PENGAUDITAN I
Oleh :
Kelompok 1 :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TONDANO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anungrahnya
serta penyertaannya,kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “10 Standar Audit dan
Etika Profesi”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah ‘’Pengauditan I’’.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca serta bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah berperan dalam penyusunan
makalah ini serta referensi dan sumber-sumber informasi yang kami peroleh.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya yang merupakan kelemahan dari kami,
sehingga kami sangat , sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah
kedepannya. , atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir, wajah dunia seakan mendapatkan pukulan berat dari banyaknya
tragedi-tragedi kemanusiaan, bisnis dan politik yang akhirnya bermuara pada derita krisis global
saat ini. Banyaknya kejadian memilukan didunia ini cenderung disebabkan oleh banyaknya
pengabaian etika dalam berbagai lini kehidupan masyarakat dunia. Salah satu lini kehidupan
masyarakat dunia ini adalah kegiatan bisnis. Kebutuhan hidup masyarakat dunia tidak mungkin
terpenuhi tanpa adanya kegiatan bisnis. Dalam sepuluh tahun terakhir, cukup banyak tragedi
kehancuran bisnis yangterjadi di dunia, tragedi ini memberi dampak penderitaan yang cukup
signifikan pada kehidupan masyarakat luas dan tak sedikit korban yang berjatuhan karenanya.
Sebagian besar tragedi ini dipicu oleh adanya pengabaian etika dalam setiap kegiatan bisnis.
Secara singkat, pengabaian etika adalah dilakukannya suatu kegiatan yang dianggap benar oleh
para pengambil keputusan, namun membawa dampak merugikan atau dianggap salah oleh pihak
lain. Contoh pengabaian etika itu sendiri antara lain adalah, praktek kecurangan dalam
pembuatan laporan keuangan, penyuapan,window dressing, dan lain sebagainya. Berkaca dari
beberapa kejadian yang memilukan tesebut, para praktisi bisnis dan keuangan dunia mulai
memperluas area manajemen resiko mereka. Dari yang awalnya hanya berfokus pada area
manajemen resiko bisnis, mereka mulai menyadari bahwa mereka perlu menerapkan manajemen
dalam lingkup etika. Dalam literature, manajemen di lingkup etika ini disebut manajemen resiko
etika. Dalam Brooks (2004) dinyatakan, Para praktisi bisnis kini mulai menyadari bahwa
meskipun manajemen risiko cenderung berfokus kepada masalah-masalah non-etis, bukti yang
ada menunjukkan bahwa penghindaran bencana dan kegagalan juga memerlukan perhatian
kepada masalah risiko etika.Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak
menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat.
Adapun beberapa permasalahan yang dirumuskan di dalam makalah adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Kita sering mendengar istilah GAAP di akuntansi di mana GAAP adalah singkatan
dari Generally Accepted Accounting Principle. Di dalam auditing, ada sebuah istilah yang
disebut GAAS yang merupakan singkatan dari Generally Accepted Auditing Standard.
GAAS adalah aturan-aturan dan pedoman umum yang digunakan akuntan publik yang terdaftar
atau bersertifikat dalam mempersiapkan dan melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan klien.
Di dalam GAAS terdapat 10 standar audit yang menjadi pedoman auditor dalam melaksanakan
pemeriksaan laporan keuangan yang dikelompokkan dalam 3 standar. yaitu standar umum
(general standards), standar pekerjaan lapangan (standards of field work) dan standar
pelaporan (standards of reporting).
1. Competence, audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2. Independence, dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Due Professional Care, dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama.
4. Adequate Planning and Proper Supervision, pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan
jika digunakan , asisten harus disupervisi dengan semestinya.
5. Understanding the Entity, Environment, and Internal Control, pemahaman yang memadai atas
struktur pengendalian intern harus diperoleh untk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.
6. Sufficient Competent Audit Evidence, bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
7. Financial Statements Presented in Accordance with GAAP, laporan audit harus menyatakan
apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
8. Consistency in the Application of GAAP, laporan audit harus menunjukkkan keadaan yang
didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
periode sebelumnya.
10. Expression of Opinion, laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan
keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diterima.
Akuntan publik merupakan orang yang memiliki predikat profesional. lstilah profesional
berarti tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab
penugasan dan memenuhi undang-undang serta peraturan masyarakat.
Kantor Akuntan publik ditugaskan dan dibayar perusahaan yang mengeluarkan laporan
keuangan, untuk memberikan pendapatnya. Laporan hasil audit akan dimanfaatkan bagi para
pemakai laporan. Auditor tidak berhubungan dengan pemakai laporan keuangan tetapi lebih
sering berhubungan dengan klien.
Para pemakai laporan penting untuk memandang kantor akuntan publik sebagai pihak
yang independen, tidak memihak dan memiliki kompeténsi tinggi. Jika pemakai beranggapan
bahwa kantor akuntan publik tidak memberikan jasa yang dapat mengurangi risiko informasi,
maka nilai audit dan laporan atestasi akan berkurang, akibatnya permintaan akan audit atau jasa
lain pada kantor akuntan publik yang bersangkutan akan berkurang. Oleh §ebab itu kantor
akuntan publik akan lebih termotivasi untuk selalu benindak dengan profesionalisme yang tinggi.
Salah satu cara profesi akuntan publik mewujudkan perilaku profesional salah satunya
adalah pengaruh dari pelaksanaan etika profesi yang talah ditetapkan oleh IAI yaitu Kode Etik
Akuntan Indonesia.
Kode etik dibuat dengan tujuan untuk menentukan standar perilaku bagi para akuntan,
terutama akuntan publik.
-Masyarakat tidak dapat diharapkan mampu menilai kualitas jasa yang diberikan oleh profesi
Dalam masyarakat yang majemuk terdapat sistem nilai etika yang majemuk (banyak dan
berbeda antara yang satu dengan yang lain). Akibatnya tidak menutup kemungkinan akan terjadi
konflik antara kelompok masyarakat tertentu dengan yang Iain. Fenomena ini memang sulit
dihindarkan, karena kemajemukannya sendiri merupakan fenomena yang alamiah. Dengan kata
lain, kemajemukan itu gebetulnya memang harus ada, namun di samping kemajemukannya
tersebut harus ada sebuah nilai Yang sifatnya universal dan dapat diterima oleh semua pihak.
Etika adalah nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang diterima dan
digunakan oleh individu atau suatu golongan tertentu sedangkan Kode Etik adalah produk
kesepakatan yang mengatur tingkah laku moral suatu kelompok tertentu dalam masyarakat untuk
diberlakukan dalam suatu masa tertentu, dengan ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok itu.
Etika Profesi merupakan kode etik untuk profesi tertentu dan karenanya harus dimengerti
selayaknya, bukan sebagai etika absolut. Untuk mempermudah harus dijelaskan bagaimana
masalah hukum dan etika berkaitan walaupun berbeda.
Ketentuan umum dalam kode etik akuntan publik memiliki kekuatan dalam hal penekanan pada
kegiatan yang positif hingga menghasilkan kualitas kerja yang tinggi. Sedangkan kelemahannya
adalah sum untuk memaksakan perilaku umum yang ideal karena tidak adanya standar perilaku
minimum.
Peraturan khusus memiliki keunggulan dalam pejabaran terinci, sehingga dapat dipaksakannya
standar perilaku dan kinerja minimum. Kelemahannya adalah cenderung memberikan penafsiran
Dada para praktisi sebagai standar maksimum dan bukannya minimum.
Kode perilaku lkatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: kode etik akuntan
Indonesia, Pernyataan Etika Profesi, dan lnterpretasi Pernyataan Etika Profesi. Ketiga bagian
tersebut dilandasi oleh prinsip perilaku profesional.
Ketetapan etika
Prinsip Etika, adalah standar ideal dari perilaku etis yang dapat dicapai dalam terminologi
filosoti. Ditetapkan oleh lAl-Pusat.
Aturan Etika, Standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagai peraturan khusus, dan
merupakan suatu keharusan. Diterbitkan oleh lAl-KAP.
lnterpretasi Aturan Etika, lnterpretasi peraturan perilaku, bukan merupakan keharusan, tetapi
para praktisi harus memahaminya. Ditetapkan oleh Pengurus |Al-KAP.
Ketetapan Etika, Penjelasan dan jawaban yang diterbitkan dewan SPAP untuk menjawab
pertanyaanpertanyaa peraturan perilaku yang diajukan oleh para praktisi dan lainnya yang
tertarik pada persyaratan etika. Bukan merupakan keharusan, tetapi para praktisi harus
memahaminya.
Kode etik ini meliputi seperangkat prinsip-prinsip atau nilai-nilai moral yang mengatur
tentang perilaku profesional akuntan publik. Kode etik ini harus ditaati oleh semua akuntan yang
menjalankan praktik sebagai akuntan publik.
Interpretasi pernyataan etika profesi merupakan penjelasan yang dikeluarkan oleh Komite
Kode Etik lAl mengenai beberapa situasi tertentu yang dihadapi dalam praktik berkenaan
dengan perilaku etika profesional.
1. lndependensi
Independence in fact
lndependen dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataanya auditor mampu
mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya. Artinya
sebagai suatu kejujuran yang tidak memihak dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya, hal ini berarti bahwa dalam mempenimbangkan fakta-fakta yang dipakai
sebagai dasar pemberian pendapat, auditor harus objektif dan tidak berprasangka.
Independence in appearance
lndependen dalam penampilan adalah hasil interpretasi pihak lain mengenai independensi
ini. Auditor akan dianggap tidak independen apabila auditor tersebut memiliki hubungan
tertentu (misalnya hubungan keluarga) dengan kliennya yang dapat menimbulkan
kecurigaan bahwa auditor tersebut akan memihak kliennya atau tidak independen.
Oleh karena itu dibutuhkan upaya pemeliharaan independensi. Upaya dapat berupa
persyaratan atau dorongan lain, hal-hal tersebut antara lain:
a. Kewajiban hukum, adanya sanksi hukum bagi auditor yang tidak independen.
b. Standar auditing yang berlaku umum, sebagai pedoman yang mengharuskan auditor
mempertahankan sikap independen, untuk semua hal yang berkaitan dengan penugasan.
d. Komite Audit, merupakan sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang
bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya '
dari manajemen. Komite audit akan memutuskan kantor akuntan publik mana yang akan
diberi tugas, dan menentukan ruang lingkup pekerjaan, melakukan pertemuan untuk
membahas hasil audit, dan membantu menengahi bila terjadi perselisihan antara
manajemen dan audimr.
Terdapat aturan-aturan perilaku bagi akuntan publik yang berkaitan dengan standar teknis yaitu
peraturan 201, 202 dan 203.
a. Kompetensi profesional
Akuntan publik hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak
diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.
d. Data Relevan yang memadai Wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk
menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan dengan
pelaksanaan jasa profesionalnya.
Semua anggota kantor akuntan publik yang melaksanakan penugasan jasa auditing,
atestasi, review, kompilasi, konsultan manajemen, perpajakan, atau jasa profesional
lainnya wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan IAI
203 Prinsip-prinsip Akuntansi
1. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data
keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti
tersebut di atas. Dalam kondisi tersebut, anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan
dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan
menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara
mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), sena alasan
mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan
laporan yang menyesatkan.
Jika sesudah laporan audit dikeluarkan dengan opini wajar tanpa pengecualian,
auditor menemukan laporan keuangan ternyata ada salah saji material, maka auditor
tidak dapat memberitahukan informasi rahasia klien kepada pihak lain. Maka harus
diterbitkan laporan audit yang sudah dikoreksi.
3. melarang review praktik profesional (review mutu) seorang anggota sesuai dengan
kewenangan IAI
Penjelasan: kantor akuntan publik tidak dapat menolak pemeriksaan kertas kerja
dengan mengatakan kertas kerja itu rahasia, jika seorang dalam kantor akuntan publik
dituntut telah melaksanakan kinerja teknis yang tidak memadai oleh badan yang
dibentuk lAI-KAP dalam rangka penegakan disiplin anggota.
Setiap anggota harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam tugasnya,
dan tidak boleh terlibat dalam pengungkapan dan pemanfaatan informasi tersebut, tanpa
seizin pihak yang memberi tugas, kecuali jika hal itu dikehendaki oleh norma profesi,
hukum atas negara.
1. Besaran Fee
Besarnya fee anggota kantor akuntan publik dapat bervariasi tergantung pada:
-Risiko penugasan
Anggota kantor akuntan publik tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Ketentuan ini untuk membantu para
akuntan publik mempertahankan objektivitas dalam melaksanakan audit atau
memberikan jasa perpajakan atau manajemen.
2. Fee kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa
adanya fee yang akan dibebankan. Kecuali ada temuan atau hasil tertentu di mana jumlah
fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontijen jika
ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan
tersebut dapat mengurangi independensi.
Anggota kantor akuntan publik wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan
perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
Anggota waiib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan
mengadakan engagement audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun
buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain degnan jenis dan periode serta tujuan yang
berlainan.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari
akuntan pengganti secara memadai.
Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi
dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu
tunjuk klien, kecuall apablla perikatan tersebut dllaksanakan untuk memenuhl ketentuan
perundang-undangan atau peraturan yang dlbuat oleh badan yang borwemng.
E. Tangung jawab dan praktik lain
Anggota KAP dalam menialankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien
melalul pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan keglatan pemasaran
Iainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.
Keadaan ini akan meningkatkan persaingan pada pemasaran dan penetapan harga yang
Iebih bersaing untuk berbagai jasa. Adanya sanksl hukum, persyaratan review bersyarat,
dan kemungkinan campur tangan dari IAI akan dapat mempertahankan mutu audit temp
tlnggl. Persaingan yang makin besar dalam profesl ini tidak akan menekan kantor publik
yang efisien dan bermutu tinggi. Diharapkan persaingan yang meningkat tidak
menyebabkan para auditor menurunkan mutu di bawah standar.
a. Komisi Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk Iainnya yang
diberikan kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari
klien/pihak lain.
b. Fee Referal (Rujukan) Fee referal adalah imbalan yang dibayarkan/diterima-kepada/ dari
sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Fee referal hanya diperkenankan bagi
sesama profesi.
Anggota hanya dapat berpraktik akunmn publik dalam bentuk organisasi yang diizinkan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku danlatau yang tidak menyesatkan dan
merendahkan citra profesi.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Etika profesi adalah suatu sistem norma, nilai danaturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional. Dan perbedaan dari setiap kode etik suatu profesi setiap etika
profesi mempunyai kode etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang
mengatur etika profesi tersebut. Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena
melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik akan
diperiksa oleh majelis kode etik dari setiap profesi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA