Disusun oleh:
Salwa Nur Shabrina (221011201057)
Sarah Sayidina Amartha P. (221011200906)
Shaqina Rachmadini (221011200002)
Syachna Alva Maida (221011201166)
Tarisa Ainun Yasmin (221011201938)
Ulan Sari (221011200003)
Virginia De’Jesus Dali (221011200884)
Tidak lupa kami sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok 6.
1. Orang tua kami tercinta yang telah memberikan motivasi yang sangat besar dalam
menyelesaikan dan menyusun karya tulis ini.
2. Bapak Mustafa selaku dosen mata kuliah Ekonomi.
3. Dan seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan dan
menyusun makalah ini, yang tak bisa kami sebutkan satu persatu.
Mudah – mudahan makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Universitas Pamulang khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Tangerang, 7
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I Penjelasan
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................1
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian kebijakan stabilitas ekonomi ............................................................. 2
2.2 Kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi ................................... 3
2.3 Strategi pembangunan yang dilakukan untuk memaksimalkan pembangunan
stabilitas ekonomi ..................................................................................................... 6
BAB III
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 8
3.2 Saran.................................................................................................... .............. 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. .............. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Stabilitas perekonomian suatu negara menjadi fokus bagi setiap negara. Hal
ini dikarenakan apabila perekonomian suatu negara tidak stabil maka akan
menimbulkan masalah-masalah ekonomi seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi,
tingginya tingkat pengangguran, dan tingginya tingkat inflasi. Didalam ekonomi makro
yang membahas perekonomian secara keseluruahan atau agregat memiliki variabel-
variabel yang saling mempengaruhi didalam menjaga stabilitas perekonomian.
Variabel makro ekonomi tersebut diantaranya yaitu, tingkat bunga, tingkat harga atau
inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dengan mempertimbangkan siklus perekonomian pada saat itu, seperti
pengendalian inflansi guna mencapai stabilitas ekonomi. Konsep monetaris
memulai dan mengakhiri dengan suatu obsesi yaitu tingkat perumbuhan jumlah
penawaran uang dimana masalah utama dalam perekonomian adalah inflansi dan
resesi.
Resesi bisa terjadi apabila kenaikan inflasi dua kali periode atau ditandai
dengan pertumbuhan ekonomi secara negatif yang terjadi selama dua kuartal
berturut-turut (Kemenkeu, 2020). Resesi ekonomi dalam lingkup makroekonomi
sering disebut dengan kemerosotan, artinya GDP suatu negara atau Produk
Domestik Bruto mengalami penurunan selama dua kuartal lebih, atau di dalam satu
tahun. Resesi ini juga bisa menyebabkan menurunnya semua kegiatan ekonomi
secara simultan, contohnya lapangan kerja yang berkurang, kemerosotan investasi,
dan keuntungan perusahaan yang negatif. Apabila resesi berjalan dengan jangka
waktu yang cukup lama, maka itu dinamakan dengan depresi ekonomi. Penurunan
drastis dalam tingkat ekonomi sering kali disebabkan oleh depresi yang parah atau
bisa disebut dengan hiperinflasi (Case & Fair, 2007).
2.2 Beberapa Kebijakan Pemerintah dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi.
Kebijakan ekonomi yang dapat dilakukan pemerintah untuk men capai tujuan atau
sasaran yang kemudian dapat dipakai untuk menpe ngaruhi perekonomian dibedakan
menjadi tiga bentuk, yaitu: (1) ke bijakan fiskal. (2) kebijakan moneter, dan (3)
kebijakan sisi penawaran. Ketiga kebijakan ini secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berada dalam wewenang DPR, dan biasanya di prakarsai oleh
lembaga eksekutif pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah tarif pajak dan
pengeluaran pemerintah. Kaum fiska lis (Keynes) cenderung menginginkan peran aktif
pemerintah, dan karena itu sangat ingin menggunakan kenaikan pengeluaran peme
rintah dan pajak sebagai perangkat kebijakan stabilitas, dan ini ditem poh dengan
maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Kebijakan
fiskal merupakan hal penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif seri Melalui
kebijakan fiskal, pengeluaran agregat dapat ditambah, sehingga akan menaikkan
pendapatan nasional dan serapan tenaga kerja. Keputusan mengurangi pajak akan
memberi insentif bagi masyara kut untuk membeli barang dan jasa yang pada akhirnya
pengeluaran agregat akan naik. Selanjutnya, dengan meningkatkan pengeluaran
pemerintah melalisi peningkatan pembelian barang dan jasa yang di perlukan maupun
menambah investasi. pemerintah akan meningkat kan pengeluaran agregat.
3
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter diatur oleh Bank Sentral-untuk Indonesis Bank Sentral
aitalah Bank Indonesia-yang menyangkut instrumen kebijakan monter, yaitu
perubahan stok uang beredar (penawaran uang), perubahan saku bunga-tingkat
diskoonyatu pembeban an hung oleh Bank Sentral yang meminjamkan uang kepada
bank komersial dan pengawasan terhadap sistem perbankan, yang kese muanya dengan
maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat Kaum monetaris (antara lain Milton
Friedman) cenderung berpen dapat bahwa jumlah uang beredar penawaran uang adalah
deter minan pokok dari tingkat harga dan kegiatan ekonomi, dan bahwa laju
pertumbuhan moneter yang terlalu tinggi bertanggung jawab atas munculnya inflasi
sedangkan laju pertumbuhan moneter yang tidak stabil bertanggung jawab terhadap
fluktuasi perekonomi
Salah satu komponen pengeluaran agregat adalah investasi (penanaman modal)
oleh para pengusaha. Apabila saku bunga tinggi. maka akan mengurangi jumlah
investasi dan sebaliknya investasi akan bertambah jika suku bunga diturunkan. Oleh
karena itu, salah satu cara pemerintah untuk memengaruhi pengeluaran agregat yatha
de gan memengaruhi investasi. Pengangguran dapat dikurangi dengan cara menaikkan
jumlah pengeluaran agregat. Di sisi lain, dalam masa inflasi langkah yang perlu diambil
yaitu penawaran uang dikurangi untuk menaikkan suku bunga, dan dengan cara ini
investasi akan turun dan disertai pengeluaran agregat juga akan turun.
3. Kebijakan Sisi Penawaran
Kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal sebagaimana yang di uraikan di atas
merupakan kebijakan yang memengaruhi pengeluar an agregat ladi, berarti bahwa
kebijakan fiskal dan moneter tersebut merupakan kebijakan dari sisi permintaan. Selain
itu, aktivitas per ekonomian suatu negara bisa juga dipengaruhi oleh sisi penawaran,
Kebijakan sisi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kes giatan
perusahaan-perusahaan, sehingga dapat menawarkan produk prodaknya dengan harga
yang lebih murah atau dengan kualitas yang lebih baik
Kebijakan sisi penawaran dapat ditempuh dengan berbagai cara sebagai berikut:
1) Kebijakan pendapatan (incomes policy), Kebijakan ini bertujuan terutama
mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja (bunuh) yang berlebihan.
Pemerintah melarang tuntutan kenaik an upah yang melebihi kenaikan
produktivitas pekerja, sehingga dapat menghindari tingginya biaya produksi
2) Meningkatkan semangat kerja para pekerja (huh). Cara yang ditempuh yanu
dengan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga.
4
3) Efisien kegiatan produksi. Pemerintah dapat memberi insentif kepada
perusahaan-perusahaan yang melakukan inovasi meng gunakan teknologi yang
lebih canggih dalam berproduks, terma suk pengembangan mata produksi
Inserif yang dimaksudkan di sini, misalnya dalam bentuk pengurangan pajak
atau pembebasan pajak
4) Mengembangkan infrastruktur Pembangunan dan peningkatan mutu dan
kapasitas infrastuktur jalan, jembatan listrik, air, dan lain-lain menjadi mutlak
untuk dilakukan pemerintah.
5) Peningkatan pelayanan pemerintah dalam mengembangkan usa ha sektor
swasta Peraturan pemerintah yang kondusifinisalnya perizinan, fasilitas dan
lain-lain-kepada pengembangan sektor swasta sang penting peranannya untuk
meningkatkan efisiensi kegiatan usahanya.
Pada dasarnya pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap perekonomian tidak
sepenuhnya dapat diramalkan, baik dari segi waktu maupun kondisinya, dan ini
langsung berpengaruh pada per mintaan dan penawaran. Dua aspek ketidakpastian ini
adalah inti dari masalah kebijakan stabilisasi Kebijakan stabilisasi adalah kebijakan
maneter dan fiskal yang dirancang untuk memperlanak fluktuas per ekonomian,
khususnya fluktuasi laju pertumbuhan ekonomi, inflasi. dan tingkat pengangguran.
Kebijakan ekonomi tiap negara berbeda-beda tergantung dengan sasaran atau target
yang akan mereka capai. Walaupun demikian, pada umumnya sasaran-sasaran
ekamooni makru merapakan opsi dari ber bagal prioritas sebagai berikut:
1) Memaksimalkan tenaga kerja dan outpot. Output merupakan fungsi langsung
dari penggunaan tenaga kerja.
2) Pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan populasi dan besarnya ba gian populasi
yang memasaki pasar tenaga kerja tentu akan mem butuhkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi agar memungkin kan bertambahnya peluang kerja.
Pertumbuhan ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi hasrat/keinginan yang
tidak terba tas, mendorong perekonomian memproduksi lebih banyak ba cang
dan jasa, agar stabilitas ekonomi selalui distribusi pendapat an dapat terealisasi.
3) Tingkat harga yang stabil. Stabilisasi harga diperlukan, karena bila terjadi
fluktuasi harga yang tinggi, maka risiko ekspansi ma dal akan meningkat yang
kemudian berdampak pada tarannya tingkat investasi dunia usaha.
Pertimbangan lainnya, kontrak kontrak tenaga kerja, tingkat bunga, berbagai
ekspektasi yang di ambil serta perjanjian dasar yang dilakukan perusahaan
umumn aya dipengaruhi oleh cepatnya perubahan harga. Karena itu stabilitas
tingkat harga merupakan tujuan yang penting, sehingga fluktuasi harga akan
lebih kecil dan jarang.
5
4) Stabilitas neraca pembayaran. Neraca pembayaran berhubung an dengan luar
negeri dan cadangan devisa. Jika nilai tukar mata ang asing teras mengalami
kenaikan, maka untuk mendapatkan mata uang itu diperlukan uang yang lebih
banyak lagi sebagai pemakarnya, artinya akan menghabiskan devisa yang
diperoleh dari ekspot.
3.3 Strategi Pembangunan yang dilakukan Pemerintah untuk Memaksimalkan
Pembangunan Stabilitas Ekonomi Indonesia.
Strategi pembangunan ekonomi yang bias dilakukan oleh pemerintah yaitu:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Membuat dan melaksanakan perencanan pembangunan.
3. Meningkatkan tabungan dan investasi.
4. Mengembangkan kegiatan ekonomi.
5. Menyediakan insfrastruktur yang menunjang.
Selain itu, Ada 4 peran yang dapat diambil oleh pemerintah daerah dalam proses
pembangunan ekonomi daerah yaitu sebagai entrepreneur, koordinator, fasilitator, dan
stimulator bagi lahirnya inisiatif-inisiatif pembangunan daerah:
1) Entrepreneur
Dengan perannya sebagai entrepreneur, pemerintah daerah bertanggungjawab
untuk menjalankan suatu usaha bisnis. Pemerintah daerah bisa
mengembangkan suatu usaha sendiri (BUMD).Aset-aset pemerintah daerah
harus dapat dikelolah dengan lebih baik sehingga secara ekonomis
menguntungkan.
2) Koordinator
Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator untuk menetapkan atau
mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya. Perluasan dari
peranan ini dalam pembangunan ekonomi bisa melibatkan kelompok-
kelompok dalam masyarakat dalam proses pengumpulan dan pengevaluasian
informasi ekonomi, misalnya tingkat kesempatan kerja, angkatan kerja,
pengangguran dan sebagainya. Dalam perannya sebagai koordinator,
pemerintah daerah juga bisa melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya,
dunia usaha, dan masyarakat dalam penyusunan sasaran-sasaran ekonomi,
rencanarencana, dan strategi-strategi.
3) Fasilitator
6
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan
lingkungan attitudinal (perilaku atau budaya mayarakat) di daerahnya. Hal ini
akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur perencanaan serta
pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih baik.
4) Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha
melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-
perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan-
perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tesebut. Stimulasi ini dapat
dilakukan dengan cara antara lain: pembuatan brosur- brosur, pembangunan
kawasan industri, pembuatan outlets untuk produk- produk industri kecil,
membantu industri-industri kecil melakukan pameran.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stabilitas ekonomi merupakan dasar tercapainya peningkatan kesejahateraan
rakyat yaitu melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Yang menjadi
masalah utama dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi ialah inflasi dan resesi.
Resesi bisa terjadi apabila kenaikan inflasi dua kali periode atau ditandai dengan
pertumbuhan ekonomi secara negatif yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilitasan ekonomi Indonesia ada
tiga, yaitu: (1) ke bijakan fiskal. (2) kebijakan moneter, dan (3) kebijakan sisi
penawaran. pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap perekonomian tidak
sepenuhnya dapat diramalkan, baik dari segi waktu maupun kondisinya, dan ini
langsung berpengaruh pada per mintaan dan penawaran.
3.2 Saran
Saran dari kami agar stabilitas ekonomi di Indonesia tetap stabil ialah mencoba
Untuk menurunkan atau mempertahankan tingkat inflasi agar berada pada tingkat
yang telah di tetapkan oleh bank Indonesia, maka sebaiknya bank Indonesia selaku
pemegang otoritas tertinggi dalam kebijkan moneter, harus menjaga agar tingkat BI
rate berada pada tingkat yang tepat sesuai dengan tingkat inflasi yang terjadi, agar
jumlah uang beredar dimasyarakat tetap terjaga dan tidak menimbulkan inflasi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Hesti, M. S., Ikhsan, M., Alamsyah, M. R., & Munir, S. HUBUNGAN TINGKAT
SUKU BUNGA DENGAN INFLASI DIKALA RESESI DAN USAHA DALAM
PEMULIHAN KESEHATAN EKONOMI.
http://scholar.unand.ac.id/7218/3/BAB%20VI.pdf