Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI PROBLEMATIKA DI ERA KOMPETITIF

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Santi Pratiwi T.Utami

Nama : Antony Hermawan

NIM : 7211421220

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada tuhan yang maha esa, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Akuntansi Problematika di Era Kompetititf”.

Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya,


tetapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
saya sampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing saya, yang telah
membantu dan membimbing dalam mengerjakan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang


juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada
masyarakat dari hasil makalah ini.

Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 25 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengertian Etika Profesi.................................................................................3

2.2 Etika Profesi Akuntansi Problematika di Era Kompetitif..............................5

2.3 Etika Profesi Akuntan Republik Indonesia di Era Kompetitif.......................6

BAB III PENUTUP................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9

3.2 Penutup...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Akuntan sebagai suatu profesi dituntut untuk mengikuti perkembangan
dunia yang semakin global. Pada era kompetitif di Revolusi Industri 4.0 ini,
profesi akuntan Indonesia harus menanggapi tantangan tersebut dengan
memperkuat keahlian, membuka wawasan baik secara mandiri maupun
berkelompok, menanamkan nilai dan etika yang tinggi untuk berkontribusi agar
bisa bertahan menghadapi tekanan dan memenangkan persaingan (Napisah et al.,
2021).

Meningkatnya tingkat daya saing yang tajam untuk klien audit oleh
perusahaan besar, disertai dengan pertumbuhan yang berkembang dalam layanan
pajak dan konsultasi untuk mengkompensasi penurunan laba di pasar audit yang
jenuh. Penarikan bertahap perusahaan besar dari partisipasi aktif dalam dialog atas
prinsip akuntansi, sebagian dirangsang oleh pengecualian mereka dari proses
penetapan standar ketika FASB menggantikan APB pada tahun 1973 (Zeff - 2003
- How the U.S. Accounting Profession Got Where It Is.Pdf, n.d.).

Seseorang dapat mengejar kualifikasi spesialis tertentu, yaitu, auditor sistem


(auditor sistem informasi) dan akuntansi industri konstruksi controller (pemroses
akun yang unik untuk industri itu). Namun, seperti pengontrol dan auditor sistem
tidak memiliki beberapa karakteristik penting dari: suatu profesi, seperti
keterampilan yang didasarkan pada pengetahuan teoretis, profesional, asosiasi,
pelatihan kelembagaan, uji kompetensi, perizinan, kerja otonomi, kode etik, dan
pengaturan diri. Dengan demikian, ada sedikit kesadaran sosial dari auditor sistem
dan industri konstruksi pengontrol dan tidak dapat dikatakan bahwa mereka telah
menetapkan status mereka sebagai professional (Sakagami et al., 1999).

Dalam profesi yang luas dari akuntansi perlu lebih banyak komunikasi dan
koordinasi antara praktisi, kebijakan pembuat dan peneliti akademis tentang masa
depan pekerjaan akuntansi dan jenis akuntansi yang akan dipraktekkan dan diteliti

1
di masa depan. Peneliti akademis membayar layanan bibir untuk kebutuhan untuk
keterlibatan mereka dengan kebijakan dan praktik, tetapi bagi banyak orang,
tindakan dalam hal ini sama sekali tidak terjadi. Memang Tucker dan Parker
(2014) investigasi 64 akuntansi manajemen senior akademisi dari 55 universitas di
14 negara mengungkapkan peneliti akuntansi jatuh menjadi dua kelompok:
kelompok yang peduli tentang apa yang mereka lihat sebagai 'kesenjangan' yang
signifikan dan melebar antara penelitian akademis dan praktik akuntansi, dan satu
lagi yang puas dengan kesenjangan itu, melihat peran peneliti sebagai salah satu
mengamati dunia, berteori dan mempublikasikan tentang hal itu (Guthrie &
Parker, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Etika Profesi?
2. Bagaimana Etika Profesi Akuntansi Problematika di Era Kompetitif?
3. Bagaimana Etika Profesi Akuntan Republik Indonesia di Era Kompetitif?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui bagaimana Etika Profesi Akuntansi Problematika di Era
Kompetitif
3. Untuk mengetahui bagaimana Etika Profesi Akuntan Republik Indonesia
di Era Kompetitif

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Profesi


Dari pandangan Etimologi, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”
(bentuk tunggal) yang berarti adat, kebiasaan, watak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) yang berarti adat kebiasaan (Koerniawan,
2013).

Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
dapat atau bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itu
dengan penuh ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam
rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban terhadap masyarakat. Secara
umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis yang dimiliki
seorang profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
mengembang tugasnya dan juga menerapkan norma-norma etis umum pada
bidang-bidang khusus (profesi) didalam kehidupan manusia.

Etika profesi atau juga kode etik profesi ini sangat berhubungan dengan
bidang tertentu yang berhubungan dengan masyarakat atau juga konsumen dengan
secara langsung. Konsep etika profesi itu harus disepakati bersama oleh pihak
yang berada di ruang lingkup kerja.

Etika profesi ini berperan sebagai sistem norma, nilai, serta aturan
profesional dengan secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar
atau baik serta apa yang tidak benar atau tidak baik bagi seorang profesional.
Dengan kata lain, tujuan dari etika profesi ini ialah supaya seorang profesional
tersebut bertindak sesuai dengan aturan serta juga moral yang tinggi. Masalah
etika merupakan komponen penting dalam kehidupan sehari-hari karena kita
memilih untuk hidup di tengah msyarakat dan hidup bersama orang lain. Oleh
karena itu, manusia menganggap etika merupakan bagian dari hidupnya yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Menghindari tindakan yang

3
tidak sesuai dengan kode etik profesi. Dibawah ini merupakan fungsi etika profesi
diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman bagi seluruh anggota profesi tentang prinsip


profesionalitas yang ditetapkan.
2. Sebagai sebuah alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi
tertentu.
3. Sebagai sarana untuk dapat mencegah campur tangan dari pihak lain di
luar organisasi, terkait hubungan etika didalam keanggotaan suatu profesi.

Dibawah ini merupakan tujuan kode etik profesi diantaranya sebagai berikut
:

1. Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profess.


2. Untuk menjaga serta jug amengelola kesejahteraan anggota profesi.
3. Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu di atas keuntungan pribadi.
6. Untuk menentukan standar baku bagi profesi.
7. Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan
juga terjalin dengan erat (Napisah et al., 2021).

Profesi Sejati tujuh kriteria yang membedakan profesi dari yang lain:
pengejaran adalah:

1. Kumpulan pengetahuan khusus.


2. Resmi proses Pendidikan.
3. Standar yang mengatur penerimaan.
4. Kode Etik.
5. Status yang diakui ditunjukkan oleh lisensi atau sebutan khusus.
6. Kepentingan umum dalam pekerjaan yang praktisi melakukan
7. Pengakuan oleh mereka atas a kewajiban sosial (Rise of the Accounting
Profession, v. 1. From Technician to Professional, 1896-1936.;, n.d.).

Dalam penelitian akuntansi, sejumlah penulis kritis (lihat, misalnya, Cooper,


Puxty, Lowe, & Willmott, 1989; Puxty, Willmott, Cooper, & Lowe, 1987;

4
Richardson, 1989; Pejalan & Shackleton, 1995) telah menggunakan kerangka
kerja korporatis untuk mengkaji hubungan antara negara dan profesi akuntansi di
ekonomi kapitalis maju seperti AS, Jerman, Swedia, Kanada, dan Inggris (Yee,
2012).

“Seorang akuntan saat ini adalah seseorang yang cerdas, street savvy, dan
memiliki keterampilan interpersonal yang kuat” McKillop, manajer umum
perekrutan Aliansimengatakan. “Daripada hanya menjadi penghitung kacang,
seorang akuntan sekarang bagian yang sangat vital dari bisnis. Alih-alih hanya
melaporkan apa yang terjadi, mereka mendorongnya (Andon et al., 2010).

2.2 Etika Profesi Akuntansi Problematika di Era Kompetitif


Akuntan dan auditor bertanggung jawab untuk menyiapkan dan memeriksa
catatan keuangan perusahaan. Mereka memastikan bahwa catatannya akurat,
bahwa pajak dibayar tepat waktu dan dalam jumlah yang tepat. Mereka juga
menganalisis operasi keuangan dan mencoba membantu organisasi untuk berjalan
dengan cara yang lebih efisien (Greenman, 2017).

Serangkaian peristiwa dan keputusan yang menentukan telah membawa


profesi akuntansi ke tempat sekarang ini. Tindakan yang diambil oleh Komisi
Perdagangan Federal dan Departemen Kehakiman untuk memaksa profesi
mencabut larangannya terhadap penawaran kompetitif dan permintaan klien
langsung tanpa diundang (Zeff - 2003 - How the U.S. Accounting Profession Got
Where It Is.Pdf, n.d.).

Akuntan sebagai suatu profesi dituntut untuk mengikuti perkembangan


dunia yang semakin global. Pada era Revolusi Industri 4.0, profesi akuntan
Indonesia harus menanggapi tantangan tersebut dengan memperkuat keahlian,
membuka wawasan, menanamkan nilai dan etika yang kuat untuk berkontribusi
agar bisa bertahan menghadapi tekanan dan memenangkan persaingan.

Sebagai salah satu profesi yang sangat penting dalam dunia ekonomi, wajib
hukumnya memahami kode etik untuk menjaga mutu dan kepercayaan para
pengguna jasa. Kode etik profesi akuntan terdapat pada etika profesi akuntansi
yang mengatur kaidah serta norma dalam lingkup profesional. Etika profesi

5
akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku atau perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus sebagai akuntan.

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam


segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula
terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan dalam profesi
akuntansi khususnya, hal ini merupakan tantangan bagi seorang yang akan
mengembangkan profesionalisme selama memberikan pelayanan yang
berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang
kuat dengan basis pada etika dan moral yang tinggi. Masalah etika merupakan
komponen penting dalam kehidupan sehari-hari karena kita memilih untuk hidup
di tengah msyarakat dan hidup bersama orang lain. Oleh karena itu, manusia
menganggap etika merupakan bagian dari hidupnya yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan lainnya (Napisah et al., 2021).

2.3 Etika Profesi Akuntan Republik Indonesia di Era Kompetitif


Banyak dari sejarah akuntansi dan pemeriksaan praktik akuntansi dan audit
telah berulang dan diterima begitu saja klaim oleh akuntan bahwa mereka
profesional. Akuntan secara konvensional dilihat sebagai menerapkan
keterampilan esoteris, pengetahuan dan penilaian untuk tugas-tugas kompleks
dalam mengejar mereka sendiri, dan kepentingan publikl (Preston et al., 1995).

Akuntan Publik di Indonesia bergabung di dalam wadah organisasi IAPI


(Institut Akuntan Publik Indonesia). IAPI merupakan organisasi baru hasil
penjelmaan dari IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) Kompartemen Akuntan Publik.
Dalam pelaksanaan Etika Profesi, IAPI telah menerbitkan Kode Etik Profesi
Akuntan Publik yang dipakai sebagai dasar etika dalam memberikan jasa dan
pelayanan Kantor Akuntan Publik, pada bulan Oktober 2008, dan berlaku efektif
per 1 Januari 2010. Kode etik ini menggantikan aturan etika yang berlaku sebelum
diterbitkannya Kode Etik. Dalam Kode Etik tersebut ditetapkan prinsip dasar dan
aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam KAP, atau
jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan

6
merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional kepada pengguna
jasa (baik jasa assurance maupun jasa selain assurance).

Penyusunan ETIKA PROFESI AKUNTAN PUBLIK oleh IAPI ini


didasarkan pada perkembangan yang terjadi pada tatanan global dunia usaha, yang
ditandai dengan meningkatnya transaksi korporasi lintas batas negara, tuntutan
adanya transparansi dan akuntabilitas atas penyajian laporan keuangan. Dengan
fakta ini maka IAPI memandang perlu untuk segera “Menyesuaikan diri” dengan
standar yang berlaku di dunia International atau Global. Harapannya, Profesi
Akuntan Publik di Indonesia dapat meningkat kompetensinya, kualitas, serta daya
saingnya, dengan standar profesi dan kode etik yang diakui dan diterima di dunia
International.

Di dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik – IAPI, terdiri dari 2 bagian:
(Bagian A) berisi prinsip dasar etika profesi yang memberikan kerangka
konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. (Bagian B) berisi penerapan
kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu. Dengan kata lain, Bagian A:
berisi Dasar Konseptual Etika, Bagian B: berisi Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Etika Profesi. Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik, yang terdapat di bagian
A, terdiri dari:

1. Prinsip Integritas, yaitu setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam
menjalankan hubungan profesional.
2. Prinsip Obyektifitas, yaitu setiap praktisi harus obyektif, tidak memihak
dan tidak boleh membiarkan unsur subyektifitas, benturan kepentingan,
mempengaruhi pertimbangan profesionalnya.
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan & Kehati-hatian Profesional
(Professional Competence and Due Care), yaitu setiap praktisi wajib
memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya agar senantiasa
kompeten dalam melaksanakan aktifitas profesinya sesuai standar profesi
dan kode etik profesinya.
4. Prinsip Kerahasiaan, yaitu setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan
informasi yang diperolehnya tanpa persetujuan kliennya, sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.

7
5. Prinsip Perilaku Profesional, yaitu setiap praktisi wajib untuk mentaati
peraturan dan perundangan yang berlaku.

Tidak dipungkiri bahwa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia.


Profesi Akuntan Publik merupakan profesi yang sangat berkaitan dengan profesi
yang sama di belahan dunia yang lain, terutama ketika sebuah korporasi
melaksanakan aktifitas kegiatan usaha melintas batas wilayah negara dan teritori.
Namun, dalam membangun sebuah conceptual framework tentang masalah Etika,
semestinya juga harus bersumber pada nilai-nilai etik bangsa bukan sekedar copy,
paste dari negara lain. Mengingat nilai-nilai dan semangat yang diusung berbeda,
antara Indonesia dengan negara-negara barat. Eksistensi dari Akuntan Publik
Indonesia, semestinya tercermin di dalam prinsip dasar etika profesinya, yang
kemudian mewarnai aktifitas profesional para akuntan publik dan Kantor Akuntan
Publik. Hal ini penting, apabila organisasi memiliki komitmen untuk melakukan
pemberdayaan dan pembinaan kepada para akuntan lokal berdasarkan nilai-nilai
luhur yang dimiliki bangsa Indonesia. Karenanya, nilai-nilai luhur dari dasar
negara; Pancasila, semestinya mewarnai prinsip dasar Etika Profesi Akuntan
Publik Indonesia. Hal Ini yang kemudian akan membedakannya dengan Akuntan
Publik dan Kantor akuntan Publik dari negara-negara lain di dunia.

Hingga saat ini, kemandirian Akuntan Publik Indonesia masih jauh


panggang dari api. Akuntan Publik masih setia sebagai ‘agent dari pihak asing’
dalam rangka ‘mensosialisasikan program-program asingnya’ di bidang akuntansi
dan keuangan di Indonesia. Hampir semua standar yang berlaku hingga Etika
Profesinya, adalah merupakan produk dari asing yang di addopt utuh atau dengan
modifikasi sebagian, dan kemudian dijadikan sebagai standar yang berlaku umum
di Indonesia. Tidak terlalu salah, namun untuk hal-hal yang bersifat prinsip seperti
aturan Etika Profesi semestinya bukan sekedar copy, paste, namun juga
seharusnya diupayakan untuk memasukkan nilai-nilai moral etika bangsa dan
masyarakat Indonesia, yang karenanya dapat bersumber pada Pancasila sebagai
dasar negara.

Di sisi yang lain, aturan tentang perpajakan, undang-undang tentang


Investasi, serta pranata hukum Indonesia semestinya juga mencerminkan

8
kepentingan bangsa dan negara demi untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,
bukan sekedar ada dan merupakan ‘pesanan’ komprador asing. Akuntan publik
tidak dapat berdiri sendiri, namun terkait dengan hal-hal tersebut saat mereka
menjalankan profesi assurance-nya (Koerniawan, 2013).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
dapat atau bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itu
dengan penuh ketertiban serta juga keahlian. Akuntan sebagai suatu profesi
dituntut untuk mengikuti perkembangan dunia yang semakin global. Peningkatan
pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta
meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan dalam profesi akuntansi khususnya. Hal
ini merupakan tantangan bagi seorang yang akan mengembangkan
profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas. Akuntan Publik
di Indonesia bergabung di dalam wadah organisasi IAPI. Tidak dipungkiri bahwa
Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia. Hingga saat ini, kemandirian
Akuntan Publik Indonesia masih jauh panggang dari api. Akuntan Publik masih
setia sebagai ‘agent dari pihak asing’ dalam rangka ‘mensosialisasikan program-
program asingnya’ di bidang akuntansi dan keuangan di Indonesia. Hampir semua
standar yang berlaku hingga Etika Profesinya, adalah merupakan produk dari
asing yang di addopt utuh atau dengan modifikasi sebagian, dan kemudian
dijadikan sebagai standar yang berlaku umum di Indonesia.

3.2 Penutup
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada
saya. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan

9
memakluminya, karena saya adalah hamba yang tak luput dari salah khilaf, alfa
dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA

Andon, P., Chong, K. M., & Roebuck, P. (2010). Personality preferences of


accounting and non-accounting graduates seeking to enter the accounting
profession. Critical Perspectives on Accounting, 21(4), 253–265.
Greenman, C. (2017). Exploring the Impact of Artificial Intelligence on the
Accounting Profession. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 8(3), 1451–1454.
Guthrie, J., & Parker, L. D. (2016). Whither the accounting profession,
accountants and accounting researchers? Commentary and projections.
Accounting, Auditing & Accountability Journal, 29(1), 2–10.
Koerniawan, K. A. (2013). ETIKA PROFESI DALAM PROBLEMATIKA DI ERA
COMPETITIF MENURUT SISI PANDANG AKUNTAN PUBLIK. Jurnal
Ekonomi Modernisasi, 9(1), 49–64.
Napisah, N., Jelanti, D., Nursita, M., Khuluqi, K., & Pratomo, N. W. (2021).
ETIKA PROFESI AKUNTANSI PROBLEMATIKA DI ERA KOMPETITIF.
Pro Bono Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(01), Article 01.
Preston, A. M., Cooper, D. J., Scarbrough, D. P., & Chilton, R. C. (1995).
Changes in the code of ethics of the U.S. accounting profession, 1917 and
1988: The continual quest for legitimation. Accounting, Organizations and
Society, 20(6), 507–546.
Rise of the accounting profession, v. 1. From technician to professional, 1896-
1936.; (n.d.). 405.

10
Sakagami, M., Yoshimi, H., & Okano, H. (1999). Japanese accounting profession
in transition. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 12(3), 340–
357.
ynamic: Some insights from the professionalization experience in China.
Accounting, Organizations and Society, 37(6), 426–444.
Zeff—2003—How the U.S. Accounting Profession Got Where It Is.pdf. (n.d.).
Retrieved August 23, 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai