KELOMPOK II
JURUSAN AKUNTANSI
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
pimpinan dan kasih karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Rerangka Konseptua Suatu Model”
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi.
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Kami berharap dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan
mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belumlah sempurna. Untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari teman–teman dan juga Ibu dosen pengajar
Teori akuntansi
Penyusun
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………..….….
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
2.1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN..............................................................................
a. Pemakai dan kepentingannya..........................................................................................
b. Aspek sosoal tujuan pelaporan…………………………………………………………
BAB III..........................................................................................................................................
PENUTUP......................................................................................................................................
3.1 Simpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal ini Bloon dan Elgers (1995) mendeskiripsikan tiga macam tujuan kegiatan
sosial/masyarakat dan impilikasinya terhadap penentuan pelaporan keuangan.
1. Tujuan fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa
memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual didalamnya. Tujuan
individual tidak dapat diamati sedangkan tujuan fungsional dapat diidentifikasi
dengan mengamati konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau
organisasi yang nyatanya terjadi. Selain itu tujuan fungsional juga dapat merupakan
konsenkuensi-konsenkuensi sebagai hasil ketetapan atau harapan (misalnya
pemerintah).
Sebagai kegiatan sosial(social activity), tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan
misalnya untuk:
Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisen.
Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi
Membantuk pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efiensi
Membantu para manajer dalam keputusan investasi
Mempertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara
Memfasilitas fungsi dan pengadilan sosial
Mengarahkan perilaku manajer untuk mengamnbil keputusan yang selaras
dengan tujuan sosial dan ekonomi negara
Menguransi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, auditor, dan
pemegang saham.
2. Tujuan bersama
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa (subhimpunan) tujuan individual yang
sama dengan tujuan individual lainnya. Kalau tujuan fungsional tanpa memperhatikan
tujuan-tujuan individual, tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu
tujuan-tujuan individual kemudian memilih tujuan-tujuan individual(seluruh anggota
masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial.
3. Tujuan kelompok dominan
Bila tujuan dan model pengambila keputusan semua individual atau kelompok (grup)
individual dapat diidentifikasi, tujuan beberapa individual atau beberapa kelompok
individual yang dominan dalam suatu kegiatan masyarakat dapat dijadikan tujuan
kegiatan sosial masyarakat bersangkutan. Kelompok atau grup dominan adalah
kelompok yang konsenkuensi keputusan atau tindakannya mempengaruhi secara kuat
semua anggota masyarakat. Tujuan kelompok mendominan menjadi relevan atau
dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial.
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan dari pada dengan
industri atau ekonomi secarah keseluruhan.
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan
(approximation) dari pada hasil perhitungan yang pasti.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah
terjadi (historis)
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang di butuhkan oleh
mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
5. Penyedian dan penggunaan memerlukan atau melibatkan kos (cost)
sehingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus di
laporkan keuangan.
Pelaporan keuangan organisasi non bisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat
keputusan-keputusan tradisional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.
a) Penerimaan sumber economic yang cukup besar dari penyediaan dana yang tidak
mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proporsional dengan
sumber economic yang diserahkan.
b) Tujuan operasi selain menyediakan atau menjual barang dan jasa untuk
mendatangkan laba atau setara laba.
c) Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan proporsi tertentu/pasti yang dapat dijual
dipindah tangan kan atau ditarik atau yang mengandung hak yuridis the sebagian dari
sisa kekayaan dalam hal organisasi di likuidasi atau dibubarkan.
a. Nilai informasi
Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan
mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Informasi dikatakan mempunyai
nilai (kebermanfaatan keputusan)apabila informasi tersebut :
1. Menambah pengetahuan pembuatan keputusan tentang keputusannya di masa
lalu, sekarang, atauasa yang akan datang.
2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu
harapan dalam kondisi ketidakpastian.
3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.
b. Keterpahamian (underatondibility)
Keterpahamian adalah kemampuan yang formasi untuk mendapat dicerna maknanya oleh
pemakai. Dua faktor yang mempengaruhi keterpahamian informasi yaitu pemakai dan
informasi itu sendiri.FASB menganalogi informasi sebagai alat atau perkakas(tool). Alat
akan bermanfaat bagi pemakai bersedia untuk belajar mengenai kemampuan dan cara
bekerja alat tersebut.
c. Keberpautan (relevance)
Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai
dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan
mudah menentukan pilihan. Bila dihubungkan dengan tujuan pelaporan keuangan,
keberpautan adalah kemampuan informasi untuk membantu investor, kreditor dan
pemakai lain dalam menyusunan prediksi-prediksi tentang beberapa munculan
(outcomes) dari kejadian masa lalu ke masa sekarang dan masa datang atau dalam
mengkonfirmasi atau mengkoreksi harapan-harapannya. Informasi juga berpaut (relevan)
dengan keputusan investasi kalau informasi tersebut mampu mengonfirmasi
ketidakpastian suatu keputusan yang telah dibuat sehingga keputusan tersebut tetap
dipertahankan atau diubah.
Bila dihubungkan dengan pemakai koma hendriksen dan Van breda 1992 halaman 134
mengartikan keberpautan dalam tiga aspek yaitu: keberpautan tujuan goal relevance yaitu
kemampuan informasi dalam membantu para pemakai untuk mencapai tujuannya;
keberpautan Semantic Semantic relevance yaitu kemampuan informasi untuk dipahami
maknanya oleh para pemakai sesuai dengan makna yang yang ingin disampaikan; dan
keberpautan keputusan (dicision relevance) yaitu kemampuan informasi untuk
memfasilitasi proses pengambilan keputusan oleh para pemakai titik aspek terakhir
menjadi landasan FASB untuk menentukan unsur-unsur keberpautan.
f. Ketepatwaktuan(timeliness)
Sebagai aspek pendukung berpautan, ketepatan waktu adalah ke Tersedianya informasi
bagi pemutusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan
untuk mempengaruhi keputusan. Tersedianya informasi menjadikan informasi tersebut
tidak mempunyai nilai lagi titik secara sendiri, ketepatwaktuan tidak membuat informasi
menjadi berpaut tetapi kurangnya ketepatwaktuan dapat menyita keberpautan yang
melekat pada informasi.
Dalam hal tertentu, mengejar keberpautan dan ketepatwaktuan untuk mencapai
kebermanfaatan harus dibarengi dengan mengorbankan kualitas lain yaitu keakuratan
atau presisi atau keterandalan. Terdapat saling korban antara ketepatan waktu an dan
keakuratan untuk mendapatkan kebermanfaatan.
g. Keterandalan (reliability)
Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan bahwa informasi
tersebut benar atau valid. Informasi akan menjadi berkurang nilainya kalau orang yang
menggunakan informasi meragukan kebenaran atau validitas informasi tersebut.
Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi kalau pemakai mempunyai keyakinan yang
tinggi terhadap kebenaran informasi. Harus didasari bahwa keteladanan mempunyai
tingkatan bergantung pada kondisi yang melingkupinya titik keterandalan bukan
merupakan masalah keterandalan atau tidak Tetapi lebih merupakan masalah lebih atau
kurang ke terandalkan.
Keterandalan sangat erat kaitanya dengan sumber informasi dan cara mempresentasi,
mendeskripsi, atau menyimpulkannya. Oleh karena itu, keterandalan bertumpu pada
ketepatan penyimpulan fenomena yang dimaksudkan untuk disimbolkan dan jaminan
bagi pemakai akan kualitas penyimbolan melalui penyajian atau verifikasi data.
h. Ketepatan penyimbolan (representational faithfulness)
Kecepatan penyembuhan adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau
deskripsi dan fenomena yang diukur atau di deskripsi titik dalam akuntansi, fenomena
yang ingin di presentasi adalah kondisi fisik kondisi keuangan, dan kegiatan ekonomi
badan usaha berupa sumber ekonomik. Kewajiban keuangan dan transaksi atau kejadian
yang mengubah sumber ekonomi dan kewajiban tersebut.
i. Keterujian (verifiability)
Sebagai unsure keterandalan, keterujian adalah kemampuan informasi untuk memeberi
keyakinan yang kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk
menguji secara independen ketetapan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi).
Secara ringkas, keterujian (verifiabilitas) adalah kemampuan untuk meyakinkan bahwa
informasi merepresentasi apa yang dimaksudkan untuk direpresentasi sesuai dengan
consensus atau bahwa cara pengukuran yang dipilih telah diaplikasi tanpa kesalahan atau
bias.
j. Kenetralan (neutrality)
Sebagai unsur screw under their andalan, penetralan adalah ketidak berpihakan pada
group tertentu Atau ke tak ber biasan dalam perlakuan akuntansi. Get Akbar biasan
berarti bahwa informasi disajikan untuk mengarahkan grup pemakai tertentu agar
bertindak sesuai dengan keinginan penyedia informasi atau untuk untungkan atau
merugikan grup pemakai tertentu atau untuk menghindari akibat konsekuensi tertentu
bagi kelompok pemakai.
Netral tidak berarti tanpa tujuan atau tidak berarti bahwa informasi akuntansi tidak
mempengaruhi perilaku titik tanpa tujuan dan pengaruh terhadap perilaku, informasi
akuntansi tidak akan mempunyai nilai atau relevansi sehingga penyediaannya menjadi
percuma atau sia-sia. Yang menjadi masalah adalah membelokkan tujuan atau perilaku
dengan mengorbankan reliabilitas dan relevansi.
k. Ketergantungan (comparability)
Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi bermanfaat titik
keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara perangkat fenomena ekonomi
(misalnya 2 perangkat statement keuangan yang merepresentasi kegiatan 2 badan usaha).
Informasi tentang suatu badan usaha akan bertambah tingkat kebermanfaatannya bila
tidak dapat dibandingkan dengan informasi serupa tentang beberapa badan usaha yang
lain dengan informasi serupa tentang badan usaha yang sama untuk suatu periode yang
lain atau suatu saat yang lain.
l. Materialitas (materiality)
Suatu informasi kemungkinan memenuhi semua kualitas yang telah disebutkan diatas
titik persoalannya adalah Apakah informasi tersebut akan dilaporkan via statement
keuangan titik untuk dilaporkan berlalu statement keuangan Rhoma informasi harus
diakui dalam sistem pembukuan sehingga pengaruhnya terefleksi dalam statemen
keuangan titik Bila tidak diakui, Apakah informasi tersebut cukup penting untuk
dilaporkan melalui media pelaporan yang lain. Namun, karena perumusan karakteristik
kualitatif lebih ditunjukkan kepada penyusun standar, masalah yang lebih penting adalah
apakah suatu informasi yang telah memenuhi batas atas (benefit > kos) dan kriteria
keberpautan dan keterujian kemudian harus dilaporkan dalam seperangkat statement
keuangan.
Materialitas adalah besar kecilnya atau magnet suatu penghilangan (omission) atau
penyalahsajian (misstatement) informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan
bahwa pertimbangan seorang bijaksana reasonable person yang mengandalkan diri pada
informasi tersebut berubah atau berpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau
penyalah sajian tersebut. Untuk menjadi material, magnitudo informasi harus dievaluasi
bersama dengan kondisi-kondisi yang melingkupi informasi tersebut. Artinya, magnetuda
atau jumlah rupiah itu sendiri tidak cukup untuk basis pertimbangan materialitas tanpa
memperhatikan sifat objek atau pos dan kondisi-kondisi yang melatarbelakangi suatu
keputusan.
m. Bobot Keberpautan dan Keterandalan
Keberpautan dan keterandalan keduanya harus melekat pada suatu informasi agar
informasi tersebut bermanfaat. Kebermanfaat akan hilang kalau satu karakterristik
keberpautan dan keterladanan uga menjadi keriteria yang keduanya harus dipenuhi dalam
pengakuan informasi untuk disajikan dalam statemen keuangan.
Karena para pemakai yang berbeda mempunyai kepentingan dan kebbutuhan yang
berbeda, dalam kondisi tertentu bobot (relative importan)yang diletakan pada tiap
karakteristik juga berbeda-beda. Dalam kenyataannya, keberpautan maksimum(100%)
dan keterandalan maksimum (100%) untu suatu objek informasi jarang bahkan tidak
mungkin tercapai. Dalam kondisi tertentu, hanya tingkat optimal dapat dicapai oleh
kedua karakteristik. Dalam kondisi tertentu, salah satu karakteristik dapat lebih
ditekankan dengan mengorbankan karakteristik yang lain untuk mencapai
kebermanfaatan yang optimal.gambar 4.11 melukiskan saling-korban antara kedua
karakteristik dalam kondisi tertentu.
Panel A misalnya mengambarkan tingkat kulitas (area arsiran) yang dapat dicapai oleh
masing-masing karakteristik dalam situasi tertentu. Panel A1 mengambarkan penekanan
keberpautan dengan mengorbankan keterlandanan. Sebaliknya, panel A2 melukiskan penekanan
keterladanan denganmengorbankan keberpautan. Panel A3 mengambarkan kualitas optimal yang
mungkin dipertimbangkan oleh penyusun standar sebagai dasar umtuk menerbitkan suatu standar
akuntansi. Sekali lagi, karakteristik kualitatif merupakan kriteria bagi menyusun standar untuk
mentukan kebijakan (standar) akuntansi yaitu apakah suatu pos atau objek haarus dilaporkan dan
dialaporkan, bagaimana menyajikannya.
Mendasarkan pengukuran suatu objek atas dasar kos history sebenarnya merupakan salah
satu bentuk pengorbanan keberpautan untuk mengingatkan keterladanan data akuntansi.
Bersamaan dengan materialistis, penekanan pada salah satu dari keriteria mempunyai implikasi
terhadap pengakuan dan penyajian informasi. Terdapat pandangan yang dapat menyesatkan yaitu
bahwa keterladanan harus merupakan kualitas yang harus ditekankan bila suatu informasi harus
disajikan melalui statemen keuangan dan sebaliknya disajikan melalui media selain statemen
keuangan.
Aset merupakan elemen spesifik dari sumber daya ekonomik badan usaha (elemen umum 2).
Kewajiban dan ekuitas merupakan elemen spesifik dari klaim terhaap sumber daya dari entitas
lain dan pemilik. Aset, kewajiban dan ekuitas mempresentasi posisi keuangan sebagai informasi
semantik. Aliran kas dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan merupakan elemen spesifik
aliran kas bersih (elemen umum 1). Investasi, distribusi, laba komprehensif, pendapatam, biaya,
utang dan rugi merepresentasi perubahan ketiga elemen posisi keuangan akibat transaksi,
kejadian, atau keadaan yang dibarengi dengan perubahan dalam ekuitas. Ada tiga jenis
perubahan akibat transaksi, kejadiaan, atau keadaan yaitu prubahan yang tidak mempengaruhi
ekuitas, yang mempengaruhi ekuitas dan elemen lain, dan yang hanya mempengaruhi ekuitas.
Walaupun elemen-elemen di atas berpaut untuk organisasi bisnis dan nonbisnis, pembahasan
dalam buku ini dibatsi pada elmen-elemen entitas bisnis.
1. Definisi Elemen
Makna atau devinisi elemen mengacu pada kelas objek luas (misalnya aset atau biaya).
Rincian elemen berupa objek atau kejadiaan ekonomik tertentu (misalnya kas atau
penjulan barang dangangan) yang memenuhi definisi elemen tidak disebut sebagai
elemen tetapi sebagai pos (item). Pos-pos secara formal.
Definisi berkaitan dengan beberapa karakteristik utama elemen-elemen statmen
keuangan.
Definisi elemen merupakan penyaring atau kreteria penting pertama menentukan isi
statemen keuangan. Untuk disajikan melalui statemen keuangan, suatu objek atau pos
tidak cukup hanya memenuhi definisi tetapi harus memenuhi keriteria pengakuan dan
pengukuran yang akan dibahas dalam seksi sesudah ini.
Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
yang tibul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk mentranfer aset atau
menyerahanjasa kepada entitas lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi
atau kejadian masa lalu.
Ekuitas atau aset bersih adalah hak reesidual terhadap aset suatu etitas yang
masi tersisa setelah mengurangi aset dan kewajiban. Dalam suatu badan usaha
ekuitas adalah hal pemilikan.
Investasi oleh pemilik adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha sebaagai
akibat dalam transfer dari entitas lain suatu yang bernilai untuk mendapatkan dan
menaikan hak pemilikan didalamnya.
Distribusi ke pemilik adalah penurunan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai
akibat pentransferan aset, penyerahan jasa, dan penimbulan kewajiban oleh badan
usaha tersebut kepada pemilik.
Laba komprehensif adlah perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha selama
suatu priode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan kondisi dari
sumber-sumber nonpemilik.
Pendapatan adalah aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu
entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahaan
atau produksi barang, pemberian/penyerahaan jasa atau kegiatan lain atau yang
membentuk operasi sentral ata utama dan berlanjut pada entitas tersebut.
Biaya adalah aliaran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas
atau penimbulan kewajiban entitas tersebut dari penyerahaan atau produksi
barang, pemberian/penyerahaan jasa atau kegiatan lain yang memebentuk operasi
sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
Untung adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi
periferal (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan semua transaksi atau
kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan
sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang erasal dari transaksi
periferal (ikutan) atau indental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi
atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali
penurunan sebagai akibat dari biaya atau distribusi ke pemilik.
Aliran kas dari kegiatan operasi adalah kegiatan bersih yang berkaitan dengan
kegiatan yang meliputi semua transaksi yang kejadian yang buakn termasuk
dalam kegitan investasi dan pendanaan.
Aliran kas dari kegitan investasi adalah aliran kas bersih yang berkaitan dengan
kegitan yang meliputi pemberian dan pelunasan pinjam dan pemerolehan dan
penjualan instrumen utang atau ekuitas, gedung, pabrik, perlengkapan, dan aset
produktif lainnya yaitu aset yang dipelihara atau digunakan dalam produksi
barang atau jasa oleh badan usaha
Aliran kas dari kegiatan pendanaan adalah aliran kas bersih yang berkaitan
dengan kegiatan yang meliputi perolehan dana dari pemilik dan pemberian
imbalan dan kembalian investasinya: peminjam uang dan pembayaran jumlah
yang dipinjamkan, atau penyelesaian, utang tersebut dengan cara lain dan
pemerolehan dan pembayaran sumber dana lain yang diperoleh dari kreditor atas
kredit jangka panjang.
3. Pengakuan
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen
keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuanagan secara teknis, pengakuan berarti
pencatatan secara resmi suatau kuantitas hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam
statemen keuangan.
Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum untuk dijadikan
dasar bagi penyususn standar untuk menetukan teknik atau prosedur pengakuan
dalam bentuk standar akuntansi. Teknis pengakuan misalnya adalah bahwa penjualan
diakui pada saat faktur disiapkan dan barang telah diserahkan kepada perusahaan
ekpedisi.
Saat Pengukuran
Pengukuran saat pengakuan mula-mula adalah pengukuran pada saat suatu
elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian,
atau keadaan.
Pengukuran baru-mulai adalah pengukuran dalam priode-priode setelah
pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah-jumlah rupiah bawaan
baru yang tidk berkaitan dengan jumlah rupiah sebelumnya.
Atribut saat pengakuan mula-mula atau baru-mulai. Kos histori dan
alokasi berikutnya berfokus pada pengukuran berbasis pengukuran mula-
mula. Kos sekarang, nilai pasar sekarang, dan nilai terealisasi berfokus
pada pengukuran pada saat pengakuan mula-mula. Atribut nilai sekarang
dapat digunakan sebagai basis perhitungan amortisasi setelah suatu aset
(misalnya investasi dalam obligasi) atau kewajiban (misalnya utang
obligasi) diakui dan diukur dengan kos historis, kos sekarang, atau nilai
pasar sekarang.
3. Prinsip-prinsip umum
Nilai sekarang dpat menghasilkan nilai wajar yang valid kalau kelima unsur yang
dibahas diatas pertimbangkan dalam penentuannya. Pengukuran nilai sekarang
memerlukan estimat aliran kas masa datang dan tingkat bunga bervariasi antara
kasus yang satu dan yang lainnya bergantung pada keadaan yang melingkupi aset
atau kewajiban bersangkutan. Brikut ini adalah prinsip-prinsip umum yang
menjadi pedoman penerpan nilai sekarang dalam mengukur aset dan kewajiban:
Sedapat-dapatnya, aliran kas etimasian dan tingkat bunga harus merefleksi
asumsi-asumsi tentang kejadian dan ketakpastian masa datang yang
dipertimbangkan dalam memustuskan apakah memperoleh atau tidak
suatu aset atau sekolompok aset dalam suatu transaksi tunai yang bebas
Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskon aliran kas harus
merefleksi asumsi-asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang
melekat pada lairan kas estimasian agar pengaruh asumsi tidak berganda
atau malahan terabaikan
Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor
yang tidak berkaitan dengan aset dan keajiban yang bersangkutan
Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan
yang mungkin terjadi dari pada jumlah rupiah tunggal paling boleh jadi,
minimum, atau maksimum.
1. Transfer teknologi
Bila akuntansi dipandang dengan teknologi RK dapat dipandang sebagai produk
teknologi. Dalam hal inilah harus dibedakan antara tranfer teknologi dan trafer produk.
Tranfer teknologi dapat diartikan debagai tranfer proses penalaran dan perakayasan untuk
menghasilkan produk yang paling efektif untuk mencapai tujuan fungsional akuntansi
negara sasaran. Bila prameter yang dipertimbangkan berbeda, tentu saja produkyang
dihasikan akan berbeda pula walaupun fungsinya sama
2. Pengaruh RK FASB
Dalam kenyataanya, RK FASB mempunyai pengaruh besar dalam memicu dan
melandasi pengembangan RK dibeberapa negara lain pada prioda mengembangan atau
pada prioda setelah RK FASB selesai. Tersedianya berbagai model RK akan
mempermudah suatu negara untuk melakukan apa yang disebut shopping for technology
yaitu memilih teknologi yang tersedia untuk ditranfer atau diadopsi karena
mengembangkan RK dari nol sangat banyak memaakan tenaga, pikiran, dan waktu.
3. Dokumen kebijakan
Rerangka konseptual FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau politis dan bukan
dokumen atau karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyususunannya
melibatkan oerdebatan atau argumen dan keputusan akhirnya dari beberapa kasus
melibatkan pemungutan suara. Arrgumen yng melandasi penyimpulan lebih bersifat
deduktif. Normatif dengan asumsi atau premis yang validitas atau kebenarannya dinilai
dan dianut atas dasar pertimbangan politik, ekonomik, dan sosial. Dengan demikian, RK
FASB penuhdengan muatan nilai-nilai yang dianut dalam kontes lingkungan amerika.
Sebagai dokumen politis, RK FABS tentunya mengandung kelemahan dan tidak dapat
memuaskan semua pihak. Itulah sebabnya RK FABS mrenjadi sasaran kritik baik dari
kalangan profesi maupun akademik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rerangka konseptual versi FASB merupakan suatu model hasil perekayasaan
yang dapat dijadikan acuan penalaran untuk pengembangan rerangka acuan baru
untuk konteks berbeda. Model ini dipilih karena rerangka ini merupakan model
pertama yang disusun dan memuat secara lengkap penjelasan penalaran.
RK FASB memuat empat komponen utama yaitu tujuan pelaporan
keuangan(bisnis dan nonbisnis), karakteristik kualitatif informasi, elemen statmen
keuangan, dan pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan atas dasar
keefektifannya sebagai alat dan bukan atas dasar criteria kebenaran atau validitas
ilmiah. Tujuan adalah kearah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan
dicurahkan. Oleh karna itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan mereupakan
langkah yang paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan
menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya
menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statmen keuangan.
DAFTAR PUSTAKA