Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

KERANGKA DASAR PENYUSANAN LAPORAN


KEUANGAN

DISUSUN OLEH :

1) Joni Setiawan Chan (01031281823206)


2) Ricky Martin (01031281823101)
3) Aksa Pratama (01031281823085)
4) Aldi Irvanto (01031181823012)
5) Yopan Afriansyah (01031181823030)
6) Anantha Dharma Wijaya (01031181823006)
7) Rafif Muzaki (01031281823100)
8) Andri Sitanggang (01031281823091)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul Kerangka
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan. Selain sebagai tugas, makalah yang kami buat ini
bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang Kerangka Dasar Penyusunan
Laporan Keuangan. Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu,
selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan kami para tim penulis, banyak
pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima
kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya
kami mampu lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan........................................2
BAB III PENUTUP................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan memiliki fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan atau
lembaga usaha. Ia menjadi acuan yang sangat vital bagi para pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap data atau aktivitas suatu perusahaan (stakeholders). Laporan
keuangan menjadi salah satu alat bantu bagi manajemen maupun pihak-pihak lain dalam
mengambil keputusan ataupun tindakan dalam melakukan investasi maupun tindakantindakan
manajemen dalam perusahaan.

Laporan keuangan berfungsi dan digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
aktivitas keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data
atau aktivitas perusahaan tersebut (stakeholders): investor, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.

Mengingat pentingnya fungsi laporan keuangan maka laporan keuangan harus dibuat,
disusun dan disajikan dengan mengikuti standar akuntansi yang telah ditentukan. Di sinilah
pentingnya peran Akuntan. Akuntan harus mampu menyelenggarakan tata kelola keuangan
yang akuntabel. Sehingga tenaga akuntan yang kompeten dan profesional menjadi ujung
tombak dalam menentukan baik atau buruknya laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh
karena itu, para akuntan dituntut untuk memahami kerangka konseptual informasi keuangan
agar dapat memberikan penilaian yang tepat terhadap suatu laporan keuangan. Pemahaman
yang baik terhadap kerangka konseptual laporan keuangan akan mempengaruhi kualitas hasil
verifikasi dan penilaiannya, selanjutnya dengan kualitas hasil yang baik akan menimbulkan
kepercayaan masyarakat kepada para Akuntan sebagai pelayan jasa di bidang akuntansi.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kerangka dasar yang harus diketahui
dalam penyusunan laporan keuangan?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui apa saja kerangka dasar yang harus diketahui dalam penyusunan
laporan keuangan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Dasar Penyusanan Laporan Keuangan


Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan adalah format, tehnik,
langkah dan tata cara penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang diatur berdasarkan
Standar Akuntansi Indonesia sebagai acuan bagi para Akuntan di Indonesia dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangan.

Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah sistem terpadu
yang berisikan tujuan, dasar, sifat fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan disebut juga
Conceptual Framework.

Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum, termasuk
laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya
setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara
pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang
tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada
laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan
keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan
mereka. Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti prospektus, dan perhitungan yang
dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak termasuk dalam kerangka dasar ini. Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga
termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga
 Pemakai dan Kebutuhan Informasi

Mereka pemakai menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa


kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:

a. Investor.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman.
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya.
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan.
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau tergantung pada, perusahaan.
f. Pemerintah.
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat.
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum dan manajemen
perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan laporan keuangan
perusahaan.

Dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan memuat beberapa hal, yaitu:

1. Tujuan Laporan Keuangan

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan


posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi
yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi non-keuangan.

Dalam PSAK di jabarkan pula masing-masing pengertian dari posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan antara lain:

a. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan,


struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan.
b. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di
masa depan.
c. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai
aktifitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan.
Tujuan laporan keuangan menurut APB statement no 4, Basic Concept And
Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business Enterprises seperti yang
dikutip oleh Belkaoui (1983) terdiri dari tiga tujuan yaitu tujuan khusus, tujuan umum, dan
tujuan kualitatif.

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan
perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.

Tujuan umum dari laporan keuangan adalah (1) memberikan informasi yang dapat
diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis, dan (2)
memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih
dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.

2. Asumsi Dasar
1. Dasar Akrual Untuk mencapai tujuannya laporan keuangan disusun atas dasar
akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada
periode yang bersangkutan.
2. Kelangsungan Usaha Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau
keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan
dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Dalam
beberapa kasus, hakekat informasi saja sudah cukup untuk menentukan
relevansinya.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal {reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,
dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur
(faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan
5. Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
6. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya
bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten
dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak.
8. Pertimbangan Sehat
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa
dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan
masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang
mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan
hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat
(prudence) dalam penyusunan laporan keuangan.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya.
10. Dapat Diperbandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.

4. Unsur Laporan Keuangan

Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa


lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan
secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas.
Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah
penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan
berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca; dengan
demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi
keuangan secara khusus.

Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses
subklasifikasi. Misalnya, aktiva dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat atau
fungsinya dalam bisnis perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara
yang paling berguna bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut:

a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan.
b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.

Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut:

a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode


akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.

5. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi


definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan
dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang
dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi
suatu unsur harus diakui kalau ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan
dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan dan pos tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

1. Pengakuan Aktiva Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aktiva tidak diakui
dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang
tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan
2. Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan
bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat
diukur dengan andal
3. Pengakuan Penghasilan Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
4. Pengakuan Beban Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal

6. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut
pemilihan dasar pengukuran tertentu. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan
dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar
pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Biaya historis.
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan {consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva
tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima
sebagai penukar dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu
(misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas)yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang
normal.
b. Biaya kini (current cost).
Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila
aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setara
kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai sekarang (present value).
Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil
dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar
bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

7. Konsep Modal Dan Pemeliharaan Modal


1. Konsep Modal
Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar perusahaan dalam
penyusunan laporan keuangan. Menurut konsep modal keuangan, seperti uang
atau daya beli yang diinvestasikan, modal adalah sinonim dengan aktiva bersih
atau ekuitas perusahaan. Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan
usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang
didasarkan pada, misalnya, unit output per hari
2. Konsep Pemeliharaan Modal dan Penetapan Laba
Konsep modal menciptakan dua konsep pemeliharaan modal:
a. Pemeliharaan modal keuangan.
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh kalau jumlah finansial (atau
uang) dari aktiva bersih pada akhir periode melebihi jumla h finansial
(atau uang) dari aktiva bersih pada awal periode, setelah memasukkan
kembali setiap distribusi kepada, dan mengeluarkan setiap kontribusi
dari, para pemilik selama periode. Pemeliharaan modal keuangan dapat
diukur baik dalam satuan moneter nominal atau dalam satuan daya beli
yang konstan.
b. Pemeliharaan modal fisik.
Menurut konsep ini laba hanya diperoleh kalau kapasitas produktif
fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas
produktif fisik pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap
distribusi kepada, dan mengeluarkan setiap kontribusi dari, para
pemilik selama suatu periode.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan namun juga cara-cara lain
dalam mengkomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan informasi yang diberikan oleh system akuntansi-yaitu, informasi mengenai
sumber daya, kewajiban, penghasilan perusahaan, dan lain-lain.

Dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan memuat beberapa hal, yaitu:

1. Tujuan laporan keuangan


2. Asumsi Dasar
3. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan
4. Unsur Laporan Keuangan
5. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
6. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
7. Konsep modal serta pemeliharaan modal
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/321056387_PEMAHAMAN_KERANGKA_DASA
R_PENYUSUNAN_DAN_PENYAJIAN_LAPORAN_KEUANGAN_PSAK_PADA_AKU
NTAN_PUBLIK

https://docplayer.info/46976703-Psak-kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-
keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai