Anda di halaman 1dari 13

PELANGGARAN ETIKA PROFESI OLEH

AKUNTAN PUBLIK

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD IBRA ANSHARI
180203052

DOSEN PEMBIMBING : Agustina Nurul Fajriah

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan dengan judul “Pelanggaran Etika Profesi
Oleh Akuntan Publik”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Langsa, November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Etika Profesi Akuntansi.............................................................3
2.2 Prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi......................................................3
2.3 Basis Teori Etika.........................................................................................6
2.4 Egoisme......................................................................7
2.5 Contoh Kasus...............................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh
kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan
kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Profesi
akuntan publik akan selalu berhadapan dengan dilema yang mengakibatkan
seorang akuntan publik berada pada dua pilihan yang bertentangan. Seorang
akuntan publik akan mengalami suatu dilema ketika tidak terjadi kesepakatan
dengan klien mengenai beberapa aspek dan tujuan pemeriksaan. Apabila akuntan
publik memenuhi tuntutan klien berarti akan melanggar standar pemeriksaan,
etika profesi dan komitmen akuntan publik tersebut terhadap profesinya, tetapi
apabila tidak memenuhi tuntutan klien maka dikhawatirkan akan berakibat pada
penghentian penugasan oleh klien. Kode etik akuntan indonesia dalam pasal 1
ayat (2) adalah berisi tentang setiap anggota harus mempertahankan integritas dan
objektifitas dalam melaksanakan tugasnya tentang kualitas atau mutu jasa yang
diberikan. 
Kurangnya kesadaran etika akuntan publik dan maraknya manipulasi
akuntansi korporat membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan
mulai menurun, sehingga para pemakai laporan keuangan seperti investor dan
kreditur mempertanyakan eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen.
Krisis moral dalam dunia bisnis yang mengemuka akhir-akhir ini adalah
kasus Kimia Farma dan Bank Lippo, dengan melibatkan kantor-kantor akuntan
publik yang selama ini diyakini memiliki kualitas audit tinggi. Kasus Kimia
Farma dan Bank Lippo juga berawal dari terdeteksinya manipulasi dalam laporan
keuangan.
Pelanggaran-pelanggaran seakan menjadi titik tolak bagi masyarakat
pemakai jasa profesi akuntan publik untuk menuntut mereka bekerja secara lebih
profesional dengan mengedepankan integritas diri dan profesinya sehingga hasil
laporannya benar-benar adil dan transparan.Hal ini semakin mempengaruhi

1
kepercayaan terhadap profesi akuntan dan masyarakat semakin menyangsikan
komitmen akuntan terhadap kode etik profesinya.Hal ini seharusnya tidak perlu
terjadi atau dapat diatasi apabila setiap akuntan mempunyai pemahaman,
pengetahuan dan menerapkan etika secara memadai dalam pekerjaan
profesionalnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian etika profesi akuntansi?
2. Apa prinsip-prinsip etika profesi akuntansi?
3. Bagaimana basis teori etika?
4. Apa itu egoisme?
5. Bagaimana contoh kasus?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Etika Profesi Akuntansi                                                  


     Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan
baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti
“timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.Secara metodologis, tidak
setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.Etika memerlukan
sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika
merupakan suatu ilmu.Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia.Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah
laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.Maksudnya etika melihat
dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

2.2   Prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi


1.      Tanggung Jawab profesi                                                                              
         Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus selalu
bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi
profesi.

3
2.      Kepentingan Publik
         Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit,
pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan
pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan utama profesi
akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan
dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.Dan semua anggota mengikat
dirinya untuk menghormati kepercayaan publik.Atas kepercayaan yang diberikan
publik kepadanya, anggota harus menunjukkan dedikasi untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi.Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan
publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
3.      Integritas      
         Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4.     Obyektivitas
        Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota dalam praktek
publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen.
Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan,
melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan
manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik
dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi.Apapun jasa dan
kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara
obyektivitas.

4
5.      Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
         Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian
dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan
kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau
perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada
pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk
menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan,
pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab
yang harus dipenuhinya.
6.     Kerahasiaan
        Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan
informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional
yang diberikannya, anggota bisa saja mengungkapkan kerahasiaan bila ada hak
atau kewajiban professional atau hukum yang mengungkapkannya.Kewajiban
kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau
pemberi jasa berakhir.
7.      Perilaku Profesional                                                            
        Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban
untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8.      Standar Teknis
         Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya
dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas.Standar teknis dan standar professional yang harus

5
ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan
perundang-undangan yang relevan.

2.3   Basis Teori Etika


1.      Etika Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos yang memiliki arti  
tujuan. Dalam hal mengukur baik buruknya suatu tindakan yaitu berdasarkan
tujuan yang akan dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari tindakan
yang telah dilakukan.
2.      Deontolog                                                                                      
Deontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu deon yang memiliki arti
kewajiban. Jika terdapat pertanyaan “Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan
itu harus ditolak karena buruk?”. Maka Deontologi akan menjawab “karena
perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dank arena perbuatan kedua dilarang”.
Pendekatan deontologi sudah diterima oleh agama dan merupakan salah satu teori
etika yang penting.
3.      Teori Hak                          
Dalam pemikiran moral saat ini, teori hak merupakan pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau
perilaku.Teori hak ini merupaka suatu aspek dari teori deontologi karena berkaitan
dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua
manusia adalah sama. Oleh karena itu, hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis.
4.       Teori Keutamaan ( Virtue )
Dalam teori keutamaan memandang sikap atau akhlak
seseorang.Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan seseorang untuk bertingkah laku baik
secara moral.Contoh sifat yang dilandaskan oleh teori keutamaan yaitu
kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras dan hidup yang baik.

6
2.4 Egoisme                                                                                
Egoisme adalah cara untuk mempertahankan dan meningkatkan
pandangan yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, dan umumnya memiliki
pendapat untuk meningkatkan citra pribadi seseorang dan pentingnya intelektual,
fisik, sosial dan lainnya. Egoisme ini tidak memandang kepedulian terhadap orang
lain maupun orang banyak pada umunya dan hanya memikirkan diri sendiri
Perbedaan hedonisme dengan egoisme :
1. Egoisme mementingkan diri sendiri ataupun kelompok meskipun orang
atau kelompok lain dirugikan sedangkan hedonisme mementingkan diri
sendiri demi kesenangan yang didapat secara individual.
2. Hedonisme mengandung sifat egoisme sedangkan egoisme belum tentu
mengandung hedonisme.
3. Hedoisme timbul dari kodrat manusia yang memang menginginkan
suatu kesenangan sedangkan egoism timbul tidak hanya dari psikologis
saja tapi bisa dari lingkungan sekitar.

2.5 Contoh Kasus


Akuntan Publik Petrus Mitra Winata Dibekukan Sulistiono
Kertawacana
Wed, 28 Mar 2007 03:35:32 -0800
Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik kembali muncul.
Menteri Keuangan pun memberi sanksi pembekuan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membekukan izin
Akuntan Publik (AP) Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik
(KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret
2007. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said
dalam siaran pers yang diterima Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi
pembekuan izin diberikan karena akuntan publik tersebut melakukan pelanggaran
terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan
Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang

7
dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga telah melakukan pelanggaran atas
pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum atas laporan
keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan Apartemen Nuansa
Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.         
Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi
termasuk audit umum, review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan
juga dilarang menjadi pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia
tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta wajib memenuhi
ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL). Pembekuan
izin oleh Menkeu tersebut sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor
423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kasus tersebut, sanksi pembekuan izin diberikan karena akuntan
publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Berdasarkan etika profesi akuntansi, auditor tersebut telah
melanggar prinsip keempat, yaitu prinsip objektivitas. Dimana setiap anggota
harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan
Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang
dilakukan oleh Drs. Petrus Mitra Winata. Selain itu, Petrus juga telah melakukan
pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit
umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan
Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.

9
DAFTAR PUSTAKA

IAI, Standar Profesional Akuntan Publik/SPAP (Kode Etik Akuntan Indonesia


dan Aturan Etika Profesi Akuntan Publik). Jakarta : Salemba Empat, 2001
 http://afiapratamaziliwuu.blogspot.com
 http://annisaapratiwi.blogspot.com/2013/12/contoh-paper-kasus-lippo-bank.html
http://cescbergas.blogspot.com/2012/11/8-prinsip-etika-profesi-dalam-
akuntansi.html
http://heleninfo.wordpress.com/2013/11/07/kasus-pelanggaran-etika-bisnis-pada-
bank-lippo/
http://shuumalik.wordpress.com/2013/01/28/pengertian-etika-profesi-akuntansi/
http://singgihnurseto.blogspot.com/2009/12/skandal-laporan-keuangan-ganda-
bank.html

10

Anda mungkin juga menyukai