Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Di susu oleh

Nama : Wulan Sangaji

Npm : 21033052

Mid : Etika bisnis dan profesi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,, Pui dan s!ukur kami panatkan kehadirat Tuhan "ang Maha Esa ataslimpahan dan
karunia-N!a,sehingga Makalah ini !ang berisi tentang # Etika ProfesiAkuntansi tentang Jabatn Kepala
Akuntansi$ dapat terselesaikan% &a!a bers!ukur masih diberi kesehatan untuk mengerakan dan
melaksanakan tugas Makalah matakuliah Etika Profesi Akuuntansi%Tidak ada !ang sempurna melainkan
A''A( &)T%% atas i*in-N!a telah terselesaikantugas makalah ini% &a!a mohon kritik dan saran !ang dapat
membangunmen!empurnakan tugas Makalah ini%Pada kesempatan ini sa!a mengu+apkan terima kasih
kepada semua kalangan pihak!ang telah memberikan sa!a motiasi dan semangat dalam pembuatan
tugas Makalahini, sa!a berharap informasi dan materi !ang terdapat dalam Makalah ini sangatberguna
bagi pemba+a%emikianlah Makalah ini sa!a buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, sa!amohon
maaf dan terima kasih%
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalh

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika Profesi Akuntansi

2. Kode Etik Teknisi Akuntansi

3. Prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi

a. Tanggung Jawab profesi

b. Kepentingan publik

c. Integritas

d. Obyektivitas

e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

f. Kerahasiaan

g. Standar Teknis

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien dan
para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan
disajikan oleh klien. Profesi akuntan publik akan selalu berhadapan dengan dilema yang mengakibatkan
seorang akuntan publik berada pada dua pilihan yang bertentangan. Seorang akuntan publik akan
mengalami suatu dilema ketika tidak terjadi kesepakatan dengan klien mengenai beberapa aspek dan
tujuan pemeriksaan. Apabila akuntan publik memenuhi tuntutan klien berarti akan melanggar standar
pemeriksaan, etika profesi dan komitmen akuntan publik tersebut terhadap profesinya, tetapi apabila
tidak memenuhi tuntutan klien maka dikhawatirkan akan berakibat pada penghentian penugasan oleh
klien. Kode etik akuntan indonesia dalam pasal 1 ayat (2) adalah berisi tentang setiap anggota harus
mempertahankan integritas dan objektifitas dalam melaksanakan tugasnya tentang kualitas atau mutu
jasa yang diberikan.

Pelanggaran-pelanggaran seakan menjadi titik tolak bagi masyarakat pemakai jasa profesi akuntan
publik untuk menuntut mereka bekerja secara lebih profesional dengan mengedepankan integritas diri
dan profesinya sehingga hasil laporannya benar-benar adil dan transparan. Hal ini semakin
mempengaruhi kepercayaan terhadap profesi akuntan dan masyarakat semakin menyangsikan
komitmen akuntan terhadap kode etik profesinya. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi atau dapat
diatasi apabila setiap akuntan mempunyai pemahaman, pengetahuan dan menerapkan etika secara
memadai dalam pekerjaan profesionalnya.

Independensi meliputi kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang
profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional. Independensi berarti sikap mental yang
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.

Seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai
laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh
klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, dan mungkin saja bertentangan dengan
kepentingan para pemakai laporan keuangan. Demikian pula, kepentingan pemakai laporan keuangan
yang satu mungkin berbeda dengan pemakai lainnya. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, auditor harus bersikap independen terhadap
kepentingan klien, pemakai laporan keuangan, maupun kepentingan akuntan publik itu sendiri.

Independensi merupakan sikap mental, yang berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam
mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam diri
akuntan dalam menyatakan pendapatnya. Serta Independensi merupakan penampilan yang berarti
adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak independen sehingga akuntan publik harus
menghindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya.
Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan
publik, serta berpengaruh terhadap loyalitas seorang auditor dalam menjalankan tugas profesinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Etika Profesi Akuntansi?

2. Bagaimanakah tujuan Profesi Teknisi Akuntansi?

3. Apa sajakah prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang kami susun, adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk menunaikan kewajiban sebagai peserta didik yaitu menyelesaikan tugas yang telah diberikan
ibu guru kepada kami.

2. Untuk memahami bagaimanakah sebenarnya Etika Profesi itu.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika Profesi Akuntansi

Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti
“timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Secara
metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap
kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu
lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika
melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

2. Kode Etik Teknisi Akuntansi

Kode Etik Teknisi Akuntansi Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota
yang bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah maupun di lingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggungjawab profesionalnya.

Tujuan profesi teknisi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme
tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi pada kepentingan public.

Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:

1) Profesionalisme. Diperlakukan individu yang dengan jelas dapat identifikasikan oleh pemakai jasa
teknisi akuntansi sebagai professional di bidang akuntansi.

2) Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari teknisi akuntansiikan
pada standar kinerja tertinggi.

3) Kepercayaan. Pemakai jasa teknisi akuntansi harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh teknisi akuntansi.

Kode Etik Teknisi Akuntansi terdiri dari tiga

bagian:
1) Prinsip Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberi jasa pofesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan dan berlaku bagi seluruh
anggota.

2) Aturan Etika. Aturan Etika disahkan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.

3) Interpretasi Aturan Etika. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh
Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam menerapkan Aturan Etiks, tanpa dimaksudkan untuk
membatasi lingkup dan penerapannya.

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interprestasi dan atau Aturan Etika
sampai dikeluarkannya aturan dan interprestasi baru untuk menggantikannya. Kepatuhan terhadap
Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali
pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan
oleh adannya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya
mekanisme pemerosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota
yang tidak mentaatinya.

Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintah yang
mengatur bisnis klien atau menggunakan laporan untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi

a. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota
juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung
jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

b. Kepentingan Publik

Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan
integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan utama profesi
akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan
tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat
prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus menunjukkan dedikasi untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
c. Integritas

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh
keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat
yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

d. Obyektivitas

Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen.
Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit
internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan
pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun
jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan.
Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan
pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan
kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota
wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap
anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah
pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang
harus dipenuhinya.

f. Kerahasiaan

Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau
pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya, anggota bisa saja
mengungkapkan kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau hukum yang
mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien
atau pemberi jasa berakhir.

h. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati
anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari penyusunan laporan ini adalah:

1. Kita dapat mengetahui yang dimaksud Etika Profesi Akuntansi.

2. Kita dapat mengetahui tujuan dari Etika Profesi Teknisi Akuntansi.

3. Kita dapat mengetahui prinsip dari Etika Profesi Akuntansi.

B. Saran

Harapan besar kami tertuang pada orang-orang yang membaca makalah ini, semoga bisa dijadikan
sebagai sumber referensi utama maupun tambahan. Dan semoga dengan adanya pengetahuan dari
makalah ini dapat meningkatkan kualitas kerja dimasa yang akan datang untuk bias berkerja dan
menghasilkan karya ilmiah ataupun makalah yang berkualitas dan mempunya dasar nilai dan
pengetahuan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

http:??an"a!ifar"ela%3or"press%o!?2011?10?1<?etika-profesi-akuntansi-2?http:??nitaka3aii%blogspot
%o!?2012?10?pengertian-etikaprofesiakuntansi-4eb12-1%ht!lhttp:??putri'a#antieb14%blogspot%o!?
2012?08?pengertian-etika-profesi-tugas-1-etika%ht!lhttp:??kinantiarin%3or"press%o!?etika-profesi-
akuntan?http:??a"heba"riah%blogspot%o!?2016?01?etika-profesi-akuntansi%ht!lhttp:??
#olan"aangraeini%blogspot%o!?2012?08?softskill-etika-profesi-akuntansi-tugas@788<%ht!l

Anda mungkin juga menyukai