Tentang
“ Etika Profesi Akuntansi ”
Disusun Oleh :
Kelompok 2 :
Rizki Pratama Putra 1916040043
Dosen pengampu :
Fajri Hidayat. S.S.T., M.Si
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang memberikan rahmat
dan dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Etika
Profesi Akuntansi ini dan kami berharap makalah ini dapat memenuhi tugas
mata kuliah Etika Bisnis Profesi ini. Salawat beriringan salam tidak lupa pula
kami sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
kita kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Pembukuan Dalam Perspektif Perpajakan 5
B. Pencatatan 6
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan,
memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan
untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan
disajikan oleh klien. Profesi akuntan publik akan selalu berhadapan dengan
dilema yang mengakibatkan seorang akuntan publik berada pada dua
pilihan yang bertentangan. Seorang akuntan publik akan mengalami suatu
dilema ketika tidak terjadi kesepakatan dengan klien mengenai beberapa
aspek dan tujuan pemeriksaan. Apabila akuntan publik memenuhi tuntutan
klien berarti akan melanggar standar pemeriksaan, etika profesi dan
komitmen akuntan publik tersebut terhadap profesinya, tetapi apabila tidak
memenuhi tuntutan klien maka dikhawatirkan akan berakibat pada
penghentian penugasan oleh klien. Kode etik akuntan indonesia dalam
pasal 1 ayat (2) adalah berisi tentang setiap anggota harus
mempertahankan integritas dan objektifitas dalam melaksanakan tugasnya
tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kode etik akuntan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kode etik akuntan
Dengan kata lain kode etik juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan
etika yang telah tersusun dalam bentuk peraturan berdasarkan prinsip
moral pada umumnya yang disesuaikan dan diterima sesuai jiwa profesi
guna mendukung ketentuan hukum yang berlaku demi kepentingan profesi,
penggunaan jasa profesi, masyarakat/publik, dalam lingkup bangsa dan
negara.
Dikatakan oleh E. Holloway dikutip dari Shidarta bahwa kode etik itu
memberi petunjuk untuk hal-hal sebagai berikut.
6. Administrasi personalia
Kode etik ini mengikat para anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan
dapat dipergunakan oleh seluruh akuntan di Indonesiam. Penegakan kode
etik di Indonesia diawasi oleh:
5. Departemen Keuangan RI
6. BPKP
Kode etik yang berlaku sejak tahun 1998, IAI menetapkan delapan
prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI dan seluruh
kompartemennya. Setiap kompartemen menjabarkan delapan Prinsip Etika
ke dalam Aturan Etika yang berlaku secara khusus bagi anggota IAI. Setiap
anggota IAI, khususnya untuk Kompartemen Akuntansi Sektor Publik harus
mematuhi delapan Prinsip Etika dalam Kode Etika IAI beserta Aturan
Etikanya.
2) Kepentingan Publik
Setiap anggota kewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,
dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari
suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik.
Profesi akuntan memegang peran penting di masyarakat, dimana publik
dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan dan pihak
lainnya tegantung kepada objektivitas dan integritas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
3) Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari
timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang
melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota
dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur, dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
4) Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Objektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa
yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau di
bawah pengaruh pihak lain.
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai
atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila
ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa
standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan
bahwa terdapat panduan mengenai sifat dan luas kewajiban
kerahasaan serta mengenai berbagai keadaan dimana informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu
diungkapkan.
7) Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,
anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai
dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai
dengan keahliannya dan dengan hati-hati, anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.
A. Kesimpulan
Membahas tentang kode etik tidak dapat dipisahkan dengan etika.
Keduanya saling berketerkaitan secara falsafah, etika yang mendasari
lahirnya kode etik dalam setiap profesi. Dapat disimpulkan bahwa kode etik
merupakan prinsip-prinsip yang terdiri dari kesatuan moral yang melekat
pada suatu profesi dan sudah disepakati oleh organisasi profesi tertentu
yang menyusun dengan sistematis.
Dengan kata lain kode etik juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan
etika yang telah tersusun dalam bentuk peraturan berdasarkan prinsip
moral pada umumnya yang disesuaikan dan diterima sesuai jiwa profesi
guna mendukung ketentuan hukum yang berlaku demi kepentingan profesi,
penggunaan jasa profesi, masyarakat/publik, dalam lingkup bangsa dan
negara.
Kode Etik Akuntan Indonesia terdiri dari delapan bab, 11 pasal dan
enam pertanyaan etika profesi yang terdiri dari : (1) tentang Integritas,
Objektivitas, dan Independesi, (2) tentang Kecakapan Profesional, (3)
tentang Pengungkapan Informasi Rahasia Klien, (4) tentang Iklan bagi
Kantor Akuntan Publik, (5) tentang Komunikasi Antar Akuntan Publik, dan (6)
tentang Perpindahan Staf/Partner dari Satu Kantor Akuntan ke Kantor
Akuntan lain.
B. Saran
Pemakalah sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah Wawasan serta pengetahuan. Pemakalah juga
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, pemakalah berharap juga kritik saran dan masukan Demi
perbaikan dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Hendi Prihanto. (2018). Etika Bisnis dan Profesi: Sebuah Pencarian. Cetakan ke-
1. Depok : Rajawali.