Anda di halaman 1dari 4

2.

5 PERAN PEMERINTAH DALAM MENJAGA SABILITAS MONETER

a. kebijakan moneter

Kebijakan Moneter adalah kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah


di bidang keuangan yang berkenaan dengan jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat. Pemerintah selalu mengusahakan ada keseimbangan dinamis
antara jumlah uang yang beredar dengan barang dan jasa dalam masyarakat.
Kebijaksanaan moneter berkaitan dengan nilai rupiah terhadap kurs mata uang
luar negeri berkaitan dengan aktivitas perbankan, investasi modal domestic dan
modal asing obligasi.

Tujuan kebijaksanaan moneter :

1. Menyesuaikan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.


2. Mengarahkan penggunaan uang dan kredit sehingga nilai uang Negara dapat
terjaga kestabilannya.

3. Mendorong produsen meningkatkan kegiatan produksi.

Kebijakan moneter dapat dibagi menjadi :

a. Kebijaksanaan penetapan Cash ratio

Menetapkan perbandingan persentase cadangan minimum yang ada di


bank dengan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Penetapan besarnya
jumlah cadangan yang tersedia dalam bank komersial, mempengaruhi pula
besarnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

b. Kebijaksanaan Pasar Terbuka (Open Market Policy)

Berkaitan perdagangan surat-surat berharga oleh bank sentral, apabila


jumlah uang yang beredar banyak maka pemerintah menetapkan kebijakan uang
ketat. Apabila ingin menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah
membeli surat-surat berharga yang beredar dalam masyarakat.

c. Kebijaksanaan Suku Bunga Kredit

Pemerintah merubah tingkat presentase bunga kredit dalam


mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Bila pemerintah
ingin menambah jumlah uang yang beredar maka tingkat suku bunga kredit
diturunkan, sedang bila pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar
maka suku bunga dinaikkan.

d. Kebijaksanaan Suku Bunga Deposito

Kebijaksanaan pemerintah dalam menetapkan besarnya suku bunga


deposito pemerintah. Apabila pemerintah menghendaki volume uang yang
beredar berkurang, maka suku bunga deposito merupakan kebalikan dari
kebijaksanaan perkreditan.

b. Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah kebijaksanaan pemerintah untuk mengubah


pengeluaran dan penerimaan pemerintah guna mencapai kestabilan ekonomi.
Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional tergantung
pada jenis sumber penerimaan.

Perpajakan sebagai salah satu sumber penerimaan pemerintah lebih


bersifat memperkecil pendapatan nasional dibanding dengan pinjaman Negara,
pinjaman Negara lebih bersifat memperkecil pendapatan dibanding dengan
pencetakan uang baru sebagai sumber penerimaan Negara.

Kebijaksanaan fiskal pada umumnya bertujuan untuk mencapai kestabilan


dalam perekonomian dengan meningkatkan secara terus-menerus pendapatan
nasional riil pada laju factor-faktor produksi dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga-harga umum.

Kebijaksanaan fiskal dapat dibedakan menjadi 4 macam atas dasar :


a. Pembiayaan fungsional (functional finance)

Dalam pendekatan ini pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat


akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama untuk
menigkatkan kesempatan kerja. Pajak berfungsi mengatur pengeluaran swasta
sedang pinjaman sebagai alat untuk menekan inflasi lewat pengurangan dana
yang tersedia dalam masyarakat.

b. Pengelolaan Anggaran (the managed budget approach)

Menghendaki hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan


perpajakan selalu dipertahankan, tetapi penyesuaian dalam anggaran selalu
dibuat guna memperkecil ketidakstabilan ekonomi, sehingga pada suatu saat
terjadi deficit maupun surplus.

c. Stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)

Terdapat penyesuaian secara otomatis terhadap penerimaan dan


pengeluaran pemerintah yang akan menyebabkan perekonomian menjadi stabil
tanpa adanya campur tangan pemerintah. Pengeluaran pemerintah akan
ditentukan berdasarkan pada perkiraan manfaat dan biaya relatif dari berbagai
program, sedang pajak akan ditentukan sehingga dapat menimbulkan surplus
dalam periode kesempatan kerja penuh.
d. Anggaran belanja seimbang (Balance approach)

Adanya keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran pemerintah


dalam jangka panjang agar terjadi keterkaitan dalam perekonomian sehingga
memperoleh kepercayaan masyarakat.

Tolak Ukur Stabilitas Moneter

Setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah harus memiliki target


dan ukuran keberhasilan. Hal ini penting, untuk mengukur atau sebagai acuan,
apakah kebijakan tersebut berhasil atau tidak. Dalam perekonomian
beberapa indkator yang biasanya digunakan untuk menilai kebijakan moneter
adalah :
1. Jumlah Uang Beredar (JUB)
2. Laju inflasi yang cukup rendah terkendali
3. Suku bunga pada tingkat yang wajar
4. Nilai tukar rupiah yang realistis, dan
5. Ekspektasi/harapan masyarakat terhadap moneter

Anda mungkin juga menyukai