Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


“LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK”

Dosen Pengampu :
Fajri Hidayat, S.S.T., M.Si

Disusun Oleh
Kelompok 3 :

1. Novita Sari (1916040064)


2. Jaka Fajar Wahyu Ilahi (2016040033)
3. Khairaiyara (2016040081)
4. Fikri Haikal (2016040094)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2022 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Laporan
Keuangan Sektor Publik”. Serta Shalawat dan Salam untuk nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat sekarang
ini.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik untuk dijadikan sebagai materi diskusi. Selain itu, penyusunan makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi Laporan Keuangan
Sektor Publik” bagi para pembaca khususnya bagi penulis.

Terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan


pembuatan makalah ini dengan semaksimal mungkin sesuai dengan pengetahuan dan buku-
buku serta sumber pendukung lainnya yang kami ketahui, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, lancar dan tepat waktu.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Fajri Hidayat, S.S.T., M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik ini dan pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Kritik yang membangun informasi dan gagasan yang
inovatif sangat penulis harapkan, agar penyusunan makalah kedepannya bisa menjadi lebih
baik lagi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Padang, 04 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................................... 1-2
B. Rumusan masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik. ........................................... 3-7
B. Tujuan Laporan Keuangan Menurut SFAC No. 4 ................................................. 8-9
C. Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kepentingannya ......................... 9-13
D. Hak dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan .............................................. 13-15
E. Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dan Sektor Swasta/Bisnis ............. 15-17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 18
B. Saran...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.
Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk
perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi
stakeholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi,
andal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan
sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal
organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan
laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pengomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Karena kebutuhan informasi di sektor
publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang
dihasilkan dari sistem akuntasi organisasi. Informasi nonmoneter seperti ukuran output
pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
Organisasi sektor publik dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan
eksternal yang meliputi laporan keuangan formal, seperti Laporan Surplus/Defisit,
laporan Realisasi Anggaran, Laporan Rugi/Laba, Laporan Aliran Kas, Neraca, serta
Laporan Kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan nonfinansial. Bentuk
laporan keuangan sektor publik pada dasarnya dapat diadaptasikan dari laporan
keuangan pada sektor swasta yang disesuaikan dengan sifat dan karakteristik sektor
publik serta mengakomodasi kebutuhan pemakai laporan keuangan sektor publik.
Namun demikian, laporan keuangan sektor publik tidak dapat begitu saja dipersamakan
dengan laporan keuangan di sektor swasta baik format maupun elemennya. Hal ini
disebabkan organisasi sektor publik memiliki batasan-batasan berupa pertimbangan
nonmoneter, seperti pertimbangan sosial dan politik.
Dilihat dari sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan alat
pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi
pemakai eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme
pertanggungjawaban dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Beberapa

1
otoritas keuangan di sektor swasta, seperti pasar modal dan lembaga pengawas pasar
modal, mensyaratkan dibuatnya laporan keuangan yang telah diaudit untuk
memberikan jaminan keandalan dan dapat dipercayainya laporan keuangan. Selain itu,
laporan keuangan perlu dilampiri pengungkapan (disclosure) mengenai informasi-
informasi yang dapat memengaruhi keputusan. Demikian juga pada sektor publik,
organisasi sektor publik diwajibkan untuk membuat laporan keuangan dan laporan
tersebut perlu diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and fair presentation.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dan fungsi dari laporan keuangan sektor publik?
2. Apa tujuan laporan keuangan menurut SFAC No. 4?
3. Siapa saja pemakai laporan keuangan sektor publik dan kepentingannya?
4. Apa saja hak dan kebutuhan pemakai laporan keuangan sektor publik?
5. Bagaimana perbedaan laporan keuangan sektor publik dan sektor swasta/bisnis?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari laporan keuangan sektor publik
2. Untuk mengetahui tujuan laporan keuangan menurut SFAC No. 4
3. Untuk mengetahui pemakai laporan keuangan sektor publik dan kepentingannya
4. Untuk mengetahui hak dan kebutuhan pemakai laporan keuangan sektor publik
5. Untuk mengetahui perbedaan laporan keuangan sektor publik dan sektor
swasta/bisnis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan sektor publik merupakan komponen penting untuk
menciptakan akuntabilitas sektor publik. Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap
pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik
untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi akuntansi
yang berupa laporan keuangan. Informasi keuangan berfungsi memberikan dasar
pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat
untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan tujuan akhir
sektor publik itu sendiri. Selama ini akuntansi identik dengan pelaksanaan akuntabilitas
keuangan saja. Tantangan yang dihadapi akuntansi sektor publik adalah rnampukah
akuntansi menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memonitor akuntabilitas
manajemen, akuntabilitas politik, dan akuntabilitas kebijakan.

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No 24 tahun 2005, 2005) laporan


keuangan disusun bertujuan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
untuk satu penode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan
anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya terhadap
peraturan perundang-undangan.1

Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) secara umum, tujuan dan fungsi


laporan keuangan sektor publik adalah:
1. Kepatuhan dan Pengelolaan (Compliance and Stewardship):
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan
keuangan dari pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.

1
Urip Santoso, Yohanes Joni Pambelum. 2008. Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.4 No. 1 :
FISIP-Unpar.

3
2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (Accountability and Retrospective
Reporting):
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi
manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu,
pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan
kinerja organisasi lain sejenis jika ada. Laporan keuangan juga memungkinkan
pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima,
serta memungkinkan bagi mereka untuk menilai efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya organisasi.
3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (Planning and Authorization Information):
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan
aktivitas di masa yang akan datang. Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan
informasi pendukung mengenai otoritas penggunaan dana.
4. Kelangsungan Organisasi (Viability):
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah
suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa
(pelayanan) di masa yang akan datang.
5. Hubungan Masyarakat (Public Relation):
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi
untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai
yang dipengaruhi, karyawan dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai
alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
6. Sumber Fakta dan Gambaran (Source of Facts and Figures):
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai
kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

Bagi organisasi pemerintah, tujuan umum akuntansi dan laporan keuangan adalah:

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan


ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban
(accountability) dan pengelolaan (stewardship); dan
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasional.

4
Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi, sosial,
dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk (a) membandingkan
kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan, (b) menilai kondisi keuangan dan
hasil-hasil operasi, (c) membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan
perundangan yang terkait dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya, serta (d)
membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

Governmental Accounting Standards Boards (GASB) dalam Concepts


Statement No. 1 tentang Objectives of Financial Reporting menyatakan bahwa
akuntabilitas merupakan dasar dari pelaporan keuangan pemerinahan. Akuntabilitas
merupakan tujuan tertinggi pelaporan keuangan pemerintah.

Dalam konteks akuntansi sektor publik, jenis informasi yang diberikan untuk
pengambilan keputusan adalah terbatas pada informasi yang bersifat finansial saja.
Informasi finansial yang dimaksud adalah informasi yang dapat diukur dengan satuan
moneter. Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah
adalah:

Sumber Daya Finansial Jangka Pendek


Sumber daya finansial jangka pendek sangat penting bagi pemerintah untuk
melakukan transaksi rutin. Sumber keuangan jangka pendek tidak selalu dapat
disediakan dengan segera. Oleh karena itu, penggunaan dana tersebut sering dibatasi.
Kas merupakan contoh sumber finansial jangka pendek yang siap digunakan. Bagian
keuangan perlu mengetahui jumlah uang yang ada di tangan (cash on hand) dan yang
berada di bank. Jika sumber finansial tidak mencukupi untuk membiayai transaksi
jangka pendek, maka perlu dicari cara untuk menutup kebutuhan finansial jangka
pendek tersebut, mungkin dengan pinjaman. Informasi mengenai ketersediaan dana
finansial untuk penggunaan transaksi jangka pendek sangat diperlukan. Pemakai
laporan keuangan ingin mengetahui apakah pemerintah memiliki dana yang cukup
untuk membiayai suatu transaksi dan mampu membayar utang-utangnya yang telah
jatuh tempo. Pemerintah yang mengalami kesulitan likuiditas dapat menimbulkan
konsekuensi serius yang berakibat terganggunya pelayanan publik atau bahkan
terhentinya pelayanan publik. Informasi akuntansi diperlukan untuk memprediksi
kemampuan pemerintah untuk melanjutkan memberi pelayanan.

5
Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu entitas mengacu pada seberapa bagus nilai ekonomi
suatu entitas pada waktu tertentu. Nilai ekonomi merupakan selisih antara sumber daya
total yang dimiliki oleh suatu entitas dengan total uang yang menjadi kewajibannya.
Nilai ekonomi merupakan nilai bersih entitas (total aset – total utang).
Konsep nilai bersih lebih relevan untuk memandang pemerintah sebagai entitas
usaha yang memiliki kekayaan dan utang. Interpretasi atas konsep kekayaan bersih
tersebut penting untuk mengukur kondisi ekonomi pemerintah. Informasi akuntansi
dibutuhka untuk memprediksi nilai bersih unit pemerintah dan mengukur kondisi
ekonomi pemerintah. Informasi mengenai kondisi ekonomi pemerintah tersebut
penting sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik baik
oleh pemerintah maupun konstituen pemerintah.

Ketentuan Hukum, Kontraktual, dan Ketentuan Lainnya


Unit pemerintah memiliki kendala khusus dalam melakukan aktivitasnya, yaitu
dibatasi oleh peraturan bukurn dan perundang-undangan serta ketentuan lain yang
ditetapkan Dalam melakukan eksploitas: sumber daya dan penggunaannya, pemerintah
harus selalu mengacu pada peraturan peraturan hukum yang mengikat, misalnya
undang undang, peraturan pemerintah, Letter of Intent (Lot), Memorandum of
Understanding (MOL), dan sebagainya. Masyarakat pemilih, legislatif, lembaga
pengawasan, dan pemberi bantuan sangat berkepentingan untuk memastikan bahwa
sumber dana digunakan sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangan serta
kontrak yang disepakati.

Perencanaan dan Penganggaran


Informasi akuntansi diperlukan untuk melakukan perencanaan keuangan,
menghitung biaya program, dan penganggaran. Anggaran merupakan alat perencanaan
sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran sebagai alat perencanaan
mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan anggaran
sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana yang disetujui
legislatif untuk dibelanjakan. Proses penganggaran sektor publik melibatkan partisipasi
banyak pihak, sehingga informasi finansial sangat diperlukan agar publik dapat
mengevaluasi anggaran yang diajukan pemerintah. Membuat anggaran membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan teknis akuntansi yang matang Dalam membuat anggaran,

6
akuntansi dibutuhkan terutama untuk mengestimasi biaya program dan memprediksi
kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan yang akan terjadi. Informasi
akuntansi sangat membantu dalam pemilihan program yang efektif sesuai dengan
kemampuan ekonomi pemerintah

Kinerja Manajerial dan Organisasional


Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh, karena
organisasi pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba. Mungkin saja
pemerintah memiliki program atau aktivitas yang dari program tersebut dihasilkan
pendapatan yang lebih besar dari biayanya, sehingga pemerintah mengalami surplus
atas program tersebut. Akan tetapi, surplus yang diperoleh tersebut tidak berarti
menunjukkan kinerja unit pemerintah yang bagus sebab harus dilihat juga apakah
surplus tersebut karena tarif yang terlalu tinggi yang dibebankan kepada publik,
termasuk tingkat kualitas pelayanan yang diberikan apakah sudah memadai.
Laba bukan merupakan ukuran kinerja yang relevan bagi unit pemerintah. Oleh
karena itu, diperlukan alat ukur kinerja yang lain yang lebih tepat. Sampai saat ini
belum terdapat alat ukur kinerja yang standar di sektor publik. Akuntansi sektor publik
berfungsi untuk memfasilitasi terciptanya alat ukur kinerja sektor publik yang
memadai. Ukuran kinerja sektor publik dapat berupa biaya program, efisiensi, dan
efektivitas program. Akuntan sektor publik bertanggung jawab untuk menetapkan biaya
program dan menghitung tingkat efisiensi dan efektivitas program. Pengukuran
efisiensi memerlukan informasi biaya, sehingga biaya pelayanan dapat dijadikan
sebagai salah satu ukuran kinerja. Karena sulitnya mengukur secara tepat kinerja di
sektor publik, maka analisis terakhir adalah dengan mempertimbangkan sebarapa jauh
suatu program dan pelayanan memenuhi kebutuhan masyarakat relatif terhadap biaya
yang dikeluarkan.
Pemerintah juga berkepentingan untuk mendistribusikan beban biaya kepada
pembayar pajak dan pengguna jasa publik secara adil. Berbeda dengan sektor swasta,
pemerintah bertanggungjawab tidak sebatas pada produksi barang dan jasa publik akan
tetapi juga bertanggungjawab terhadap distribusi secara adil dan merata. Laporan
keuangan pemerintah dapat digunakan oleh kelompok-kelompok yang berkepentingan
untuk mengevaluasi apakah pemerintah telah melakukan distribusi beban biaya secara
adil.

7
B. Tujuan Laporan Keuangan Menurut SFAC No. 4
Sebagai bagian dari usaha untuk membuat kerangka konseptual. Financial
Accounting Standards Board (FASB, 1980) mengeluarkan Statement of Financial
Accounting Concepts No. 4 (SFAC 4) mengenai tujuan laporan keuangan untuk
organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of financial reporting by nonbusiness
organizations). Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut
adalah:
1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan
calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi
sumber daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber
daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang
diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan
memberi pelayanan tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber
daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer
organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek
kinerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan
beruh organisasi, serta pengaruh dari transaksi peristiwa dan kejadian ekonomi
yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode
Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber
kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasi
pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi
yang berguna untuk menilai kinerja.
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memeroleh dan
membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran
kembali ulang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi likuiditas
organisasi.

8
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam
memahami informasi keuangan yang diberikan.2

Dalam paragraf ke-28 SFAC No. 1, dijelaskan bahwa tujuan pelaporan


keuangan diderivasikan dari kebutuhan informasi para pemakai eksternal yang tidak
mempunyai otoritas untuk menyusun informasi keuangan yang diinginkan mengenai
suatu perusahaan. Para pemakai informasi tersebut harus menggunakan informasi yang
disediakan oleh manajemen sebagai sarana untuk berkomunikasi antara pihak pemakai
eksternal dan pihak perusahaan. Walaupun laporan keuangan mempunyai aspek
internal dan eksternal, FASB lebih memfokuskan kepada aspek eksternalnya. Aspek
eksternal yang dituju oleh infoimasi keuangan adalah pihak investor dan kreditor, yang
merupakan pihak yang paling berkepentingan terhadap aktivitas perusahaan. Tujuan
pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
investor dan kreditor (sekarang maupun potensial) dan pemakai lain dalam
pengambilan keputusan investasi, kredit dan keputusan lainnya secara rasional. Jelaslah
bahwa fokus informasi keuangan menurut tujuan di atas adalah pihak investor dan
kreditor. Tujuan tersebut dirinci lagi menjadi lima sub tujuan yang masing masing
adalah informasi yang berhubungan dengan:
1. Sumber-sumber ekonomi, kewajiban, dan modal pemilik,
2. Kinerja dan laba perusahaan,
3. Likuiditas, solvabilitas dan aliran dana,
4. Pertanggungjawaban dan kinerja manajemen,
5. Penjelasan dan interpretasi manajemen.3

C. Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kepentingannya


Pemakai laporan keuangan sektor publik dapat diidentifikasikan dengan
menelusuri siapa yang menjadi stakeholder organisasi. Drebin et al (1981)
mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan lebih
lanjut. Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemaka laporan keuangan
tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pemakai laporan
keuangan tersebut adalah:

2
Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Ak., CA. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit
Andi.
3
https://journal.uii.ac.id/JAAI/article/view/11296/8636

9
1. Pembayar pajak (taxpayers)
2. Pemberi dana bantuan (grantors)
3. Investor
4. Pengguna jasa (fee-poying service recipients)
5. Karyawan/pegawai
6. Pemasok (vendor)
7. Dewan legislatif
8. Manajemen
9. Pemilih (voters)
10. Badan pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar


pajak. ben dana bantuan, investor dan pembayar jasa pelayanan merupakan sumber
penyedia keuangan organisasi, karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga
kega dan sumber daya material dewan legislatif dan manajemen membuat keputusan
kasi sumber daya, dan aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan
pengawas termasuk level pemerintahan yang lebih tinggi.
Anthony et al. (1999) mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sektor
publik menjadi lima kelompok, yaitu:
1. Lembaga pemerintah (governing bodies)
2. Investor dan kreditur
3. Pemberi sumber daya (resource providers)
4. Badan pengawas (oversight bodies) dan
5. Konsisten.

Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony adalah


dengan mempertimbangkan semua organisasi nonbisnis, bukan untuk organisasi
pemerintah an saja sedangkan Drebin et al (1981) mengklasifikasikan pemakai laporan
keuangan untuk sektor pemerintahan saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin et
al. (1981), Anthony et al (1998) memasukkan pembayar pajak, pemilih, dan karyawan
dalam satu kelompok yang ia sebut konstituen, ia mengelompokkan pemben dana
bantuan dan pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya investor dan kreditor
dikelompokkan menjadi satu.

10
Sementara itu, Hanley et al. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan
keuangan sektor publik menjadi dua belas kelompok, yaitu:
1. Anggota terpilih (elected members)
2. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak
3. Pelanggan atau klien
4. Karyawan/pegawai.
5. Pelanggan dan pemasok
6. Pemerintah
7. Pesaing (competitors)
8. Regulator
9. Pemberi pinjaman (lenders)
10. Donor dan sponsor
11. Investor atau patner bisnis
12. Kelompok penekan lainnya

Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sektor publik menurut Borgonovi


dan Anessi-Pessina (1997):
1. Masyarakat pengguna jasa publik
2. Masyarakat pembayar pajak
3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik
sebagai input atas aktivitas organisasi
4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
5. Badan-badan internasional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb.
6. Investor asing dan Country Analyst
7. Generasi yang akan datang
8. Lembaga negara
9. Kelompok politik (partai politik)
10. Manajer publik (Gubernur, Bupati, Direktur BUMN/BUMD)
11. Pegawai pemerintah

Serikat dagang sektor publik GASB (1999, p. B 184) mengidentifikasikan


pemakai laporan keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab.
2. Legislatif dan badan pengawasan yang secara langsung mewakili rakyat dan

11
3. Investor dan kreditur yang memben pinjaman dan/atau berpartisipasi dalam proses
pemberian pinjaman.

Menurut SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan) tahun 2005, terdapat beberapa


kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada:
(1) Masyarakat; (2) Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa; (3)
Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan
(4) Pemerintah.
Halim (2004) secara spesifik mengemukakan pihak-pihak eksternal Pemerintah
Daerah sebagai pemakai laporan keuangan Pemerintah Daerah adalah: (1) DPRD
(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), (2) Badan Pengawas Keuangan, (3) Investor,
Kreditor, dan Donatur, (4) Analis Ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah, (5)
Rakyat, (6) Pemerintah Pusat, (7) Pemerintah Daerah Lain.4

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya


yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas
pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam

4
Retno Yuliati, Jaka Winarna, Doddy Setiawan. 2007. Expectation GAP Antara Pemakai Laporan Keuangan
Pemerintah dan Auditor Pemerintah. Unhas Makassar: ASPP-14

12
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah
pada periode pelaporan urituk membiayai seluruh pengeluaran yang diaokasikan
dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.5

D. Hak dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan


Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah
yaitu:
a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu:
- Mengetahui kebijakan pemerintah
- Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah
- Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak untuk diberi
penjelasan secara terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi
perdebatan publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listened to).

Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh
pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul
sebagai konsekuensi konsep pertanggungjawaban publik Pertanggungjawaban publik
mensyaratkan organisasi publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan (accountability & stewardship).
Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda-
beda terhadap informasi keuangan yang diberikan oleh pemerintah. Bahkan di antara
kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dapat timbul konflik kepentingan.
Laporan keuangan pemerintah disediakan untuk member informasi kepada berbagai
kelompok pemakai (general purposive), meskipun setiap kelompok pemakai memiliki
kebutuhan informasi yang berbeda-beda.

5
https://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/view/363/347

13
Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut dapat
diringkas sebagai berikut:
1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga,
dan kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan
penggunaan dana yang telah diberikan Publik. ingin mengetahui apakah pemerintah
telah melakukan ketaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas
pengeluaran pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditur dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat risiko,
likuiditas, dan solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan
fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan
pemerintah, dan penyelewangan keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem
informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi
pengukuran kinerja, dan membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan
dengan organisasi lain yang sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

Masing-masing kelompok penguna mungkin saja membutuhkan informasi yang


berbeda dari laporan keuangan pemerintah. Berkaitan dengan hal ini, Anthony (1978)
dalam Jones dan Pendlebury (2000) membagi empat kebutuhan pengguna terhadap
laporan keuangan pemerintah, yaitu :
a. Financial viability
Yaitu menilai kemampuan keuangan pemerintah untuk tetap survive dalam
menjalankan pemerintahan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
b. Fiscal compliance
Yaitu untuk membandingkan antara pengeluaran aktual dengan anggaran yang telah
ditetapkan.
c. Management performance
Yaitu menilai kemampuan manajemen (pemerintah) untuk menggunakan dana yang
ada sebijak mungkin.

14
d. Cost ofservice provided
Yaitu untuk membandingkan antara tujuan organisasi dengan kebutuhan yang
sekarang dan yang akan datang.

Menurut Mardiasmo (2002), pemerintah sebagai manajemen publik salah


satunya SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), membutuhkan informasi atas
pelaporan keuangan pemerintah. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen publik
antara lain:
a. Informasi kondisi keuangan SKPD memerlukan informasi keuangan salah satunya
informasi akuntansi untuk dasar pertimbangan pengambilan keputusan.
b. Informasi kinerja dibutuhkan untuk menilai kemampuan manajemen untuk
menggunakan dana sebijak mungkin dan juga untuk membandingkan kinerja
organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis.
c. Informasi kepatuhan terhadap aturan informasi ini diperlukan untuk
membandingkan antara pengeluaran aktual dengan anggaran yang diterapkan.
d. Informasi perencanaan dan penganggaran Untuk melihat daftar perencanaan
kebijakan dan aktivitas dimasa yang akan datang.6

E. Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta


Beberapa perbedaan laporan keuangan pemerintahan dengan laporan keuangan
sektor swasta dapat dilihat pada tabel 10.1. Laporan Keuangan pemerintah dalam
beberapa hal berbeda dengan laporan keuangan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut
meliputi perbedaan jenis-jenis laporan keuangan, elemen laporan keuangan, tujuan
pelaporan keuangan, dan teknik akuntasi yang digunakan. Di samping memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda, kedua sektor juga memiliki persamaan yaitu
kedua-duanya membutuhkan standar akuntansi keuangan sebagai pedoman untuk
membuat laporan keuangan. Siklus akuntansi pada kedua sektor tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.

6
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/wra/article/view/6159/4783

15
Tabel 10.1

Perbedaan
Laporan Keuangan Pemerintah Laporan Keuangan Sektor Swasta
Fokus Finansial dan Politik Fokus Finansial
Kinerja diukur secara finansial dan Sebagaimana besar kinerja diukur
nonfinansial secara finansial
Pertanggungjawaban kepada parlemen Pertanggungjawaban kepada pemegang
dan masyarakat luas. saham dan kreditur
Berfokus pada bagian organisasi Berfokus pada organisasi secara
keseluruhan
Melihat ke masa depan secara detail Tidak dapat melihat masa depan secara
detail
Aturan pelaporan ditentukan oleh Aturan pelaporan ditentukan oleh
departemen keuangan undang-undang standar akuntansi, pasar
modal, dan praktik akuntansi.
Persamaan
 Dokumen-dokumen sumber
 Berperan sebagai hubungan masyarakat (public relations)
Sumber: A. Likierman and A. Taylor, Government's New Departmental Reports,
CACA (1990) dalam Henley, D. et al. (1992), disesuaikan.

Sebagaimana dijelaskan pada tabel 10.1 bahwa laporan keuangan lembaga


pemerintah tidak berfokus pada organisasi secara keseluruhan, akan tetapi berfokus
pada unit kerja pemerintah sebagai suatu bagian organisasi. Unit-unit kerja pemerintah
tersebut merupakan entitas akuntansi (accounting entity) dan entitas anggaran
(budgetary entity) yang otonom. Laporan keuangan pemerintah lebih berorientasi pada
jangka panjang (forward-looking) karena terkait dengan konsep politik dan kenegaraan
Pada sektor swasta fokus jangka panjang secara detail tidak dapat dilakukan karena
dibatasi oleh adanya ketidakpastian pasar.

Pada sektor swasta, laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor independen
untuk memberikan jaminan kualitas (quality assurance) bahwa laporan keuangan yang
dibuat manajemen tersebut terbebas dari salah saji yang material dan telah disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Laporan keuangan sektor publik

16
juga perlu diaudit, namun pengauditan untuk sektor publik tersebut lebih luas, tidak
sekadar audit keuangan dan kepatuhan saja, akan tetapi harus dilakukan juga audit value
for money. Dewan legislatif dapat menunjuk auditor independen, seperti Badan
Pemeriksa Keuangan atau kantor akuntan publik untuk mengaudit pemerintah.

Penggunaan akuntansi berbasis akrual pada sektor swasta telah berjalan lama
sementara pada sektor publik hingga saat ini banyak yang masih menggunakan
akuntansi berbasis kas. Akan tetapi, dengan adanya reformasi sektor publik pada awal
tahun 1980-an telah mendorong dilakukannya reformasi akuntansi sektor publik, salah
satunya adalah penggantian akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual.
Laporan Keuangan pemerintah yang buruk dapat menimbulkan implikasi negati antara
lain:

a. Menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pengelola dana publik (pemerintah).


b. Investor akan takut menanamkan modalnya karena laporan keuangan tidak dapat
diprediksi yang berakibat meningkatnya risiko investasi.
c. Pemberi donor akan mengurangi atau menghentikan bantuannya.
d. Kualitas keputusan menjadi buruk.
e. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan kinerja aktual.

Pemberian informasi keuangan yang tidak dapat diandalkan akan memengaruhi


kualitas keputusan baik bagi pemakai internal maupun pemakai eksternal.

Laporan keuangan pemerintah dalam beberapa hal berbeda dengan laporan


keuangan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis-jenis
laporan keuangan, tujuan pelaporan keuangan, dan tehnik akuntansi yang digunakan.
Di samping memiliki beberapa karakteristik yang berbeda kedua sektor juga memiliki
persamaan yaitu kedua-duanya membutuhkan standar akun keuangan sebagai pedoman
untuk membuat laporan keuangan yaitu laporan keuangan pemerintah memakai cash
accounting dan laporan keuangan sektor swasta memakai accrual accounting.7

7
Bambang Pamungkas dan Ina Wardani Latifah. 2013. Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan
Sistem Akuntansi Instansi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan : Vol. 1 No. 2, 2013

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat dari sisi
internal organisasi, laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan
evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dan sisi eksternal, laporan
keuangan merupakan alat pertanggungjawaban kepada publik dan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan. Akuntasi sektor publik bertujuan untuk memberi informasi yang
bertujuan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik. dan sebagai bukti
pertanggungjawaban dan pengelolaan, serta untuk memberi informasi yang digunakan
untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. Laporan keuangan
pemerintahan dan laporan keuangan komersial memiliki beberapa perbedaan
Perbedaan tersebut meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laporan tujuan
laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.

B. Saran
Saran dari kami sebagai pemakalah kepada pembaca, ada baiknya kita lebih
banyak lagi membaca tentang akuntansi sektor publik ini. Karena mata kuliah ini
berkaitan dengan profesi kita di masa depan nanti. Tidak hanya itu, materi laporan
keuangan sektor publik ini juga penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana sistem
laporan keuangan sektor publik serta tujuannya dan bagaimana perbedaannya dengan
laporan keuangan sektor swasta. Kami dari pemakalah juga sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun penulisan makalah kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Ak., CA. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit
Andi.

Urip Santoso, Yohanes Joni Pambelum. 2008. Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik
Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud. Jurnal
Administrasi Bisnis Vol.4 No. 1. FISIP-Unpar. :
https://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/view/363/347

https://journal.uii.ac.id/JAAI/article/view/11296

http://eprints.undip.ac.id/35878

Retno Yuliati, Jaka Winarna, Doddy Setiawan. 2007. Expectation GAP Antara Pemakai
Laporan Keuangan Pemerintah dan Auditor Pemerintah. Unhas Makassar: ASPP-14 :
http://jagoakuntansi.com/wp-content/uploads/2014/01/EXPECTATION-GAP-ANTARA-
PEMAKAI-LAPORAN-KEUANGAN-PEMERINTAH-DAN-AUDITOR-
PEMERINTAH.pdf

Siswita Novia, Fefri Indra Arza, Henri Agustin. 2015. Studi Kebutuhan Informasi Pengguna
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Padang. Jurnal WRA, Vol 3, No 1, April 2015 :
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/4748/2660

Bambang Pamungkas dan Ina Wardani Latifah. 2013. Penyusunan Laporan Keuangan
Menggunakan Sistem Akuntansi Instansi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 1 No. 2, 2013
: http://download.garuda.kemdikbud.go.id

19

Anda mungkin juga menyukai