Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

RERANGKA KONSEPTUAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Teori Akuntansi

Dosen Pengampu

Jaka Maulana SE.,M.Ak., AK., CA., CPSAK

Disusun oleh

Kelompok 1

3184009 Anisa Naufal


3184052 Annisya Aulia Fitri
3184034 Finka Tri Mardika
3184070 Nina Lestarina
3184059 Said Fajar

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI KEUANGAN


POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia–Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Rerangka
Konseptual”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori
Akuntansi dengan dosen pengajar Bapak Jaka Maulana, SE.,M.Ak.,AK.,CA.,CPSAK.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, hal ini
dikarenakan keterbatasan akan kemampuan penulis, pengalaman serta pengetahuan yang
dimiliki oleh penulis. Namun penulis telah berusaha untuk menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak.

Akhir kata penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat
memberikan manfaat yang besar bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca.

Waalaikumsalam wr.wb

Bandung, 08 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................................2
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN......................................................................................3
2.1 Pemakai Laporan Keuangan dan kepentingannya.........................................................................3
2.2 Tujuan Pelaporan Laporan Keuangan............................................................................................5
2.3 Keterbatasan Pelaporan Keuangan................................................................................................6
2.4 Membedakan Laporan Keuangan dan Pelaporan..........................................................................6
2.5 Tujuan Pelaporan Versi FASB & Penalaran yang Mendasarinya.................................................8
2.6 Karakteristik Kualitatif Informasi dan Hubungan Antar Karakteristik.......................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerangka konseptual pelaporan adalah sebuah konstitusi, sebuah sistem koheren dari

tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah kepada standar yang

konsisten dan menentukan sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan

keuangan (Belkaoui, 2019). Kerangka Konseptual mendeskripsikan tujuan dari dan

konsep untuk, pelaporan keuangan bertujuan umum. Tujuan Kerangka Konseptual

adalah untuk:

a) membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

(DSAK IAI) dalam mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang

berdasarkan konsep yang konsisten;

b) membantu penyusun laporan keuangan untuk mengembangkan kebijakan

akuntansi yang konsisten ketika tidak ada Standar yang berlaku untuk transaksi

tertentu atau peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan kebijakan

akuntansi; dan;

c) membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan Standar.

(Ikatan akuntansi Indonesia, )

Kerangka konseptual pelaporan keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan

informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan

investor potensial, pembeli pinjaman dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan

tentang penyediaan sumber daya kepada entitas (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017).

Dalam rerangka konseptual pelaporan keuangan membahas mengenai tujuan pelaporan,

1
pengguna laporan keuangan, karakteristik kualitatif informasi, elemen statemen

keuangan, serta pengukuran dan pengakuan. Laporan keuangan akan bermanfaat bagi

para pengguna bila memenuhi karakteristik kualitatif pelaporan yaitu relevan dan

keandalan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian berhubungan dengan Rerangka Konseptual Pelaporan Keuangan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berikut ini merupakan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang telah

dikemukakan sebelumnya:

1. Siapa saja pengguna laporan keuangan dan kepentingannya?

2. Apa tujuan dari pelaporan keuangan?

3. Apa saja contoh keterbatasan pelaporan keuangan?

4. Apa perbedaan laporan keuangan dan pelaporan keuangan?

5. Apa tujuan pelaporan versi FASB atas dasar penalaran yang mendasarinya?

6. Apa saja karakteristik kualitatif informasi serta makna dan hubungan antar

karakteristik?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengguna laporan keuangan dan kepentingannya

2. Untuk mengetahui tujuan pelaporan keuangan

3. Untuk mengetahui contoh keterbatasan pelaporan keuangan

4. Untuk mengetahui perbedaan laporan keuangan dan pelaporan keuangan

5. Untuk mengetahui tujuan pelaporan versi FASB atas dasar penalaran yang

mendasarinya

6. Untuk mengetahui karakteristik kualitatif informasi serta makna dan hubungan

antar karakteristik

2
BAB II

TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pemakai Laporan Keuangan dan kepentingannya


Laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting bagi beberapa pihak yang

membutuhkan informasi mengenai laporan tersebut. Laporan keuangan dapat memberikan

kemudahan dalam mengambil keputusan dan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam “Standar Akuntansi Keuangan” , bahwa

pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan,

pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta

lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk

memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi

(Ikatan Akuntan Indonesia, 2009) :

a. Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko

yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka

membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli,

menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada

informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk

membayar deviden.

3
b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik

dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat

jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik informasi yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh

tempo.

e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang

atau tergantung pada perusahaan

f. Pemerintah

4
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan

aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas

perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik

pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan

serta rangkaian aktivitasnya.

2.2 Tujuan Pelaporan Laporan Keuangan


Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi

keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial,

pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan

sumber daya kepada entitas. Keputusan tersebut termasuk keputusan mengenai (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2019):

● Pembelian, penjualan, atau pemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang;

● Penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya.

● Menggunakan hak untuk memilih, atau memengaruhi, tindakan manajemen

yang memengaruhi penggunaan sumber daya ekonomik entitas.

5
2.3 Keterbatasan Pelaporan Keuangan
karakteristik dan keterbatasan informasi menurut Suwardjono, yaitu (Suwardjono,

2014):

1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau

ekonomi secara keseluruhan.

2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada perhitungan

yang bersifat lebih pasti.

3. Sebagian besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi (historis).

4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang

mengambil keputusan tentang badan usaha.

5. Penyediaan dan penggunaanya memerlukan atau melibatkan kos sehingga

pertimbangan kos - manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.

2.4 Membedakan Laporan Keuangan dan Pelaporan


Menurut Suwardjono Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada satu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari pelaporan keuangan. Laporan

keuangan meliputi (Suwardjono, 2014):

1. Neraca atau laporan posisi keuangan. Ini menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas

pemegang saham perusahaan pada titik waktu tertentu. Persamaan akuntansi

menggambarkan hubungan antara ketiganya, yaitu; aset sama dengan kewajiban

6
ditambah ekuitas pemegang saham. Aset mewakili sumber daya perusahaan.

Kewajiban merupakan klaim kreditor terhadap sumber daya ini. Dan, ekuitas

merupakan klaim pemegang saham terhadap sumber daya setelah kewajiban kepada

kreditor terpenuhi.

2. Laporan laba rugi menyediakan informasi terkait kinerja keuangan selama periode

akuntansi. Di bagian ini, Anda dapat menemukan pendapatan dan beban perusahaan.

Dan, pendapatan dikurangi biaya sama dengan laba bersih.

3. Laporan perubahan ekuitas. Bagian ini melaporkan setiap perubahan investasi oleh

pemilik bisnis. Ini membantu Anda memahami perubahan dalam posisi keuangan

perusahaan.

4. Laporan arus kas. Bagian ini menyajikan arus kas keluar dan masuk. Ini terdiri dari

tiga kelompok: arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pembiayaan. Melalui

bagian ini, Anda dapat mengetahui berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan

dalam periode akuntansi.

Sedangkan Pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang penting

dalam membuat keputusan ekonomi. Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang

berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek - aspek tersebut

antara lain lembaga yang terlibat (misal penyusun standar, badan pengawas, dan pemerintah,

organisasi profesi dan entitas pelapor), serta peraturan yang berlaku. Melalui hasilnya,

investor, kreditor, dan pihak kepentingan lainnya dapat membuat keputusan tentang

penyediaan sumber daya perusahaan. Itu termasuk keputusan tentang membeli dan menjual

saham dan obligasi serta memberikan keputusan. Karakteristik kerangka pelaporan keuangan

yang efektif meliputi:

7
1. Transparansi. Kerangka kerja pelaporan yang transparan harus mencerminkan

kegiatan ekonomi yang mendasarinya. Pengungkapan penuh dan perwakilan yang adil

menciptakan transparansi.

2. Kelengkapan. Kerangka kerja pelaporan yang komprehensif adalah kerangka kerja

yang didasarkan pada prinsip-prinsip universal yang memberikan panduan untuk

mencatat semua jenis transaksi keuangan.

3. Konsistensi. Transaksi keuangan yang sifatnya serupa harus diukur dan dilaporkan

dengan cara yang serupa, terlepas dari jenis industri, geografi, dan periode waktunya.

Namun, ada juga kebutuhan akan fleksibilitas yang memungkinkan perusahaan

leluasa dalam melaporkan hasil, sesuai dengan kegiatan ekonomi yang mendasarinya.

2.5 Tujuan Pelaporan Versi FASB & Penalaran yang Mendasarinya


Menurut FASB, tujuan utama pelaporan keuangan, khususnya bagi organisasi bisnis

yaitu (Belkaoui, 2019):

(1) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi

investor dan kreditor, dimana informasi harus dipahami bagi yang mempunyai

pengetahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan ekonomik dan bisnis;

(2) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang membantu para

investor dan kreditor, pemakai lain dalam menilai jumlah pada saat terjadi, maupun

ketidakpastian di masa mendatang;

(3) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumberdaya

ekonomik dan keadaan yang mengubah sumber daya tersebut (suwardjono,

2008:157). Dengan kata lain, tujuan pelaporan keuangan, yaitu suatu bentuk

pertanggungjawaban manajemen untuk memberikan informasi relevan bagi

investor dan kreditor, mengenai potensi keuangan di masa mendatang dan posisi

8
keuangan suatu badan usaha tertentu. Dimana semua tujuan tersebut dalam

laporan-laporan yang berada di dalamnya.

Pelaporan keuangan juga seharusnya dapat memberikan informasi mengenai aktiva,

kewajiban, dan modal perusahaan untuk membantu investor dan kreditor serta pihak-pihak

lainnya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan likuiditas

serta solvabilitas. Informasi ini akan membantu pengguna (users) menentukan kondisi

keuangan perusahaan. Informasi mengenai laba perusahaan, yang diukur dengan accrual

accounting, pada umumnya memberikan dasar yang lebih baik dalam hal memprediksi

kinerja perusahaan di masa depan daripada informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran

kas. Jadi, di dalam kerangka kerja konseptual disebutkan bahwa kinerja perusahaan yang

diberikan oleh ukuran laba dan komponen-komponennya.

Dalam kerangka kerja konseptual disebutkan bahwa proses pelaporan keuangan

meliputi:

a. Identifikasi dan analisis peristiwa dan transaksi perusahaan.

b. Pemilihan kebijakan akuntansi.

c. Aplikasi kebijakan akuntansi.

d. Melibatkan estimasi dan pertimbangan (judgments) akuntan secara

professional.

e. Pengungkapan (disclosures) tentang transaksi, peristiwa, kebijakan, estimasi,

dan judgments.

Menurut SFAC No. 1, tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi pencari laba

(profit organization) adalah (Suwardjono, 2014) :

a. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai

lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit,

dan lainnya.

9
b. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan

kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek

penerimaan kas dari dividen atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan,

piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.

c. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas

aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva

dan kewajiban.

d. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu

periode.

e. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan

membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi

yang mempengaruhi modal, termasuk dividend dan pembayaran lainnya

kepada pemilik, dan tentang faktor- faktor yang mempengaruhi likuiditas dan

solvabilitas perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan

mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas

penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.

g. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses

pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan. 63

Adapun menurut SFAC No. 4, tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi yang

bukan pencari laba (non-profit organization) adalah (Suwardjono, 2014) :

a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya

(aktiva) perusahaan.

b. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada

public.

10
c. Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan aktivitas pembiayaan dan

investasi.

d. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva), kewajiban, dan

kekayaan bersih perusahaan, serta perubahannya.

e. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.

f. Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi

kewajiban jangka pendeknya.

g. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.

Tujuan laporan keuangan harus menyajikan informasi yang factual, akurat, objektif,

dan informative yang cukup untuk melakukan penafsiran tentang transaksi-transaksi bisnis

yang berguna untuk memprediksi, membandingkan earning power tersebut. Perlu diketahui

bahwa informasi yang diperlukan untuk penafsiran dan prediksi tersebut kadang kala bersifat

subjektif, oleh karena itu, asumsi-asumsi yang digunakan yang mendasari evaluasi dan

prediksi tersebut harus diungkapkan.

2.6 Karakteristik Kualitatif Informasi dan Hubungan Antar Karakteristik

Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan manajemen kepada

pihak luar perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh pihak manajemen harus memiliki

beberapa karakteristik kualitatif. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat

informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik kualitatif informasi

dibagi menjadi dua kualitas yaitu kualitas primer atau yang utama dan kualitas sekunder yang

merupakan unsur pendukung kualitas utama. Karakteristik- karakteristik tersebut akan

membedakan informasi yang bermanfaat dengan informasi yang kurang bermanfaat bagi

penggunanya dan harus menjadi salah satu dasar pertimbangan manajemen dalam memilih

metode akuntansi yang akan digunakan perusahaan.


11
Menurut SFAC no. 2 informasi yang relevan harus tepat waktu dan harus memiliki

nilai prediktif atau nilai umpan balik. Sementara informasi yang reliabel harus memiliki

Ketepatan Penyimbolan, harus dapat diverifikasi dan netral. Disisi lain, statement ini juga

memasukkan comparability yang mencakup consistency sebagai kualitas sekunder yang

berhubungan dengan relevance dan reliability untuk mendukung kegunaan informasi

(Suwardjono, 2014).

Menurut Suwardjono karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan unsur -

unsur pembentukan kualitas informasi adalah sebagai berikut (Suwardjono, 2014) :

1. Keterpahami atau dapat dipahami ( Understandibility)

Menurut Suwardjono Keterpahamin adalah kemampuan informasi untuk dapat

dicerna maknanya oleh pemakai. Dua Faktor mempengaruhi keterpahamin informasi yaitu

pemakaian dan informasi itu sendiri.(Suwardjono, 2014)

2. Keberpautan (Relevance)

Menurut FASB dalam SFAC no. 2 Informasi akuntansi yang relevan adalah mampu

membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu pengguna untuk membentuk

prediksi tentang hasil dari peristiwa masa lalu, sekarang, dan masa depan atau untuk

mengkonfirmasi atau membenarkan harapan sebelumnya. Informasi dapat membuat sebuah

perbedaan terhadap keputusan dengan meningkatkan kapasitas pembuat keputusan untuk

memprediksi atau dengan memberikan umpan balik terhadap harapan sebelumnya. Dalam

informasi ini terdapat beberapa unsur yang mendukung yaitu:

a). Nilai Umpan Balik (Feedback Value)

12
Menurut Suwardjono, nilai umpan balik adalah kemampuan informasi membantu

pemakai dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi harapan - harapan pemakai di masa

lalu (Suwardjono, 2014).

13
b). Nilai Prediktif (Predictive Value)

Menurut Suwarjdono, Nilai prediktif adalah kemampuan informasi untuk membatu

pemakai dalam meningkatkan probabilitas bahwa harapan - harapan pemakai akan

memunculkan suatu kejadian masa lalu atau datang akan terjadi. Nilai prediktif disini

adalah jenis atau sifat informasi yang menjadi masukan dalam proses prediktif.

Dengan begituh nilai prediktif adalah kemampuan informasi dalam memperbaiki

kemampuan atau kapasitas pembuat keputusan untuk melakukan prediksi

(Suwardjono, 2014).

c). Ketepatwaktuan (Timeliness)

Menurut Suwardjono, Ketepatwaktuan adalah tersediannya informasi bagi pembuat

keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan

untuk mempengaruhi keputusan (Suwardjono, 2014).

3. Keterandalan (Reliability)

Menurut Suwardjono, keterandalan adalahn kemampuan informasi untuk memberi

keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Menurut FASB dalam SFAC no. 2,

Reliabilitas suatu ukuran bertumpu pada kesetiaan (faithfulness) dimana ia mewakili apa

yang dimaksudkan untuk diwakili, ditambah dengan sebuah jaminan bagi pengguna, yang

datang melalui verifikasi, bahwa ia memiliki kualitas representational. Reliabilitas tersusun

dari tiga bagian yaitu diantaranya (Suwardjono, 2014) :

a). Keterujian (Verifiability) dalam SFAC nomor 2 didefinisikan sebagai kualitas yang

dapat ditunjukkan dengan menjamin sebuah tingkat konsensus yang tinggi antara

pengukur independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

14
b). Kenetralan (Neutrality) berarti bahwa dalam merumuskan atau menerapkan standar,

perhatian yang utama seharusnya pada relevansi dan reliabilitas informasi yang dihasilkan,

bukan pada pengaruh standar atau aturan yang memiliki kepentingan tertentu.

c). Ketepatan Penyimbolan (Representational Faithfulness), adalah korespondensi atau

kesepakatan antara suatu ukuran atau deskripsi dan fenomena yang dimaksudkan untuk

diwakili. Dalam akuntansi, fenomena yang diwakili adalah sumberdaya ekonomi dan

kewajiban serta transaksi-transaksi dan kejadian yang mengubah sumberdaya dan

kewajiban tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi keterandalan informasi melalui

ketepatan penyimbolan adalah ketelitian (precision), Ketidakpastian, pengaruh bias dan

kelengkapan. Karena bebagai faktor dan konteks menentukan keterandalan informasi,

keterandalan harus dipandang sebagai suatu kualitas yang relatif.

4. Keterbandingan (Comporability)

Menurut Sketerbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi

bermanfaat. Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai

mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomi. Dua hal

atau lebih dapat dibandingkan kalau mempunyai beberapa karakteristik bersamaan sebagai

basis perbandingan. Suatu perbandingan akan bermakna jika kuantitas karakteristik

bersamaan dihasilkan dengan dasar, standar, prosedur, atau metoda yang sama.

Kualitas informasi yang sangat erat kaitannya dengan keterbandingan ini adalah

ketaatasasan atau konsistensi. Ketaatasasan adalah mengikuti standar dari periode ke periode

tanpa perubahan kebijakan atau prosedur, dengan kata lain mengikuti metode yang sama dari

periode ke periode berikutnya.

15
5. Materialitas (materiality)

Menurut SFAC nomor 2 Materialitas adalah sebuah konsep luas yang berhubungan

dengan karakteristik kualitatif, terutama relevansi dan keandalan. Materialitas dan relevansi

keduanya didefinisikan dalam hal apa yang mempengaruhi atau membuat suatu perbedaan

bagi pembuat keputusan. Sebuah keputusan untuk tidak mengungkapkan informasi yang pasti

mungkin bisa dibuat, karena investor tidak memiliki kebutuhan informasi semacam itu (tidak

relevan) atau karena jumlah yang terlibat terlalu kecil untuk membuat perbedaan (tidak

material). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut

mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-

faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu

item material atau tidak.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai rerangka konseptual, maka penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemakai laporan keuangan yakni diantaranya Investor, Karyawan, Pembeli

Pinjaman, Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, Pelanggan, dan Pemerintah.

2. Tujuan Pelaporan Keuangan diantaranya adalah ntuk menyediakan informasi

keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan

investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat

keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas.

3. Keterbatasan dalam pelaporan informasi keuangan diantaranya adalah Lebih

berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau

ekonomi secara keseluruhan, Lebih merupakan informasi kuantitatif yang

bersifat pendekatan daripada perhitungan yang bersifat lebih pasti, Sebagian

besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi (historis),

Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka

yang mengambil keputusan tentang badan usaha, Penyediaan dan

penggunaanya memerlukan atau melibatkan kos sehingga pertimbangan kos -

manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.

4. Perbedaan antara laporan keuangan dan pelaporan keuangan yakni laporan

keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada satu

periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

perusahaan tersebut sedangkan pelaporan keuangan meliputi segala aspek

yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan.

17
Aspek - aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misal penyusun

standar, badan pengawas, dan pemerintah, organisasi profesi dan entitas

pelapor), serta peraturan yang berlaku.

5. Menurut FASB tujuan dari pelaporan laporan keuangan diantaranya adalah (1)

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi

investor dan kreditor, dimana informasi harus dipahami bagi yang mempunyai

pengetahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan ekonomik dan bisnis;

(2) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang membantu para

investor dan kreditor, pemakai lain dalam menilai jumlah pada saat terjadi,

maupun ketidakpastian di masa mendatang; (3) Pelaporan keuangan harus

menyediakan informasi tentang sumberdaya ekonomik dan keadaan yang

mengubah sumber daya tersebut (suwardjono, 2008:157).

6. Dalam pelaporan keuangan terdapat karakteristik kualitatif informasi yakni

diantaranya Relevance dan Keterpahami atau dapat dipahami (

Understandibility).

18
DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, A. R. (2019). Teori Akuntansi (5th ed.). Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). SAK ETAP. Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK). Dsak

Iai, 1–78.

Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi : Perekayasaan pelaporan keuangan. BPFE.

19

Anda mungkin juga menyukai