Anda di halaman 1dari 26

DAMPAK CORONA (COVID19) TERHADAP

PEMERIKSAAN KEUANGAN (AUDIT)

Dosen Pengampu : Reza Hanafi Lubis, M. Si.

OLEH :

Nama : Wan Gustina Indah Sari


NPM : 173214135

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL – WASHLIYAH
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang

“Dampak Corona (Covid19) Terhadap Pemeriksaan Keuangan (Audit)” ini dengan

baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima

kasih kepada Bapak Reza Hanafi Lubis, M. Si. selaku Dosen mata kuliah

Pemeriksaan Keuangan (Audit) yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Untuk itu saya selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata

kuliah Pemeriksaan Keuangan (Audit) yang telah memberikan bimbingannya

sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.

Selaku penyusun saya sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran yang membangun agar

penulis dapat menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya.Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.

Medan, Juni 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

2.1 Pengertian Pemeriksaan Keuangan (Audit)........................................................ 3

2.2 Tujuan Dari Pemeriksaan Keuangan (Audit)...................................................... 4

2.3 Jenis-Jenis Opini Pemeriksaan Keuangan (Audit).............................................. 4

2.4 Tahapan Pemeriksaan Keuangan (Audit)............................................................ 7

2.5 Bagaimana Dampak Covid19 Terhadap Pemeriksaan Keuangan (Audit).......... 9

2.6 Solusi Untuk Melakukan Audit Selama Covid19............................................... 11

2.7 Kelebihan dan Keterbatasan Audit Jarak Jauh.................................................... 18

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 21

3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berkembangnya COVID-19 serta adanya pembatasan perjalanan di seluruh

dunia, bersamaan dengan adanya kebutuhan untuk melakukan audit sesuai dengan

peraturan/ hukum atau adanya keperluan mendesak untuk melakukan audit telah

memunculkan kembali pembicaraan serta perhatian terhadap upaya audit internal

untuk menemukan alternatif lain sebagai pengganti proses audit tradisional - yang

menggunakan metode tatap muka – untuk sesegera mungkin diimplementasikan.

Proses audit jarak jauh mungkin merupakan alternatif terbaik yang dapat

dilaksanakan, hal ini terutama karena sebagian besar perusahaan telah membatasi

perjalanan hanya untuk fungsi-fungsi bisnis yang kritis, dan banyak negara di dunia

telah melakukan penutupan sementara perbatasannya. Pengetahuan singkat ini

membahas tentang dampak corona terhadap audit yang berujung dengan solusi

tentang proses audit jarak jauh serta menawarkan strategi untuk mengatasinya pada

setiap bagian proses penugasan audit, meliputi - perencanaan, pemeriksaan dokumen,

kerja lapangan, wawancara, dan pertemuan penutupan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Keuangan (Audit)?

2. Apa tujuan dari Pemeriksaan Keuangan (Audit) bagi perusahaan?

1
3. Apa saja jenis-jenis opini Pemeriksaan Keuangan (Audit)?

4. Apa saja tahapan Pemeriksaan Keuangan (Audit)?

5. Bagaimana dampak Covid19 terhadap Pemeriksaan Keuangan (Audit)?

6. Apa saja solusi yang dapat dilakukan untuk tetap aktif melakukan Auditing

selama Covid19?

7. Apa saja kelebihan dan keterbatasan Audit jarak jauh?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Keuangan

(Audit).

2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari Pemeriksaan Keuangan (Audit) bagi

perusahaan.

3. Untuk mengatahui jenis-jenis opini Pemeriksaan Keuangan (Audit).

4. Untuk mengetahui tahapan Pemeriksaan Keuangan (Audit).

5. Untuk mengetahui bagaimana dampak Covid19 terhadap Pemeriksaan

Keuangan (Audit).

6. Untuk mengetahui apa saja solusi yang dapat dilakukan untuk tetap aktif

melakukan Auditing selama Covid19.

7. Untuk mengetahui kelebihan dan keterbatasan Audit jarak jauh.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PEMERIKSAAN KEUANGAN (AUDIT)

Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan memeriksa bukti yang berkaitan

dengan informasi untuk menentukan dan membuat laporan tentang tingkat kesesuaian

antara informasi dan kriteria yang ditentukan. Umumnya pemeriksaan atau audit

dilakukan pada laporan keuangan, berbagai catatan akuntansi, dan bukti pendukung

yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Proses audit dilakukan oleh auditor, yaitu

seseorang yang memiliki kompetensi untuk mengaudit dan independen.

Berikut beberapa definisi audit menurut para ahli :

 Menurut Arens dan Loebbecke

Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti mengenai informasi

untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria

yang telah ditentukan di mana proses audit dilakukan oleh orang yang kompeten dan

independen.

 Menurut William F. Meisser, Jr

3
Audit adalah proses sistematis dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan

dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan

kriteria yang telah ditentukan, hasil penugasan dikomunikasikan kepada pihak yang

berkepentingan.

 Menurut Pernyataan Standar Audit Keuangan (PSAK)

Audit adalah proses sistematis yang bertujuan untuk mengevaluasi bukti yang

dikumpulkan pada pernyataan atau pernyataan tentang berbagai tindakan ekonomi,

peristiwa dan melihat tingkat hubungan antara pernyataan atau pernyataan dengan

kenyataan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada yang berkepentingan.

2.2 TUJUAN DARI PEMERIKSAAN KEUANGAN (AUDIT)

Tujuan audit dari laporan keuangan yaitu untuk menilai kewajaran atau

kelayakan penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Adapun

kelayakan dan kewajaran ini mengacu pada prinsip akuntansi yang berterima umum

dan selanjutnya atas penilaian tersebut akan tercermin pada opini audit.

2.3 JENIS-JENIS OPINI PEMERIKSAAN KEUANGAN (AUDIT)

Ada beberapa jenis opini audit keuangan, yaitu :

 Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

4
Pendapat yang diberikan auditor tanpa suatu keberatan apapun atas ikhtisar keuangan

yang disajikan oleh pihak manajemen. Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat

keadaan berikut :

a. Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor

telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga auditor dapat

memastikan kerja lapangan telah ditaati.

b. Telah mengikuti standar umum yang telah disepakati.

c. Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang umum berlaku di Indonesia dan ditetapkan secara konsisten pada

laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah

disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan.

d. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties)

mengenai perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan

sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan.

 Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat yang diberikan auditor dengan keberatan tertentu atas salah satu perkiraan

yang tercatat pada laporan keuangan, akan tetapi keberatan tersebut tidak

memengaruhi secara material atas ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen. Hal-

hal yang memengaruhi munculnya opini wajar dengan pengecualian adalah :

5
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup

audit yang material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara

keseluruhan.

b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip

akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak

memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut

dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam

prinsip akuntansi.

 Opini Penolakan (Disclaimer Opinion)

Adalah penolakan memberikan pendapat atas ikhtisar keuangan yang disajikan

manajemen disebabkan oleh adanya pembatasan luasnya pemeriksaan atau adanya

ketidakpastian mengenai jumlah suatu perkiraan tertentu.

 Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Adalah pendapat yang diberikan auditor yang menyatakan tidak setuju atas ikhtisar

keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen, dikarenakan auditor merasa benar-

benar yakin bahwa ikhtisar keuangan tersebut benar benar tidak layak.

2.4 TAHAPAN PEMERIKSAAN KEUANGAN (AUDIT)

6
Audit merupakan suatu kegiatan yang tersistematis sehingga untuk melakukan

audit, terdapat tahapan-tahapan yang perlu dilakukan. Adapun tahapan-tahapan audit

laporan keuangan sebagai berikut :

 Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit maka

kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya diwakili

oleh manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah kesepakatan

yang harus dibuat dan disetujui bersama. Manajemen atau klien menyerahkan audit

laporan keuangan kepada auditor dan auditor menyanggupi audit laporan keuangan

sesuai dengan kompetensinya. Bentuk perikatan ini dalam bentuk surat perikatan

audit. Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan adalah memutuskan

apakah akan menolak atau menerima pekerjaan audit tersebut. Namun, untuk

memutuskannya auditor juga mempertimbangkan hal-hal seperti integritas

manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai independensi, menentukan kompetensi

dan kemampuan profesionalnya. Jadi dalam menentukan untuk menerima audit atau

tidak memerlukan pertimbangan yang banyak bukan semata-mata mendapatkan klien

saja.

 Perencanaan Proses Audit

7
Tahap selanjutnya yaitu merencanakan proses audit. Untuk membuat perencanaan

audit, seorang auditor harus melakukan beberapa kegiatan seperti memahami bisnis

dan industri klien, melakukan prosedur analitik, menentukan materialitas,

menetapkan risiko audit dan risiko bawaan, memahami struktur pengendalian intern

dan menetapkan risiko pengendalian, mengembangkan rencana audit dan program

audit. Nanti pada praktiknya tidaklah sesingkat hal tersebut. Dari setiap kegiatan yang

dilakukan dalam perencanaan proses audit tersebut memiliki hal atau bagian lain

yang harus dikerjakan lagi. Sehingga rencana audit laporan keuangan pun dibuat

dengan benar dan tepat.

 Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat perencanaan audit maka saatnya melaksanakan pengujian audit.

Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitik, pengujian pengendalian

dan pengujian substantif. Singkatnya pengujian analitik dilakukan auditor dengan

mempelajari data-data dan informasi bisnis klien dan membandingkan dengan data

dan informasi lain. Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit untuk

melakukan verifikasi efektivitas pengendalian internal klien. Sementara pengujian

substantif merupakan prosedur audit untuk menemukan kesalahan yang langsung

memberikan pengaruh pada laporan keuangan.

 Pelaporan Audit

8
Tahap terakhir yaitu pelaporan audit. Laporan audit adalah hasil dari pekerjaan audit

yang telah dikerjakan. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan

pihak lainnya. Laporan audit tidak boleh dibuat secara sembarangan. Di dalam

laporan audit harus mencakup jenis atau jasa yang diberikan, objek yang diaudit,

lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada

kekurangan, dan informasi lainnya. Laporan audit merupakan tanggung jawab audit

yang besar sehingga untuk memutuskan dan membuat laporan ini harus hati-hati. Jika

tidak maka nama kantor akuntan publik biasanya akan tercemar dan akan ada

hukuman dari pihak berwajib.

2.5 BAGAIMANA DAMPAK CORONA (COVID19) TERHADAP

PEMERIKSAAN KEUANGAN (AUDIT)

Pada saat ini, sulit untuk membayangkan bila ada orang di negara maju yang

belum pernah mendengar tentang virus corona jenis baru (COVID-19), karena surat

kabar dan siaran berita selalu memberikan informasi terkini disertai analisis terkait

penyebarannya yang cepat. Seiring dengan dampak buruk COVID-19 yang masih

terlihat, virus tersebut dengan cepat telah melampaui wabah virus corona lainnya

(seperti SARS 2002, MERS 2012) dalam hal jumlah kasus di seluruh dunia, yang

melebihi 150.000 pada pertengahan Maret. Organisasi Kesehatan Dunia (World

Health Organization/WHO) terus mengeluarkan laporan situasi yang melacak

perkembangan penyakit tersebut, sementara negara-negara di seluruh dunia

9
menerapkan larangan bepergian dan langkah-langkah ketat lainnya untuk

mengatasinya. COVID-19 secara dramatis berdampak pada pasar saham dunia, rantai

pasokan serta perjalanan bisnis maupun pribadi. Hal tersebut bahkan berpotensi dapat

membatasi ketersediaan obat dengan resep. Pada 11 Maret 2020, Organisasi

Kesehatan Dunia secara resmi menyatakan virus corona baru sebagai pandemi.

Pada saat ancaman COVID-19 berevolusi dari hari ke hari, banyak orang dan

organisasi mencoba memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dalam

gambaran ekstrimnya, terbagi menjadi mereka yang melihatnya hanya sebagai kabar

berita maupun mereka yang menyebutnya sebagai akhir dari pasar global seperti yang

kita kenal selama ini. Apa pun sudut pandangnya, waktu terburuk untuk membuat

rencana terhadap krisis yaitu pada saat kita sedang berada tepat ditengahnya.

Pendekatan yang lebih bijaksana adalah dengan memiliki rencana dan

mengimplementasikannya saat ini juga. Sekarang setelah wabah COVID-19 secara

resmi diberi label sebagai pandemi, tidak ada satupun organisasi yang dapat

mengabaikan potensi atas dampak jangka pendek dan jangka panjangnya. Organisasi

yang memiliki rencana matang serta teruji akan berada dalam posisi yang mampu

bertahan dan bangkit kembali.

Dengan terus bertambahnya kasus baru setiap harinya, hal tersebut membuat

keadaan semakin gawat sehingga mendorong pemerintah untuk segera

melakukan lockdown. Akibat dari adanya lockdown, beberapa perusahaan

10
mengharuskan karyawannya untuk bekerja dari rumah (Work from Home). Akibatnya

memiliki dampak yang meluas terutama dalam perekonomian negara dan perusahaan

yang semakin menurun tiap waktunya. Oleh karena wabah virus corona, para akuntan

ataupun auditor tidak dapat merilis dan menyampaikan laporan keuangan tepat

waktu.

Auditor perlu menyelesaikan Working Paper untuk menghasilkan Laporan

Audit Independen yang meliputi opini mengenai perusahaan yang diaudit untuk

menjadi informasi bagi para investor dan pihak external lainnya pada 30 Maret dan

penyampaian laporan tahunan pada 30 April. Berdasarkan info dari (Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) mengumumkan pelonggaran waktu penyampaian laporan keuangan

dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi pelaku industri pasar

modal. Hal ini dilakukan sebagai upaya menyesuaikan dengan kondisi darurat akibat

virus corona di Indonesia. Perpanjangan waktu disampaikan juga dalam (Bisnis.com)

bahwa berlaku untuk laporan hasil evaluasi Komite Audit terhadap pelaksanaan

pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis tahunan emiten dan perusahaan

publik diperpanjang selama dua bulan dari batas waktu terakhirnya yaitu

Penyampaian laporan keuangan tahunan berubah dari 30 Maret menjadi 31 Mei dan

penyampaian laporan keuangan berubah dari 30 April menjadi 30 Juni. Selain itu,

perpanjangan batas waktu untuk pelaporan laporan keuangan tahunan juga

diberlakukan terhadapBursa Efek Indonesia, Perusahaan Efek, Lembaga Kliring dan

Penjaminan, dan Reksa Dana.

11
2.6 SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK TETAP AKTIF

MELAKUKAN AUDITING SELAMA COVID19

Berkembangnya COVID-19 serta adanya pembatasan perjalanan di seluruh

dunia, bersamaan dengan adanya kebutuhan untuk melakukan audit sesuai dengan

peraturan/ hukum atau adanya keperluan mendesak untuk melakukan audit telah

memunculkan kembali pembicaraan serta perhatian terhadap upaya audit internal

untuk menemukan alternatif lain sebagai pengganti proses audit tradisional - yang

menggunakan metode tatap muka – untuk sesegera mungkin diimplementasikan.

Proses audit jarak jauh mungkin merupakan alternatif terbaik yang dapat dilakukan

disaat pandemic saat ini. Adapun elemen-elemen yang terkait dalam proses audit

jarak jauh ini yaitu :

 Perencanaan

Perencanaan dan penentuan lingkup merupakan hal yang sangat penting dalam setiap

audit. Namun pelaksanaan hal tersebut akan menjadi lebih sulit pada saat pihak yang

berkepentingan berada di lokasi yang saling berjauhan, sementara rapat perencanaan

dengan pemangku kepentingan adalah hal yang sangat penting. Pertemuan tersebut

mencakup diskusi tentang ruang lingkup dan jadwal, auditor juga harus memberikan

waktu yang memadai untuk menjelaskan pendekatan proses audit jarak jauh kepada

para peserta rapat. Termasuk memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang perlu

diantisipasi terkait kesamaan dan perbedaan antara audit tatap muka langsung yang

sudah umum bagi para pemangku kepentingan dengan proses audit jarak jauh.

12
Sebagai contoh informasi yang harus dibahas diantaranya adalah bagaimana dan

kapan informasi akan dibagikan, teknologi apa yang akan digunakan (mulai dari

kamera hingga drone sampai dengan dukungan kehadiran dari jarak

jauh/telepresence), otorisasi apa yang perlu diperoleh sebelumnya untuk dapat

melakukan pengambilan video maupun fotografi, serta area rahasia atau terbatas apa

yang perlu dipertimbangkan atau dihindari. Penting juga untuk membahas sejak awal

keterbatasan proses audit jarak jauh serta menjelaskan bahwa pelaksanaan kerja

lapangan mungkin masih diperlukan pada masa yang akan datang berdasarkan

temuan audit jarak jauh, atau pada saat hambatan terhadap kunjungan fisik telah

disingkirkan (misalnya, larangan bepergian dicabut). Berdasarkan kebutuhan atas

keterangan serta penjelasan tambahan, pengalaman yang ada menunjukkan bahwa

auditor internal harus mengalokasikan waktu dua kali lebih banyak guna melakukan

rapat perencanaan audit jarak jauh, bila dibandingkan dengan yang diperlukan dalam

audit tradisional. Penggunaan video teleconference serta PowerPoint atau panduan

visual lainnya, juga bermanfaat untuk pertemuan ini.

 Kajian Dokumen

Dalam banyak hal, pengkajian dokumen dari jarak jauh memiliki kesamaan dengan

pengkajian di tempat kerja, namun terdapat beberapa keterbatasan. Mungkin

diperlukan lebih banyak waktu bagi pihak terkait untuk menyiapkan dan mengunggah

dokumen ke platform berbagi file (SharePoint, drive bersama, dll.) bila dibandingkan

13
dengan menyediakan akses ke tempat arsip atau binder pada lokasi kerja. Metode

dokumentasi (rekaman dalam kertas kerja, sistem penyimpanan basis data, dll.) yang

ada dapat membutuhkan tambahan waktu untuk mengubah catatan menjadi format

yang dapat dikaji (seperti PDF) dan mengunggah file tersebut. 3 Auditor harus

terbuka untuk menerima dan meninjau informasi dalam format apa pun yang paling

mudah diperoleh sehingga beban yang ada dapat diminimalkan. Jika memungkinkan,

pertimbangan harus diberikan terkait aksesibilitas sistem file digital yang digunakan

oleh pihak yang menyimpan rekaman catatan tersebut. Seringkali akses langsung

dapat diberikan secara sementara, hanya sepanjang pelaksanaan audit. Pertimbangan

yang cermat harus diberikan untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam

melakukan pengkajian data dari jarak jauh. Misalnya, penggunaan sampel mungkin

merupakan pilihan terbaik, tergantung pada jumlah rekaman catatan yang akan

diperiksa, Terlepas apakah auditor memeriksa semua atau sebagian dari data yang

tersedia, strategi yang akan digunakan harus didiskusikan terlebih dahulu dengan

auditee untuk memastikan kebenaran informasi yang diberikan guna mendukung

strategi pengambilan sampel. Tidak seperti pengkajian rekaman catatan di lokasi,

pengkajian dokumen dari jarak jauh biasanya tidak memungkinkan untuk

memberikan pertanyaan langsung pada saat yang sama. Pada saat mengkaji dokumen

dari jarak jauh, auditor harus mencatat dan menuliskan pertanyaan yang akan

ditanyakan selama wawancara jarak jauh. Namun, salah satu cara yang

memungkinkan pertanyaan dilakukan bersamaan dengan pengkajian dokumen jarak

jauh adalah dengan mengatur video teleconference antara auditor dengan orang yang

14
ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan yang sedang dikaji. Hal ini memungkinkan

dokumen untuk dibagikan dan dikaji, sekaligus untuk menyampaikan pertanyaan dan

mendapatkan jawaban secara langsung pada saat yang sama.

 Pemeriksaan Fisik Lapangan

Pemeriksaan fisik lapangan dari jarak jauh mungkin merupakan aspek yang paling

menantang dari pelaksanaan audit jarak jauh. Perusahaan-perusahaan yang

berkontribusi pada tulisan ini telah mencoba berbagai solusi teknologi untuk

memenuhi kebutuhan pemeriksaan fisik lapangan secara memadai. Salah satu

pendekatannya adalah dengan memanfaatkan teknologi komunikasi langsung dua

arah, termasuk penggunaan livestreaming dan teknologi two-way smart glasses

(kacamata pintar dua arah). Meskipun gagasan untuk memahami proses kerja secara

langsung (live walk-through) menjadi hal yang sangat menarik, namun timbul

keterbatasan sebagai berikut:

a. Sebagian besar tempat kerja tidak memiliki fasilitas Wi-Fi. Walaupun terdapat

tempat kerja yang mengaku memiliki fasilitas Wi-Fi secara luas namun

seringkali tidak memiliki cakupan yang memadai pada lokasi daerah terpencil

(seperti peternakan, dermaga, gudang besar, dan area penyimpanan).

b. Tempat kerja yang menjadi lingkup audit kebetulan berada di lokasi terpencil

atau berada di dalam bangunan tua yang dibangun seperti bunker di mana

15
layanan seluler terbatas, atau kekuatan sinyalnya buruk, menurunkan kualitas

penayangan video secara langsung.

c. Tidak banyak manfaat yang dapat diperoleh saat melakukan observasi jarak

jauh dengan bergerak dari satu titik ke titik lain disebabkan penayangan video

hanya memberikan fokus terbatas atas objek, sedangkan peralatan tambahan

untuk pengamatan belum memungkinkan.

d. Kebisingan daerah sekitar ataupun (sebaliknya) kemampuan teknologi dalam

menyerap kebisingan dapat mencegah personil jarak jauh untuk mendengar

tanggapan saat wawancara.

Alternatif untuk komunikasi langsung dua arah adalah dengan video dan foto digital

yang diambil menggunakan telepon seluler perusahaan. Keuntungan dari pendekatan

ini adalah perangkat tersebut tersedia dan kompatibel dengan sebagian besar solusi

penyimpanan komputer perusahaan (misalnya, SharePoint). Selain itu, kekuatan

sinyal pada titik pengambilan tidak berdampak negatif terhadap kualitas video dan

foto pada perangkat tersebut. Seperti telah disebutkan dalam bagian perencanaan di

atas, penggunaan perangkat digital seringkali memerlukan perencanaan awal dan izin

khusus (seperti di daerah sensitif atau di lingkungan dimana terdapat bahaya

ledakan).

Selama pemeriksaan dokumen, auditor harus menyusun daftar area yang menjadi

perhatian untuk diambil melalui video ataupun foto. Contoh area fokus untuk audit

keamanan bahan kimia antara lain:

 Jalur akses fasilitas yang masih aktif.

16
 Area aman dan terlarang.

 Video pengawasan orang dan kendaraan.

 Video yang berasal dari stasiun pemantau CCTV termasuk penggunaan

kamera.

Foto dan video ditinjau oleh manajer audit dan dikompilasi menjadi sebuah album,

yang kemudian ditinjau oleh masing-masing auditor. Auditor membuat catatan dan

menyiapkan pertanyaan untuk ditanyakan selama wawancara jarak jauh.

 Wawancara Jarak Jauh

Wawancara jarak jauh dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan wawancara

langsung serta dapat dilakukan melalui penjadwalan panggilan video terhadap

personil-personil inti dengan menggunakan sejumlah teknologi yang tersedia

(misalnya, Microsoft Teams, Skype, dan Zoom). Rencanakan wawancara antara 30

hingga 90 menit dengan penanggungjawab pekerjaan. Wawancara pendek sekitar 15

menit dapat dilakukan dengan personil yang ditunjuk dan memiliki tanggung jawab

dalam implementasi, sementara wawancara singkat (sekitar 10 menit) dapat

dilakukan dengan personil lainnya yang bertanggung jawab dalam mendukung fokus

audit. Hal ini dapat membantu auditor internal untuk mendapatkan pengetahuan

tentang budaya yang umum berlaku. Panggilan video lebih disukai daripada

panggilan suara saja karena isyarat non-verbal merupakan bagian penting dari

komunikasi dan seringkali tidak nampak tanpa video. Mempersiapkan wawancara

17
jarak jauh membutuhkan waktu tambahan bagi auditor. Setiap auditor harus siap

dengan daftar pertanyaan dan hal-hal terkait informasi tambahan apa yang

dibutuhkan, berdasarkan informasi yang diprolehl dari kajian dokumen. Ketika lebih

dari satu auditor berpartisipasi dalam wawancara, kepedulian harus dilakukan supaya

tidak terjadi tumpang tindih pembicaraan dengan personil yang diwawancarai

maupun dengan auditor lainnya. Harap diperhatikan bahwa banyak orang mungkin

tidak nyaman mengobrol melalui video, terutama auditee yang jarang melakukannya

(misalnya, pengawas ahli perdagangan). Meskipun hal tersebut tidak dapat dihindari,

cobalah untuk mengatur intonasi senyaman mungki dan sadarilah bahwa video saja

juga dapat mengubah bahasa tubuh atau persepsi.

 Pertemuan Penutupan

Pertemuan penutupan untuk audit jarak jauh sama dengan pertemuan penutupan

untuk audit secara langsung. Disarankan untuk menjadwalkan pertemuan penutupan

satu hingga dua hari setelah wawancara jarak jauh. Hal ini memungkinkan anggota

tim audit untuk meninjau kembali catatan dan temuannya, serta mengadakan rapat

tim audit untuk menyusun rancangan awal hasil audit. Pertemuan penutupan audit

merupakan kesempatan untuk mempresentasikan rancangan awal hasil audit kepada

para peserta pemangku kepentingan, menyelesaikan pertanyaan atau permasalahan,

serta melakukan pembahasan lebih lanjut untuk finalisasi hasil audit dan

pengembangan berkelanjutan.

18
2.7 KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN PROSES AUDIT JARAK

JAUH

 Keunggulan Proses Audit Jarak Jauh

Beberapa hal positif yang dijumpai saat menerapkan proses audit jarak jauh, antara

lain:

a. Mengembalikan kebutuhan akan rasa normal.

b. Mengurangi biaya perjalanan. Untuk program audit dengan beberapa rencana

audit tahunan, proses audit jarak jauh dapat memberikan penghematan yang

signifikan.

c. Meningkatkan ketersediaan kelompok auditor. Pensiunan di Tennessee, paruh

waktu di Colorado, atau bahkan auditor di Van Nuys dapat menambah jumlah

staf audit.

d. Memperluas cakupan. Proses audit jarak jauh memungkinkan lebih banyak

cakupan ketika terjadi persaingan dalam hal prioritas volume dan waktu.

e. Pemanfaatan spesialis yang diperluas. Spesialis dapat terhubung dari jarak

jauh pada wawancara tertentu atau dalam bagian tertentu pada proses

perencanaan audit, sehingga tidak dibutuhkan untuk selalu hadir pada

keseluruhan pelaksanaan audit.

 Keterbatasan Proses Audit Jarak Jauh

19
a. Pengamatan secara langsung tidak dapat tergantikan. Tidak ada yang dapat

menggantikan proses melihat secara langsung, mengamati bahasa tubuh, atau

bahkan memperhatikan bau yang tidak seharusnya. Audit secara langsung

juga memiliki keterbatasan dalam kondisi tertentu, diantaranya terhadap

operasi yang mempersyaratkan keamanan, sangat terbatas, atau di lingkungan

yang sensitif. Kita tidak dapat berjalan melalui ruangan yang bersih dengan

perangkat video, kita juga tidak dapat membawanya ke beberapa pabrik kimia

ataupun kilang.

b. Audit jarak jauh menyulitkan dalam menjalin hubungan dengan auditee.

Hilangnya kesempatan untuk memberikan petunjuk, kiat, dan hasil

pengamatan dalam rangka perbaikan. Kesulitan untuk mengenali praktik

terbaik atau menggambarkan hal-hal yang dapat bermanfaat bagi orang lain,

di luar proses dokumentasi. Auditor yang baik melakukan hal tersebut, dan

seringkali merupakan hal yang paling berguna yang dapat diperoleh oleh

auditee.

c. Kurangnya interaksi personal langsung membuka peluang terjadinya fraud.

Peluang untuk menyampaikan dokumen yang telah dimanipulasi serta

penghilangan informasi yang relevan akan semakin meningkat. Hal ini

mungkin memerlukan perencanaan tambahan, beberapa prosedur audit

tambahan/berbeda, ataupun ditindaklanjuti setelah dihilangkannya beberapa

hambatan dalam audit tradisional.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Akibat adanya virus corona (covid19) yang memberikan dampak di berbagai

bidang kegiatan ataupun aktivitas yang biasanya dapat dilakukan secara normal,

namun kini hal tersebut tidak lagi dapat dilakukan. Mulai dari perekonomian,

pendidikan, bisnis, hingga masyarakat-masyarakat kecil pun juga terdampak akibat

adanya virus corona ini. Hal-hal yang biasanya dilakukan secara tatap muka, kini

tidak dapat dilakukan lagi. Begitupun dengan kegiatan Pemeriksaan Laporan

Keuangan Perusahaan (Audit), yang biasanya dilakukan secara tatap muka dengan

klien namun hal itu harus dilakukan melalui jarak jauh. Untuk mendukung

pelaksanaan audit secara jarak jauh ini, maka baik klien maupun auditor harus

menyiapkan segala keoerluannya secara matang. Dimulai dari perencanaan, kajian

dokumen, pemeriksaan fisik lapangan, wawancara jarak jauh, dan juga penutupan

pertemuan harus dilakukan secara daring (online). Hal ini dapat dilakukan melalui

berbagai media teknologi. Audit yang dilakukan secara jarak jauh ini juga memiliki

kelebihan dan juga keterbatasan dalam pelaksanaannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://guruakuntansi.co.id/pengertian-audit/

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-audit-laporan-keuangan-dari-

pengertian-tujuan-dan-tahapan-nya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Audit_keuangan

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-tujuan-dan-tahapan-audit-keuangan/

https://accounting.binus.ac.id/2020/04/01/hadirnya-virus-corona-covid-19-

berdampak-terhadap-mundurnya-batas-waktu-laporan-keuangan/

https://na.theiia.org/translations/PublicDocuments/EHSKB-Remote-Auditing-for-

COVID-19-and-Beyond-Indonesian.pdf

22
23

Anda mungkin juga menyukai