Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN


Dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah “Teori Akuntansi”

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Risad Nurdiansyah (501200008)
2. Ismi Hijriani (501200005)
3. Shopiatun Nissa (501200010)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BALE BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasih karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perekayasaan
Pelaporan Keuangan” ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah memberi dukungan moral maupun material.
Dengan menyadari segala kekurangan yang dimiliki oleh kami, maka dalam
penyusunan makalah ini, tentu masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya pengetahuan
dan pengalaman yang ada pada kami. Namun demikian, inilah yang terbaik yang penulis
lakukan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya, dapat memperbaiki maupun mengubah isi dan bentuk
agar menjadi lebih baik lagi.

Baleendah, 20 Oktober 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
2.1. Perekayasaan Pelaporan Keungan ...................................................... 2
2.2. Proses Perekayasaan ........................................................................... 2
2.3. Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif .............................................. 3
2.4. Siapa Merekayasa ............................................................................... 4
2.5. Aspek Sematik Dalam Perekayasaan ................................................. 4
2.6. Proses Saksama .................................................................................. 4
2.7. Konsep Informasi Akuntansi .............................................................. 5
2.8. Rerangka Konseptual ......................................................................... 5
2.9. Rerangka Konseptual versi IASC ...................................................... 5
2.10. Aspek Pendidikan .............................................................................. 6
2.11. Prinsip Akuntansi Berterima Umum ................................................. 6
2.12. Tiga Aspek Penting ........................................................................... 7
2.13. Berlaku atau Berterima...................................................................... 7
2.14. Struktur Akuntansi ............................................................................ 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelaporan Keuangan merupakan struktur dan proses yang menggambarkan
bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan
pelaporan keuangan yang pada gilirannya akan membantu pencapaian tujuan ekonomik dan
sosial negara.
Pelaporan keuangan yang berjalan merupakan hasil dari perekeyasaan keuangan.
Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat
misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal,
organisasi profesi, dan entitas pelapor, peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip
Akuntansi Berterima Umum) atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

1.2. Rumusan Masalah


1. Menjelaskan proses perekayasaan
2. Menjelaskan proses perekayasaan sebagai proses deduktif
3. Menjelaskan Konsep Informasi Akuntansi

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Perekayasaan Pelaporan Keuangan
2. Untuk mengetahui Konsep Informasi Akuntansi
3. Untuk mengetahui Rerangka Konseptual
4. Untuk mengetahui Prinsip Akuntansi Berterima Umum
5. Untuk mengetahui Struktur Akuntansi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perekayasaan Pelaporan Keuangan


Merupakan proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur
dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk menunjang tercapainya
tujuan negara. Perekayasaan melibatkan pemilihan dan pengaplikasian ideologi, teori,
konsep dasar, dan teknologi yang tersedia secara praktis dan teoretis dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan negara.
Salah satu tujuan ekonomik Negara adalah alokasi sumber ekonomik (alam,
manusia, dan keuangan) secara efektif dan efisien untuk mencapai tingkat kemakmuran
masyarakat yang optimal. Kebijakan dan regulasi pemerintah dalam berbagai bentuk
undang-undang, ketetapan, dan peraturan yang secara langsung mempengaruhi para pelaku
dan sistem ekonomi Negara merupakan wahana dalam alokasi sumber sumber daya
ekonomik.

2.2. Proses Perekayasaan


Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan
bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai untuk mencapai
tujuan ekonomik dan sosial Negara. FASB mengartikan pelaporan keuangan sebagai sistem
dan sarana penyampaian informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama
dari segi keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen
keuangan.
Stuktur akuntansi melukiskan unsur-unsur (pihak-pihak dan sarana-sarana) yang
terlibat dalam dan terpengaruh oleh penentuan / penyediaan informasi keuangan dan saling
hubungan antara unsur-unsur tersebut. Pengertian proses akuntansi dalam pelaporan
keuangan adalah mekanisme tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan
bekerja dan saling berinteraksi sehingga dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan
dalam bentuk laporan/statemen keuangan termasuk mekanisme untuk menentukan
kewajaran statemen keuangan.
Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil perekayasaan
akuntansi di tingkat nasional. Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan
objektif untuk membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu

2
Negara untuk menunjang tercapainya tujuan Negara. Perekayasaan akuntansi
berkepentingan dengan pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasikan ideologi, teori,
konsep dasar, dan teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan
ekonomik dan sosial negara dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik,
dan budaya negara. Proses perekayasaan akuntansi dapat dilukiskan dalam gambar berikut
ini.

