Disusun oleh:
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
rahmat, karunia dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini yang berjudul “Profesi Auditing dan CPA”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini
adalah sebagai salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Pengauditan 1.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kata kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembuatan dari semua pihak terkait.
Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:
1. Hetty Muniroh, SE., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengauditan 1
Universitas YPPI Rembang.
2. Rekan kelompok yang membantu dalam proses pencarian dan kontribusi pikiran serta
tenaga demi terwujudnya usaha ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya khususnya bagi mahasiswa.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
Profesi Akuntan Publik memiliki peran yang cukup besar dalam
menciptakan perekonomian yang sehat dan transparan. Akuntan Publik
memberikan jasa asurans terkait kualitas dan kredibilitas laporan keuangan.
Tanggung jawab Akuntan Publik memberikan opini atas laporan keuangan,
sedangkan penyajian laporan keuangan merupakan tanggung jawab dari
manajemen. Untuk melindungi kedua belah pihak maka diperlukan
undangundang yang mengatur mengenai akuntan publik. Standar Profesional
Akuntan Publik merupakan acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu yang
wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik (AP) dalam pemberian jasanya. Jasa asurans
yang diberikan Akuntan Publik meliputi jasa audit atas informasi keuangan
historis; jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan jasa asurans lainnya.
Selain jasa asurans akuntan publik juga dapat memberikan jasa lainnya (non
asurans) yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen seperti jasa
audit kinerja, jasa internal audit, jasa perpajakan, jasa kompilasi laporan keuangan
dan sebagainya.
Jenis-jenis auditor di Indonesia adalah:
1. Akuntan publik (external auditor): dengan memiliki Kantor Akuntan
Publik (KAP) atau bekerja di KAP.
2. Auditor intern (internal auditor): dengan bekerja di Satuan Pengawas
Intern atau Internal Audit Departement perusahaan swasta dan Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, di perusahaan
perbankan biasanya disebut Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).
3. Auditor pemerintah (government auditor): dengan bekerja di BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan), BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan), atau Inspektorat di suatu kementerian dan pemerintahan
daerah.
3. Standar Pelaporan
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
standars akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan. Jika
ada tangung jawab tersebut dipikul oleh auditor.
D. Standar Atestasi
Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua
hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
1. Standar Umum
a. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
b. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan
asersi.
c. Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada:
1) Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah
ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam
penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu
memahaminya.
2) Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan
rasional dengan menggunakan kriteria tersebut.
d. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental
independen harus dipertahankan oleh praktisi.
e. Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam
melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan
pelaksanaan perikatan tersebut.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
b. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi
simpulan yang dinyatakan dalam laporan.
3. Standar Pelaporan
a. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat
perikatan atestasi yang bersangkutan.
b. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang
dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
c. Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan
tentang perikatan dan penyajian asersi.
d. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan
untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu
pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-
pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.
Berikut ini adalah standar umum tambahan untuk semua jasa konsultasi
yang ditetapkan karena kekhususan sifat jasa konsultasi yaitu kesepakatan dengan
klien dapat menjadi pembatas bagi praktisi dalam pelaksanaan tugasnya.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Wirakusumah & Sukrisno Agoes. (2003). Tanya Jawab Praktik Auditing.
Jakarta: LP FEUI.
Bambang Hartadi. (2004). Auditing: Suatu Pendekatan Komprehensif Per Pos dan
per Siklus. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Elder, Randal J.; Beasley, Mark S., and Arens, Alvin A. (2010). Auditing and
Assurance Services: An Integrated Approach. Pearson Prentice Hall.