Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

“RERANGKA KONSEPTUAL SUATU MODEL”

KELOMPOK II

1. MARIA MADALENA CARDOSO(1810020035)


2. JEANERITA P. C. TUNIAMA(1810020036)
3. BAYU SWASTIKA(1810020037)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
pimpinan dan kasih karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Rerangka Konseptua Suatu Model”

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi.
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Kami berharap dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan
mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belumlah sempurna. Untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari teman–teman dan juga Ibu dosen pengajar
Teori akuntansi

Kupang, Oktober 2020

Penyusun
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………..….….
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
2.1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN..............................................................................
a. Pemakai dan kepentingannya..........................................................................................
b. Aspek sosoal tujuan pelaporan…………………………………………………………

c. Perkembangan laporan tujuan pelaporan keuangan…………………………………….

d. Tujuan pelaporan keuangan FASB……………………………………………………...

e. Teori dibalik tujuan pelaporan keuangan………………………………………………..

2.2 KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI…………………………………………...

2.3 ELEMEN-ELEMEN STATMEN KEUANGAN…………………………………………….

2.4 PENGUKURAN DAN PENGAKUAN………………………………………………………

2.5 NILAI SEKARANG DALAM PENGUKURAN…………………………………………....

2.6 MANFAAT DAN KETERBATASAN MODEL…………………………………………….

BAB III..........................................................................................................................................
PENUTUP......................................................................................................................................
3.1 Simpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian, kedudukan, fungsi, dan model, rerangka konseptual sebagai hasil suatu
perekayasaan telah dibahas dalam bab sebelum ini. Salah satu model adalah rerangka
konseptual yang dikembangkan oleh FASB yang diwujudkan seperangkat pernyataan resmi
yang disebut Statements Of Financial Accounting Concepts (SFAC). Model FASB
digunakan sebagai basis pembahasan dalam bab ini karna model tersebut memuat secara
lengkap penjelasan, penalaran, dan argument untuk tiap konsep yang dipilih sehingga
mempunyai aspek pembelajaran atau pemelajaran dan pendidikan yang bermanfaat.
Secara diagramatis, komponen-komponen konsep dan saling hubungannya dalam model
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan Tujuan Pelaporan Keuangan?
2. Sebutkan Dan Jelaskan Pemakai Kepentingannya Dan Aspek Sosial Tujuan Pelaporan
3. Sebutkan Dan Jelaskan Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan?
4. Sebutkan Dan Jelaskan Tujuan Pelaporan Keuangan FASB?
5. Jelaskan Teori Dibalik Tujuan Pelaporan FASB?
6. Jelaskan Tujuan Pelaporan Entitas Nonbisnis?
7. Jelaskan Karakteristik Kualitatif Informasi?
8. Sebutkan Dan Jelaskan Elemen-Elemen Statmen Keuangan?
9. Sebutkan Dan Jelaskan Pengukuran Dan Pengakuan?
10. Sebutkan Dan Jelas Nilai Sekarangan Dalam Pengukuran?
11. Sebutkan Dan Jelaskan Manfaat Dan Keterbatasan Model?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Tujuan Pelaporan Keuangan
2. Untuk Mengetahui Pemakai Kepentingan Dan Aspek Sosial Tujuan Pelaporan
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan
4. Untuk Mengetahui Tujuan Pelaporan Keuangan FASB
5. Untuk Mengetahui Teori Dibalik Tujuan Pelaporan FASB
6. Untuk Mengetahui Tujuan Pelaporan Entitas Nonbisnis
7. Untuk Mengetahui Karakteristik Kualitatif Informasi
8. Untuk Mengetahui Elemen-Elemen Statmen Keuangan
9. Untuk Mengetahui Pengukuran Dan Pengakuan
10. Untuk Mengetahui Nilai Sekarangan Dalam Pengukuran
11. Untuk Mengetahui Manfaat Dan Keterbatasan Model

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN


Tujuan adalah kearah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh
karna itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan mereupakan langkah yang paling
krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan
susunan statmen keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang
dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang
dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasioanl pihak yang
dituju. Pada gilirannya, pihak yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil
keputusan yang mengarah kepencapaian tujuan pelaporan keuangan.
A. Pemakain dan kepentingannya
Dalam suatu lingkungan negara, banyak pihak potensial yang dituju atau
berkepentingan dan kepentingan mereka sangat beragam. Misalnya FASB merinci
pemakai potensial yang dapat dituju oleh pelaporan keuangan.
Pemakai kepentingan juga beragam tidak hanya antar kelompok pemakai tetapi juga
didalam kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah pertanggung
jawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar, penetuan tarif,
penentuan pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik,
dan pengukuran kinerja entitas. Jadi, penentuan tujuan merupakan suatu proses yang
kompleks.
Masalah penyusunan tujuan adalah menentukan siapa yang dituju, apa saja kepentingannya,
seberapa luas informasi yang diinginkan, apa saja sumber informasi yang tersedia, dan
berapa banyak informasi yang dilayani melalui statmen keuangan.
Ada dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan infoemasi (laporan keuangan)
 Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai
bermacam-macam kepentingan keputusan
 Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai
kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).

B. Aspek sosial tujuan pelaporan


Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu negara harus direkayasa
sehinggatujuan sosial dan ekonomi negara tercapai. Tujuan nasioanal dapat tercapai
apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan negara.
Dengan kata lain, terjadi keselarasan antara tujuan/perilaku ekonomi individual yang
membentuk masyarakat dan tujuan ekonomik negara. Bila akuntansi berperan dalam hal
ini, maka tujuan pelaporan keuangan harus mempertimbangkan dalam konteks tujuan
kegiatan sosial atau masyarakat dalam suatu negara.

Dalam hal ini Bloon dan Elgers (1995) mendeskiripsikan tiga macam tujuan kegiatan
sosial/masyarakat dan impilikasinya terhadap penentuan pelaporan keuangan.

1. Tujuan fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa
memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual didalamnya. Tujuan
individual tidak dapat diamati sedangkan tujuan fungsional dapat diidentifikasi
dengan mengamati konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau
organisasi yang nyatanya terjadi. Selain itu tujuan fungsional juga dapat merupakan
konsenkuensi-konsenkuensi sebagai hasil ketetapan atau harapan (misalnya
pemerintah).
Sebagai kegiatan sosial(social activity), tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan
misalnya untuk:
 Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisen.
 Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi
 Membantuk pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efiensi
 Membantu para manajer dalam keputusan investasi
 Mempertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara
 Memfasilitas fungsi dan pengadilan sosial
 Mengarahkan perilaku manajer untuk mengamnbil keputusan yang selaras
dengan tujuan sosial dan ekonomi negara
 Menguransi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, auditor, dan
pemegang saham.
2. Tujuan bersama
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa (subhimpunan) tujuan individual yang
sama dengan tujuan individual lainnya. Kalau tujuan fungsional tanpa memperhatikan
tujuan-tujuan individual, tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu
tujuan-tujuan individual kemudian memilih tujuan-tujuan individual(seluruh anggota
masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial.
3. Tujuan kelompok dominan
Bila tujuan dan model pengambila keputusan semua individual atau kelompok (grup)
individual dapat diidentifikasi, tujuan beberapa individual atau beberapa kelompok
individual yang dominan dalam suatu kegiatan masyarakat dapat dijadikan tujuan
kegiatan sosial masyarakat bersangkutan. Kelompok atau grup dominan adalah
kelompok yang konsenkuensi keputusan atau tindakannya mempengaruhi secara kuat
semua anggota masyarakat. Tujuan kelompok mendominan menjadi relevan atau
dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial.

C. Perkembangan tujuan pelaporan keuangan


Atas dasar aspek sosial diatas, pelaporan keuangan dalam profesi akuntansi diamerika
mengalami semacam evolusi. Perekembangan terjadi Karena pergeseran kesepakatan
dalam hal ini siapa kelompok yang dituju, apa kepentingannya, dan seperti apa model
pengambilan keputusan yang digunakan. Pergantian penyusun dan pergeseran orientasi
dibahas dibab 3 juga mempunyai dampak terhadap pengembangan tujuan pelaporan
keuangan diAmerika.
Wolk, Tearney dan Dodd (2001,) membahas tentang perkembangan tujuan pelaporan
keuangan diamerika mulai dari dokumen yang dihasilkan komite eksekutif Amerika
Accounting Association (AAA) Berupa A Statement Of Basic Accounting Theory
(ASOBSAT) sampai dokumen yang dihasilakan FASB berupa conceptual framework.
Diterbitkan pula dokumen yang membahas tujuan pelaporan keuangan yaitu accounting
principles Board statement No. 4 (APB No 4) Dan Objectives Of Financial statements
yang dihasilakan oleh Trueblood Committee.
1. Tujuan versi ASOBAT
Walaupun bertujuan untuk berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite
eksekutif AAA tidak secara spesifik mengidentifikasi pihak pemakai laporan
keuangan. Komite ini mendefinisikan tujuan pelaporean keuangan dengan
menunujukan manfaatnya untuk.
 Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan
sumber daya ( alam, fisis, manusia, dan financial) yang terbatas
 Mengarahkan dan mengenadalikan sumber daya fisis dan manusia suatu
orgnisasi secara efektif.
 Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepada manajemen
 Member kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
2. Tujuan versi APB No. 4
Tujuan pelaporan keuangan yang dicanangkan salam APB No.4 secara umum
dinyatakan sebagai berikut.
APB No. 4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general objectives)
dan tujuan kualitatif (qualitative obejectives) tujuan diatas merupakan tujuan
umum yang dijadikan dasar untuk menentukan kandungan informasi
akuntansi(apa yang harus dilaporkan)
Tujuan tersebut akhirnya menjadi basis APB untuk menentukan dan mendefinisi
elemen-elemen laporan keuangan. Tujuan dalam APB No. 4 hampir sama dengan
tujuan yang dideskripsi oleh international accounting standarts committee (IASC)
dalam rerangka konseptualnya yang diadopsi oleh IAI.
3. Tujuan versi Trueblood committee
Komite yang diketahui oleh Robert M. trueblood yang dibentuk oleh AICPA pada
tahun 1971 mendapat tugas untuk menyempurnakan dan mengembangkan tujuan
pelaporan yang telah dihasilakan oleh APB. Tujuan pelaporan yang diajukan oleh
komite trueblood tidak jauh berbeda dengan tujuan dalam ASOBAT maupun APB
NO. 4 kecuali bahwa tujuan dalam laporan komite trueblood rinci dan
mengidentifikasi aspek-aspek tujuan.
D. Tujuan pelaporan keuangan FASB
Sebagai suatu “konstitusi” tujuan pelaporan keuangan adalah landasan penting dalam
suatu rerangka konseptual. Perekayasaan pelaporan keuangan dimulai dari penetapan
tujuan pelaporan. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek
landasan pikiran yaitu bahwa
 Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomi, hukum, politis,
dan sosial tempat akuntansi terapkan.
 Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yanh
disampaikan melalui mekanisme pelaporan keuangan.
 Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya
informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan
informasionalnya.
1. Konteks lingkungan tujuan pelaporan
FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat steril dari lingkungan
penerapan pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan FASB didasarkan atas
lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial diamerika. Lingkungan
penerapan akuntansi diamerika diberi ciri sebagai berikut.
1. Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy).
2. Sistem produksi, keuangan dan perbankan yang canggih.
3. Pemisahan antara pemilikian dan manajemen; kegiatan perusahaan di jalankan
melalui perusahaan/badan usaha milik investor (investor owned business
enterprises).
4. Pasar modal sebagai saranah pemenuhan modal utama selain lembaga
keuangan.
5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi di akui dan di lindungi pemerintah
(private ownership is honored); sumber daya produktif lebih banyak di
kelolah oleh swasta/pribadi dari pada oleh pemerintah dan pemerintah
bertindak sebagai regulaor.
6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomi dengan menyediakan
informasi publik yang sebagaian berasal dari informasi pelaporan keuangan
yang di sediakan oleh tiap badan usaha.
7. Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan di capai
melalui pengauditan oleh auditor infependen.

2. Karakteristik dan keterbatasan informasi

Tujuan pelaporan di pengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan tentang


jenis informasi yang dapat di sediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut
adalah bahwa informasi adalah bahwa informasi di sediakan melalui
mekanisme pelaporan keuangan.

1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan dari pada dengan
industri atau ekonomi secarah keseluruhan.
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan
(approximation) dari pada hasil perhitungan yang pasti.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah
terjadi (historis)
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang di butuhkan oleh
mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
5. Penyedian dan penggunaan memerlukan atau melibatkan kos (cost)
sehingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus di
laporkan keuangan.

3. Fokus atau cakupan informasi


Walaupun manajemen juga merupakan pihak yang berkepentingan dengan
informasi tentang badan usaha yang di kelolahnya, FASB membatasi tujuan
pelaporan untuk kepentingan pelaporan kepada pihak eksternal dalam bentuk
pelaporan keuangan umum (general purpose external financial reporting). Bila
semua pemakai potensial harus di penuhi kebutuhan informalsionalnya, perlu di
identifikasi tujuan bersama (common objectives).
a. Tujuan pelaporan di dasarkan pada keperluan para pemakai eksternal
yang tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untik
memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus
menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh
manajemen kepada mereka.
b. Oleh karena itu, tujuan pelaporan di sususn atas dasar gagasan bahwa
kemampuan perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang
menguntungkan merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama
(common interest) dari berbagai pemekai informasi. Dengan kata lain,
meskipun lingkup tujuan pelaporan harus cukup luas, berbagai
memakai di anggap banyak berkepentingan degan keputusan investasi
dan kredit.
c. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk
melayani kepetusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi
yang dapat di tuangkan dalam bentuk statemen keuangan. Dengan kata
lain, tujuan pelaporan lebih di arahkan untuk pelaporan keuangan
(financial reporting) dan tidak hanya untuk statemen keuangan
(financial statements).

d. Isi Tujuan Pelaporan

Tiga aspekan landasan pikiran di atas, yaitu konteks lingkungan,


keterbatasan, dan fokus pelaporan, menjadi pertimbangan FASB
untuk merumuskan tujuan pelaporan, keuangan sebagai salah satu
kompenen rerangka konseptual. Tujuan tersebut di tuangkan dalam
bentuk SFAC No. 1. Sebenarnya bukan merupakan tujuan pelaporan
tetapi lebih merupakan tingkat atau syarat pengetahuan para pemakai
yang diacu.

e. Teori dibalik tujuan pelaporan FASB


Telah disebutkan bahwa aspek konteks lingkungan, karakteristik dan
keterbatasan informasi, dan fokus atau lingkup pelaporan menjadi
pertimbangan dalam perumusan tujuan pelaporan. Tentu saja ada alas
an teoritis mengapa FASB menetapkanbahwa investor dan kreditor
menjadi sasaran tujuan pelaporan.

E. Tujuan pelaporan yang cerdas nonbisnis


Tujuan program sawangan untuk organisasi non bisnis dimasukkan sebagai salah satu
komponen rerangka konseptual. FASB berargumen bahwa karakteristik kedua kategori
organisasi (bisnis dan nonbisnis) mengandung persamaan dan perbedaan tetapi tidak
perlu disusun dua rangkap konseptual terpisah untuk masing-masing kategori organisasi.
FASB berpendapat bahwa secara konseptual perlakuan akuntansi (pengukuran, penilaian,
penyajian, dan pengungkapan) terhadap statement keuangan dasar organisasi non bisnis
mirip dengan perlakuan akuntansi untuk organisasi bisnis. FASB menyatakan bahwa
dengan dimas sukanya tujuan pelaporan organisasi non bisnis dalam suatu orang yang
manakah konseptual, perbedaan-perbedaan dalam tujuan dapat dijadikan bisnis untuk
mengidentifikasi pelaporan yang memerlukan perlakuan akuntansi khusus atau unik.
Perlakuan akuntansi unik untuk organisasi non bisnis dapat dituangkan dalam bentuk
standar akuntansi yang dilandasi oleh suatu kerangka konseptual. Oleh karena itu,
komponen elemen statemen keuangan rerangka konseptual FASB memuat pola elemen-
elemen untuk organisasi nonbisnis.

Pada mulanya, FASB mempertimbangkan organisasi-organisasi berikut sebagai nonbisnis:


1. Unit-unit kepemerintahan (state and local government units)
2. Organisasi amal dan keagamaan
3. Institusi sosial
4. Organisasi swasta nonprofit

Pelaporan keuangan organisasi non bisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat
keputusan-keputusan tradisional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.

FASB mengidentifikasi ciri-ciri dan nonbisnis (nonbusiness characteristica) yang menjadikan


tujuan pelaporan organisasi non bisnis berbeda dengan organisasi bisnis ciri-ciri tersebut adalah:

a) Penerimaan sumber economic yang cukup besar dari penyediaan dana yang tidak
mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proporsional dengan
sumber economic yang diserahkan.
b) Tujuan operasi selain menyediakan atau menjual barang dan jasa untuk
mendatangkan laba atau setara laba.
c) Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan proporsi tertentu/pasti yang dapat dijual
dipindah tangan kan atau ditarik atau yang mengandung hak yuridis the sebagian dari
sisa kekayaan dalam hal organisasi di likuidasi atau dibubarkan.

2.2 KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI


Kerangka konseptual merupakan pedoman semacam konstitusi bagi penyusunan standar
di amerika untuk memutuskan apakah suatu objek atau kejadian harus diwajibkan melalui
standar akuntansi untuk dilaporkan oleh badan usaha atau organisasi. Bila belum ada
standar akuntansi untuk suatu kejadian manajemen badan usaha penyusun statement juga
menghadapi masalah apakah suatu kejadian harus dilaporkan dan bagaimana
melaporkannya. Penentuan apakah suatu objek lahir dilaporkan agar tidak dan bagaimana
melaporkannya melibatkan apa yang disebut pilihan atau alternatif akuntansi accounting
css atau kebijakan akuntansi accounting policies karena tersedianya berbagai alternatif
perlakuan akuntansi jadi ada dua tataran atau level kebijakan akuntansi dasar tentaraan
penyusunan standar dan dataran badan usaha secara individual.
Karena merupakan konstitusi yang harus diatur dalam pembuatan kebijakan akuntansi baik
pada tataran penyusunan standar maupun pada badan usaha kerangka konseptual harus
membuat kriteria untuk mengevaluasi apakah suatu objek layak untuk dilaporkan dalam
kriteria nya dengan tujuan pelaporan keuangan. Dengan demikian, kebijakan akuntansi yang
diputuskan akan tetap mengarah ke pencapaian tujuan pelaporan.
Kriteria menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitanya dengan masalah apakah
informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang
dituju. Kebermanfaatan (usefulness) merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat
ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan pemakai dan keyakinan
pemakai terhadap informasi oleh karena itu kriteria ini secara umum disebut karakteristik
kualitatif (qualitative characteristice) atau kualitas ( qualities) informasi akuntansi.

a. Nilai informasi
Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan
mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Informasi dikatakan mempunyai
nilai (kebermanfaatan keputusan)apabila informasi tersebut :
1. Menambah pengetahuan pembuatan keputusan tentang keputusannya di masa
lalu, sekarang, atauasa yang akan datang.
2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu
harapan dalam kondisi ketidakpastian.
3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.

b. Keterpahamian (underatondibility)
Keterpahamian adalah kemampuan yang formasi untuk mendapat dicerna maknanya oleh
pemakai. Dua faktor yang mempengaruhi keterpahamian informasi yaitu pemakai dan
informasi itu sendiri.FASB menganalogi informasi sebagai alat atau perkakas(tool). Alat
akan bermanfaat bagi pemakai bersedia untuk belajar mengenai kemampuan dan cara
bekerja alat tersebut.
c. Keberpautan (relevance)
Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai
dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan
mudah menentukan pilihan. Bila dihubungkan dengan tujuan pelaporan keuangan,
keberpautan adalah kemampuan informasi untuk membantu investor, kreditor dan
pemakai lain dalam menyusunan prediksi-prediksi tentang beberapa munculan
(outcomes) dari kejadian masa lalu ke masa sekarang dan masa datang atau dalam
mengkonfirmasi atau mengkoreksi harapan-harapannya. Informasi juga berpaut (relevan)
dengan keputusan investasi kalau informasi tersebut mampu mengonfirmasi
ketidakpastian suatu keputusan yang telah dibuat sehingga keputusan tersebut tetap
dipertahankan atau diubah.
Bila dihubungkan dengan pemakai koma hendriksen dan Van breda 1992 halaman 134
mengartikan keberpautan dalam tiga aspek yaitu: keberpautan tujuan goal relevance yaitu
kemampuan informasi dalam membantu para pemakai untuk mencapai tujuannya;
keberpautan Semantic Semantic relevance yaitu kemampuan informasi untuk dipahami
maknanya oleh para pemakai sesuai dengan makna yang yang ingin disampaikan; dan
keberpautan keputusan (dicision relevance) yaitu kemampuan informasi untuk
memfasilitasi proses pengambilan keputusan oleh para pemakai titik aspek terakhir
menjadi landasan FASB untuk menentukan unsur-unsur keberpautan.

d. Nilai produktif ( predictive value)


Sebagai unsur keberpautan, nilai prediktif adalah kemampuan informasi untuk membantu
pemakai dalam meningkatkan probabilitas bahwa harapan-harapan pemakai akan
memunculkan atau hasil suatu kejadian masa lalu atau datang akan terjadi. Nilai prediktif
disini adalah jenis dan sifat informasi yang menjadi masukan dalam proses prediktif.
Dengan kata lain, nilai prediktif adalah kemampuan informasi dalam memperbaiki
kemampuan atau kapasitas pembuat keputusan untuk melakukan prediksi.

e. Nilai balikan (feedback value)


Sebagai unsur keberpautan, nilai balikkan adalah kemampuan informasi untuk membantu
pemakai dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi ke harapan-harapan pemakai di masa
lalu. Jadi, nilai balikan adalah kemampuan informasi untuk dijadikan basis mengevaluasi
apakah keputusan-keputusan masa lalu adalah tepat dengan datangnya informasi tersebut.
Sebagai contoh, informasi dalam statement keuangan mempunyai nilai balikan kalo
investor dapat mengevaluasi bahwa harga saham dan laba saat statement diterbitkan
sesuai dengan prediksi sebelumnya.

f. Ketepatwaktuan(timeliness)
Sebagai aspek pendukung berpautan, ketepatan waktu adalah ke Tersedianya informasi
bagi pemutusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan
untuk mempengaruhi keputusan. Tersedianya informasi menjadikan informasi tersebut
tidak mempunyai nilai lagi titik secara sendiri, ketepatwaktuan tidak membuat informasi
menjadi berpaut tetapi kurangnya ketepatwaktuan dapat menyita keberpautan yang
melekat pada informasi.
Dalam hal tertentu, mengejar keberpautan dan ketepatwaktuan untuk mencapai
kebermanfaatan harus dibarengi dengan mengorbankan kualitas lain yaitu keakuratan
atau presisi atau keterandalan. Terdapat saling korban antara ketepatan waktu an dan
keakuratan untuk mendapatkan kebermanfaatan.

g. Keterandalan (reliability)
Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan bahwa informasi
tersebut benar atau valid. Informasi akan menjadi berkurang nilainya kalau orang yang
menggunakan informasi meragukan kebenaran atau validitas informasi tersebut.
Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi kalau pemakai mempunyai keyakinan yang
tinggi terhadap kebenaran informasi. Harus didasari bahwa keteladanan mempunyai
tingkatan bergantung pada kondisi yang melingkupinya titik keterandalan bukan
merupakan masalah keterandalan atau tidak Tetapi lebih merupakan masalah lebih atau
kurang ke terandalkan.
Keterandalan sangat erat kaitanya dengan sumber informasi dan cara mempresentasi,
mendeskripsi, atau menyimpulkannya. Oleh karena itu, keterandalan bertumpu pada
ketepatan penyimpulan fenomena yang dimaksudkan untuk disimbolkan dan jaminan
bagi pemakai akan kualitas penyimbolan melalui penyajian atau verifikasi data.
h. Ketepatan penyimbolan (representational faithfulness)
Kecepatan penyembuhan adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau
deskripsi dan fenomena yang diukur atau di deskripsi titik dalam akuntansi, fenomena
yang ingin di presentasi adalah kondisi fisik kondisi keuangan, dan kegiatan ekonomi
badan usaha berupa sumber ekonomik. Kewajiban keuangan dan transaksi atau kejadian
yang mengubah sumber ekonomi dan kewajiban tersebut.
i. Keterujian (verifiability)
Sebagai unsure keterandalan, keterujian adalah kemampuan informasi untuk memeberi
keyakinan yang kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk
menguji secara independen ketetapan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi).
Secara ringkas, keterujian (verifiabilitas) adalah kemampuan untuk meyakinkan bahwa
informasi merepresentasi apa yang dimaksudkan untuk direpresentasi sesuai dengan
consensus atau bahwa cara pengukuran yang dipilih telah diaplikasi tanpa kesalahan atau
bias.
j. Kenetralan (neutrality)
Sebagai unsur screw under their andalan, penetralan adalah ketidak berpihakan pada
group tertentu Atau ke tak ber biasan dalam perlakuan akuntansi. Get Akbar biasan
berarti bahwa informasi disajikan untuk mengarahkan grup pemakai tertentu agar
bertindak sesuai dengan keinginan penyedia informasi atau untuk untungkan atau
merugikan grup pemakai tertentu atau untuk menghindari akibat konsekuensi tertentu
bagi kelompok pemakai.
Netral tidak berarti tanpa tujuan atau tidak berarti bahwa informasi akuntansi tidak
mempengaruhi perilaku titik tanpa tujuan dan pengaruh terhadap perilaku, informasi
akuntansi tidak akan mempunyai nilai atau relevansi sehingga penyediaannya menjadi
percuma atau sia-sia. Yang menjadi masalah adalah membelokkan tujuan atau perilaku
dengan mengorbankan reliabilitas dan relevansi.

k. Ketergantungan (comparability)
Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi bermanfaat titik
keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara perangkat fenomena ekonomi
(misalnya 2 perangkat statement keuangan yang merepresentasi kegiatan 2 badan usaha).
Informasi tentang suatu badan usaha akan bertambah tingkat kebermanfaatannya bila
tidak dapat dibandingkan dengan informasi serupa tentang beberapa badan usaha yang
lain dengan informasi serupa tentang badan usaha yang sama untuk suatu periode yang
lain atau suatu saat yang lain.
l. Materialitas (materiality)
Suatu informasi kemungkinan memenuhi semua kualitas yang telah disebutkan diatas
titik persoalannya adalah Apakah informasi tersebut akan dilaporkan via statement
keuangan titik untuk dilaporkan berlalu statement keuangan Rhoma informasi harus
diakui dalam sistem pembukuan sehingga pengaruhnya terefleksi dalam statemen
keuangan titik Bila tidak diakui, Apakah informasi tersebut cukup penting untuk
dilaporkan melalui media pelaporan yang lain. Namun, karena perumusan karakteristik
kualitatif lebih ditunjukkan kepada penyusun standar, masalah yang lebih penting adalah
apakah suatu informasi yang telah memenuhi batas atas (benefit > kos) dan kriteria
keberpautan dan keterujian kemudian harus dilaporkan dalam seperangkat statement
keuangan.
Materialitas adalah besar kecilnya atau magnet suatu penghilangan (omission) atau
penyalahsajian (misstatement) informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan
bahwa pertimbangan seorang bijaksana reasonable person yang mengandalkan diri pada
informasi tersebut berubah atau berpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau
penyalah sajian tersebut. Untuk menjadi material, magnitudo informasi harus dievaluasi
bersama dengan kondisi-kondisi yang melingkupi informasi tersebut. Artinya, magnetuda
atau jumlah rupiah itu sendiri tidak cukup untuk basis pertimbangan materialitas tanpa
memperhatikan sifat objek atau pos dan kondisi-kondisi yang melatarbelakangi suatu
keputusan.
m. Bobot Keberpautan dan Keterandalan
Keberpautan dan keterandalan keduanya harus melekat pada suatu informasi agar
informasi tersebut bermanfaat. Kebermanfaat akan hilang kalau satu karakterristik
keberpautan dan keterladanan uga menjadi keriteria yang keduanya harus dipenuhi dalam
pengakuan informasi untuk disajikan dalam statemen keuangan.
Karena para pemakai yang berbeda mempunyai kepentingan dan kebbutuhan yang
berbeda, dalam kondisi tertentu bobot (relative importan)yang diletakan pada tiap
karakteristik juga berbeda-beda. Dalam kenyataannya, keberpautan maksimum(100%)
dan keterandalan maksimum (100%) untu suatu objek informasi jarang bahkan tidak
mungkin tercapai. Dalam kondisi tertentu, hanya tingkat optimal dapat dicapai oleh
kedua karakteristik. Dalam kondisi tertentu, salah satu karakteristik dapat lebih
ditekankan dengan mengorbankan karakteristik yang lain untuk mencapai
kebermanfaatan yang optimal.gambar 4.11 melukiskan saling-korban antara kedua
karakteristik dalam kondisi tertentu.

Panel A misalnya mengambarkan tingkat kulitas (area arsiran) yang dapat dicapai oleh
masing-masing karakteristik dalam situasi tertentu. Panel A1 mengambarkan penekanan
keberpautan dengan mengorbankan keterlandanan. Sebaliknya, panel A2 melukiskan penekanan
keterladanan denganmengorbankan keberpautan. Panel A3 mengambarkan kualitas optimal yang
mungkin dipertimbangkan oleh penyusun standar sebagai dasar umtuk menerbitkan suatu standar
akuntansi. Sekali lagi, karakteristik kualitatif merupakan kriteria bagi menyusun standar untuk
mentukan kebijakan (standar) akuntansi yaitu apakah suatu pos atau objek haarus dilaporkan dan
dialaporkan, bagaimana menyajikannya.
Mendasarkan pengukuran suatu objek atas dasar kos history sebenarnya merupakan salah
satu bentuk pengorbanan keberpautan untuk mengingatkan keterladanan data akuntansi.
Bersamaan dengan materialistis, penekanan pada salah satu dari keriteria mempunyai implikasi
terhadap pengakuan dan penyajian informasi. Terdapat pandangan yang dapat menyesatkan yaitu
bahwa keterladanan harus merupakan kualitas yang harus ditekankan bila suatu informasi harus
disajikan melalui statemen keuangan dan sebaliknya disajikan melalui media selain statemen
keuangan.

2.3 ELEMEN-ELEMEN STATEMEN KEUANGAN


Elemen statemen keuangan adalah makna (meaning) dan kontruk (construct) yang sengaja
ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk meyimpulkan atau mempresentasi realitas
kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat membayangkan realitas kegiatan
tersebut secara keuangan tampa harus menyasikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut.
Kegiatan badan usaha disini meliputi kondisi fisis dan non fisis serta proses ekonomi badan
usaha.
Elemen statmen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi sematik yang dikandung
statemen keuangan.informasi sematik terdri atas elemen, ukuran, dan hubungan. Jadi elemen-
elemen statemen keuangan harus ditentukan atas dasar informasi semantik yang ingin
disampaiakan dalam peaoporan keuangan . dengan kata lain tujuan pelaporan keuangan
menentukan informasi sematik yang harus disajikan dan diakhiri menentukan banyaknya
elemen statemen keuangan.

Elemen-elemen umum dalam tujuan tersebut adalah

1. Aliran kas bersih masa datang ke badan usaha


2. Sumber daya ekonomik badan usaha
3. Klaim terhadap sumber ekonomik tersebut dari
a. Entitas atau badan usaha
b. Pemilik
4. Perubahan elemen diatas akibat transaksi, kejadian, atau keadaan
Atas dasar karakteristik kualitatif informasi (keterladanan, khususnya ketepatan
penyimbolan, dan keberpautan) tujuan pelaporan keuangan (informasi sematik yang harus
disajikan), dan elemen-elemen umum sebagaiman dibahas di atas, FASB mengidentifikasi
elemen-elemen spesifik penting sebagai brikut.
Untuk entitas bisnis
Aset(assets)
Kewajiaban(liabilitas)
Ekuitas(equities) atau aset bersih(net assets) untuk entitas nonbisnis
Investasi oleh pemilik(distributions to owners)
Laba komprehensif(comprehensive income)
Pendapatan(expenses)
Untung(gains)
Rugi (losses)
Rugi kas dari kegiatan operasi (cash flows operating activities)
Untuk organisasi non bisnis, keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi merupakan
fokus tujuan pelapran sehingga informasi sematik yang harus disampaikan kepada penyidiaan
dana juga berbeda. Dalam organisasi nonbisnis, informasi semantiknya antara lain adalah jenis-
jenis yang dilayankan, penyediaan jasa, dan tanggung jawab kepengurusan. Oleh karena itu,
selain elemen-lemen entitas bisnis yang relevan, terdapat beberpa elemen khusus yang melekat
pada organisasi nonbisnis.
Dari sudut pandang badan usaha kluim merupakan utang atau kewajiban. Kewajiba
kepada entitas lain tetap disebut kewajiban sedangakan kewajiban kepada pemilik tersebut
ekuitas.untu perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal. Ekuitas adalah istilah
formal atau resmi .
Karena tidak dikenal bentuk jamak untuk istilah indonesia, semua istilah indonesia ditulis
dalam bentuk tunggal yang dapat diartikan pula sebagai jamak. Aset misalnya dapat diartikan
sebuah aset atau beberpa aset.
Kewajiban adalah istilah formal untuk utang. Rincian atas pos kewajibandapat tetap
menggunakan istilah hutang.
Aliran kas dari kegiatan investasi (cash flows from investing activities)
Aliran kas dari kegiatan pendanaan (cash flows from financing activities)
Elemen aset bersih untuk entitas nonbisnis
Aset bersih terbatas permanen (permanetly restricted net assets)
Aset besih terbatas sementara (temporarily restricted net assets)
Aset bersih takterbatas/bebas (unrestricted net assets)

Aset merupakan elemen spesifik dari sumber daya ekonomik badan usaha (elemen umum 2).
Kewajiban dan ekuitas merupakan elemen spesifik dari klaim terhaap sumber daya dari entitas
lain dan pemilik. Aset, kewajiban dan ekuitas mempresentasi posisi keuangan sebagai informasi
semantik. Aliran kas dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan merupakan elemen spesifik
aliran kas bersih (elemen umum 1). Investasi, distribusi, laba komprehensif, pendapatam, biaya,
utang dan rugi merepresentasi perubahan ketiga elemen posisi keuangan akibat transaksi,
kejadian, atau keadaan yang dibarengi dengan perubahan dalam ekuitas. Ada tiga jenis
perubahan akibat transaksi, kejadiaan, atau keadaan yaitu prubahan yang tidak mempengaruhi
ekuitas, yang mempengaruhi ekuitas dan elemen lain, dan yang hanya mempengaruhi ekuitas.
Walaupun elemen-elemen di atas berpaut untuk organisasi bisnis dan nonbisnis, pembahasan
dalam buku ini dibatsi pada elmen-elemen entitas bisnis.

1. Definisi Elemen
Makna atau devinisi elemen mengacu pada kelas objek luas (misalnya aset atau biaya).
Rincian elemen berupa objek atau kejadiaan ekonomik tertentu (misalnya kas atau
penjulan barang dangangan) yang memenuhi definisi elemen tidak disebut sebagai
elemen tetapi sebagai pos (item). Pos-pos secara formal.
Definisi berkaitan dengan beberapa karakteristik utama elemen-elemen statmen
keuangan.
Definisi elemen merupakan penyaring atau kreteria penting pertama menentukan isi
statemen keuangan. Untuk disajikan melalui statemen keuangan, suatu objek atau pos
tidak cukup hanya memenuhi definisi tetapi harus memenuhi keriteria pengakuan dan
pengukuran yang akan dibahas dalam seksi sesudah ini.
 Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
 Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
yang tibul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk mentranfer aset atau
menyerahanjasa kepada entitas lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi
atau kejadian masa lalu.
 Ekuitas atau aset bersih adalah hak reesidual terhadap aset suatu etitas yang
masi tersisa setelah mengurangi aset dan kewajiban. Dalam suatu badan usaha
ekuitas adalah hal pemilikan.
 Investasi oleh pemilik adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha sebaagai
akibat dalam transfer dari entitas lain suatu yang bernilai untuk mendapatkan dan
menaikan hak pemilikan didalamnya.
 Distribusi ke pemilik adalah penurunan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai
akibat pentransferan aset, penyerahan jasa, dan penimbulan kewajiban oleh badan
usaha tersebut kepada pemilik.
 Laba komprehensif adlah perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha selama
suatu priode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan kondisi dari
sumber-sumber nonpemilik.
 Pendapatan adalah aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu
entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahaan
atau produksi barang, pemberian/penyerahaan jasa atau kegiatan lain atau yang
membentuk operasi sentral ata utama dan berlanjut pada entitas tersebut.
 Biaya adalah aliaran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas
atau penimbulan kewajiban entitas tersebut dari penyerahaan atau produksi
barang, pemberian/penyerahaan jasa atau kegiatan lain yang memebentuk operasi
sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
 Untung adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi
periferal (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan semua transaksi atau
kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan
sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
 Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang erasal dari transaksi
periferal (ikutan) atau indental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi
atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali
penurunan sebagai akibat dari biaya atau distribusi ke pemilik.
 Aliran kas dari kegiatan operasi adalah kegiatan bersih yang berkaitan dengan
kegiatan yang meliputi semua transaksi yang kejadian yang buakn termasuk
dalam kegitan investasi dan pendanaan.
 Aliran kas dari kegitan investasi adalah aliran kas bersih yang berkaitan dengan
kegitan yang meliputi pemberian dan pelunasan pinjam dan pemerolehan dan
penjualan instrumen utang atau ekuitas, gedung, pabrik, perlengkapan, dan aset
produktif lainnya yaitu aset yang dipelihara atau digunakan dalam produksi
barang atau jasa oleh badan usaha
 Aliran kas dari kegiatan pendanaan adalah aliran kas bersih yang berkaitan
dengan kegiatan yang meliputi perolehan dana dari pemilik dan pemberian
imbalan dan kembalian investasinya: peminjam uang dan pembayaran jumlah
yang dipinjamkan, atau penyelesaian, utang tersebut dengan cara lain dan
pemerolehan dan pembayaran sumber dana lain yang diperoleh dari kreditor atas
kredit jangka panjang.

2. Perubahan posisi keuangan


Aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga
hal yaitu kejadian, keadaan, dan transaksi . telah disinggung sebelumnya bahwa pengaruh
ketiga hal tersebut terhadap ekuitas dapat melibatkan aset dan kewajiban.
Kejadian adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai konsekuensi
terhadap suatu entitas
Keadaan adalah suasana atau perangkat kondisi yang berkembang dari suatu kejadiaan
atau serangkain kejadiaan yang berkulminasi pada situasi yang tak terduga atau sulit
diduga.
Transaksi adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan tranfer sesuatu
ang bernilai (manfaat ekonomik masa datang) antara dua entitas atau lebih.
Perubahan-perubahan posisi keuangan akibat tiga hal tersebut dapat dikategori menjadi:
 Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang tidak dibarengi dengan
perubahan dalam ekuitas
 Semua perubahan dalam aset atau kewajiban yang dibarengi dengan perubahan
dalam ekuitas
 Perubahan dalam ekuitas yang melibatkan aset atau kewajiban

2.4 PENGUKURAN DAN PENGAKUAN


Penentuan dan pendefinisisian elemen deperti dibahas di atas berkaitan dengan
masalah apa yang harus disajikan dalam statemen keungan dan terdiri atas apa saja
prangkat penuh statemen keuangan. Elemen dan pos menjadi bahan penyusunan
seperangkat penuh statemen keuangan. Agar seperangkat penuh statemen keuangan
memuatinformasi semantik, suatu pos harus diukur untuk menetukan besar kecilnya.
Agar secara teknis penyusunan statemen keuangan dapat dilaksanakan dengan
mudah, diperlukan sarana (berupa buku besar atau ledgere) untuk menctat hasil
pengukuran. Oleh karena itu, pos-pos yang harus disajikan dalam statemen keuangan
menjadi basis untuk menamai akun-akun dalam buku besar. Bila suatu hasil
pengukuran dicatat dalam sistem pembukuan, berarti sistem tersebut dengan senirinya
aan disajikan via statemen keungan.

1. Pelaporan dan statemen keuangan


Tujuan penyampaian informasi oleh manajemen atau badan usaha tidak dibatasi pada
apa yang dapat dituanagkan dalam statemen keuangan.pelaporan keuanagan
mencukupi pula menyediakan informasi yang manajemen ingin menyampaikan
selain melalui statemen keuangan baik lantaran informasi tersebut wajib diungkapkan
untuk memenuhi undang-undang, peraturan pemerintah, atau kebiasaan maupun
lantaran manajemen sendiri menganggap informasi tersebut bermanfaat bagi pihak
luar dan berkehendak mengukapkannya secara sukarela.
Pengukuran dan pengakuanmenentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib
disajikan melalui seperangkat penuh statemen keuangan.
2. pengukuran
Elemen dan pos harus diukur untuk membawa informasi semantik. Pengukuran
adalah penentuan besarnya unit pengukur yang aan dilekatkan pada suatu objek yang
terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk mempresentasi makna
atau atribut objek tersebut.
Atribut adalah suatu yang melekat pada suatu objek yang mengambarkan sifat atau
ciri yang dikandung objek tersbut. FASB mengidentifikasi atribut pengukuran yang
sekarang diterapkan dan masih dapat dilanjutkan pengunaannya yaitu:
 Kos history atau perolehan kos historis
 Kos sekarang
 Nilai pasar sekarang
 Nilai terealisis/pelunasan neto
 Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa dating
Pengertian pengukuran bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu
objek terjadi atau pada saat suatu objek dilaporkaan.pengukuran suatu pos untuk dilaporkan pada
tanggal statemen keuangan sering disebut dengan penilaian sedangakan dengan istilah pengkuran
sering dibatasi penggunaannya untuk menentukan jumlah rupiah pada saat pemerolehan atau
terjadinya suatu objek’

3. Pengakuan
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen
keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuanagan secara teknis, pengakuan berarti
pencatatan secara resmi suatau kuantitas hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam
statemen keuangan.
Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum untuk dijadikan
dasar bagi penyususn standar untuk menetukan teknik atau prosedur pengakuan
dalam bentuk standar akuntansi. Teknis pengakuan misalnya adalah bahwa penjualan
diakui pada saat faktur disiapkan dan barang telah diserahkan kepada perusahaan
ekpedisi.

2.5 NILAI SEKARANG DALAM PENGUKURAN AKUNTANSI


Pengukuran sering dibedakan dengan penilain karena perbedaan saat pengukuran.
Penilaiaan sering digunakan pula untuk menunjuk pengukuran yang jumlah rupiahnya
tidak dapat diamati melalui transaksi atau pasar.
1. Pengertian dasar
untuk memahami konsep-konsep dalam komponen rerangka konseptual ini. Perlu
dipahami beberapa pengertian dasar dalam rerangka ini

 Saat Pengukuran
Pengukuran saat pengakuan mula-mula adalah pengukuran pada saat suatu
elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian,
atau keadaan.
Pengukuran baru-mulai adalah pengukuran dalam priode-priode setelah
pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah-jumlah rupiah bawaan
baru yang tidk berkaitan dengan jumlah rupiah sebelumnya.
Atribut saat pengakuan mula-mula atau baru-mulai. Kos histori dan
alokasi berikutnya berfokus pada pengukuran berbasis pengukuran mula-
mula. Kos sekarang, nilai pasar sekarang, dan nilai terealisasi berfokus
pada pengukuran pada saat pengakuan mula-mula. Atribut nilai sekarang
dapat digunakan sebagai basis perhitungan amortisasi setelah suatu aset
(misalnya investasi dalam obligasi) atau kewajiban (misalnya utang
obligasi) diakui dan diukur dengan kos historis, kos sekarang, atau nilai
pasar sekarang.

 Penetuan aliran kas masa datang


Penggukuran atribut suatu pos atau elemen saat ini dapat didasarkan atas
kas aliran masa datang. Aliran kas masa datang umumnya harus
diesmitasi.
Ada beberapa dasar penentuan jumlah rupiah kas masa datang.
Taksiran atau etimat terbaik adalah jumlah rupiah tunggal yang paling
boleh jadi dalam suatu kisar/tentang beberapa jumlah rupia etimasian yang
mungkin terjadi. Dalam statistika, jumlah rupiah ini merupakan modus
suatu distribusi variabel.
Aliran kas estimasian adalah jumlah rupiah tunggal yang akan diterima
atau dibayar dimasa akan datang. Bebrapa atau kisar aliran kas etimasi
menjadi komponen aliran kas harapan.
Aliran kas harpan adlah gunggung beberapa jumlah berbobot-probalitas
dalam suatu kisar jumlah rupiah estimasian yang mungkin terjadi.

 Nilai sekarang aliran kas masa datang


Nilai sekarang adalah pengukuran sekarang aliran kas masuk atau keluar
masa datang. Pengukuran ini adalah aliran kas masa datang didiskun pada
tingkat bunga tertentu selama bebrapa prioda antara sekarang dan saat
tibanya aliran kas estimasi.
Nilai sekarang harapan adalah gunggung berapa nilaisekarang berbobot-
probilitas suatu kisar aliran kas estimasian yang mungkin terjadi, yang
semuannya didiskon dengan tingkat bunga yang sama
 Nilai wajar
Nilai wajar adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu objek dalam
suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tampa tekanan
atau keterpaksaan . nilai wajar suatu aset dapat dibeli atau dijual dalam
suatu transaksi antara pihak berkehendak yaitu bukan dari penjulaan
paksaan atau likuiditas.

2. Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran


Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk
menangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik antara sehimpunan
aliran kas masa datang dan untuk mengintimasikan nilai wajar dasar nilai
sekarang aliran kas masa datang akan menghasilakan informasi yang lebih
berpaut dari pada pengukuran yang didasrkan atas gunggungan aliran kas yang
tidak didiskusikan. Nilai sekarang dapat mengakap berbedaan ekonomik
antaralirankas kalau unsur-unsur berikut dipertimbangkan :
 Suatu estimat aliran kas masa datang atau, dalam beberpa kasus yang
komleks, serangkaian aliran kas masa datang tiba pada saat berbeda
 Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah dan
saat tibanya aliran kas tersebut
 Nilai waktu uang yang ditunjukan dengan bunga bebas resiko
 Harga atau nilai penaggungan resiko atau ketidakpastian yang melekat
pada aset atau kewajiban
 Faktor-faktor lain termaksuk ilikuiditas dan ketaksempurnaan pasar

3. Prinsip-prinsip umum
Nilai sekarang dpat menghasilkan nilai wajar yang valid kalau kelima unsur yang
dibahas diatas pertimbangkan dalam penentuannya. Pengukuran nilai sekarang
memerlukan estimat aliran kas masa datang dan tingkat bunga bervariasi antara
kasus yang satu dan yang lainnya bergantung pada keadaan yang melingkupi aset
atau kewajiban bersangkutan. Brikut ini adalah prinsip-prinsip umum yang
menjadi pedoman penerpan nilai sekarang dalam mengukur aset dan kewajiban:
 Sedapat-dapatnya, aliran kas etimasian dan tingkat bunga harus merefleksi
asumsi-asumsi tentang kejadian dan ketakpastian masa datang yang
dipertimbangkan dalam memustuskan apakah memperoleh atau tidak
suatu aset atau sekolompok aset dalam suatu transaksi tunai yang bebas
 Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskon aliran kas harus
merefleksi asumsi-asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang
melekat pada lairan kas estimasian agar pengaruh asumsi tidak berganda
atau malahan terabaikan
 Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor
yang tidak berkaitan dengan aset dan keajiban yang bersangkutan
 Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan
yang mungkin terjadi dari pada jumlah rupiah tunggal paling boleh jadi,
minimum, atau maksimum.

2.6 MANFAAT DAN KETERBATASAN MODAL


Karena suatu modal, rerangka konseptual (RK) versi FASB diatas mempunyai manfaat
sebagai sumber sscusn untuk mengembangkan hal yang sama untuk lingkungan (negara)
yang lain. Karena konteks lingkungan yang berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap
negara dapat sama atau berbeda bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan.
Wlaupun demikian, proses penalaran dibalik RK cukup bersifat umum sehingga dapat
digunaan sebagai pedoman berpikir dalam mengembangkan RK baru untuk konteks
lingkungan yang berbeda.

1. Transfer teknologi
Bila akuntansi dipandang dengan teknologi RK dapat dipandang sebagai produk
teknologi. Dalam hal inilah harus dibedakan antara tranfer teknologi dan trafer produk.
Tranfer teknologi dapat diartikan debagai tranfer proses penalaran dan perakayasan untuk
menghasilkan produk yang paling efektif untuk mencapai tujuan fungsional akuntansi
negara sasaran. Bila prameter yang dipertimbangkan berbeda, tentu saja produkyang
dihasikan akan berbeda pula walaupun fungsinya sama

2. Pengaruh RK FASB
Dalam kenyataanya, RK FASB mempunyai pengaruh besar dalam memicu dan
melandasi pengembangan RK dibeberapa negara lain pada prioda mengembangan atau
pada prioda setelah RK FASB selesai. Tersedianya berbagai model RK akan
mempermudah suatu negara untuk melakukan apa yang disebut shopping for technology
yaitu memilih teknologi yang tersedia untuk ditranfer atau diadopsi karena
mengembangkan RK dari nol sangat banyak memaakan tenaga, pikiran, dan waktu.
3. Dokumen kebijakan
Rerangka konseptual FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau politis dan bukan
dokumen atau karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyususunannya
melibatkan oerdebatan atau argumen dan keputusan akhirnya dari beberapa kasus
melibatkan pemungutan suara. Arrgumen yng melandasi penyimpulan lebih bersifat
deduktif. Normatif dengan asumsi atau premis yang validitas atau kebenarannya dinilai
dan dianut atas dasar pertimbangan politik, ekonomik, dan sosial. Dengan demikian, RK
FASB penuhdengan muatan nilai-nilai yang dianut dalam kontes lingkungan amerika.
Sebagai dokumen politis, RK FABS tentunya mengandung kelemahan dan tidak dapat
memuaskan semua pihak. Itulah sebabnya RK FABS mrenjadi sasaran kritik baik dari
kalangan profesi maupun akademik.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rerangka konseptual versi FASB merupakan suatu model hasil perekayasaan
yang dapat dijadikan acuan penalaran untuk pengembangan rerangka acuan baru
untuk konteks berbeda. Model ini dipilih karena rerangka ini merupakan model
pertama yang disusun dan memuat secara lengkap penjelasan penalaran.
RK FASB memuat empat komponen utama yaitu tujuan pelaporan
keuangan(bisnis dan nonbisnis), karakteristik kualitatif informasi, elemen statmen
keuangan, dan pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan atas dasar
keefektifannya sebagai alat dan bukan atas dasar criteria kebenaran atau validitas
ilmiah. Tujuan adalah kearah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan
dicurahkan. Oleh karna itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan mereupakan
langkah yang paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan
menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya
menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statmen keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan .BPFE-Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai