Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL

Dosen Pengampu:

ENDANG KUSTINI S.E., M.M

Kelompok 8:
1. Asrof Adrian Syah (221010505575)
2. Agnar Dwi Eka Pratama (221010505575)
3. Kholifah Nur Salwa (221010505892)
4. Muhammad Dinar Firdaus (221010505327)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
DAFTAR ISI

PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
a. Pengertian Ekonomi Dunia ..................................................................................................... 2
b. Perkembangan Ekonomi Dunia ............................................................................................... 2

c. Inflasi Dunia ........................................................................................................................... 4

d. Tingkat pengangguran Dunia .................................................................................................. 4


e. Suku Bunga Kebijakan ............................................................................................................ 8
f. Kebijakan Ekonomi Antar-regional .......................................................................................... 9

PENUTUP ................................................................................................................................. 12
a. Kesimpulan........................................................................................................................... 12
b. Question and Answer ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 15

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Dunia


Ekonomi dunia atau ekonomi global secara umum merujuk ke ekonomi yang
didasarkan pada ekonomi nasional semua negara di dunia. Ekonomi global juga dapat
dipandang sebagai ekonomi masyarakat global dan ekonomi nasional yaitu ekonomi
masyarakat setempat, sehingga menciptakan satu ekonomi global.Masalah makroekonomi
yang menjadi landasan melihat sejauh mana kondisi perekonomi dunia ditinjau dari
perkembangan pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan tingkat inflasi.
Ekonomi dunia memang sangat terkait erat dengan geografi dan ekologi Bumi. Sebuah
kesalahan umum dalam pemahaman ekonomi dunia adalah mengabaikan fakta bahwa semua
aktivitas ekonomi manusia, baik itu produksi, konsumsi, atau perdagangan, bergantung pada
sumber daya alam dan lingkungan Bumi. Ini mencakup berbagai hal seperti pertanian,
pertambangan, pengolahan limbah, dan bahkan perubahan iklim yang dapat memiliki dampak
besar pada ekonomi global. Oleh karena itu, ekonomi dunia harus mempertimbangkan
keterbatasan dan dampak lingkungan dalam setiap analisisnya.
Namun, definisi dan representasi ekonomi dunia dapat sangat bervariasi. Sebagai
contoh, ketika kita membahas potensi ekonomi di luar Bumi, seperti eksploitasi sumber daya di
Mars atau di tempat-tempat lain di luar planet kita, perdebatan muncul. Meskipun ada upaya
untuk menghitung nilai ekonomi potensial di lokasi-lokasi ini, mereka tidak selalu dianggap
sebagai bagian dari ekonomi dunia karena standar nilai produksi, pemakaian, dan pertukaran
yang berlaku di Bumi tidak selalu relevan di luar sana. Oleh karena itu, perlu ada pendekatan
yang berbeda untuk mengukur dan memahami ekonomi di luar Bumi, yang memperhitungkan
konteks dan dinamika yang berbeda.
Ekonomi dunia bukanlah entitas yang kaku dan seragam. Sebaliknya, itu sangat
bergantung pada konteks geografis dan ekologis tertentu. Sehingga, ketika kita berbicara
tentang ekonomi dunia, kita harus bersedia untuk mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel
dan beragam, yang dapat mempertimbangkan perbedaan-perbedaan yang muncul dalam
definisi, representasi, model, dan penilaian ekonomi global sesuai dengan berbagai konteks
geografis dan ekologis yang ada.

B. Perkembangan Ekonomi Dunia


Memasuki paruh kedua tahun 2023, tiga organisasi internasional telah memperbarui
perkiraan mereka tentang situasi ekonomi global. Mayoritas dari mereka telah sedikit
meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi, meskipun tingginya tingkat ketidakpastian
yang diakibatkan oleh tren kenaikan suku bunga acuan.
Salah satu organisasi tersebut adalah Bank Dunia, yang baru-baru ini merilis proyeksi

2
ekonomi global. Mereka memperingatkan bahwa perekonomian dunia masih berada dalam
situasi yang sangat sulit, terutama setelah masa-masa pandemi Covid-19. Bank Dunia
memperkirakan bahwa perekonomian global akan terus mengalami perlambatan hingga tahun
2024.
Dalam laporan Global Economic Prospects bulan Juni 2023, Bank Dunia menjelaskan
bahwa situasi genting ini masih disebabkan oleh berlanjutnya dampak pandemi, disertai
dengan ketidakpastian yang belum mereda akibat konflik antara Rusia dan Ukraina, serta
langkah-langkah ketat dalam kebijakan moneter yang diambil oleh berbagai negara untuk
mengatasi tekanan inflasi.
Menurut proyeksi terbaru yang dirilis oleh Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global
pada tahun 2023 diproyeksikan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan perkiraan
pertumbuhan pada tahun 2022. Proyeksi ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan akan turun
dari 3,1% menjadi 2,1%. Namun, terdapat peningkatan sebesar 0,4% dibandingkan dengan
proyeksi sebelumnya yang hanya mencapai 1,7% pada Januari 2023. Sementara itu, proyeksi
untuk tahun 2024 menunjukkan pemulihan dengan pertumbuhan sebesar 2,4%, meskipun
mengalami revisi ke bawah sebesar minus 0,3% akibat tekanan dari suku bunga acuan yang
tinggi. Proyeksi menunjukkan bahwa baru pada tahun 2025 ekonomi global diperkirakan dapat
kembali mencapai pertumbuhan sebesar 3%. Kondisi ini memunculkan ketegangan dalam
perekonomian dunia, seperti yang disampaikan oleh Indermit Gill, Kepala Ekonom dan Wakil
Presiden Senior Grup Bank Dunia.
Selain Bank Dunia, Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) juga merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global. OECD mencatat peningkatan
sedikit dalam prospek pertumbuhan ekonomi dunia, terutama karena meredanya inflasi dan
penghapusan pembatasan ketat terkait Covid-19 di China. Meskipun proyeksi pertumbuhan
tahun ini naik menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,6% pada laporan sebelumnya pada Maret,
proyeksi keseluruhan masih di bawah realisasi pertumbuhan pada tahun 2022, yang mencapai
3,3%. Kepala ekonom OECD, Clare Lombardelli, menekankan bahwa meskipun ekonomi
global sedang mengalami perubahan arah, proses pemulihan masih memerlukan waktu yang
cukup panjang untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari Bank Dunia dan OECD
menyoroti perlunya pengawasan yang ketat dan tindakan yang tepat dalam menghadapi
ketidakpastian ekonomi yang masih berlangsung di seluruh dunia. Ini juga menekankan
pentingnya kebijakan moneter dan fiskal yang bijaksana serta kerjasama internasional untuk
mencapai pemulihan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.

3
C. Inflasi Dunia
Inflasi global dapat didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi
sebagai akibat dari berbagai faktor, seperti lonjakan permintaan atas barang, dampak pandemi,
kenaikan harga bahan bakar, serta kekurangan tenaga kerja. Fenomena ini menciptakan
tekanan terhadap biaya hidup yang dihadapi oleh konsumen dan perusahaan di seluruh dunia.
Namun, penting untuk memahami bahwa inflasi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Bank
Indonesia, bukanlah sekadar kenaikan harga barang dan jasa secara sementara, tetapi
merupakan peningkatan harga secara umum dan berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu.
Proses perhitungan tingkat inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan
tujuan memantau dan menganalisis perubahan harga di pasar. Dalam konteks ini, penting untuk
dicatat bahwa inflasi bukanlah hasil dari kenaikan harga satu atau dua barang saja, melainkan
dinyatakan sebagai inflasi ketika kenaikan harga melibatkan berbagai barang dan jasa yang
meluas. Inflasi adalah gejala ekonomi yang kompleks yang dapat timbul akibat berbagai faktor,
termasuk tekanan dari sisi pasokan (cost push inflation) yang terkait dengan kenaikan biaya
produksi, tekanan dari sisi permintaan (demand pull inflation) yang muncul karena
peningkatan permintaan konsumen, dan ekspektasi inflasi yang mencerminkan harapan dan
persepsi pasar terhadap kenaikan harga di masa depan.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang inflasi, baik di tingkat global
maupun nasional, pemerintah, regulator, dan pelaku pasar dapat mengambil langkah-langkah
yang sesuai untuk mengelola dan meresponsnya. Ini mencakup kebijakan moneter, fiskal, dan
ekonomi yang dirancang untuk menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi
yang seimbang. Dalam konteks yang lebih luas, pemahaman tentang inflasi juga merupakan
faktor penting dalam perencanaan bisnis, investasi, dan pengambilan keputusan finansial.

D. Tingkat Pengangguran Dunia


Mengalami pengangguran, yang mengacu pada keadaan ketika seseorang tidak bekerja
atau tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, dapat disebabkan oleh berbagai
masalah yang kompleks. Tingkat pengangguran secara global diperkirakan menyentuh 6,3%
hingga 6,5% menurut data World Population Review. ASalah satu penyebabnya karena
pandemi Covid-19 yang menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja. Beberapa
Masalah yang dapat menjadi penyebab pengangguran adalah situasi politik yang tidak stabil di
suatu negara. Tak hanya itu masalah inflasi, resesi ekonomi, dan segala masalah yang terjadi
pada suatu negara dapat menyebabkan minimnya lapangan pekerjaan.
Menurut Kementerian Tenaga Kerja, tingkat pendidikan yang tinggi tidak selalu
menjadi jaminan bagi angkatan kerja untuk menghindari kesulitan dalam mencari pekerjaan.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi
akses pekerjaan dan memastikan bahwa pendidikan yang tinggi disertai dengan keterampilan

4
dan pengetahuan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja.

Berikut adalah beberapa negara yang mempunyai masalah terkait penganguran:


1. India
Selama dua dekade terakhir angka pengangguran India itu secara konsisten terus
bertambah tiap tahunnya. Pada tahun 2010, tingkat pengangguran di India sekitar 2%,
meningkat tajam menjadi 7,7% pada 2023, menyebabkan lebih dari 100 juta orang menganggur.
Hampir separuh dari populasi produktif India tidak dapat berkontribusi pada pertumbuhan
ekonomi negara karena mengalami pengangguran.
Dengan pertambahan populasi yang terus berlangsung dan lapangan kerja yang terbatas,
persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Gelar tinggi seperti sarjana, magister,
atau Ph.D. tidak selalu menjamin pekerjaan yang sesuai, dan seringkali pekerjaan yang bisa
dilakukan oleh siapa saja, seperti petugas kebersihan, penjaga sekolah, pelayan, dan sopir
dilakukan oleh lulusan S1, S2, atau bahkan S3.

2. Afrika Selatan
Pada tahun 2022, Afrika Selatan mencatat dirinya sebagai negara dengan tingkat
pengangguran tertinggi di dunia, dengan tingkat pengangguran yang mencapai 29,2%. Hal ini
merupakan sebuah tantangan serius bagi negara yang sebagian besar mengandalkan sektor
pertambangan dalam perekonomiannya. Meskipun pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia pada
tahun 2010, negara ini telah mengalami berbagai kesulitan ekonomi, terutama akibat guncangan
yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Tingkat pengangguran yang tinggi menjadi salah satu
masalah utama yang perlu diatasi untuk mengembangkan potensi ekonomi dan sosial Afrika
Selatan.
Kondisi ekonomi yang lebih luas di Afrika Selatan telah dipengaruhi oleh berbagai
faktor, termasuk inflasi yang meningkat akibat dampak pandemi. Seiring dengan usaha
pemulihan, negara ini perlu mengimplementasikan kebijakan ekonomi yang bijaksana untuk
mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi, mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, dan memastikan stabilitas harga. Tantangan ini menunjukkan perlunya fokus
pada diversifikasi ekonomi, pemberdayaan tenaga kerja, dan investasi dalam sektor-sektor yang
dapat menciptakan lapangan kerja baru, sehingga Afrika Selatan dapat mengatasi masalah
pengangguran dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di masa mendatang.

3. Kosovo
Kosovo yang telah menyatakan kemerdekaannya sejak 17 Februari 2008, menghadapi
tantangan yang signifikan dalam bidang ekonomi. Meskipun sekitar 70% dari penduduknya
berusia di bawah 35 tahun, Kosovo masih belum mendapatkan pengakuan sebagai negara

5
internasional. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah tingkat pengangguran yang sangat
tinggi, mencapai 26,2%, menjadikannya sebagai salah satu negara dengan tingkat pengangguran
tertinggi di dunia.
Situasi ini menciptakan tekanan ekonomi dan sosial yang serius, terutama di antara
generasi muda Kosovo. Oleh karena itu, negara ini perlu mencari solusi untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan peluang pekerjaan yang lebih baik agar dapat
meningkatkan stabilitas ekonomi serta meningkatkan taraf hidup penduduknya.

4. Djibouti
Djibouti, sebuah negara republik dengan wilayah yang sangat kecil, terletak di benua
Afrika. Meskipun memiliki luas yang terbatas, negara ini menghadapi masalah tingkat
pengangguran yang signifikan, mencapai 26,1%. Sebagian besar penduduk Djibouti menganut
agama Islam, yang memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan sehari-hari dan budaya
mereka. Keberadaan geografis Djibouti sangat strategis, karena negara ini terletak di jalur
pelayaran internasional yang penting di sekitar Terusan Suez. Kehadiran negara ini di wilayah
itu memberikan akses yang penting bagi perdagangan dunia dan jalur transportasi laut antara
Laut Merah dan Samudra Hindia. Dengan posisinya yang strategis, Djibouti telah menjadi tuan
rumah pangkalan militer untuk beberapa negara asing, yang juga berdampak pada dinamika
geopolitik di wilayah tersebut.

5. Palestina (Tepi Barat dan Jalur Gaza)


Sebagai sebuah wilayah yang telah lama dilanda konflik perang dengan Israel,
Palestina mengalami tantangan serius dalam hal ketenagakerjaan. Tingkat pengangguran di
Palestina mencapai tingkat yang sangat tinggi, mencapai 25,9%, menjadikannya sebagai salah
satu negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia. Konflik berkepanjangan ini telah
menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidakpastian yang signifikan dalam hal
peluang pekerjaan bagi penduduknya.
Sebagian besar penduduk Palestina mencari pekerjaan dalam sektor-sektor seperti
pertanian, perkebunan, dan industri konstruksi. Namun, tingkat pengangguran yang tinggi telah
menyulitkan banyak warga Palestina untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan stabil.
Dalam konteks konflik yang berlarut-larut, tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi
Palestina memerlukan upaya besar untuk mencari solusi yang dapat meningkatkan peluang
kerja dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

6. Guinea Khatulistiwa
Guinea Khatulistiwa, yang juga dikenal sebagai Guinea Ekuatorial, terletak di wilayah
pesisir barat Afrika Tengah dan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, hanya sekitar 28.000

6
km persegi. Negara ini memiliki potensi sumber daya alam yang signifikan, terutama minyak,
yang menjadi salah satu sumber utama pendapatan negara. Namun, ironisnya, Guinea
Ekuatorial juga merupakan negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di wilayah tersebut.
Tingkat pengangguran yang mencapai 25% menjadi salah satu tantangan utama dalam
pembangunan ekonomi dan sosial negara ini.
Pada tahun 2021, Guinea Ekuatorial mengalami rasio pertumbuhan Produk Domestik
Bruto (PDB) yang negatif, mencatat angka -0,9%. Selain bergantung pada minyak, negara ini
juga mengandalkan sektor komoditas seperti kopi dan kakao sebagai sumber pendapatan.
Untuk mengatasi masalah tingkat pengangguran yang tinggi dan merangsang pertumbuhan
ekonomi yang lebih stabil, Guinea Ekuatorial perlu mengambil langkah-langkah strategis yang
mencakup diversifikasi ekonomi, peningkatan infrastruktur, dan peluang investasi untuk
menciptakan lapangan kerja baru serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

7. Botswana
Botswana, negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama melalui sektor
pertambangan intan, nikel, dan tembaga, menghadapi tantangan yang serius dalam bentuk
tingkat pengangguran yang tinggi. Meskipun memiliki kekayaan alam yang signifikan, negara
ini belum mampu mengatasi masalah pengangguran. Sektor pertambangan, yang sebagian besar
dilakukan oleh masyarakat Botswana, meskipun menjadi sumber pendapatan utama, tetap
memiliki dampak terbatas dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai untuk seluruh
populasi.
Pandemi Covid-19 telah memberikan goncangan ekonomi yang kuat, yang juga
berdampak signifikan pada tingkat pengangguran di Botswana. Pada tahun 2021, tingkat
pengangguran mencapai 24,9%, menciptakan tantangan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi
dan sosial negara ini. Upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan
peluang kerja perlu menjadi prioritas dalam rencana pembangunan ekonomi dan sosial di
Botswana, yang mungkin melibatkan diversifikasi ekonomi serta investasi dalam sektor-sektor
yang lebih inklusif untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

8. Grenada
Grenada, sebuah negara yang terletak di bagian barat kepulauan Karibia, merayakan
hari kemerdekaannya setiap tanggal 7 Februari. Salah satu komoditas unggulan yang
dimanfaatkan oleh Grenada adalah pala, yang menjadi salah satu sumber utama pendapatan
negara. Meskipun memiliki warisan yang kaya dan sumber daya alam yang potensial, negara ini
juga telah mengalami sejarah penjajahan oleh Inggris dan Prancis.
Sayangnya, Grenada juga dikenal dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Tingkat
pengangguran yang mencapai 22,9% membuatnya menjadi salah satu negara dengan tingkat

7
pengangguran tertinggi di dunia. Tingkat pengangguran yang tinggi ini merupakan tantangan
ekonomi yang serius bagi negara ini dan menunjukkan perlunya langkah-langkah yang lebih
besar dalam upaya mengatasi ketidakstabilan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang
lebih banyak bagi penduduk Grenada.

E. Suka Bunga Kebijakan


The Fed alias The Federal Reserve System adalah bank sentral Amerika Serikat.
Menurut ekonom senior Rully Arya Wisnubroto, diperkirakan Bank Sentral AS atau Federal
Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) di
tingkat 5,5 persen pada bulan September 2023. Keputusan The Fed mengenai apakah akan
menaikkan atau mempertahankan suku bunga acuan akan dibahas dalam pertemuan Federal
Open Market Committee (FOMC) pada tanggal 20 September 2023. Berdasarkan ekspektasi
pasar, peluang untuk perubahan suku bunga pada bulan September terlihat sangat kecil, dengan
probabilitas suku bunga Fed tetap di tingkat 5,5 persen melebihi 90 persen.
Rully menjelaskan bahwa The Fed akan berhati-hati dalam mengambil keputusan
mengenai suku bunga, terutama setelah pandemi Covid-19. Kebijakan moneter The Fed sangat
bergantung pada data ekonomi, khususnya tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dengan
peningkatan yang sangat agresif dari awal tahun 2022, dari 0,25 persen menjadi 5,5 persen,
The Fed masih harus berhati-hati untuk menghindari dampak yang berlebihan pada
pertumbuhan ekonomi atau inflasi yang terus meningkat. Meskipun begitu, Rully
memperkirakan ada peluang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut pada
pertemuan-pertemuan berikutnya di bulan November dan Desember, mengingat ada tiga
pertemuan komite lagi dalam tahun ini.
Diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 25 basis poin, mencapai
5,75 persen, pada pertemuan FOMC bulan November, seiring dengan tingkat inflasi yang
masih tinggi di AS, mencapai 3,2 persen pada Juli 2023. Inflasi juga tetap menjadi fokus
dengan Inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Inti AS yang tinggi pada 4,3 persen pada
Juli 2023, meskipun telah menurun sedikit tetapi masih melebihi target The Fed sebesar 2
persen.
Sementara itu dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang
diselenggarakan pada tanggal 23-24 Agustus 2023, Bank Indonesia memutuskan untuk
mempertahankan tingkat BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada tingkat 5,75%, suku
bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Keputusan ini sejalan dengan kebijakan moneter yang bertujuan untuk menjaga inflasi tetap
terkendali dalam kisaran target 3,0±1% selama sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada tahun 2024.
Fokus utama dari kebijakan moneter adalah mengukuhkan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk
mengatasi dampak ketidakpastian yang mungkin muncul dari pasar keuangan global.

8
Bank Indonesia juga terus menerapkan kebijakan makroprudensial yang longgar untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Hal ini dilakukan dengan memberikan insentif
likuiditas kepada sektor perbankan, terutama yang berkaitan dengan pembiayaan dalam sektor
hilirisasi, perumahan, pariwisata, serta pembiayaan inklusif dan berkelanjutan. Selain itu,
upaya untuk mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus ditingkatkan, dengan tujuan
untuk memperluas inklusi ekonomi dan mengembangkan sektor keuangan digital. Kombinasi
kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang diterapkan oleh Bank
Indonesia bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi serta mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.

F. Kerjasama Ekonomi Antar-regional


Kerjasama ekonomi antar regional adalah bentuk kolaborasi yang terjadi antara
lembaga ekonomi dari berbagai wilayah dalam suatu negara. Kerjasama ini seringkali
melibatkan dua kelompok atau lebih lembaga regional yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan ekonomi bersama. Ada berbagai bentuk kerjasama yang bisa terjadi dalam kerangka ini,
yang tujuannya adalah saling membantu dan memberikan keuntungan bagi semua pihak yang
terlibat, dengan tujuan menguatkan kondisi ekonomi masing-masing negara atau wilayah.
Kerjasama antar-regional dapat melibatkan banyak negara yang berada di bawah
naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini bertujuan untuk mempromosikan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, perdagangan internasional yang lebih lancar, dan
pengembangan sumber daya ekonomi yang ada di berbagai wilayah. Melalui kerjasama ini,
negara-negara dapat saling berbagi pengetahuan, teknologi, dan sumber daya untuk mencapai
tujuan bersama yang lebih besar dalam konteks global.

Contoh kerjasama ekonomi antar-regional:


1. Asian-European Meeting (ASEM)
Asia Europe Meeting (ASEM) merupakan forum dialog dan kerjasama yang didirikan pada
tahun 1996 di Bangkok. Sejak saat itu, keanggotaan ASEM terus berkembang dan saat ini
mencakup 53 mitra yang terdiri dari 21 negara Asia, 30 negara Eropa, Sekretariat ASEAN, dan
Uni Eropa. Tujuan utama ASEM adalah menciptakan kemitraan yang erat antara Asia dan
Eropa serta mempromosikan kemajuan kedua wilayah ini. ASEM diadakan dalam format
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diadakan dua tahun sekali, dan menjadi wadah penting
untuk berbagai dialog politik, ekonomi, sosial, dan budaya antar negara-negara di dua benua
ini.
Forum ASEM memiliki peran penting dalam memfasilitasi kerjasama dan pemahaman antara
Asia dan Eropa dalam berbagai isu global, termasuk perdagangan internasional, isu
lingkungan, keamanan, dan isu-isu sosial. Dengan beragam keanggotaan yang mencakup

9
banyak negara dan organisasi regional, ASEM memberikan platform yang berharga untuk
mengatasi tantangan global dan mempromosikan perdamaian serta kemakmuran di kedua
wilayah tersebut.

2. Asian-Pacific Economic Coorporation (APEC)


Asian-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah sebuah forum dialog yang
melibatkan negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Tujuan utama APEC adalah mendorong
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di seluruh kawasan Asia Pasifik.
Anggota APEC terdiri dari 21 ekonomi yang terletak di sepanjang Samudera Pasifik. Forum ini
didirikan pada tahun 1989 dan saat ini terdiri dari negara-negara seperti Australia, Brunei
Darussalam, Kanada, Chili, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia,
Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Niugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand,
Amerika Serikat, dan Vietnam.
APEC menyediakan platform yang penting untuk dialog dan kerjasama ekonomi di
kawasan ini, dengan fokus pada berbagai isu seperti perdagangan internasional, investasi,
teknologi, dan pembangunan berkelanjutan. Keanggotaan yang beragam mencakup negara-
negara maju dan berkembang, yang bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan ekonomi
yang lebih besar dan mempromosikan integrasi ekonomi di Asia Pasifik. APEC juga
memberikan kesempatan bagi negara-negara di kawasan ini untuk memperkuat hubungan
ekonomi dan membangun jaringan yang kuat, yang pada gilirannya diharapkan akan
menghasilkan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

3. ASEAN Free Trade Area (AFTA)


ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah sebuah perjanjian yang melibatkan negara-
negara anggota ASEAN dengan tujuan membentuk kawasan bebas perdagangan di wilayah
Asia Tenggara. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi di kawasan
ASEAN dengan menciptakan situasi perdagangan yang lebih seimbang. Salah satu aspek
utama dari AFTA adalah penurunan tarif perdagangan dan pengurangan pajak bagi barang-
barang dagang di antara negara-negara anggota.
AFTA memiliki peran penting dalam mempromosikan integrasi ekonomi di Asia
Tenggara dan memungkinkan barang-barang dagang untuk bergerak dengan lebih bebas di
antara negara-negara anggota ASEAN. Dengan upaya bersama ini, diharapkan akan tercipta
peluang yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi, investasi, dan perdagangan di wilayah
tersebut, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi seluruh anggota ASEAN serta
meningkatkan posisi kawasan ini dalam ekonomi global.

10
4. International Monetary Fund (IMF)
International Monetary Fund adalah sebuah lembaga internasional yang terdiri dari
sejumlah negara dengan tujuan utama menyediakan bantuan keuangan berupa pinjaman dan
memberikan nasihat ekonomi kepada negara-negara anggotanya. IMF didirikan pada bulan Juli
1944 dan saat ini telah melayani lebih dari 190 negara anggota yang tersebar di seluruh dunia.
Peran IMF sangat penting dalam menjaga stabilitas keuangan global dan membantu
negara-negara anggota mengatasi krisis ekonomi. IMF juga berperan dalam memberikan
rekomendasi kebijakan ekonomi kepada negara-negara anggotanya untuk membantu mereka
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengelola masalah ekonomi yang
muncul. Dengan anggota yang berasal dari berbagai belahan dunia, IMF menjadi sebuah forum
penting untuk berbagai negara berkumpul dan berkolaborasi dalam mengatasi tantangan
ekonomi global.

Tujuan kerjasama ekonomi antarnegara mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai
berikut:
 Saling mengisi kekurangan antarnegara ekonomi.
 Meningkatkan perekonomian Negara-negara di bidang keuangan atau perdagangan,
perindustrian, pertambangan, perbankan, pertanian atau peningkatan bahan makanan,
jasa, dan pembangunan pada umumnya.
 Meningkatkan taraf hidup umat manusia sedunia.
 Mempererat persahabatan antarnegara.
 Memperluas lapangan kerja.
 Meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor

Secara keseluruhan, kerjasama ekonomi antar regional adalah alat yang kuat dalam
mempromosikan pertumbuhan ekonomi, stabilitas, dan kesejahteraan masyarakat di berbagai
belahan dunia. Dengan memahami manfaat dan risikonya, negara-negara dapat memanfaatkan
kerjasama ini untuk mencapai tujuan ekonomi yang lebih besar dan memperkuat posisi mereka
dalam perekonomian global.

11
PENUTUP

a. Kesimpulan
Perkembangan ekonomi global adalah fenomena yang kompleks dan selalu berubah.
Seiring dengan waktu, kita telah melihat perubahan signifikan dalam dinamika ekonomi global,
termasuk pertumbuhan ekonomi yang cepat di negara-negara berkembang, perubahan dalam
struktur perdagangan internasional, dan tantangan baru seperti perubahan iklim dan teknologi.
Dalam menghadapi perkembangan ini, penting bagi negara-negara untuk menjaga
fleksibilitas dan adaptabilitas dalam kebijakan ekonomi mereka. Kerjasama ekonomi antar
regional juga telah menjadi semakin penting dalam menghadapi tantangan dan peluang
ekonomi global. Kerjasama ini dapat memperkuat stabilitas ekonomi, mempromosikan
pertumbuhan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai belahan dunia.
Namun, kerjasama ekonomi juga harus dikelola dengan hati-hati untuk mengatasi
dampak negatif seperti ketidaksetaraan ekonomi dan masalah lingkungan. Melalui pemahaman
yang mendalam tentang dinamika ekonomi global dan kerjasama yang efektif, negara-negara
dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkontribusi pada
kesejahteraan global.

b. Question and Answer


1. Bagaimana ekonomi dunia berkaitan dengan geografi dan ekologi Bumi?
Jawaban:
Ekonomi dunia sangat berkaitan dengan geografi dan ekologi Bumi karena sumber daya alam,
lingkungan, dan lokasi geografis memengaruhi produksi, perdagangan, dan tantangan ekonomi
global.

2. Bagaimana pentingnya mempertimbangkan keterbatasan dan dampak lingkungan dalam


analisis ekonomi dunia, dan apa implikasinya terhadap kebijakan ekonomi global?
Jawaban:
Mempertimbangkan keterbatasan dan dampak lingkungan adalah penting untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ini mengarah pada kebijakan ekonomi global yang
lebih berwawasan lingkungan untuk melindungi sumber daya alam dan mengurangi dampak
negatif.

3. Apa dampak utama yang masih dirasakan dari pandemi Covid-19 terhadap perekonomian

12
global, sebagaimana yang dijelaskan dalam laporan Global Economic Prospects Bank Dunia?
Jawaban:
Dampak terbesar dari pandemi Covid-19 adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi yang
berlangsung hingga tahun depan. Pandemi membuat banyak orang tidak bisa bekerja dan
mengganggu berbagai bisnis, yang semuanya membuat perekonomian melambat.

4. Bagaimana konflik antara Rusia dan Ukraina serta kebijakan moneter yang ketat di beberapa
negara berkontribusi terhadap tingkat ketidakpastian dalam ekonomi dunia?
Jawaban:
Konflik antara Rusia dan Ukraina serta kebijakan yang membuat uang menjadi lebih mahal di
beberapa negara juga membuat perekonomian menjadi tidak stabil. Ini bisa mempengaruhi
harga-harga dan membuat orang lebih sulit untuk membeli barang.

5. Apa yang dimaksud dengan inflasi global, dan apa saja faktor-faktor yang dapat
menyebabkannya?
Jawaban:
Inflasi global adalah kenaikan harga barang dan jasa di seluruh dunia yang terjadi karena
berbagai faktor seperti lonjakan permintaan barang, dampak pandemi, kenaikan harga bahan
bakar, dan kekurangan tenaga kerja.

6. Mengapa pemahaman tentang inflasi penting dalam pengambilan keputusan ekonomi dan
bisnis?
Jawaban:
Pemahaman tentang inflasi penting karena berdampak pada kebijakan pemerintah, bisnis, dan
keputusan finansial. Inflasi dapat mempengaruhi seberapa banyak uang yang kita miliki,
keuntungan perusahaan, dan stabilitas ekonomi.

7. Apa yang dapat dilakukan oleh sektor swasta untuk menciptakan lapangan pekerjaan?
Jawaban:
Sektor swasta dapat menciptakan lapangan pekerjaan melalui investasi, inovasi produk,
program magang, dan kerjasama dengan institusi pendidikan. Kebijakan yang mendukung
pertumbuhan bisnis dan berkolaborasi dengan usaha kecil menengah juga dapat berkontribusi
dalam menciptakan lapangan kerja.

8. Apa yang menjadi penyebab tingginya tingkat pengangguran di India, dan apa dampaknya
pada pertumbuhan ekonomi?
Jawaban:

13
Tingkat pengangguran di India meningkat karena pertumbuhan populasi yang cepat, kurangnya
lapangan kerja yang cukup, dan ketidaksesuaian keterampilan dengan tuntutan pasar kerja.
Dampaknya adalah pengangguran yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan
menciptakan ketidakstabilan sosial.

9. Apa yang dilakukan Bank Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik,
termasuk sektor perbankan dan digitalisasi sistem pembayaran?
Jawaban:
Bank Indonesia berfokus pada menjaga inflasi dan nilai tukar Rupiah yang stabil. Mereka
memberikan insentif likuiditas ke bank, terutama yang terlibat dalam pembiayaan berbagai
sektor seperti perumahan, pariwisata, dan inklusi keuangan. Bank Indonesia juga mempercepat
penggunaan pembayaran digital untuk meningkatkan akses keuangan. Semua ini dilakukan
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang seimbang di Indonesia.

10. Apa tujuan kerjasama ekonomi antarnegara, dan bagaimana kerjasama semacam itu dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas global?
Jawaban:
Tujuan kerjasama ekonomi antarnegara antara lain adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, stabilitas, kesejahteraan masyarakat, mempererat persahabatan antarnegara,
memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor. Kerjasama
semacam itu dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas global dengan
menciptakan peluang baru dan menjaga keseimbangan dalam perdagangan internasional serta
kerjasama finansial.

14
DAFTAR PUSTAKA

Audina, N. (2023, Januari 20). Pahami Inflasi Global: Definisi hingga Dampaknya di Indonesia.
Retrieved September 14, 2023, from Glints: https://glints.com/id/lowongan/inflasi-global-
adalah/#:~:text=Mengutip%20dari%20Euromonitor%2C%20inflasi%20global,bakar%2C%20da
n%20kekurangan%20tenaga%20kerja
Awaliyah, S. (2021, Desember 25). Perkembangan Perekonomian Global. Retrieved September 14,
2023, from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/sindy19133/61c67a749bdc402e9e17e742/perkembangan-
perekonomian-global?page=all#section2
Departemen Komunikasi. (2023, Agustus 24). BI 7-DAY REVERSE REPO RATE TETAP 5,75%:
SINERGI MENJAGA STABILITAS DAN MENDORONG PERTUMBUHAN. Retrieved
September 14, 2023, from Bank Indonesia: https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-
media/news-
release/Pages/sp_2523323.aspx#:~:text=Rapat%20Dewan%20Gubernur%20(RDG)%20Bank,F
acility%20sebesar%206%2C50%25
Kurniawan, M. A. (2023, Maret 28 ). 7 Negara dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi. Retrieved
September 14, 2023, from Narasi: https://narasi.tv/read/narasi-daily/7-negara-dengan-tingkat-
pengangguran-tertinggi
Oktaviani, T., & Nailufar, N. N. (2023, Agustus 30). Contoh Kerjasama Ekonomi Antar-Regional.
Retrieved September 14, 2023, from Kompas:
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/30/00300011/contoh-kerjasama-ekonomi-antar-
regional#
Pratiwi, F. (2023, September 13). Ekonom Proyeksikan Suku Bunga The Fed Tetap 5,5 Persen.
Retrieved September 14, 2023, from Republika:
https://ekonomi.republika.co.id/berita/s0wezd457/ekonom-proyeksikan-suku-bunga-the-fed-
tetap-55-
persen#:~:text=Suku%20Bunga%20The%20Fed%20Diproyeksikan,di%20level%205%2C75%2
0persen
Rachman, A. (2023, Juni 8). Ramalan Ekonomi Dunia Terbaru versi IMF, World Bank, dan OECD.
Retrieved September 14, 20223, from CNBC Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230608074741-4-444044/ramalan-ekonomi-dunia-
terbaru-versi-imf-world-bank-dan-oecd
Wandayunita, R. (2023, Juli 21). India Krisis Pengangguran. Lulusan Sarjana Cuman Jadi Petugas
Kebersihan? Simak Penjelasannya! Retrieved September 14, 2023, from Insiden24:
https://www.insiden24.com/berita/3969540809/india-krisis-pengangguran-lulusan-sarjana-
cuman-jadi-petugas-kebersihan-simak-penjelasannya?page=2

15
16

Anda mungkin juga menyukai