Kelompok 8
Universitas Udayana
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan paper mata kuliah Pengantar Ekonomi
Makro. Adapun judul yang dibahas dalam peper ini yaitu mengenai Teori Konjungtur (Siklus
Ekonimi).
Kami sangat menyadari bahwa peper ini masih memiliki banyak kekurangan, baik
dalam teknik penulisan maupun materi. Atas segala kekurangan kiranya para pembaca dapat
memberi kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan pembuatan paper di masa
yang akan datang.
Semoga paper ini dapat dengan mudah dimengerti oleh siapapun yang membacanya.
Tidak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
pembuatan paper. Sekiranya agar informasi yang terdapat di dalam paper ini dapat memberi
pengetahuan bagi khalayak umum khususnya mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis.
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konsep flow dan konjungtur selalu berkaitan sebab terjadi aliran/flow yang menjelaskan
tentang konjungtur itu sendiri dalam ekonomi. Berbicara tentang konjungtur, tidak dapat
lepas dari sistem ekonomi. Sistem ekonomi suatu negara, akan selalu mengalami gelombang
pasang surut pertumbuhan ekonomi beserta indikator-indikatornya seperti kesempatan kerja,
investasi, tabungan, tingkat suku bunga, besarnya anggaran negara.
Makalah ini membahas tentang Teori Konjungtur dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
A. Pengertian Konjungtur
Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian yang
menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi mengalami
kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
B. Tahap-Tahap Konjungtur
Kegiatan ekonomi semakin merosot yang terjadi karena banyak produksi berkurang, banyak
perusahaan tutup karena rugi, banyak terjadi pengangguran. Karena pendapatan masyarakat
berkurang, permintaan masyarakat sedikit, sehingga penjualan hanya sedikit. Harga barang
merosot dan dalam hal ini pandangan para pengusaha menjadi sangat pesimis. Kegiatan ini
juga disebut sebagai "konjungtur rendah".
Tingginya pengangguran
Kapasitas produksi yang menganggur cenderung tidak beroperasi dari
padamengalamni kerugian besar
Rasa pesimis yang mendalam dikalangan para penngusaha
Yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai
tercapai puncak kegiatan (sering juga disebut"boom" atau"hausse"). Tetap setelah beberapa
waktu mulai timbul kemacetan - kemacetan dan hambatan - hambatan yang akhimya
menyebabkan situasi berubah atau berbalik menjadi kemunduran. Adapun ciri-ciri
perekonomian pada kondisi ckspansi :
Kegiatan ekonomi mulai normal kembali sehingga ada dorongan untuk menghidupkan
kembali kegiatan produksi. Dengan demikian pengangguran berkurang jumlahnya. Penjualan
mulai bertambah dan hanga harga dapat naik sedikit. Pandangan dunia bisnis mejadi lebih
optimis lagi, dan mulai ada lagi pengusaha yang mulai dengan usaha-usaha baru. Kehidupan
ekonomi mulai nommal kembali.Adapun ciri-ciri perekonomian pada kondisi recovery :
Teori konjungtur Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam
perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur
tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang menunjukkan
perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lain.
Ekonomi tidak bisa tumbuh terus tanpa batas. Kehidupannya selalu ditandai oleh
fluktuasi dengan periode meningkatnya kegiatan ekonomi, disusul dengan titik puncak yang
sekaligus merupakan titik balik (the upper turning point). Terjadi krisis, yang disusul dengan
periode menurunnya kegiatan ekonomi, atau baisse, sampai tingkat pertumbuhan dan
besaran-besaran makro ekonomi lainnya mencapai titik paling rendah. Terjadilah titik balik
terendah (the lower turning point), disusul dengan periode kenaikan perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi, atau economic boom, atau hausselagi. Gejala pasang surutnya
kegiatan ekonomi secara periodik di dalam teori ekonomi disebut business cycle atau
conjunctur.
Gelombang konjungtur (economic cycle) adalah naik turunnya kegiatan ekonomi dari
waktu ke waktu (Business Cycle). Naik turunnya kegiatan ekonomi membentuk satu
gelombang. Fluktuasi atau perubahan yang terjadi kegiatan perekonomian disebut sebagai
konjungtur atau business cycle. Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur
menurut teori moneter adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila masyarakat
banyak memegang uang, maka akan timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk
keperluan konsumsi dan investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka
pengeluaran dunia bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang
sampai pada tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan
ekspansi.
Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih banyak
melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan pengeluaran total tidak akan mencukupi
untuk mempekerjakan semua angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan masyarakat ini,
walaupun bisa dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang menguntungkan karena adanya
tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan rendahnya tingkat konsumsi masyarakat.
Investasi sebagai kekuatan pendorong yang menentukan konjungtur akan berpengaruh
terhadap gerakan konjungtur.
Adanya peperangan, penemuan tambang emas, kejadian-kejadian politik, dan
perubahan cuaca juga menyebabkan terjadinya goncangan ekstern yang mendorong
timbulnya konjungtur. Goncangan-goncangan ini akan memberikan dorongan ke atas maupun
ke bawah pada sistem perekonomian dan akan lebih diperkuat lagi oleh faktor-faktor intern.
Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa
pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia selama ini
mengadakan hubungan dagang dengan negara-negara di dunia, karena itu terjadinya
perubahan volume ekspor dan impor akan tampak sekali. Selain berpengaruh terhadap neraca
perdagangan aktivitas perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap
aktivitas usaha, penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan
sebagainya.
Usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi akibat adanya konjungtur adalah
melalui beberapa kebijaksanaan fiskal dan moneter seperti deregulasi, diberlakukannya
undang-undang perpajakan yang baru, dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata
uang asing.
D. Pengelolaan konjungtur
Konjungtur dalam perekonomian tidak dapat terhindari, yang dapat dilakukan adalah
mengelolanya
agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan
stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu
lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus menerus bertumbuh, tanpa satu
tahun bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut disertai
stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas. Perekonomian seperti ini dipercaya
akan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya
umumnya perekonomian indonesia mengalami gelombang pasang surut, setidak-tidaknya
dilihat dari perkembangan tingkat output dan harga. Gelombang naik turun tersebut relatif
teratur dan terjadi berulang-ulang dengan rentang waktu (durasi) yang bervariasi. Ada yang
berdurasi pendek, menengah, dan panjang
Target yang ingin dicapai dalam janka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat
pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan yang
kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.
E. Kasus Konjungtur
Pada tahun 2008, pengangguran mencapai 8,5 persen. Pengangguran tertinggi dari tahun 199
8 sampai tahun 2008 yakni pada tahun 2005 yang mencapai 11,2 persen, namun berangsur
menurun pada tahun 2006 10,3 persen, dan pada tahun 2007 mencapai 9,1 persen. Meskipun
pada tahun 2008 tercatat 8,5 persen, pengangguran di Indonesia masih tergolong masih tinggi
Pada tahun 1999, 2001 2006 ini merupakan titik kulminasi (peak) atau gerakan menaik
sehingga menyebabkan jumlah pengangguran meningkat dan output riil mengalami
penurunan.
Sedangkan pada tahun 1998, 2007, 2008 ini merupakan titik nadir (trough) atau gerakan
menurun sehingga menyebabkan jumlah pengangguran berkurang dan output riil pun
mengalami kenaikan.
Pada tahun 2005, titik kulminasinya jauh meningkat dari biasanya,
sehingga dinamakan Boom,yakni dimana jumlah pengangguran meningkat secara drastis.
Pada tahun 1998, titik nadirnya jauh menurun dari biasanya, sehingga dinamakan Depression,
yakni dimana jumlah pengangguran berkurang drastis pada tahun ini.
PENUTUP
Simpulan
1. Teori konjungtur Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam
perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur
tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan peper kami, kami meminta maaf apabila
ada kesalahan penulisan dari peper ini, kami meminta kritik dan saran dari rekan-rekan,
karena kami sadari peper yang kami buat jauh dari kata sempurna, semoga peper ini
bermanfaat dalam proses pembelajaran pada mata kuliah Ekonomi Makro.