Anda di halaman 1dari 13

STABILITAS SISTEM KEUANGAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH

Dibuat untuk memenuhi tugas kebanksentralan

Disusun Oleh :

Kelompok 9

1. Andri Yogatama Sitanggang (01031281823091)


2. Muhammad Nur Al Amin (01031281823200)
3. Aldi irvanto
4. Joni Setiawan chan
5. Ananta

Dosen Pengampu :

Dr. Imam Asngari, S.E, M.Si

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia ekonomi kini telah mengalami polarisasi dari dua kekuatan sistem ekonomi,
yaitu Sistem Ekonomi Konvensional dan Sistem Ekonomi Syariah. Sistem Ekonomi
Konvensional merupakan sistem ekonomi yang banyak digunakan oleh berbagai negara
di dunia, termasuk Indonesia. Eknomi konvensional merupakan sistem ekonomi yang
memberikan kebebasan penuh kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan
perekonomian, pemerintah juga bisa ikut andil untuk memantau kegiatan perekonomian
yang berjalan, bisa juga tidak.
Sistem ekonomi konvensional sendiri juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu Sistem
Ekonomi Kapitalis dan Sosialis. Amerika dan Sekutu Eropa Baratnya merupakan bagian
kekuatan dari Sistem Ekonomi Kapitalis, sedangkan Sistem Ekonomi Sosialis diwakili
oleh Uni Soviet, Eropa Timur serta negara China dan Indochina seperti Kamboja dan
lain-lain. Ekonomi Kapitalis dan Sosialis lahir dari dua ideologi yang berbeda sehingga
persaingan dua Sistem Ekonomi tersebut, sebenarnya merupakan pertentangan dua
ideologi politik dan pembangunan ekonomi.
Pasca perang dunia kedua, negara-negara di dunia mengalami masalah krisis dan
problematika ekonomi yang sama diantaranya adalah inflasi, krisis moneter Internasional,
problematika pangan, problematika hutang negara yang terus berkembang dan lain-lain.
Penyebab utamanya adalah negara tersebut memakai model pembangunan negara barat
yang tidak selalu sesuai dengan kondisi ekonomi, sosial dan politik di negaranya,
sehingga negara-negara pada masa dunia ketiga tidak akan pernah dapat menyelesaikan
permasalahan yang ada. Bersamaan dengan problematika dunia tersebut, adanya
keinginan untuk menemukan Sistem Ekonomi dunia baru yang dapat mensejahterakan
masyarakat dunia atas dasar keadilan dan persamaan hak memunculkan Sistem Ekonomi
Islam ke permukaan dunia ekonomi.
Pada tahun 90-an mulailah timbul sosok Ekonomi Islam dan Lembaga Keuangan
Islam dalam tatanan dunia Internasional, diikuti dengan berdirinya bank-bank Islam di
kawasan Timur Tengah. Hal tersebut akhirnya menimbulkan asumsi masyarakat bahwa
Sistem Ekonomi Islam adalah Bank Islam, padahal Sistem Ekonomi Islam juga mencakup
ekonomi makro, mikro, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, public finance, model
pembangunan ekonomi dan instrumen-instrumennya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Stabilitas Sistem Keuangan
2.1.1. Pengertian Stabilitas Sistem Keuangan
Secara umum istilah stabilitas sistem keuangan telah dikenal oleh banyak pelaku
ekonomi. Namun, stabilitas sitem keuangan (SSK) sebenarnya belum memiliki definisi baku
yang telah diterima secara internasional. Oleh karena itu, muncul beberapa definisi mengenai
stabilitas sistem keuangan yang pada intinya mengatakan bahwa suatu sistem keuangan
memasuki tahap tidak stabil pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan menghambat
kegiatan ekonomi.
Berikut beberapa definisi stabilitas sistem keuangan yang diambil dari berbagai
sumber.
a) Sistem keuangan yang stabil mempu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan
(shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhdap kegiatan sector ril dan
sistem keuangan.
b) Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap
berbagai  gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi,
melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.
c) Stabilitas sistem ekonomi adalah suatu kondisi di mana mekanisme ekonomi dalam
penetapan harga, alokasi dana, serta pengelolaan risiko berfungsi dengan baik dan
mendukung pertumbuhan ekonomi.
Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap
faktor-faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan. Ketidakstabilan sistem
keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya
merupakan kombinasi antarkegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku.
Kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal (internasional) dan internal
(domestik). Risiko yang sering menyertai kegiatan dalam sistem keuangan antar lain risiko
kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, dan risiko operasional.

2.1.2. Pentingnya Stabilitas Sistem Keuangan


Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian.
Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana
dari pihak yang mengalami surplus ke pihak yang mengalami defisit. Apabila sistem
keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan
berjalan dengan baik sehinga dapat menghambat pertumbuhann ekonomi. Sistem keuangan
yang tidak stabil, terlebih lagi jika mengakibatkan terjadinya krisis memerlukan biaya yang
sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya.
Hal ini dialami Indonesia ketika terjadi krisis keuangan tahun 1997, di mana pada
waktu itu biaya krisis sangat signifikan. Selain itu, diperlukan waktu yang lama untuk
membangkitkan kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan. Krisis tahun 1997
membuktikan bahwa stabilitas sistem keuangan merupakan aspek yang sangat penting dalam
membentuk dan menjaga perekonomian yang berkelanjutan. Sistem keuangan yang tidak
stabil cenderung rentan terhadap berbagai gejolak sehingga mengganggu perputaran roda
perekonomian.
Ketidakstabilan sistem keuangan dapat megakibatkan timbulnya beberapa kondisi
yang tidak menguntungkan misalnya seperti berikut.
a) Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter
menjadi tidak efektif
b) Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya akibat alokasi dana yang
tidak tepat sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi
c) Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti dengan
perilaku panik para investor untuk menarik dananya sehingga mendorong terjadinya
kesuiltan likuiditas
d) Sangat tingginya biaya penyelamatan terhadap sistem keuangan apabila terjadi krisis yang
bersifat sistemik
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menghindari atau mengurangi risiko
kemungkinan terjadinya ketidak stabilan sistem keuangan, terutama untuk meghindari
kerugian yang lebih besar lagi.
Stabilitas sistem keuangan dapat mencegah terjadinya krisis keuangan. Kalaupun
krisis tidak dapat dihindari, masyarakat akan lebih siap menghadapinya dengan proses
penyembuhan yang lebih cepat. Berikut terdapat tiga alasan mengapa stabilitas sistem
keuangan begitu penting.
a) Kestabilan sistem keuangan akan membentuk pasar yang sehat, terkontrol, dan alokasi
dari berbagai sumber daya yang ada dapat dikondisikan secara optimal
b) Kestabilan sistem keuangan berdampak langsung dengan kesehatan dunia perbankan.
Dengan sistem keuangan yang stabil, dunia perbankan dapat menjalankan fungsinya
sebagai penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat secara maksimal yang akan
memengaruhi sektor riil
c) Dengan stabilnya sistem keuangan akan memengaruhi perputaran jumlah uang beredar di
masyarakat karena sistem keuangan berjalan dengan baik, sehingga inflasi pun dapat
dikendalikan
d) Biaya dari instabilitas sistem keuangan dapat ditekan karena pengaruh dari instabilitas
tersebut menyerang langsung sektor keuangan yang mempunyai biaya restrukturisasi
yang tidak murah seperti sektor perbankan.
e) Instabilitas sistem keuangan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya
krisis moneter, sehingga diperlukan upaya yang maksimal dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan.

2.1.3. Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Keuangan


a) Melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses
informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. 
b) Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaringan pengaman sistem keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort 
c) Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang
sehat khususnya perbankan
d) Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran
e) Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku  bunga dalam operasi pasar terbuka 

2.1.4. Pihak-Pihak yang Bertanggung Jawab terhadap Stabilitas Sistem Keuangan


Stabilitas sitem keuangan merupakan kebijakan publik sehingga secara umum semua
pihak yang terkait dengan sistem keuangan ikut bertanggung awab, yaitu otoritas keuangan
(pemerintah, bank sentral, lembaga penjamin simpanan, dan lain-lain), pelaku keuangan
(bank, pasar modal, dan lembaga keuangan bukan bank), serta publik khususnya pengguna
jasa keuangan. Namun, pelaksanaan fungsi yang mendorong terciptanya stabilitas sistem
keuangan dilakukan oleh bank sentral, karena bank sentral dapat dengan cepat memitigasi
dampak terjadinya instabilitas terhadap ekonomi melalui instrumen yang dimlikinya untuk
mengurangi tekanan instabilitas terhadap ekonomi melalui instrumen yang dimilikinya untuk
mengurangi tekanan likuiditas maupun mempercepat pemulihan kepercayaan masyarakat.

2.1.5. Kerangka Stabilitas Sistem Keuangan


           Dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, tidak seluruh kegiatan dalam sistem
keuangan berada dalam wewenang Bank Indonesia. Sebagai sebuah sistem, stabilitas
keuangan harus dilakukan secara utuh. Oleh karena itu, dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan secara menyeluruh diperlukan kerangka kerja sama dengan lembaga terkait yaitu
pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari duplikasi
dan gesekan kepentingan dari masing-masing lembaga yang terkait.

2.2. Ekonomi Syariah


2.2.1. Pengertian Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah
ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.
a) Menurut Monzer Kahf (dalam buku The Islamic Economy) menjelaskan bahwa ekonomi
islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersiat interdisipiner dalam arti kajian
ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang baik dan
mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu pendukungnya juga terhadap ilmu-
ilmu yang berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika, statistik, logika dan
ushul fiqih (Rianto dan Amalia, 2010:7).
b) M.A. Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai suatu ilmu pengetahuan
sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai
islam (Mannan, 1992:15).
c) Definisi ekonomi syariah berdasarkan pendapat Muhammad Abdullah Al-Arabi
(1980:11), Ekonomi Syariah merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang
kita simpulkan dari Al Qur'an dan As-sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian
yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan
masa.

2.2.2. Tujuan Ekonomi Syariah


Tujuan Ekonomi Syariah selaras dengan tujuan dari syariat Islam itu sendiri (maqashid
asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata
kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Tujuan falah yang ingin dicapai oleh
ekonomi syariah meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup horizon waktu dunia
ataupun akhirat.
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada
tiga sasaran hukum Islam yang menunjukkan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi
seluruh umat manusia, yaitu (Rahman, 1995:84):
i. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat
dan lingkungannya.
ii. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek
kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
iii. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa
maslahah yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar, yaitu:
keselamatan keyakinan agama (al din), kesalamatan jiwa (al nafs), keselamatan akal
(al aql), keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl) dan keselamatan harta benda (al
mal).

2.2.3.  Prinsip Ekonomi Syariah


1. Prinsip Tauhid, artinya segala yang ada di alam semesta ini dibentuk dan diciptakan
dengan sengaja oleh Allah SWT sehingga semuanya memiliki tujuan.
2. Prinsip Khalifah, yang termasuk dalam prinsip ini adalah persaudaraan universal
dengan pemahaman bahwa sumber daya adalah amanah, gaya hidup sederhana, dan
kebebasan manusia.
3. Prinsip Keadilan, keadilan merupakan salah satu misi utama ajaran Islam. Yang
termasuk prinsip ini antara lain pemenuhan kebutuhan pokok manusia, sumber-
sumber pendapatan yang halal, distribusipendapatan dan kekayaan yang merata, serta
pertumbuhan dan stabilitas.

2.2.4. Karakteristik Ekonomi Syariah


a. Harta adalah milik Allah Swt. Manusia merupakan khalifah atas harta tersebut
b. Ekonomi terkait dengan akidah, syariat, dan moral.
c. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan.
d. Keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan umum.
e. Kebebasan individu dijamin dalam Islam.
f. Negara diberi kewenangan untuk ikut campur dalam perekonomian
g. Adanya bimbingan konsumsi
h. Adanya Petunjuk investasi
i. Adanya zakat
j. Pelanggaran terhadap riba
k. Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama.

2.2.5. Manfaat Ekonomi Syariah


1. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islam-nya tidak lagi
setengah-setengah. Apabila ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut dan
mengamalkan ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa keislamannya belum kaffah.
2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam, baik
berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan
mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh melalui bagi
hasil yang diperoleh, sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur riba
yang diharamkan oleh Allah.
3. Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah, karena telah
mengamalkan syariat Allah.
4. Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan syariah, berarti mendukung
kemajuan lembaga ekonomi umat Islam.
5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi
nasabah asuransi syariah berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat. Sebab
dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sektor perdagangan riil.
6. Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung gerakan amar ma'ruf nahi
munkar. Sebab dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh
disalurkan kepada usaha-usaha dan proyek yang halal.

2.2.6. Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi Syariah


A)      Kelebihan
1. Menjunjung Kebebasan Individu
2. Mengakui Hak Individu terhadap Harta
3. Ketidaksamaan Ekonomi dalam Batas yang Wajar
4. Jaminan Sosial
5. Distribusi Kekayaan
B)      Kekurangan
1. Lambatnya Perkembangan Literatur Ekonomi Islam
2. Praktek Ekonomi Konvensional Lebih Dahulu Dikenal
3. Tiada Representasi Ideal Negara yang Menggunakan Sistem Ekonomi Islam
4. Pengetahuan Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Kurang
5. Pendidikan Masyarakat yang Materialisme

2.3. Ekonomi Konvensional


2.3.1. Pengertian Ekonomi Konvensional
Sistem ekonomi konvensional atau juga dikenal dengan sistem ekonomi klasik atau
tradisional, diawali dengan terbitnya buku The Wealth of Nation karangan Adam Smith pada
tahun 1776. Pemikiran Adam Smith memberikan inspirasi dan pengaruh besar terhadap
pemikiran para ekonom sesudahnya dan juga pengambil kebijakan negara.
Sistem ekonomi klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis. Awalnya ditemukan
pada suatu tradisi keringanan yang bersifat memberi batasan dari kekuasaan tenaga politis,
yang memberi gambaran tentang pendukungan kebebasan setiap individu. Teori itu juga
bersifat membebaskan setiap individu untuk mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-
besarnya, serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai
cara. Hal ini mengakibatkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya dan sekelompok
orang yang miskin.  Kaum kaya akan semakin kaya dan kaum miskin akan semakin miskin.
Sistem ekonomi konvensional atau juga dikenal dengan sistem ekonomi klasik atau
tradisional, diawali dengan terbitnya buku The Wealth of Nation karangan Adam Smith pada
tahun 1776. Pemikiran Adam Smith memberikan inspirasi dan pengaruh besar terhadap
pemikiran para ekonom sesudahnya dan juga pengambil kebijakan negara.
Sistem ekonomi klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis. Awalnya ditemukan
pada suatu tradisi keringanan yang bersifat memberi batasan dari kekuasaan tenaga politis,
yang memberi gambaran tentang pendukungan kebebasan setiap individu. Teori itu juga
bersifat membebaskan setiap individu untuk mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-
besarnya, serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai
cara. Hal ini mengakibatkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya dan sekelompok
orang yang miskin.  Kaum kaya akan semakin kaya dan kaum miskin akan semakin miskin.
Di dalam sejarah dunia, terdapat beberapa sistem ekonomi konvensional yang begitu
berpengaruh diantaranya:
1.      Sistem ekonomi kapitalis
Munculnya kapitalime dapat ditelusuri semenjak abad ke-16 bahkan semenjak ide-ide
awal pencerahan Eropa. Pemikiran-pemikiran mengenai indivisualisme, Humanisme,
Protestanisme, Liberalisme dan Pragmatisme banyak dikemukakan pada masa-masa
pencerahan eropa. Ada dua hal yang melatarbelakangi transformasi kapitalisme, yaitu:
a) Reformasi Protestan
b) Revolusi Industri
Ciri-ciri Ekonomi Kapitalis:
1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi di tangan
individu dan Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagidirinya.
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan sinyal
kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur tangan pemerintah
diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi
efisien serta motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
3. Manusia dipandang sebagai makhluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan
sendiri.
Kelebihan Ekonomi Kapitalis:
1. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang- barang.
2. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang
terbaik
3. Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih
kecil.
Kelemahan-kelemahan Kapitalis:
1. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan
monopolistik.
2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-
faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).

2.      Sistem ekonomi sosialis


Ekonomi Sosialis adalah gerakan ekonomi yang muncul sebagai perlawanan terhadap
ketidak-adilan yang timbul dari sistem kapitalisme. Sebutan sosialisme menunjukkan
kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit
tergantung dari bantuan pemerintah. Dalam bentuk yang paling lengkap sosialisme
melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk di dalamnya tanah-tanah pertanian
oleh negara, dan menghilangkan milik swasta. Dalam masyarakat sosialis hal yang menonjol
adalah kolektivisme atau rasa kerbersamaan. Untuk mewujudkan rasa kebersamaan ini,
alokasi produksi dan cara pendistribusian semua sumber-sumber ekonomi diatur oleh negara.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis:
1.      Kepemilikan Harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara
keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak
diperbolehkan.
2.      Kesamaan Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara
komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip
kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
3.      Disiplin Politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan
kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi
serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang
lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system sosialis ini tidak akan
berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.

Ciri-ciri sistem ekonomi Sosialis


1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme):
2. Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka.
3. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
4. Peran pemerintah sangat kuat.
5. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
6. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.

Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi :


1. Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat
sosialis).
2. Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat
kapitalis).
3. Mengabaikan pendidikan moral.
Kelebihan Ekonomi Sosialis:
1.      Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan
minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap
individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan
mental berada dalam pengawasan Negara.
2.      Didasarkan perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara yang sempurna,
diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan
kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan
terjadi.
3.      Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan
yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.

Kelemahan sistem Ekonomi Sosialis


1.      Sulit melakukan transaksi.
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan
kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan
makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga
ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih
disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
2.      Membatasi kebebasan
Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan
individu yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini
menunjukkan secara tidak langsung sistem ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh
dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
3.      Mengabaikan pendidikan moral
Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi,
sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian
kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi.
BAB III
PENUTUP

3.1   Simpulan
1. Ada dua sistem ekonomi yang berpengaruh terhadap ekonomi konvensional, yaitu ekonomi
kapitalis dan ekonomi sosialis
2. Ekonomi syariah merupakan Sistem ekonomi yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.
3. Ekonomi konvensional membebaskan setiap individu untuk mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Sehingga yang kaya akan semakin kaya dan kaum miskin akan
semakin miskin.
4. Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah karena telah
mengamalkan syariat Allah.
5. Pada konsep ekonomi konvensional  mengansumsikan manusia sebagai ekonomi yang
rasional, sedangkan pada ekonomi syariah me hendak membentuk manusia ekonomi yang
berkarakter islami

3.2   Saran
Sistem ekonomi syariah merupakan kerangka pemikiran Islam yang perkembangannnya
bukan untuk menyaingi ekonomi konvensional tetapi mencari suatu sistem ekonomi yang
mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem
ekonomi yang telah ada. Jadi, ekonomi syariah membantu umat Islam dalam mewujudkan
ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi yang
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah Rasul.

Anda mungkin juga menyukai