DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul Kerangka
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan. Selain sebagai tugas, makalah yang kami buat ini
bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang Kerangka Dasar Penyusunan
Laporan Keuangan. Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu,
selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan kami para tim penulis, banyak
pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima
kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya
kami mampu lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan........................................2
BAB III PENUTUP................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan keuangan memiliki fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan atau
lembaga usaha. Ia menjadi acuan yang sangat vital bagi para pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap data atau aktivitas suatu perusahaan (stakeholders). Laporan
keuangan menjadi salah satu alat bantu bagi manajemen maupun pihak-pihak lain dalam
mengambil keputusan ataupun tindakan dalam melakukan investasi maupun tindakantindakan
manajemen dalam perusahaan.
Laporan keuangan berfungsi dan digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
aktivitas keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data
atau aktivitas perusahaan tersebut (stakeholders): investor, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
Mengingat pentingnya fungsi laporan keuangan maka laporan keuangan harus dibuat,
disusun dan disajikan dengan mengikuti standar akuntansi yang telah ditentukan. Di sinilah
pentingnya peran Akuntan. Akuntan harus mampu menyelenggarakan tata kelola keuangan
yang akuntabel. Sehingga tenaga akuntan yang kompeten dan profesional menjadi ujung
tombak dalam menentukan baik atau buruknya laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh
karena itu, para akuntan dituntut untuk memahami kerangka konseptual informasi keuangan
agar dapat memberikan penilaian yang tepat terhadap suatu laporan keuangan. Pemahaman
yang baik terhadap kerangka konseptual laporan keuangan akan mempengaruhi kualitas hasil
verifikasi dan penilaiannya, selanjutnya dengan kualitas hasil yang baik akan menimbulkan
kepercayaan masyarakat kepada para Akuntan sebagai pelayan jasa di bidang akuntansi.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kerangka dasar yang harus diketahui
dalam penyusunan laporan keuangan?
Untuk mengetahui apa saja kerangka dasar yang harus diketahui dalam penyusunan
laporan keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah sistem terpadu
yang berisikan tujuan, dasar, sifat fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan disebut juga
Conceptual Framework.
Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum, termasuk
laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya
setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara
pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang
tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada
laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan
keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan
mereka. Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti prospektus, dan perhitungan yang
dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak termasuk dalam kerangka dasar ini. Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga
termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga
Pemakai dan Kebutuhan Informasi
a. Investor.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman.
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya.
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan.
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau tergantung pada, perusahaan.
f. Pemerintah.
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat.
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum dan manajemen
perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan laporan keuangan
perusahaan.
Dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan memuat beberapa hal, yaitu:
Dalam PSAK di jabarkan pula masing-masing pengertian dari posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan antara lain:
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan
perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
Tujuan umum dari laporan keuangan adalah (1) memberikan informasi yang dapat
diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis, dan (2)
memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih
dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
2. Asumsi Dasar
1. Dasar Akrual Untuk mencapai tujuannya laporan keuangan disusun atas dasar
akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada
periode yang bersangkutan.
2. Kelangsungan Usaha Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau
keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan
dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses
subklasifikasi. Misalnya, aktiva dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat atau
fungsinya dalam bisnis perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara
yang paling berguna bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut:
a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan.
b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.
1. Pengakuan Aktiva Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aktiva tidak diakui
dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang
tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan
2. Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan
bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat
diukur dengan andal
3. Pengakuan Penghasilan Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
4. Pengakuan Beban Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut
pemilihan dasar pengukuran tertentu. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan
dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar
pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya historis.
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan {consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva
tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima
sebagai penukar dari kewajiban (obligation), atau dalam keadaan tertentu
(misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas)yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang
normal.
b. Biaya kini (current cost).
Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila
aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setara
kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai sekarang (present value).
Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil
dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar
bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan namun juga cara-cara lain
dalam mengkomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan informasi yang diberikan oleh system akuntansi-yaitu, informasi mengenai
sumber daya, kewajiban, penghasilan perusahaan, dan lain-lain.
Dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan memuat beberapa hal, yaitu:
https://www.researchgate.net/publication/321056387_PEMAHAMAN_KERANGKA_DASA
R_PENYUSUNAN_DAN_PENYAJIAN_LAPORAN_KEUANGAN_PSAK_PADA_AKU
NTAN_PUBLIK
https://docplayer.info/46976703-Psak-kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-
keuangan.html