2.3. Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif


Pendekatan penalaran, merupakan proses penalaran deduktif-normatif. Tujuan
sosial dan ekonomik Negara dianggap telah disepakati atau sesuatu yang berian (given) dan
menjadi premis dalam penalaran. Terdapat beberapa aspek di dalam proses perekayasaan
pelaporan keuangan yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu rerangka
akuntansi, aspek-aspek tersebut diantaranya adalah :
 Pernyataan prostulat yang menggambarkan unit usaha-usaha,
 Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan,
 Evaluasi kebutuhan informasi pemakai laporan,
 Penentuan ataupemulihan tentang apa yang harus di laporkan,
 Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk omunikasi informasi,
 Penentuan dan evaluas terhadap kendala-kendala,
 Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum,
 Perancang bangunan struktur dan format system informasi.

2.4. Siapa Merekayasa


Proses perekayasaan merupakan upaya tim yang melibatkan berbagai disiplin
intelektual dan kekuatan politik mengingat perekayasaan tersebut merupakan suatu
proses yang serius yang hasilnya akan berdampak luas dan jangka panjang.
Orang yang merekayasa diantaranya :
 Orang atau badan yang dianggap ahli di bidang akuntansi
 Orang atau badan yang mempunyai kekuasaan untuk menentukan peraturan pada
tingkat nasional
 Tim khusus yang dibentuk untuk itu

3
2.5. Aspek Sematik Dalam Perekayasaan
Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek-objek fisik
kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek disebut elemen-elemen statemen
keuangan. Elemen-elemen itu sendiri belum bermakna dan menjadi informasi sebelum
diukur dengan cara tertentu agar besar-kecilnya elemen dapat dirasakan manfaat atau
pengaruhnya.
Agar dapat diolah dan disajikan dalam bentuk informasi keuangan, objek-objek fisis
harus dikuantifikasi ke dalam satuan yang homogenus sehingga satuan tersebut dapat
menggambarkan besarnya (size) dan hubungan (relationship) antar objek.
Dari segi akuntansi, aliran fisis perusahaan akhirnya direpresentasi dalam bentuk
satuan uang hasil pengukuran elemen yang menjadi bahan olah dan data dasar akuntansi.
Jumlah rupiah sebagai hasil pengukuran ini disebut dengan kos (cost).

2.6. Proses Saksama


Proses saksama yang dilakukan FASB dalam menyusun laporan resmi, antara
lain:
 Mengevaluasi masalah
 Mengadakan riset analisis
 Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi
 Mengadakan dengar pendapat umum
 Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas Memorandum
Diskusi
 Menerbitkan draf awal standar yang diusulkan yang dikenal dengan nama
Exposure
 Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED
 Memutuskan apakah jadi menerbitkan suatu statement atau tidak
 Menerbitkan statemen yang bersangkutan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik berwenang untuk menentukan materi-materi yang akan dibahas dan diusulkan
untuk menjadi standar yang akan diberlakukan di Indonesia.

4
2.7. Konsep Informasi Akuntansi
Salah satu kata kunci penting dalam definisi akuntansi adalah informasi keuangan.
Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-simbol yang termuat dalam
seperangkat statemen keungan sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap elemen di
interpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, satu elemen dan jumlah rupiahnya
belum memberi informasi kalau tidak dihubungkan dengan elemen lainnya.

2.8. Rerangka konseptual


Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan
menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang di Amerika
disebut rerangka konseptual (conceptual framework). Bila operasi akuntansi dianalogi
dengan kegiatan kenegaraan, rerangka konseptual dapat dianalogi dengan konstitusi
sedangkan prosesnya dapat dianalogi dengan proses pemikiran dalam pembuatan
konstitusi Negara.
Karena faktor lingkungan dan kebutuhan unik tiap Negara harus dipertimbangkan,
rerangka konseptual yang dikembangkan dalam Negara yang satu dapat berbeda dengan
rerangka konseptual Negara yang lain. Dengan kata lain, rerangka konseptual akan unik
untuk tiap Negara.Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung
jawab dalam penyusunan/penetapan standar Akuntansi.

2.9. Rerangka Konseptual versi IASC


Rerangka konseptual ini disebut Framework for the Preparation and of Financial
Statement atau oleh IAI diterjemahkan sebagai Rerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan, mempunyai komponen konsep yang mirip dengan komponen konsep
versi FASB yaitu:
 The Objective of Financial Statements
 Underlying Assumption
 Qualitative Characteristics of Financial Statement
 The Elements of Financial Statement
 Recogniition of the Elements of Financial Statement
 Measurement of the Elements of Financial Statement
 Concepts of Capital Maintenance and the Determination of Profit

5
Ruang lingkup penerapan standar IASC adalah internasional, sehingga tidak
relevan bagi karakteristik lingkungan negara. Untuk komponen tujuan, IASC
menyebutnya sebagai tujuan statemen keuangan bukan tujuan pelaporan keuangan
seagaikana FASB menyebutnya meskipun IASC menegaskan bahwa satetmen keuanan
merupakan bagian dari bagian proses pelaporan keuangan. Karena memperhatikan
faktor lingkungan dalam penyusunannya, rerangka konseptual versi FASB lebih
menggambarkan suatu hasil proses perekayasaan yang merupakan konsekuensi dari
pengertian akuntansi sebagai teknologi. Oleh karena itu, rerangka konseptual versi
FASB sebenarnya lebih cocok untuk dijadikan model perekayasaan pengembangan
rerangka konseptual untuk suatu negara. Elbih dari itu, rerangka konseptual FASB
banyak memuat penalaran dan argumen untuk memilih konsep-konsep yang relevan.

2.10. Aspek Pendidikan


Karena FASB merancangkan agar rerangka konseptual mengandung aspek
kependidikan kepada pemakai (educational aspect), FASB memasukkan deskripsi,
argumen, dan penalaran yang cukup rinci dalam tiap uraian konsep. Di bidang akademik,
rerangka konseptual merupakan materi yang sangat berharga dalam pengajaran teori
akuntansi yang mempunyai dampak dalam perbaikan atau pemajuan praktik. Sebagai alat,
akuntansi dan rerangka konseptualnya bukan merupakan sesuatu yang steril terhadap
perubahan. Rerangka konseptual sebagai hasil perekayasaan harus selalu dievaluasi
keefektifannya sebagai alat untuk mencapai tujuan.

2.11. Prinsip Akuntansi Berterima Umum


Rerangka konseptual yang berfungsi sebagai konstitusi hanya membuat konsep-
konsep umum yang secara keseluruhan yang dianggap sebagai “konstitusi akuntansi´ di
suatu negara. Sebagai pedoman operasional, PABU akhirnya akan menjadi kriteria untuk
menentukan apakah statemen keuangan sebagai media pelaporan keuangan telah
menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar dan jujur yang secara teknis disebut
menyajikan secara wajar (present fairly). Standar akuntansi hanya menggambarkan salah
satu kriteria (meskipun utama) untuk menentukan kewajaran. Mengapa kriteria
kewajaran penyajian statemen keuangan adalah PABU bukan Standar Akuntansi
Keuangan (untuk laporan auditor di Indonesia) atau Financial Accounting Standard
(untuk laporan auditor di Amerika)? Berikut ini adalah beberapa alasan yang dapat
menjelaskan hal ini.
6
Pertama, tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan
dalam bentuk standar akuntansi. Kedua, bila standar akuntansi secara eksplisit dijadikan
kriteria dan dinyatakan dalam laporan auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajaran
hanyalah bersifat formal atau (teknis) bukan bersifat substantif. Ketiga, untuk mencapai
kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus merupakan suatu rerangka
pedoman (a fremework of guidelines) yang cukup komprehensif meliputi aspek teknis
dan konseptual (substantif atau ideal).

2.12. Tiga Pengertian Penting


Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya terdapat tiga istilah atau
konsep penting yang sangat berbeda maknanya yaitu prinsip akuntansi (accounting
principles), standar akuntansi (accounting standards), dan prinsip akuntansi
berterima umum (generally accepted accounting principles). Prinsip akuntansi adalah
segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan tekik
akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai
pengetahuan.
Tersedia secara teoritis artinya prinsip tersebut masih dalam bentuk gagasan
akademik yang belum diprakktikan tetapi mempunyai manfaat an potensi yang besar untuk
diterapkan. Standar akuntansi adalah konsep, metode, prinsip, teknik, dan lainnya yang
sengaja dipilih dengan dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang
berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan atau negara dan dituangkan
dengan bentuk dokumen resmi demi mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut.
Standar akuntansi ditetapkan untuk mencapai pedoman utama dalam
memperlakukan pendefinisian, pengukuran, pengakuhan, penilaian dan penyajian suatu
objek, elemen, atau pos pelaporan.
PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan
sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis dan praktis.

2.13. Berlaku atau Berterima


Istilah berterima digunakan sebagai padan kata accepted dalam istilah generally
accepted accounting principles. Sementara itu, IM (dalam buku Standar Profesional
Akuntan Publik/SPAP) menggunakan istilah berlaku dan bahkan GAAP diterjemahkan
dalam laporan auditor menjadi “prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. GAAP
bukan sekadar frasa tetapi sudah menjadi istilah teknis akuntansi. Oleh karena itu,
7
pengindonesiaannya juga harus didasarkan pada makna teknis yang melekat pada istilah
tersebut.
Beberapa penyimpangan makna terjadi dalam istilah “yang berlaku umum di
Indonesia. “Pertama, penggunaan kata “yang” menjadikan istilah tersebut sebagai
ungkapan atau frasa umum dan bukan lagi istilah teknis yang generik. Misalnya
pengertian “isteri saya yang cantik” sangat berbeda dengan penegrtian “isteri cantik
saya.”Penggunaan kata “yang” mempunyai konotasi bahwa ada pasangan “yang tidak”
padahal maksud generally accepted yang generik tidak harus mempunyai komplemen
atau pasangan generally accepted atau not generally accepted.
Kedua, penambahan kata “di” untuk menunjukkan bahwa GAAP tersebut
adalah bersifat atau untuk Indonesia juga tidak tepat secara makna. Sebagai istilah
teknis yang generik, penulisan generally accepted accounting principles tidak pernah
memakai huruf besar kecuali sebagai singkatan (yaitu GAAP). GAAP memang lahir di
Amerika sehingga kalau istilah tersebut tanpa pewatas, istilah tersebut sering diasosiasi
dengan GAAP Amerika (US-GAAP). Barangkali penambahan “di” perlu terpaksa
dilakukan dalam SPAP karena terlanjur terjadi kesalahan penggunaan kata “yang”
sehingga akan terjadi kejanggalan kalau digunakan istilah “prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia” yang kalau maknanya diinggriskan akan menjadi
accounting principles (that are) generally accepted in Indinesia yang menjadikan
GAAP bukan lagi sebagai satu kesatuan sitilah teknis dan generik.
Ketiga, makna yang berlaku juga berbeda dengan berterima. Berlaku
mengandung makna efektif atau secara yuridis ditetapkan padahal makna generally
accepted adalah mengawasi bahwa rerangka pedoman meliputi pula konvensi,
kebiasaan, praktik yang dianggap atau disepakati sebagai prinsip yang baik dan
bermanfaat (misalnya praktik industri). Rerangka pedoman tidak hanya berisi
ketentuan-ketentuan yang diturunkan secara resmi oleh badan penyusun standar. Hal
ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh APB.
Jadi, makna yang paling tepat untuk GAAP adalah prinsip akuntansi berterima
umum (PABU). GAAP merupakan jargon penting dan strategik sehingga
penerjemahannya harus benar-benar tepat. Bila harus diberi pewatas lingkup penerapan
(mislanya Indonesia) istilah yang tepat adalah prinsip akuntansi yang berterima umum
Indonesia (PABUI).

8
2.14. Struktur Akuntansi
Bila proses perekayasaan telah selesai serta diaplikasi, rerangka pedoman
PABU telah ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah berlangsung
maka pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam
suatu diagram yang dapat disebut sebagai struktur akuntansi.
Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut menggambarkan
pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan
informasi keuangan dan saling hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut.
Walaupun tidak semuanya tampak dalam gambar, pihak yang terlibat meliputi
individual dan institusi misalnya penyusunan standar, profesi, pemerintah, badan
Pembina pasar modal, perusahaan sebagai entitas, analis, manajer, akuntan publik, dan
pemakai laporan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat
(misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi
profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi
berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP).
Untuk mencapai suatu kualitas yang handal, proses dari perekayasaan pelaporan
keuangan harus dilaksanakan melalui beberapa tahapan dan prosedur yang seksama dan teliti.
Hal ini diperlukan karena dokumen yang dihasilkan dari proses perekayasaan akan memiliki
status sebagai dokumen resmi.
Untuk praktik akuntansi dalam negara Struktur Akuntansi menggambarkan pihak-pihak
dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi keuangan
dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. pihak-pihak yang terlibat
meliputi individual dan institusi, misalnya penyusun standar, badan pembina pasar modal,
perusahaan sebagai entitas, dan sebagainya. Selain menggambarkan pengertian akuntansi
secara luas dan sempit, struktur juga mempunyai beberapa manfaat untuk menunjukkan
bidang-bidang studi yang membentuk seperangkat pengetahuan akuntansi, profesi yang
ditawarkan, dan fungsi auditor dalam praktik akuntansi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Zhuni Pratiwi. 2014. Teori akuntansi perekayasaan pelaporan keuangan. Diakses 27 maret
2017 di http://zhuniepratiwie.blogspot.co.id/2014/05/teori-akuntansi-perekayasaan-lk.html

https://www.scribd.com/uploadocument?archive_doc=361391405&escape=false&metadata=
%7B%22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read
%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22pl
atform%22%3A%22web%22%7D
https://klc.kemenkeu.go.id/pusku-rekayasa-laporan-keuangan/

11

Anda mungkin juga menyukai