Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AUDITING 1

PROFESI AUDITING
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah auditing

Dosen Pengampu :

Dhini Suryandari, S. E., M. Si., Ak.

Disusun Oleh :

NAJSHWA MAHARANI 7211421313

ANNANDA SALSABILLAH NURDIANA 7211421316

NURSALIM 7211421344

MUHAMMAD HAFIDZ NUR ROSYID 7211421373

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Tahun Akademik 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat rahmat
dan hidayahNya sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Auditing 1.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
auditing 1 yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
A. Pengertian Auditing........................................................................................................... 2
B. Jenis-jenis audit............................................................................................................... 2
C. Perbedaan auditing dan akuntansi................................................................................. 4
D. Resiko audit..................................................................................................................... 5
E. Manfaat akuntan publik bersertifikat............................................................................ 7
F. Standar Umum Audit……………..…………………………………………………………………..
……8
BAB III
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada masa di mana jumlah informasi yang tersedia untuk pengambilan keputusan
melalui basis data elektronik, internet, dan sumber-sumber lainnya berkembang dengan
cepat, ada kebutuhan atas informasi agar lebih diandalkan, terpercaya, relevan, dan tepat
waktu. Informasi yang andal sangat dibutuhkan jika manager, investor, kreditor, dan
badan pembuat peraturan pembuat keputusan. Jasa audit dan assurance dapat membantu
memastikan bahwa informasi dapat diandalkan, terpercaya, relevan, dan tepat waktu.
Bahkan audit menyediakan kerangka kerja yang bermanfaat atau “toolbox” untuk
meningkatkan keandalan informasi yang digunakan oleh pembuat keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan auditing?

2. Apa saja jenis-jenis audit?

3. Apa saja perbedaan auditing dan akuntansi?

4. Apa saja resiko audit?

5. Apa syarat-syarat menjadi akuntan publik bersertifikat?

6. Apa saja tujuan auditor yang tercantum dalam Standar Audit 200?

C. Tujuan
Mengetahui dan memahami pengertian auditing, perbedaan auditing dan
akuntansi, jenis audit dan auditor, tipe dan jasa kantor akuntan publik, serta struktur
kantor akuntan publik.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Auditing

Menurut Sukrisno Agoes “Auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai keawajaran laporan keuangan tersebut.” Sedangkan
menurut Arens “Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai suatu
informasi untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut
dengan kriterianya. Auditing hendaknya dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan
independen.”

Definisi Auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting sebagai berikut :
1. Suatu proses yang sistematik,  artinya audit merupakan suatu langkah atau prosedur
yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan
langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.
2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik
ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh
individu atau badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau
berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi. artinya pernyataan mengenai
kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
4. Menetapkan tingkat kesesuaian. artinya pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan
evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan
kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat
kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat
dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.
5. Kriteria yang ditetapkan,  artinya kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar
untuk menilai pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat berupa peraturan yang
ditetapkan oleh suatu badan legislatif, anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan
oleh manajemen, prinsip akuntansi berterima umum (PABU) di Indonesia.

iii
6. Penyampaian hasil, dimana penyampaian hasil dilakukan secara tertulis dalam bentuk
laporan audit (audit report).
7. Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit
adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya pemegang saham, manajemen,
kreditur, calon investor, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak.

B. Jenis Audit Menurut Pemeriksaan

Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan


untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya
pengauditan tersebut. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa jenis audit
menurut ahli

Pada dasarnya jenis-jenis audit bisa dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit). Audit laporan keuangan


adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan
kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan
sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan
kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor
pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan (compliance audit). Audit ini bertujuan untuk menentukan
apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan, dan undang-undang
tertentu . Kriteria- kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari
sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen
dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya
disebut fungsi audit internal, karena oleh pegawai perusahaan.
3. Audit operasional (operational audit). Audit operasional merupakan penelaahan
secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan
tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan
yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional
tertentu.

C. Perbedaan Auditing dan Akuntansi


Keterangan Auditing Akuntansi
Pemeriksaan atas Pencatatan secara sistematis dari
pembukuan dan laporan rekening suatu organsiasi dan
keuangan suatu penyusunan laporan keuangan
Arti organisasi pada akhir tahun
Mengikuti aturan Mengikuti aturan standar
standard profesional akuntansi keuangan (PSAK,
Peraturan akuntan publik (SPAP) IFRS, ETAP)
Pekerjaan Dilakukan
oleh Auditor Akuntan
Memperoleh dan
menilai atau Mengidentifikasi kejadian-
mengevaluasi bukti kejadian dan kemudian
yang berhubungan mengukur, mencatat,
dengan laporan mengklasifikasikan dan
keuangan yang disusun meringkasnya dalam catatan-
Metode oleh manajemen. catatan akuntansi.
Menyatakan pendapat
tentang kewajaran Menyusun dan mendistribusikan
laporan keuangan. laporan keuangan.
Laporan audit (audit
Pihak yang bertanggung report) tanggung jawab Laporan keuangan tanggung
jawab auditor. jawab manajemen.

iii
D. Resiko Audit
Risiko audit suatu fungsi risiko kesalahan penyajian material dan risiko deteksi, misalnya
auditor menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat ketika laporan keuangan mengandung
kesalahan penyajian material. Risiko deteksi, risiko dimana prosedur yang dilaksanakan oleh
auditor untuk menurunkan risiko audit ketingkat rendah yang dapat diterima tidak akan
mendeteksi suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin material, baik secara
indivindual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainya.

Risiko deteksi berhubungan dengan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang ditentukan
oleh auditor untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima. Oleh
karena 38 itu, risiko ini merupakan fungsi dari efektivitas suatu prosedur 39 audit dan
penerapannya oleh auditor. Hal-hal seperti:

1. perencanaan yang memadai;


2. penugasan personel yang tepat ke dalam tim perikatan;
3. penerapan skeptisisme profesional; dan
4. supervisi dan reviu atas pekerjaan audit yang telah

E. Akuntan Publik Bersertifikat


Pemakaian gelar certified public accountant (CPA) diatur oleh hukum negara bagian
melalui departemen pemberi lisensi di setiap negara bagian. Dalam setiap negara bagian,
peraturan untuk menjadi CPA biasanya berbeda dengan peraturan untuk mempertahankan
lisensi demi berpraktik setelah gelar itu diperoleh untuk pertama kalinya. Untuk menjadi
seorang CPA, tiga bersyaratan berikut harus dipenuhi, yaitu :
F. Standar Umum Audit
Standar audit sebagaimana dijelaskan dalam Pernyataan Standar Auditing
(PSA) yaitu ketentuan dan pedoman utama yang harus diterapkan oleh akuntan
publik dalam melaksanakan audit nantinya, juga seorang auditor harus memiliki
keahlian dalam bidang akuntansi. Kepatuhan terhadap PSA yang disahkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang bersifat wajib bagi seluruh anggota
IAPI. Seorang Auditor Profesional haruslah memiliki keahlian dalam hal teknis
audit juga akuntansi.
Standar audit ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Standar Umum, Standar
Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan. Berikut Penjelasan 3 Standar Audit :
1. Standar Audit Umum
Standar umum merupakan standar audit yang berkaitan dengan
persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya sehingga bersifat pribadi.
Standar umum mencakup tiga bagian yang sangat vital pada auditing.
a. Audit dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis dalam melakukan tugas seorang
auditor. Pada bagian ini diharapkan seorang auditor dapat selalu
bertindak profesional sebagai seorang yang ahli dalam bidang
akuntansi dan pada bidang audit. Keahlian auditor bisa diperoleh
melalui pendidikan formal dan dengan pengalaman-pengalaman
yang didapatkan saat mengikuti pelatihan teknis.
b. Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang
berhubungan dengan perikatan (independensi). Pada standar
umum ini, auditor wajib bersikap independen, tidak boleh
dipengaruhi oleh oknum tertentu karena pekerjaannya sangat
berguna untuk kepentingan umum.
Masyarakat umum harus memberikan kepercayaan atas sikap
independensi yang dimiliki auditor, karena sangat penting bagi
perkembangan profesi akuntan publik. Selain itu, seorang auditor
harus bersikap intelektual dan jujur dalam mengemban profesi
sebagai auditor. Profesi akuntan publik telah menetapkan aturan
yang disebut sebagai Kode Etik Akuntan Indonesia agar setiap
anggota dapat menjaga diri dari kehilangan kepercayaan dan
persepsi independensi dari masyarakat.
c. Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam
melaksanakan pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat
dan seksama. Pada bagian ini, penggunaan keahlian profesional
iii
menekankan tanggung jawab setiap professional yang bekerja
dalam organisasi auditor. Seorang auditor harus memiliki tingkat
keterampilan dan harus menggunakan keterampilannya dengan
wajar. Maka dari itu, auditor dituntut untuk memiliki sikap
profesional dan keyakinan dalam tindak evaluasi bukti audit.

2. Standar Audit Pekerjaan Lapangan


Standar pekerjaan laporan merupakan standar audit yang berisi tentang
sikap dan pengetahuan yang wajib dimiliki seorang seorang akuntan
publik (auditor). Standar ini terdiri dari 3 point, yaitu :
a. sebagai tenaga profesional, maka seluruh pekerjaan harus dapat
direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika menggunakan
asisten, maka harus disupervisi dengan semestinya. Pada poin ini,
penyerahan tanggung jawab dan penunjukkan secara dini pada
auditor independen bisa memberikan banyak manfaat bagi auditor
maupun klien. Semakin dini auditor ditunjuk, maka akan
memberikan kemantapan bagi auditor untuk merencanakan
beberapa hal yang terkait dengan pekerjaan.
b. pemahaman yang memadai atas pengendalian intern sangat
dibutuhkan untuk merencanakan audit dan menentukan sifat.
Setiap auditor harus memiliki pemahaman tentang pengendalian
internal untuk merencanakan audit dengan melaksanakan prosedur
dan memahami desain pengendalian yang relevan. Dengan audit
atas laporan keuangan, maka akan dapat diketahui kelayakan dari
pengendalian internal tersebut untuk dapat dioperasikan.
c. bukti audit yang berkompetensi harus didapatkan dari inspeksi
terhadap pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
untuk dasar yang relevan sehingga dapat menghasilkan
pernyataan pendapat dari laporan keuangan yang telah diaudit.
Auditor independen harus memberikan pendapat atas laporan
keuangan yang meliputi usaha untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti audit. Tindakan ini bersifat sangat variatif atas
pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
independen untuk memberikan opini atas laporan keuangan yang
diaudit. Auditor harus dapat menyimpulkan keseluruhan audit
terhadap kompetensi bukti dengan objektivitas, relevansi,
ketepatan waktu, dan kelengkapan bukti lainnya.
3. Standar Pelaporan Auditing

a. laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah


disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar ini tidak mengharuskan auditor menyatakan tentang fakta,
namun mewajibkan auditor untuk memberikan pernyataan
mengenai kesesuaian dalam penyusunan laporan keuangan dengan
prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Prinsip akuntansi
yang berlaku umum mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang
dibutuhkan untuk membatasi praktik akuntansi.
b. hasil laporan auditor yang harus bisa menunjukkan konsistensi jika
terjadi ketidakkonsistenan pada penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan periode
yang sebelumnya. Standar ini merujuk pada standar konsistensi
yang bertujuan untuk menuntut auditor independen agar dapat
memahami antara konsistensi dengan daya banding laporan
keuangan. Jika terjadi kekurangan konsistensi, maka penerapan
prinsip akuntansi dapat menyebabkan kurangnya daya banding
laporan keuangan.
c. pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. Penyajian
laporan keuangan harus berisi informasi yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang memadai atas hal material yang meliputi bentuk,
susunan, isi laporan keuangan, dan catatan atas laporan keuangan.
Auditor juga harus mampu memastikan beberapa hal tertentu yang
diungkapkan sehubungan dengan keadaan yang diketahui saat
dilaksanakan audit.
d. laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat tentang laporan
keuangan secara menyeluruh atau pernyataan yang demikian tidak
bisa diberikan. Jika pendapat dari keseluruhan tidak bisa diberikan,
maka alasan harus ditanyakan. Pada kondisi ini, laporan auditor
harus menyajikan petunjuk yang jelas tentang pekerjaan audit yang
berhasil dilaksanakan. Standar pelaporan auditing ini bertujuan
untuk mencegah kesalahan penafsiran akuntan bila namanya
dikaitkan dengan laporan keuangan.

iii
KESIMPULAN

Menurut Sukrisno Agoes “Auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan


secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai keawajaran
laporan keuangan tersebut.” Sedangkan Menurut Arens “Auditing adalah proses
pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai suatu informasi untuk menetapkan dan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriterianya.

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal
terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Keterangan Auditing Akuntansi Arti Pemeriksaan atas pembukuan dan laporan


keuangan suatu organisasi Pencatatan secara sistematis dari rekening suatu organsiasi
dan penyusunan laporan keuangan pada akhir tahun. Peraturan Mengikuti aturan
standard profesional akuntan publik (SPAP) dan mengikuti aturan standar akuntansi
keuangan (PSAK, IFRS, ETAP). Pekerjaan Dilakukan oleh Auditor Akuntan, dan
Metode yang diperoleh dan menilai atau mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.

Resiko Audit suatu fungsi risiko kesalahan penyajian material dan risiko deteksi,
misalnya auditor menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat ketika laporan
keuangan mengandung kesalahan penyajian material.

Risiko deteksi, risiko dimana prosedur yang dilaksanakan oleh auditor untuk
menurunkan risiko audit ketingkat rendah yang dapat diterima tidak akan mendeteksi
suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin material, baik secara indivindual
maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainya.

Risiko deteksi berhubungan dengan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang
ditentukan oleh auditor untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat
diterima.

Standar Umum Audit sebagaimana dijelaskan dalam Pernyataan Standar Auditing


(PSA) yaitu ketentuan dan pedoman utama yang harus diterapkan oleh akuntan publik
dalam melaksanakan audit nantinya, juga seorang auditor harus memiliki keahlian
dalam bidang akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

https://maglearning.id/2022/01/02/jenis-jenis-audit-dan-pengertian-auditing/

https://www.harmony.co.id/blog/3-contoh-standar-audit-laporan-keuangan-
dan-penjelasannya#:~:text=1.,yang%20sangat%20vital%20pada%20auditing.

https://www.hestanto.web.id/auditing-menurut-para-cendekiawan/

iii

Anda mungkin juga menyukai