian halnya kenaikan suku bunga
acuan di negara-negara anggota G20 seperti Brasil, India, dan Indonesia. Selama
tahun 2022 ini, Bank of England telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 basis
poin. Sementara The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 300 basis poin.
Merespons hal tersebut, Bank Indonesia ikut menaikkan suku bunga acuan sebesar 50
basis poin menjadi 5,25% pada bulan November 2022. Kenaikan suku bunga acuan
secara bersamaan yang dilakukan oleh bank-bank sentral di seluruh dunia akan
memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan dapat menyebabkan
terjadinya resesi ekonomi global.
Dampak resesi

Dari beberapa faktor pemicu diatas, resesi ekonomi dapat mengakibatkan penurunan
secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan
keuntungan perusahaan. Selain karena meningkatnya harga-harga secara tajam
sehingga menyebabkan ekonomi menjadi stagnan atau dalam proses yang dikenal
sebagai stagflasi, resesi ekonomi juga bisa terjadi karena turunnya harga-harga atau
deflasi. Situasi ini disebut bisa membuat ekonomi tahun depan akan lebih gelap.

1. Perlambatan ekonomi akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya


sehingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi bahkan beberapa
perusahaan mungkin menutup dan tidak lagi beroperasi

2. Kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan sehingga investor


cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.
3. Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli
masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan
fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.

Kesiapan Indonesia dalam menghadapi resesi

Kondisi perekonomian Indonesia dinilai masih kuat menghadapi gejolak ekonomi


global yang mengarah pada resesi ekonomi. Potensi untuk bertahan menghadapi
risiko terjadinya resesi ekonomi cukup besar karena ditopang oleh PDB yang masih
positif serta tingkat inflasi yang relatif lebih rendah dibandingkan banyak negara lain.

Ancaman resesi ekonomi global terhadap Indonesia akan ditandai, antara lain:

1. Permintaan ekspor produk  jadi  Indonesia seperti  tekstil dan  kerajinan 


menurun, terutama dari AS, Eropa, dan Tiongkok;
2. Penurunan harga beberapa komoditas minyak mentah, minyak sawit mentah
(CPO), dan logam dasar;
3. Kenaikan suku bunga di negara-negara maju yang menyebabkan aliran modal
mengalir ke luar negeri;
4. Pertumbuhan ekonomi melambat;
5. Meningkatnya beban biaya usaha akibat depresiasi rupiah.

Ancaman akan terjadinya resesi ekonomi global ini perlu disikapi oleh pemerintah
dengan melakukan langkah antisipatif untuk terus mendorong kinerja perekonomian
nasional. Walaupun kinerja perekonomian nasional saat ini cukup positif, namun jika
resesi ekonomi global benar-benar terjadi maka Indonesia diyakini akan terkena
dampaknya dan dapat menyeret Indonesia ke dalam “jurang” resesi ekonomi tersebut.

Melihat kemungkinan tersebut, Pemerintah memerlukan perumusan kebijakan yang


tepat terkait dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Melihat segala
keterbatasan yang dimiliki oleh kemampuan ekonomi nasional saat ini maka
pembiayaan infrastruktur memerlukan terobosan inovasi investasi infrastruktur untuk
memenuhi pendanaan infrastruktur supaya pengembangan infrastruktur dapat
dilakukan percepatan.

B. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut:

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan infrastruktur juga


dibahas dalam agenda utama G20 investasi infrastruktur berkelanjutan (sustainable
infrastructure investment). Agenda tersebut sejalan dengan prioritas Indonesia dalam
G20 2022 menuju sustainable, inclusive, dan resilient recovery untuk mewujudkan
“Recover Together, Recover Stronger”. Investasi infrastruktur berkelanjutan menjadi
kunci utama dalam mewujudkan Pembangunan dan pertumbuhan berkelanjutan pasca
pandemi COVID-19. Kemampuan fiskal yang terbatas terutama pada negara
berkembang menjadi tantangan utama dalam memenuhi gap kebutuhan infrastruktur
berkelanjutan. Investasi pembangunan berkelanjutan memiliki masalah kesenjangan
pembiayaan yang serius. Oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara
pemerintah, sektor swasta dan Bank Pembangunan Nasional dan Internasional.
Beberapa masukan penting dalam dialog disorot oleh Menteri Keuangan diantaranya
peningkatan kapasitas dalam Project Preparation, perlunya memastikan kualitas
infrastruktur tersebut sejalan dengan prinsip Enviroment, Social Governance (ESG),
serta pentingnya peningkatan kapasitas manajemen proyek infrastruktur.
Komitmen G20 di bawah Presidensi Indonesia tahun 2022 dalam investasi
infrastruktur berkelanjutan adalah sebagai upaya G20 untuk menindaklanjuti 2021
Sustainable Finance Roadmap serta mengembangkan infrastruktur sebagai salah satu
kelompok aset yang memiliki karakteristik investasi sehingga menarik bagi para
investor. Hasil dari dialog ini diharapkan dapat menjadi input dalam penyelesaian
deliverable pada agenda investasi infrastruktur berkelanjutan serta mampu
memberikan sinyal positif kepada investor, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan dan memobilisasi investasi sektor swasta ke dalam infrastruktur
berkelanjutan.
BAB 111

Penutup

A .Kesimpulan

Makalah adalah salah satu jenis karya tulis ilmiah yang membahas satu permasalahan tertentu
sebagai suatu kajian pustaka ataupun kajian lapangan. Makalah disusun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah ekonomi publik. Sistematika pembuatan makalah yaitu bagian
awal, bagian isi dan bagian penutup. Sementara rangkuman dapat diartikan sebagai suatu
hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang
lebih singkat dengan perbandingan secara proposional antara Bagian yang dirangkum
dengan rangkumannya .

B. Saran

Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu perlu dilakukan penyempurnaan oleh
semua pihak yang berkecimpung dalam bidang akademik. Demikian pula penyempurnaan
dari segala aspek perlu dilakukan demi kesempurnaan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/1173-1508/umum/kajian-opini-publik/perekonomian-
dunia-diprediksi-akan-dihantam-resesi-tahun-2023-bagaimana-dengan-pembangunan-
infrastruktur

Anda mungkin juga menyukai