Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-NYAlah kami dapat menyalesaikan tugas Makroekonomi ini tepat
pada waktunya.

Tugas yang kami buat ini berjudul Konjungtur yang di dalamnya membahas
tentang pengertian konjungtur, tahap-tahap konjungtur, teori terjadinya konjungtur
dan pengelolaan konjungtur. Dengan membuat tugas ini diharapkan dapat
membantu kami dalam memahami materi yang sedang diajarkan oleh dosen kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas kami ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mohon kritik dan
saran demi kesempurnaan pada tugas kami ini.

Om Santih,Santih,Santih Om

DENPASAR, 19 APRIL 2018

KELOMPOK 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................1

BAB II ......................................................................................................................2

PEMBAHASAN ......................................................................................................2

2.1 Pengertian Konjungtur ..............................................................................2

2.2 Tahap-Tahap Konjungtur ..........................................................................3

2.3 Teori Terjadinya Konjungtur .....................................................................6

2.4 Pengelolaan Konjungtur ............................................................................7

BAB III ....................................................................................................................9

PENUTUP ................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ................................................................................................9

3.2 Saran ..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan ekonomi masyarakat senantiasa bergerak menurut pola yang
secara periodik menunjukkan tahapan gelombang menaik dan menurun. Dapat
dikatakan adanya pasang surut kegiatan ekonomi dalam perkembangan
keadaan. Fenomena pasang surut dalam gerak gelombang kegiatan ekonomi itu
dalam ilmu ekonomi di sebut konjungtur. Tahapan gelombang menaik dan
menurun dalam konjungtur disebut tahap-tahap konjungtur. Tahap-tahap
konjungtur inilah yang memperjelas kegiatan perekonomian berada di titik
menaik atau menurun.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah pengertian konjungtur?
1.2.2 Apa saja tahap-tahap konjungtur?
1.2.3 Apa saja teori terjadinya konjungtur?
1.2.4 Bagaimanakah pengelolaan konjungtur tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui apa itu konjungtur.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap konjungtur.
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja teori terjadinya konjungtur.
1.3.4 Untuk mengetahui tentang pengelolaan konjungtur.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konjungtur


Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari suatu periode
ke periode lainnya. Ia selalu mengalami masa naik dan turun. Ada kalanya
kegiatan perekonomian berkembang dengan sangat pesat sehingga
menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada periode lainnya perekonomian
mengalami perlambatan dalam perkembangannya dan ada kalanya ia merosot
dan berada ditingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Pergerakan
naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan
konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan (business cycle).
Suatu siklus (cycle) dalam satu periode konjungtur berbeda dengan siklus
pada periode lain. Namun demikian sifat-sifat dasar dari setiap siklus adalah
sama. Bentuk khas dari suatu siklus tidak banyak berbeda. Bentuk khas dari
suatu fluktuasi atau siklus dalam konjungtur ditunjukkan dalam gambar
dibawah.

Grafik yang digambarkan menerangkan hubungan diantara periode (waktu)


dengan pendapatan nasional yang diwujudkan pada waktu tersebut.

2
Dalam siklus ABCDE, seperti yang terdapat pada gambar diatas,
pergerakan dari A ke B dan dari C ke D menggambarkan kegiatan ekonomi
yang sedang mengalami kemunduran. Sedangkan pergerakan dari B ke C dan
dari D ke E menggambarkan kegiatan ekonomi yang mengalami pertumbuhan.
Kemunduran yang serius akan menimbulkan masalah pengangguran,
sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan menimbulkan
kenaikan harga-harga atau lebih dikenal lazim dinyatakan sebagai inflasi.
Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang
sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil.
Perkembangan yang sangat pesat dapat diikuti oleh kemunduran kegiatan
perekonomian yang serius. Siklus kegiatan ekonomi seperti itu dapat
menimbulkan akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat.
Pengangguran dan inflasi menimbuklan beberapa akibat buruk ke atas
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang
ketidakstabilan ekonomi menimbulkan ketidakpastian dan ini akan
menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan ekonomi. Untuk
menghindari terwujudnya masalah-masalah tersebut usaha-usaha perlulah
dilakukan agar siklus kegiatan perusahaan bergerak dengan lebih stabil.

2.2 Tahap-Tahap Konjungtur


Tahap-tahap konjungtur dibagi menjadi empat tahap yaitu:
1. Tahap Depresi atau Kemerosotan
Kegiatan ekonomi yang semakin merosot terjadi karena banyak
produksi berkurang, banyak perusahaan tutup karena rugi, banyak terjadi
pengangguran. Karena pendapatan masyarkat berkurang, permintaan
masyarakat sedikit, sehingga penjualan hanya sedikit. Harga barang
merosot dan dalam hal ini pandangan para pengusaha sangat pesimis.
Kegiatan ini juga bisa disebut sebagai “Konjungtur Rendah”. Adapun ciri-
ciri perekonomian pada kondisi depresi :
 Tingginya pengangguran.
 Kapasitas produksi yang menganggur cenderung tidak
beroperasi dari pada mengalami kerugian besar.
 Rasa pesimis yang mendalam dikalangan para pengusaha.

3
2. Tahap Ekspansi (Prosperity)
Yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan
yang cepat sampai tercapai puncak kegiatan (sering juga disebut “boom”
atau “hausse”). Tetapi setelah beberapa waktu mulai muncul kemacetan-
kemacetan dan hambatan-hambatan yang akhirnya menyebabkan situasi
berubah atau berbalik menjadi kemunduran. Adapun ciri-ciri perekonomian
pada kondisi ekspansi :
 Tingkat permintaan agregat kuat dan naik.
 Peningkatan permintaan untuk barang-barang impor dan
jasa.
 Meningkatnya investasi dan keuntungan perusahaan.
 Meningkatnya produtivitas.

3. Tahap Resesi atau Kelesuan


Semula kemacetan-kemacetan yang timbul menyebabkan laju
pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan atau mundur sedikit. Kalau
kelesuan itu berlangsung lama, dimana semua sektor ekonomi ikut terkena
dampak, maka kelesuan tersebut dapat menjadi kemerosotan. Adapun cirri-
ciri perekonomian pada kondisi resesi :
 Turunnya daya beli akibat inflansi yang tinggi, harga naik,
daya beli turun, masyarakat mengurangi belanja, dan
memilih untuk lebih banyak menabung.
 Turunnya investasi akibat turunnya konsumsi, produksi
berlebihan, investasi tidak diperlukan.
 Turunnya kesempatan kerja akibat investasi turun, lowongan
kesempatan kerja tidak ada, pengangguran menjadi
meningkat.

4. Tahap Recovery atau Pemulihan


Kegiatan ekonomi mulai normal kembali sehingga ada dorongan untuk
menghidupkan kembali kegiatan produksi. Dengan semikian pengangguran
berkurang jumlahnya. Penjualan mulai bertambah dan harga-harga dapat
naik sedikit. Pandangan dunia bisnis dapat menjadi lebih optimis lagi dan
mulai ada lagi pengusaha yang mulai dengan usaha-usaha baru. Kehidupan
ekonomi mulai normal kembali. Adapun ciri-ciri perekonomian pada
kondisi recovery :
 Membaiknya indikator ekonomi
Suku bunga turun, inflansi berhasil dikendalikan, gejolak
buruh turun, nilai mata uang mulai stabil.

4
 Meningkatnya investasi
Adanya stimulus rangsangan ekonomi (melalui pengeluaran
pemerintah), bagusnya indikator makro, pelaku usaha mulai
optimis akan hari kedepannya dan perusahaan mulai
mengkaji investasi baru.

Berdasarkan hal tersebut, siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai


gelombang naik turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen:

1. Gerakan Mekanik (Upturn atau Expansion)


Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan
perekonomian yang menaik (upturn). Kadang-kadang gerakan menaik
ini disebut juga ekspansi (expansion) bila gerakan menaik ini terjadi
selama minimal dua triwulan berturut-turut.

2. Titik Puncak atau Kulminasi (Peak)


Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi seamanya. Suatu ketika gerakan
menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau
kulminasi (peak). Setelah mencapai titik kulminasi, perekonomian akan
mengalami penurunan kembali.

3. Gerakan Menurun (Downturn atau Recession)


Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output
yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang-
kadang gerakan penurunan ini disebut resesi (recessio), bila terjadi
selama minimal dua triwulan berturut-turut.

4. Titik Terendah (Trough)


Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling
rendah, yang disebut titik nadir (trough). Setelah mencapai titik

5
terendah, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan
menaik.

2.3 Teori Terjadinya Konjungtur


1. Jevons dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena
adanya perubahan alam.
2. Pigou (1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor
psikologis para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis).
3. Mitchell (1951) : Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari
sistem ekonomi kapitalis-liberalis.
4. Malthus (1936) : Penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya
kekurangan konsumsi. Alasannya karena sektor industri manufaktur makin
berkembang dan masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi
pada sektor tersebut.
5. Hawtrey (1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomi disebabkan
oleh sistem moneter dan sistem kredit.
6. Shcumpeter (1934): Menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi
teknologi.
7. Lucas dan Barro (1976), Fisher(1979), dan Phelps (1997) : Ekspektasi
masyarakat yang rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
8. Keynes : Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan
akibat. Penyebab utama adalah tidak stabilnya investasi.
9. Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-
beda :
 Kondraktif: setiap 50 tahun sekali
 Juglar : 11 tahun sekali
 Kitchin : 4 tahun sekali
 Batra ( 1990) : 60 tahun sekali
 Mubyarto : 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia

6
2.4 Pengelolaan Konjungtur
Siklus ekonomi tidak dapat terhindari, yang dapat dilakukan adalah
mengelola siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin,
sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan
gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara
kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
Sumbu vertical dalam diagram adalah output riil. Sedangkan garis lurus
adalah trend output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output sangat
besar, karena simpangan siklus selama periode sangat besar. Namun karena
pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam periode selanjutnya mengecil,
sementara ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan jangka panjangnya
karena output natural terus meningkat.
1. Kebijakan Jangka Pendek

Target utama kebijakan jangka pendek adalah mengatasi


perbedaan output riil dengan output natural (output gap). Melalui
kebijakan fiscal dan moneter, yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran agregat jangka pendek.

7
2. Kebijakan Jangka Panjang

Target yang ingin dicapai dalam jangka panjang, selain


memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan ekonomi, juga
pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Melalui kebijakan fiscal dan
moneter, yang menstimulasi penawaran (bantuan kredit,
peningkatan SDM dan kesehatan).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka
panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan (business
cycle). Dalam jangka panjang ketidakstabilan ekonomi menimbulkan
ketidakpastian dan ini akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap
perkembangan ekonomi. Untuk menghindari terwujudnya masalah-masalah
tersebut, perlu dilakukan usaha-usaha agar siklus kegiatan perusahaan bergerak
dengan lebih stabil. Tahapan-tahapan konjungtur terdiri dari tahap depresi atau
kemerosotan, tahap ekspansi atau prosperity, tahap resesi atau kelesuan dan
tahap recovery atau pemulihan. Dari tahapan tersebut akan menimbulkan
gelombang konjungtur atau siklus ekonomi yang tediri dari beberapa elemen
yaitu gerakan menaik, titik puncak, gerakan menurun dan titik terendah.
Berdasarkan hal tersebut teori terjadinya konjungtur terdiri dari semua aspek
baik itu alam, sistem pemerintahan maupun waktu dan yang lainnya.
Pengelolaan konjungtur dapat melalui jangka pendek dan jangka panjang.

3.2 Saran
Menanggapi ketidakpastian dalam siklus ekonomi atau lebih dikenal
dengan konjungtur, maka sangat diperlukan akan penanganan yang dini,
meskipun tidak dapat memulihkannya dengan segera. Ini berarti perlu adanya
pengelolaan akan konjungtur agar lebih bisa menyeimbangkan antara
permintaan dan penawaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno,Sadono.2013.MAKROEKONOMI Teori Pengantar Edisi 3.Jakarta:PT


Rajagrafindo Persada

Gilarso.T.2004.Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.Yogyakarta:Kanisius

10

Anda mungkin juga menyukai