MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
Disusun oleh:
Kelompok 4
Lutfia (2010313220021)
Najla Hanif Qotrunnada (2010313320032)
Niken Ayu Wulandari (2010313220033)
Zada Anis Syifa (2010313220013)
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kasus tentang Filsafat, Agama, Etika, dan
Hukum Bisnis” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah pengetahuan kasus tentang Filsafat, Agama, Etika, dan
Hukum Bisnis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rahma Yuliani selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1.1 Kronologi Kasus Penipuan Bisnis dan Investasi PT Gradasi Anak Negeri.........2
2.1.3 Kasus Bapak Petrus Octavianus: Menebar Pelayanan bagi Sesama Bapak Anak
Miskin 4
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
PENDAHULUAN
Semakin maraknya dan beragamnya kasus yaitu, kasus pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) terkait kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di Indonesia
yang masih tinggi serta penipuan bisnis ataupun investasi di Indonesia mulai dari
penipuan seperti modus menggunakan nama dari pihak lain hingga menggunakan
media sosial sebagai sarana untuk melakukan penipuan. Hal ini menunjukkan
perlunya tatanan hakikat agama, etika, hukum di dalam kehidupan manusia.
PEMBAHASAN
2.1.1 Kronologi Kasus Penipuan Bisnis dan Investasi PT Gradasi Anak Negeri
Kasus yang terjadi pada kasus PT Gradasi Anak Negeri (DelsonEricson 2019).
Perusahaan ini melakukan penipuan dengan menjadikan masyarakat sebagai investor
dengan syarat mentransfer dana minimal sebesar Rp 5.000.000,00 ke rekening PT
Gradasi Anak Negeri dengan iming-iming akan memperoleh keuntungan sebesar 10%
setiap minggunya selama setahun. Perusahaan ini menggunakan sistem MLM di mana
jika mengajak orang lain untuk bergabung maka mendapatkan bonus tambahan. Maka
dari itu, semakin banyak pihak yang tertipu. Awalnya pembagian bonus berjalan
lancar, namun semakin bertambahnya periode, bonus 10% yang dijanjikan tidak
lancar. Hal tersebutlah yang membuat para investor tertipu. PT Gradasi Anak Negeri
ini, memiliki empat posisi penting dalam struktur organisasinya, yaitu Arman Arsito
sebagai pendiri dari perusahaan yang disebut – sebut bergerak di bidang investasi
dana, Hendra Gunawan selaku komisaris, Ilham Hidayat selaku direktur, dan Sunan
Sasongko sebagai penampung dana nasabah yang telah ditransfer. Kasus yang dialami
PT Gradasi Anak Negeri ini dijerat pasal KUHP tentang penggelapan dan pasal 378
KUHP tentang penipuan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.
Untuk itu masyarakat harus lebih berhati- hati, ketika menerima tawaran bisnis
ataupun investasi, periksa dengan cermat apakah tawaran ini menguntungkan atau
tidak. Jangan percaya begitu saja tawaran yang sumbernya saja tidak jelas dan tidak
dipercaya. Cari hal - hal penting terkait bisnis dan investasi ketika mendapatkan
tawaran tersebut.
Kemudian pemerintah terutama penegak hukum harus lebih tegas dan sigap
menanggapi kasus penipuan yang semakin marak terjadi. Aparat penegak hukum
harus langsung menindak agar kasus yang selama ini terjadi berkurang jumlahnya.
Disisi lain perusahaan harus segera menyelesaikan permasalahan dan bertanggung
jawab atas penyelewengan dana yang telah dilakukan
Berdasarkan kasus penipuan tersebut, etika bisnis dan hukum bisnis sangat penting
dalam kegiatan bisnis karena hal tersebut merupakan landasan yang harus diterapkan
dalam berbisnis. Penipuan yang dilakukan oleh PT Gradasi Anak Negeri merupakan
salah satu bentuk pelanggaran etika dan hukum bisnis. Perusahaan menjanjikan uang
berlipat ganda jika menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut, namun perusahaan
menyelewengkan dananya untuk keperluan pribadi.
Pada minggu, 11 Februari 2018 seorang pria berumur sekitar 35 tahun bernama
Suliono melakukan penyerangan kepada jemaat Gereja Katolik St Lidwina Bedog, di
Jalan Jambon Trihanggo No. 3, Gamping, Trihanggo, Sleman, DI Yogyakarta. Pelaku
tersebut membawa senjata pedang. Penyerangan tersebut terjadi saat jemaat sedang
melakukan ibadah misa. Pelaku yang berasal dari Banyuwangi ini awalnya masuk
melalui pintu barat gereja dan menyerang seorang jemaat gereja bernama Martinus
Parmadi Subiantoro. Selanjutnya pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil
mengayun-ayunkan pedang sekitar 1 meter. Selain itu, pelaku tidak hanya menyerang
para jemaat gereja tapi juga merusak benda-benda yang ada di dalam gereja, seperti
patung dan perabot lainnya. Serangan Suliono juga menyasar romo yang memimpin
misa tersebut, yaitu Romo Karl Edmund Prier. Dia terluka pada bagian kepala sebelah
kiri, di belakang telinga. Luka yang dialami beliau lumayan akibat adanya pendarahan
2.1.3 Kasus Bapak Petrus Octavianus: Menebar Pelayanan bagi Sesama Bapak
Anak Miskin
Panjang jalan berliku yang harus ditempuh sebelum Pak Octav, panggilan akrabnya,
berkarya Dia kini memang tidak sendirian, Anak asuhnya yang sudah ditampung
sejak tahun 1960, tersebar di seluruh Indonesia. Dari Banda Aceh sampai Papua,
mulai Minahasa hingga Kupang Di Malang dia menampung 7.000 anak. Di seluruh
Indonesia, jumlahnya sampai saat ini sekitar 30.000 anak. Sebagian sudah selesai,
lulus, berkarya, dan menempati posisi atau jabatan strategis Walikota Malang sempat
memberinya julukan Bapak Anak Miskin. Sudah lama saya canangkan tekad, semua
anak harus berpendidikan. Mereka yang kekurangan akan saya anggap anak sendiri
Kirimkan kepada saya agar (bisa) saya bantu," tekad Pak Octav Tekad ini pernah
dikeluhkan
Sambil menerawang, Pak Octav mengenang. "Ibu itu orang Sunda, namanya
Bu Kandar. bekerja di kantor sosial setempat. Beliau langsung membawa saya ke
panti asuhan. Karena saya sudah terlalu besar, 21 tahun, kemudian disewakan rumah
dekat panti. Bersama tiga rekan lain, dua dari Sumba dan seorang dari Kupang, kami
mengalami titik balik. Bisa sekolah dan tidak usah lagi menjadi pemulung.”
Pada sisi lain, kegemaran mengajar mengantarnya menjadi penulis buku yang
sangat produktif. Sudah 29 buku berbahasa Indonesia yang diselesaikan berikut 21
buku bidang agama, kehidupan masyarakat, manajemen, dan pemerintahan. Buku
terbarunya, jilid ketiga dari seri Menuju Indonesia Jaya dan Indonesia Adidaya akan
diluncurkan Rabu (15/11) malam ini di hotel Shangri-la, Jakarta. Apa makna karya
terbarunya?
Tindakan manusia disebut human action (actus humanus) merupakan bagian dari
cakupan filsafat moral, dimana tindakan ini dapat dan harus dipertanggungjawabkan.
Actus humanus bisa diandaikan bahwa rasio manusia berada dalam fungsi yang
sedemikian rupa sehingga ia merupakan tuan dan pemilik atas perbuatannya sendiri.
Actus humanus bisa diidentikan dengan free act (tindakan bebas). Manusia dikatakan
bebas apabila bersangkutan dengan subjek bagi perbuatannya, maka sebagai subjek ia
lantas bertanggung jawab atas perbuatannya.
Dalam kasus yang dibahas di atas yakni kasus PT Gradasi Anak Negeri,
mereka melakukan penipuan yang merupakan perbuatan buruk dengan memanfaatkan
media sosial. Penipuan dalam bentuk perusahaan tersebut menipu masyarakat untuk
menjadi investor dengan syarat mentransfer dana minimal sebesar Rp 5.000.000,00
ke rekening PT Gradasi Anak Negeri dan akan memperoleh keuntungan sebesar 10%
setiap minggunya selama setahun. Perusahaan tersebut harus bertanggung jawab
atas
Kebebasan ini diandaikan dalam dua hal yaitu: tahu dan mau, apabila
perusahaan tersebut mengetahui dan hal tersebut bebas maka dengan demikian
perusahaan harus bertanggung jawab atas yang telah dilakukan serta perusahaan juga
mengalami penurunan reputasi akibat penipuan. dan para pelanggan tidak percaya dan
terus menganggap perusahaan jelek dimata masyarakat.
Dalam kasus Bapak Petrus Octavianus, jika ditinjau dari filsafat yang
merupakan perbuatan baik. Tindakan manusia ialah pencetusan dirinya. Sudah jelas
manusia secara konkret direpresentasikan oleh tindakannya sendiri. Tindakan manusia
adalah representasi dirinya yang paling umum (Maurice Blondel). Dengan
tindakannya, manusia menghadirkan dirinya secara memesonakan. Seperti halnya
yang dilakukan oleh Bapak Octavianus yang mau merawat anak-anak terlantar.
Banyak faktor yang terlibat dalam tindakan penipuan seperti yang terjadi pada
kasus Gradasi Anak Negeri, antara lain ialah persaingan yang tinggi dari perusahaan
Pada kasus penyerangan gereja, sudah jelas perbuatan tersebut dilarang oleh
agama seperti yang telah dijelaskan di atas. Agama pun memiliki norma-norma yang
berisi mulai dari aturan, anjuran, sampai larangan. Aturan-aturan pasti tertuang dalam
kitab suci masing-masing agama dan semuanya pasti merupakan aturan serta ajaran
yang baik. Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh Suliono merupakan tindakan
yang melanggar norma agama yaitu melakukan penyerangan, apalagi penyerangan ini
di lakukan di tempat ibadah serta saat para korban melakukan ibadah. Selain
mengganggu dan merugikan orang-orang yang tengah beribadah, tindakan tersebut
sama saja dengan Suliono tidak menghargai sesama manusia dan pemeluk agama
lainnya. Seharusnya Suliono tidak melakukan perbuatan tercela tersebut.
Hal-hal seperti ini harus dicegah di kehidupan masa sekarang. Pelaku penipuan serta
penyerangan yang telah merugikan banyak pihak sudah sepantasnya mendapatkan
sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku agar para pelaku jera. Mereka akan
mendapatkan dampak yang sangat buruk dengan mendapat sanksi sosial sehingga
tidak akan mendapat kepercayaan dari manapun dan ia tidak akan pernah merasa
tenang karena telah melakukan tindakan tersebut.
Lain dari tindakan tindakan di atas, pada kasus Bapak Petrus Octavianus sama sekali
tidak melanggar aturan hukum yang berlaku. Malah sebaliknya, Pak Octav
merupakan orang yang taat pada aturan hukum yang berlaku.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keseluruhan budi (baik dan
buruk). Etika juga merupakan filsafat tentang tindakan manusia sebagai manusia,
yang jelas bahwa etika itu berurusan secara langsung dengan tindakan atau tingkah
laku manusia dan tidak bisa lepas dan selalu berkaitan dengan aturan-aturan agama
yang berlaku yang tetap mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Selain itu juga, etika
berhubungan langsung dengan hukum. Hubungannya dapat dimengerti dalam skema
hubungan antara hukum kodrat dan hukum positif yaitu, etika atau moral haruslah
meresapi hukum. Etika itu pertama tama soal baik buruk (berkaitan dengan nilai-nilai
normatif). Hukum adalah soal perintah & larangan. Hukum bukan soal nasihat, tetapi
soal perintah dan larangan, karena kalau tidak menjalankan perintah atau melanggar
larangan akan dihukum. Hukum haruslah tunduk pada etika. Artinya, apa yang
diperintahkan haruslah merupakan kebaikan; dan apa yang dilarang haruslah
merupakan keburukan. Bukan sebaliknya, dilarang maka buruk; diperintahkan maka
baik.
Etika, filsafat, agama hukum saling berkaitan karena merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam mengatur perilaku manusia. Prinsip-prinsip refleksi yang
benar harus ditanamkan dalam hati nurani seseorang agar tidak melakukan hal-hal
yang menyimpang. Sehingga seseorang mengetahui dampak apa yang bisa
ditimbulkan jika ia melakukan suatu hal yang buruk. Oleh karena itu selalu
diharapkan agar melakukan tindakan yang baik dan menghindari tindakan buruk. Dan
juga, jelas sekali bahwa antar agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada
agama yang tidak mengajarkan etika atau moralitas.
3.2 Saran
Saran kami dari kasus yang dipelajari mengenai filsafat, agama, etika, dan hukum
bisnis yakni setiap yang dilakukan atau diperbuat, perlu mengembangkan sikap dan
perilaku hidup etis dalam arti luas, yaitu dengan memadukan dan menyeimbangkan
kualitas kesehatan fisik, pengetahuan intelektual (psiko etika), kematangan emosional,
kerukunan sosial (sosio etika), dan kesadaran spiritual. Meditasi, zikir, retret, dan
10
11
Agoes, Sukrisno., dan Ardana, I Cenik. (2014). Etika Bisnis dan Profesi Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.
Sari, H. R. (Juni, 2012). Modus penipuan ala koperasi PT Gradasi Anak Negeri.
12