Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROFESI AUDITING DAN CPA

Disusun oleh:

1. Doni Setiawan 23030004


2. Azam
3. Resita Nurdianti 23030015
4. Amin Syamsudin 23030024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS YPPI REMBANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
rahmat, karunia dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini yang berjudul “Profesi Auditing dan CPA”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini
adalah sebagai salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Pengauditan 1.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kata kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembuatan dari semua pihak terkait.
Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:
1. Hetty Muniroh, SE., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengauditan 1
Universitas YPPI Rembang.
2. Rekan kelompok yang membantu dalam proses pencarian dan kontribusi pikiran serta
tenaga demi terwujudnya usaha ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya khususnya bagi mahasiswa.

Rembang, 05 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pendahuluan
Profesi Akuntan Publik memiliki peran yang cukup besar dalam
menciptakan perekonomian yang sehat dan transparan. Akuntan Publik
memberikan jasa asurans terkait kualitas dan kredibilitas laporan keuangan.
Tanggung jawab Akuntan Publik memberikan opini atas laporan keuangan,
sedangkan penyajian laporan keuangan merupakan tanggung jawab dari
manajemen. Untuk melindungi kedua belah pihak maka diperlukan
undangundang yang mengatur mengenai akuntan publik. Standar Profesional
Akuntan Publik merupakan acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu yang
wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik (AP) dalam pemberian jasanya. Jasa asurans
yang diberikan Akuntan Publik meliputi jasa audit atas informasi keuangan
historis; jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan jasa asurans lainnya.
Selain jasa asurans akuntan publik juga dapat memberikan jasa lainnya (non
asurans) yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen seperti jasa
audit kinerja, jasa internal audit, jasa perpajakan, jasa kompilasi laporan keuangan
dan sebagainya.
Jenis-jenis auditor di Indonesia adalah:
1. Akuntan publik (external auditor): dengan memiliki Kantor Akuntan
Publik (KAP) atau bekerja di KAP.
2. Auditor intern (internal auditor): dengan bekerja di Satuan Pengawas
Intern atau Internal Audit Departement perusahaan swasta dan Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, di perusahaan
perbankan biasanya disebut Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).
3. Auditor pemerintah (government auditor): dengan bekerja di BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan), BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan), atau Inspektorat di suatu kementerian dan pemerintahan
daerah.

Dalam melaksanakan pekerjaan, seorang auditor harus senantiasa


memperhatikan apa yang disebut Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat
SPAP), suatu kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan
panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP
dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan
Publik Indonesia (DSPAP IAPI). SPAP yang diterbitkan terakhir per 31 Maret
2011 terdiri dari lima standar, yaitu:
1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Reviu (PSAR) yang
dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi
dan Reviu (IPSAR).
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi
dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi
dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu
(IPSPM).

B. Kantor Akuntan Publik (KAP)


Pada umumnya KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor-kantor
akuntan publik Big Four dan kantor-kantor akuntan publik selain Big Four.39 Big
Four merupakan empat kantor akuntan publik (KAP) terbesar di dunia yang dapat
memengaruhi pengauditan internasional karena aktivitas operasi hariannya
dibanyak negara dan keanggotaannya di sebagian besar organisasi profesi
akuntansi di dunia dengan pendapatan sebesar miliaran dolar. Big Four ini terdiri
dari: Deloitte Touche Tohmatsu, PwC (Price waterhouse Coopers), Ernst & Young
(EY) dan KPMG. Keempat ini memiliki cabang diseluruh Amerika Serikat dan
seluruh dunia.
KAP selain Big Four bukan suatu yang homogen, dari KAP lokal berskala
kecil dengan sedikit tenaga profesional, KAP second tier yang memiliki jaringan
internasional, ada juga KAP skalal menengah secara nasional atau regional
dengan beberapa cabang. KAP second tier pada tahun 2011 di Amerika Serikat
seperti Grant Thornton; BDO Seidman; McGladrey & Pullen; Moss Adams; dan
Myer, Hoffman & McCann.41 Hierarki organisasi yang umum dalam KAP
Internasional terdiri dari:42
1. Akuntan Staf (Asisten Junior Kemudian menjadi Asisten Senior) yaitu posisi
pertama saat seseorang memasuki profesi akuntan publik yang seringkali
melakukan tugas-tugas audit yang bersifat rutin dan lebih rinci.
2. Akuntan Senior (Supervisor) atau auditor senior, yaitu seseorang yang
bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan audit dan umumnya memiliki
pengalaman selama dua tahun atau lebih di bidang pengauditan publik. Peran
utama yaitu merencanakan audit dan terutama bertanggung jawab untuk
melakukan penugasan audit di lokasi klien bisnis. Perencanaan dan supervisi
atas audit yang lebih kompleks mungkin melibatkan rekan atau direktur
dalam perencanan, dan menyertakan manajer dalam menyupervisi penugasan
tersebut.
3. Manajer, yaitu seseorang yang menyupervisi audit-audit yang dilakukan oleh
auditor senior. Manajer membantu auditor senior merencanakan program
auditnya, mereviu kertas-kertas kerja secara periodik, dan memberikan
arahan/pedoman lainnya. Manajer bertanggung jawab untuk menentukan
prosedur audit yang diterapkan untuk audit-audit tertentu dan untuk
mempertahankan keseragaman standar pekerjaan lapangan.manajer umumnya
memiliki pengalaman setidaknya selama lima tahun, pengetahuan yang lebih
luas, paham perpajakan, standar akuntansi, dan regulasi pemerintah.
4. Rekan/Direktur, yaitu pemilik kantor akuntan publik yang sebelumnya di
negara-negara dulu dikenal sebagai direktur. Rekan banyak terlibat dalam
perencanaan audit, evaluasi hasil-hasil, dan penentuan opini audit.

C. Pernyataan Standar Auditing


Standar audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
terdiri dari sepuluh Standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Jadi standar umum mengatur tentang pribadi auditor, mengenai


persyaratan kompetensi, sikap serta profesionalisme auditor dalam
melaksanakan audit.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan
di lapangan, mulai dari perencanaan, supervisi, pemahaman dan
pengevaluasian pengendalian intern, pengumpulan bukti sampai selesainya
pemeriksaan di lapangan.

3. Standar Pelaporan
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
standars akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan. Jika
ada tangung jawab tersebut dipikul oleh auditor.

D. Standar Atestasi
Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua
hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
1. Standar Umum
a. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
b. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan
asersi.
c. Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada:
1) Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah
ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam
penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu
memahaminya.
2) Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan
rasional dengan menggunakan kriteria tersebut.
d. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental
independen harus dipertahankan oleh praktisi.
e. Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam
melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan
pelaksanaan perikatan tersebut.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
b. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi
simpulan yang dinyatakan dalam laporan.
3. Standar Pelaporan
a. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat
perikatan atestasi yang bersangkutan.
b. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang
dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
c. Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan
tentang perikatan dan penyajian asersi.
d. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan
untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu
pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-
pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.

E. Standar Jasa Akuntansi dan Reviu


Akuntan publik dapat memberikan jasa akuntansi lain, baik yang
berhubungan dengan kompilasi maupun reviu suatu laporan keuangan atau suatu
jasa yang terpisah. Jasa akuntansi yang dimaksud antara lain:
1. Menyusun daftar saldo (trial balance).
2. Memberikan bantuan dalam penyelesaian buku besar.
3. Memberikan jasa konsultasi dalam bidang akuntansi, perpajakan, dan jasa lain
yang sejenis.
4. Mengisi surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) Pajak Penghasilan.
5. Memberikan berbagai jasa pembukuan atau pengolahan data secara manual
atau dengan menggunakan mesin pembukuan/komputer sepanjang hasil
akhirnya bukan merupakan laporan keuangan.
6. Mengolah data keuangan untuk klien kantor akuntan lain.

F. Standar Jasa Konsultasi


Sebagaimana telah dijelaskan pada standar-standar sebelumnya, standar
umum untuk akuntan publik sebagai praktisi yang harus ditetapkan dalam setiap
perikatannya adalah sebagai berikut:
1. Kecakapan profesional. Setiap perikatan jasa profesional hanya dapat diterima
apabila akuntan publik sebagai praktisi yakin bahwa perikatan tersebut dapat
diselesaikan dengan kompeten dan bertanggung jawab.
2. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama. Dalam
setiap pelaksanaan jasa profesional, kemahiran profesional praktisi harus
digunakan dengan cermat dan seksama.
3. Perencanaan dan supervisi. Setiap pelaksanaan jasa profesional praktisi harus
dilaksanakan dengan perencanaan dan supervisi yang memadai.
4. Data relevan dan memadai. Data yang relevan harus didapatkan praktisi dalam
jumlah yang memadai sehingga kesimpulan atau rekomendasi yang
berhubungan dengan semua jasa profesional, selalu berdasarkan pada
pertimbangan yang rasional.

Berikut ini adalah standar umum tambahan untuk semua jasa konsultasi
yang ditetapkan karena kekhususan sifat jasa konsultasi yaitu kesepakatan dengan
klien dapat menjadi pembatas bagi praktisi dalam pelaksanaan tugasnya.

1. Kepentingan klien. Dalam setiap perikatan, praktisi harus melayani


kepentingan klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kesepakatan dengan klien dengan tetap mempertahankan integritas dan
objektivitas.
2. Kesepakatan dengan klien. Dalam setiap perikatannya, praktisi harus
mencapai kesepakatan, baik secara lisan maupun tertulis, dengan klien
mengenai tanggung jawab masing-masing pihak dan sifat, lingkup, dan
keterbatasan jasa yang akan disediakan, dan mengubah kesepakatan tersebut
apabila terjadi perubahan signifikan selama masa perikatan.
3. Komunikasi dengan klien. Praktisi harus memberi tahu kliennya tentang
adanya:
a) benturan kepentingan,
b) keraguan signifikan yang berkaitan dengan lingkup dan manfaat suatu
perikatan, dan
c) Temuan atau kejadian signifikan selama periode perikatan.
G. Standar pengendalian Mutu
Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP
pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultasi meliputi:
1. Independensi, yakni meyakinkan semua personel pada setiap tingkat
organisasi harus mempertahankan independensi.
2. Penugasan personel, yakni meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan
oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis
untuk perikatan dimaksud.
3. Konsultasi, yakni meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi
memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang
memadai.
4. Supervisi, yakni meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi
standar mutu yang ditetapkan oleh KAP.
5. Pemekerjaan (hiring), yakni meyakinkan bahwa semua orang yang
dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan
mereka melakukan penugasan secara kompeten.
6. Pengembangan profesional, yakni meyakinkan bahwa setiap personel
memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi
tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan
merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi
personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan
karier mereka di KAP.
7. Promosi (advancement), yakni meyakinkan bahwa semua personel yang
terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk
tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
8. Penerimaan dan keberlanjutan klien, yakni menentukan apakah perikatan
dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan
terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki
integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence).
9. Inspeksi, yakni meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan
unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.

H. Kode Etik Akuntan


Setiap pihak yang memberikan jasa dari pengetahuan dan keahliannya
pada pihak lain seharusnya memiliki rasa tanggung jawab kepada pihakpihak
yang dipengaruhi oleh jasanya itu. Kode Etik Akuntan Indonesia adalah pedoman
bagi para anggota akuntan publik untuk bertugas secara bertanggung jawab dan
objektif. Aturan Etika Akuntan Publik secara lengkap disajikan sebagai berikut:
1. Independensi, Integritas, dan Objektivitas
Independensi, dalam menjalankan tugasnya, akuntan publik harus selalu
mempertahankan sikap mental independensi di dalam memberikan jasa
profesional sebagaimana diatur dalam SPAP. Sikap mental independensi
tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact – akuntan publik
tersebut bersikap tidak memihak saat melakukan tugasnya) maupun dalam
penampilan (in appearance-penafsiran orang lain mengenai independensi
akuntan publik tersebut). Independensi adalah pandangan dan sikap akuntan
publik yang tidak berprasangka, tidak memihak dalam melakukan
pemeriksaan, pengevaluasian dan penerbitan laporan audit.
Integritas dan Objektivitas, dalam menjalankan tugasnya, akuntan
publik harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor
salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimabangan kepada pihak lain.
2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
Standar Umum, akuntan publik harus memenuhi standar berikut ini
beserta interpretasi yang terkait:
a. kompetensi profesional, akuntan publik hanya boleh melakukan pemberian
jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat
diselesaikan dengan kompetensi profesional.
b. Kecermatan dan keseksamaan profesional, akuntan publik wajib
melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
c. Perencanaan dan supervisi, akuntan publik wajib merencanakan dan
mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa
profesional.
d. Data relevan dan memadai, akuntan publik wajib memperoleh data relevan
yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau
rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
e. Kepatuhan terhadap standar, akuntan publik yang melaksanakan
penugasan jasa auditing, atestasi, reviu, kompilasi, konsultasi manajemen,
perpajakan, atau jasa profesional lainnya wajib mematuhi standar.
Prinsip-prinsip akuntansi, akuntan publik tidak diperkenankan:
a. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan
keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atau.
b. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material
yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai
prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat
penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara
keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan IAI.
3. Tanggung Jawab Kepada Klien
Informasi dari klien yang rahasia, akuntan publik tidak diperkenankan
mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien.
Fee profesional, besaran fee dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak
diperkenankan mendapat klien dengan cara menawarkan fee yang dapat
merusak citra profesi.
Fee Kontinjen, adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau
hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau
badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut
dapat mengurangi independensi.

4. Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi, wajib memelihara citra


profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak
reputasi rekan seprofesi.

Komunikasi antar akuntan publik, wajib berkomunikasi tertulis dengan


akuntan publik pendahulu bila akan mengadakan perikatan (engagement)
audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang
sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang
berlainan. Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis
permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

Perikatan Atestasi, akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan


perikatan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan
yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila
perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-
undangan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

5. Tanggung Jawab dan Praktik Lain


Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan, tidak diperkenankan
melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan
profesi.
Iklan, promosi, dan kegiatan pemasaran lainnya, dalam menjalankan
praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan
iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya
sepanjang tidak merendahkan citra profesi.),
Komisi dan fee reveral (rujukan komisi adalah imbalan dalam bentuk
uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau diterima
dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/pihak lain.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi
apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi
independensi. Fee reveral (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/ diterima
kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Fee reveral
(rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
Bentuk Organisasi dan KAP, hanya dapat berpraktik akuntan publik
dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan/atau yang tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.
BAB II

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Wirakusumah & Sukrisno Agoes. (2003). Tanya Jawab Praktik Auditing.
Jakarta: LP FEUI.

Bambang Hartadi. (2004). Auditing: Suatu Pendekatan Komprehensif Per Pos dan
per Siklus. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Elder, Randal J.; Beasley, Mark S., and Arens, Alvin A. (2010). Auditing and
Assurance Services: An Integrated Approach. Pearson Prentice Hall.

Standar Profesional Akuntan Publik. (2011). IAPI.

Sukrisno Agoes. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan). Edisi 3. Jakarta: LP


FEUI

Anda mungkin juga menyukai