Anda di halaman 1dari 16

KONSEP TEORI KONJUNGTUR

(SIKLUS EKONOMI)

Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro


Desak Ayu Sri Bhegawati, SE.,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 8
Kelas A Akuntansi Gianyar
(23) Ni Ketut Emayanti (2102622010382)
(24) Luh Putu Yuni Suantari (2102622010383)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Konsep
Teori Konjungtur (Siklus Ekonomi)”. Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Dalam paper ini mengulas tentang
pengertian konjungtur, tahap-tahap konjungtur, teori terjadinya konjungtur,
pengelolaan konjungtur, dan contoh studi kasus konjungtur. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan paper
ini, sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa paper ini belum sempurna, sehingga
diharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar
paper ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga paper ini bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.

Gianyar, 04 Maret 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan Paper ................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 3

2.1. Pengertian Konjungtur................................................................... 3

2.2. Tahap-tahap Konjungtur ................................................................ 4

2.3. Teori Terjadinya Konjungtur......................................................... 7

2.4. Pengelolaan Konjungtur ................................................................ 8

2.5. Studi Kasus Konjungtur ................................................................ 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12

3.1. Kesimpulan .................................................................................... 12

3.2. Saran .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam perekonomian suatu negara khususnya Indonesia sangat
diharapkan adanya keseimbangan perkonomian oleh pemerintah agar di
dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi dapat mensejahterakan rakyatnya baik
dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Tetapi tidak bisa dipungkiri
bahwa dari waktu ke waktu kegiatan perekonomian tidak bisa bekembang
secara teratur, kegiatan ekonomi bisa mengalami kenaikan maupun
penurunan dalam perkembangannya. Kenyataan seperti itu disebut dengan
konjungtur. Konjungtur bisa terjadi pada setiap negara khusunya negara
berkembang seperti Indonesia.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi
kegiatan ekonomi atau konjungtur, salah satunya adalah faktor psikologis dari
para pelaku ekonomi khususnya para pelaku bisnis, pengaruh dengan adanya
konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sanagat terasa pada neraca
perdaganagan Indonesia, karena indonesia merupakan salah satu negara
eksportir terbesar. Selain itu juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha,
penyerapan tenaga kerja, tingkat investasi, maupun tingkat harga di dalam
negeri.
Dalam paper ini akan di jelaskan lebih rinci tentang apa itu
konjungtur, tahapan dalam konjungtur, teori terjadinya konjungtur,
pengelolaan konjungtur sampai dengan contoh kasus konjungtur. Latar
belakang utama dalam penyusunan paper ini adalah sebagai tugas dari mata
kuliah ekonomi makro.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari konjungtur?
2. Apa saja tahap-tahap konjungtur?
3. Bagaimana teori terjadinya konjungtur?

1
4. Bagaimana pengelolaan konjungtur dilakukan?
5. Bagaimana contoh kasus konjungtur?
1.3. Tujuan Penulisan Paper
1. Untuk mengetahui pengertian konjungtur
2. Untuk mengetahui tahap-tahap konjungtur
3. Untuk mengetahui teori terjadinya konjungtur
4. Untuk mengetahui pengelolaan konjungtur
5. Untuk mengetahui contoh kasus konjungtur

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Konjungtur


Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam
perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidakberkembang
secara teratur tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu
berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Ekonomi tidak bisa tumbuh terus tanpa batas. Kehidupannya selalu
ditandai oleh fluktuasi dengan periode meningkatnya kegiatan ekonomi,
disusul dengan titik puncak yang sekaligus merupakan titik balik (the upper
turning point). Terjadi krisis, yang disusul dengan periode menurunnya
kegiatan ekonomi, atau baisse, sampai tingkat pertumbuhan dan besaran-
besaran makro ekonomi lainnya mencapai titik paling rendah. Terjadilah titik
balik terendah (the lower turning point), disusul dengan periode kenaikan
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, atau economic boom, atau
hausselagi. Gejala pasang surutnya kegiatan ekonomi secara periodik didalam
teori ekonomi disebut business cycle atau conjunctur.
Gelombang konjungtur (economic cycle) adalah naik turunnya
kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu (Business Cycle). Naik turunnya
kegiatan ekonomi membentuk satu gelombang. Fluktuasi atau perubahan
yang terjadi kegiatan perekonomian disebut sebagai konjungtur atau business
cycle. Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur menurut
teori moneter adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila
masyarakat banyak memegang uang, maka akan timbul kecenderungan
mempergunakan uangnya untuk keperluan konsumsi daninvestasi, sedangkan
sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, makapengeluaran dunia bisnis dan
masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang sampai pada
tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk
melakukan ekspansi.

3
Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsinya
dan lebih banyak melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan
pengeluaran total tidak akan mencukupi untuk mempekerjakan semua
angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan masyarakat ini, walaupun bisa
dijadikan sebagai sumber investasi tapi kurang menguntungkan karena
adanya tabungan masyarakat tersebut diikuti dengan rendahnya tingkat
konsumsi masyarakat. Investasi sebagai kekuatan pendorong yang
menentukan konjungtur akan berpengaruh terhadap gerakan konjungtur.
2.2. Tahap-tahap Konjungtur
Tahap-tahap dalam konjungtur dapat dibagi menjadi empat tahap
yaitu :
1. Tahap Depresi atau Kemerosotan
Tahap depresi atau kemerosotan yaitu, kemerosotan yang disebabkan
karena banyak produksi berkurang, banyak perusahaan tutup karenarugi,
banyak terjadi pengangguran. Karena pendapatan masyarakat berkurang,
permintaan masyarakat yang sedikit, sehingga penjualan hanya sedikit.
Harga barang merosot dan dalam hal ini pandangan para pengusaha
menjadi sangat pesimis. Kegiatan ini juga disebut sebagai “konjungtur
rendah”.
Adapun ciri-ciri perekonomian pada kondisi depresi atau kemerosotan
yaitu :
a. Jumlah produksi yang semakin berkurang
b. Banyak perusahaan tutup karena mengalami kerugian
c. Banyak terjadi pengangguran
d. Pendapatan masyarakat yang semakin berkurang dan jumlah
permintaan semakin menurun sehingga penjualan yang terjadi
semakin sedikit
e. Harga barang mengalami kemerosotan
f. Rasa pesimis yang mendalam dikalangan para pengusaha

4
2. Tahap Ekspansi (Prosperity)
Tahap ekspansi adalah tahapan saat kegiatan ekonomi saat mengalami
perkembangan atau pertumbuhan yang dratis hingga mencapai puncak
(sering disebut “boom” atau”hausse”). Namun, dalam beberapa saat,
dalam tahapan ini akan timbul hambatan-hambatan yang dapat
menyebabkan situasi berubah atau berbalik menjadi kemunduran.
Adapun ciri-ciri perekonomian pada kondosi ekspansi yaitu :
a. Tingkat permintaan agregat kuat dan naik
b. Adanya peningkatan permintaan untuk barang-barang impor danjasa
c. Meningkatnya investasi dan keuntungan perusahaan
d. Meningkatnya produtivitas para pelaku ekonomi.
3. Tahap Resesi (Kelesuan)
Tahap resesi terjadi saat semua hambatan yang timbul pada
tahapsebelumnya menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhenti
(stagnasi). Jika kelangsungan ini terjadi dalam jangka waktu yang
Panjang, maka seluruh sektor ekonomi akan terkena dampaknya,
sehingga akan terjadi kelesuan yang nantinya dapat menyebabkan
kemerosotan.
Adapun ciri – ciri perekonomian berada pada tahap resesi adalah :
a. Turunnya daya beli akibat inflasi yang tinggi, harga naik, daya beli
turun, masyarakat mengurangi belanja, dan memilih untuk lebih
banyak menabung
b. Turunnya investasi akibat turunnya konsumsi, produksi berlebihan,
investasi tidak diperlukan
c. Turunnya kesempatan kerja akibat investasi turun, lowongan
kesempatan kerja tidak ada, pengangguran menjadi meningkat.
4. Tahap Recovery (Pemulihan)
Pada tahap recovery ini kondisi ekonomi mulai pulih dan normal lagi
sehingga kegiatan produksi hidup kembali. Dengan demikian
pengangguran berkurang jumlahnya. Penjualan mulai bertambah dan

5
harga-harga dapat naik sedikit. Pandangan dunia bisnis menjadi lebih
optimis lagi, dan mulai ada lagi pengusaha yang mulai dengan usaha-
usaha baru. Kehidupan ekonomi mulai normal kembali. Adapun ciri-ciri
perekonomian pada kondisi recovery yaitu :
a. Kondisi indikator ekonomi semakin membaik
b. Inflasi berhasil dikendalikan dan nilai mata uang mulai stabil
c. Meningkatnya investasi
d. Adanya stimulus rangsangan ekonomi berupa subsidi dari
pemerintah
e. Pelaku usaha mulai optimis dengan produksi mereka
Berdasarkan hal tersebut, kondisi ekonomi dapat digambarkan
sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi yang terdiri dari empat
elemen, yaitu:

1. Gerakan Menaik (Upturn atau Expansion)


Pemulihan ekonomi ditandai dengan Gerakan perekonomian yang
menaik (upturn). Bila Gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua
triwulan berturut-turut, maka hal ini kadang disebut ekspansi
(expansion).

6
2. Titik Puncak atau kulminasi (Peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, karena suatu saat
gerakan menaik ini akan mencapai titik puncaknya. Titik ini disebut
titik puncak atau kulmunasi. Setelah mencapai puncak, perekonomian
akan mengalami penurunan kembali.
3. Gerakan Menurun (Downturn atau Recession)
Gerakan menurun ini ditandai dengan menurunnya output yangdapat
dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Gerakan
menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang
disebut titik nadir (trough). Setelah mencapai titik terendah,
perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.
Apabila penurunan ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut-
turut, hal ini kadang disebut resesi (Recession).

4. Titik Terendah (Trough)


Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling
rendah, yang disebut titik nadir (trough). Setelah mencapai titik terendah,
perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.

2.3. Teori Terjadinya Konjungtur


Beberapa ahli telah menyimpulkan beberapa penyebab terjadinya
konjungtur diantaranya yaitu :
1. Jevons dan Moore (1923) : Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena
adanya perubahan alam.
2. Pigou (1927) : Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor
psikologis para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis).
3. Malthus (1936) : penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya
kekurangan konsumsi (under consumption). Alasan : sektor industri
manufaktur makin berkembang dan masyarakat lebih banyakmelakukan
kegiatan ekonomi pada sektor tersebut.
4. Mitchell (1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskandari
sistem ekonomi kapitalis-liberalis.
5. Hawtrey (1928) dan Friedman (1957) : Fluktuasi ekonomi disebabkan
7
oleh sistem moneter dan sistem kredit.
6. Shcumpeter (1934) : menyebut penyebab utama tidak stabilnyainovasi
teknologi.

7. Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997) : Ekspektasi
masyarakat yang rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
8. Keynes : Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan
akibat. Penyebab utama adalah tidak stabilnya investasi.
9. Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) : berbeda-
beda :
a. Kondratif : setiap 50 tahun sekali
b. Juglar : 11 tahun sekali
c. Kitchin : 4 tahun sekali
d. Batra (1990) : 60 tahun sekali
e. Mubyarto : 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa:
pitu-lungan)

Perekonomian mengalami gelombang naik-turunyang relatif


teratur dan terjadi secara berulang denga rentang waktu yang bervariasi.
Gerakan ini disebut siklus ekonomi (business cycle)

2.4. Pengolahan Konjungtur


Siklus ekonomi tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah
mengelola siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin,
sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan
gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara
kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
Sumbu vertikal dalam diagram adalah output riil sedangkan garis
horizontal adalah trend output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi
output sangat besar, karena simpangan siklus selama periode sangat besar.
Namun karena pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam periode
selanjutnya mengecil, sementara ekonomi mampu mempertahankan
pertumbuhan jangka panjangnya karena output natural terus meningkat.

8
1. Kebijakan Jangka Pendek
Target utama kebijakan jangka pendek adalah mengatasi perbedaan
output riil dengan output natural (output gap). Melalui kebijakan fiskal
dan moneter, yang mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat
jangka pendek.

2. Kebijakan jangka panjang


Target utama kebijakan jangka panjang adalah memperkecil simpangan
tingkat pertumbuhan ekonomi dan pencapaian pertumbuhan yang
tinggi. Melalui kebijakan fiskal dan moneter yang menstimulasi
penawaran seperti bantuan kredit, peningkatan sumber daya manusia
serta kesehatan.

2.5. Contoh Studi Kasus Konjungtur


Kebijakan Pemerintah terhadap kenaikan BBM
Di berbagai daerah di Indonesia saat ini, sudah mengalami
kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini dikarenakan kebijakan
pemerintah yang berencana akan menaikkan harga BBM dalam waktu yang
dekat. Pemerintah menghimbau para aparat keamanan untuk memperketat
pengawasan di setiap area SPBU agar tidak terjadinya kelangkaan BBM yang
akan merugikan rakyat. Sudah banyak kasus yang ditemukan di berbagai
daerah, bahwa BBM dijadikan objek untuk menguras keuntungan oleh
berbagai pihak yang “nakal”. Contohnya dari beberapa penjual BBM eceran
yang menjual dengan harga tinggi. Ini tentu saja sangat mencekik rakyat kecil.
Menurut Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan, “Kenaikan BBM
harus dilakukan pemerintah dan tidak ada pilihan lain karena defisit akan
mengancam APBN kalau tidak dilakukan.” Gubernur menjelaskan, subsidi
BBM yang akan dilakukan pemerintah dengan prediksi Rp190 triliun,
ternyata mengalami kenaikan hingga Rp300 triliun. “Sehingga apabila
kenaikan BBM tidak dilakukan maka defisit akan melanda APBN kita,”
katanya.

9
Ia mengatakan masyarakat mesti memahami posisi pemerintah
dalam mengambil kebijakan menaikkan harga BBM. Bila harga BBM tidak
dinaikkan, negara dalam kondisi terancam akibat beban belanja APBN yang
berat. “Meski akan ada demo, itu akan dipahami, tetapi bagaimana pun
kenaikan BBM sudah melalui kajian sehingga harus dilaksanakan,” katanya.
Ia mengatakan kenaikan harga sembako dan tarif transportasi akan terjadi
terkait dengan rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah. “Namun,demi
penyelamatan bangsa, hal itu harus dilakukan,” katanya.
Para ekonom menyebut perubahan eksogen dalam kurva ini
guncangan (shock) terhadap perekonomian. Guncangan yang menggeser
kurva permintaan agregat disebut guncangan permintaan (demand shock),
dan guncangan yang menggeser kurva penawaran agregat disebut guncangan
penawaran (supply shock). Guncangan ini mengurangi kesejahteraan
ekonomi dengan mendorong output dan kesempatan kerjakeluar dari tingkat
wajarnya. Satu tujuan dari model penawaran agregat dan permintaan agregat
adalah untuk menunjukkan bagaimana guncangan menyebabkan fluktuasi
ekonomi.
1. Guncangan pada permintaan agregat
Penurunan dalam permintaan uang ini adalah ekuivalen terhadap
kenaikan dalam perputaran uang. Ketika setiap orang memegang lebih
sedikit uang, parameter uang ƙ turun. Artinya, setiap dolar beralih dari
tangan ke tangan dengan cepat, sehingga perputaran V (=1 / ƙ)
meningkat.
2. Guncangan pada penawaran agregat
Sebagaimana guncangan dalam permintaan agrergat bisa menyebakan
fluktuasi ekonomi. Guncangan penawaran agregat pada perekonomian
yang bisa mengubah produksi barang dan jasa akibatnya, harga yang
perusahaan bebankan. Karena memiliki dampak yang besar terhadap
tingkat harga, guncangan penawaran kadang-kadang disebut guncangan
harga. Beberapa contoh Guncangan pada penawaran agregat :
a. Hama yang menghancurkan pertanian. Penurunan dalam penawaran
makin mendorong harga naik.
b. Undang-undang perlindungan lingkungan baru yang menuntut
perusahaan mengurangi emisi polusinya. Perusahaan mengeluarkan
biaya tambahan pada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih
10
tinggi
c. Kenaikan dalam agresivitas serikat pekerja. Ini mendorong
kenaikan upah dan harga barang-barang yang diproduksi oleh
pekerja.

d. Organisai kartel minyak internasional. Dengan mencegah


persaingan, produsen minyak utama bisa meningkatkan harga
minyak dunia.
Seluruh peristiwa di atas adalah guncangan penawaran yang
memperburuk, yang berarti meningkatkan biaya dan harga. Guncangan
penawaran yang menguntungkan, seperti bubarnya kartel minyak
internasional, mengurangi biaya dan harga.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam


jangka panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaaan
(businesscycle). Dalam jangka panjang ketidakstabilan ekonomi
menimbulkan ketidakpastian dan ini akan menimbulkan pengaruh buruk
terhadap perkembangan ekonomi. Untuk menghindari terwujudnyamasalah-
masalah tersebut usaha-usaha perlulah dilakukan agar siklus kegiatan
perusahaan bergerak dengan lebih stabil. Tahapan-tahapan konjungtur terdiri
dari tahap depresi atau kemerosotan, tahap ekspasi atau prosperity, tahap
resesi atau kelesuan, dan recovery atau pemulihan. Dari tahapan tersebut akan
menimbulkan gelombang konjungtur atau siklus ekonomi yang terdiri dari
beberapa elemen yaitu gerakan menaik, titik puncak, gerakan menurun dan
titik terendah. Berdasarkan hal tersebut teori terjadinya konjungtur terdiri dari
semua aspek baik itu alam, sistem pemerintaahan, maupun waktu dan yang
lainnya. Pengelolaan konjungtur dapat melalui jangka pendek dan jangka
panjang.
3.2. Saran
Saran dari penulis yaitu bagi pembaca khususnya mahasiswa
diharapkan mampu menguasai tentang pengertian, tahap-tahap, teori
terjadinya, pengelolaan, dan contoh kasus konjungtur agar kita dapat paham
dan mengetahui tentang teori konjungtur.

12
DAFTAR PUSTAKA

Priantini Ayu. (2019). “Konjungtur.” URL :


https://www.scribd.com/document/441812998/KONJUNGTUR-docx#.
Diakses pada tanggal 08 Maret 2023.

Paramitha Febby. (2020). “Teori Konjungtur.” URL :


https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/pengantar-
ekonomi-makro/teori-konjungtur/9364923. Diakses pada tanggal 08
Maret 2023.

pariantini, a. (n.d.). TEORI KONJUNGTUR(SIKLUS EKONOMI).


www.scribd.com. Retrieved Maret 08, 2023, from
https://www.scribd.com/document/441812998/KONJUNGTUR-docx#.

13

Anda mungkin juga menyukai