Di Susun Oleh :
NURDIANSYAH 1807220039
PRODI/KELAS TEKIK ELEKTRO / A1 -PAGI
DOSEN PENGGAMPU ROHANA, ST. MT
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunianya kepada saya,sehingga saya dapat
menyesaikan tugas Pengambilan Keputusan & Etika Proesi Elektro.
Saya menyadari bahwa tulisan saya ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saya sangat berharap masukan dan saran dari dari berbagai
pihak, demi untuk menyempurnakan tugas ini kearah yang lebih baik.
Akhirnya saya berharap agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi saya
dan pembaca lainnya dalam proses pembelajaran di kemudian hari.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................7
C. Tujuan.......................................................................................................7
BAB II....................................................................................................................8
LANDASAN TEORI.............................................................................................8
2.1.Landasan Teori.........................................................................................8
2.1.1. Pengertian Etika Profesi..........................................................................8
2.1.2. Prinsip Etika Profesi Dalam Kode Etik IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia)..................................................................................................................9
2.2.Fraud Diamond.......................................................................................10
2.2.1. Pengertian Fraud Diamond...................................................................10
2.2.2. Motivasi Melakukan Fraud...................................................................11
2.2.3. Mendeteksi Kecurangan (Fraud Auditing)...........................................13
2.2.4. Pencegahan dan Pendeteksian Fraud...................................................14
2.3.Fraud triangle........................................................................................14
2.4.Hubungan Etika Sosial Bisnis Dan Fraud...........................................16
2.5.Bentuk-bentuk Fraud.............................................................................16
2.6.Klasifikasi Fraud....................................................................................18
BAB IV.................................................................................................................25
PENUTUP............................................................................................................25
A. KESIMPULAN..............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap profesi
dituntut untuk bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang
dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu
bersaing di dunia usaha sekarang ini. Selain keahlian dan kemampuan khusus
yang dimiliki oleh suatu profesi, dalam menjalankan suatu profesi juga dikenal
adanya etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-
aturan khusus yang harus ditaati oleh pihak yang menjalankan profesi tersebut.
Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak
melanggar batas-batas tertentu yang dapat merugikan suatu pribadi atau
masyarakat luas. Etika tersebut akan memberi batasan-batasan mengenai apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari oleh suatu profesi. Etika profesi
menjadi tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi (Jusup,Al
Haryono, 2001: 90).
Etika merupakan perilaku individu dalam pengambilan sikap yang
berhubungan dengan baik atau buruknya perilaku individu tersebut. Didalam
kehidupan bermasyarakat etika dapat membuat seseorang untuk mengurangi
terjadinya tindakan yang kurang baik dan merugikan orang lain. Seorang akuntan
harus memiliki etika yang baik agar dapat memiliki sikap, pemahaman dan nilai –
nilai etika agar akuntan dapat semakin professional dalam dunia kerja nantinya.
Banyaknya tekanan dalam dunia bisnis sekarang ini menyebabkan tekanan
bagi para perusahaan untuk melakukan manipulasi data dan kecurangan sehingga
membuat profesi akuntansi sulit untuk membuat keputusan berdasarkan kode etik
pada dunia akuntansi. Hal ini membuat etika sangat penting bagi mahasiswa
akuntansi agar dapat mengetahui mana persepsietis yang baik atau buruk dalam
dunia kerja nantinya karena banyaknya skandal akuntansi yang muncul pada
profesi akuntan.
Dalam bidang akuntansi, etika sangat dibutuhkan agar akuntan dapat
bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab dalam menilai atau memberikan
opini terhadap laporan keuangan. Etika juga harus diajarkan kepada para
mahasiswa agar mahasiswa memiliki sikap profesionalisme dan integritas yang
tinggi karena profesi akuntansi sangat rentan terhadap kecurangan dan manipulasi.
Etika memiliki peran yang penting di dalam dunia kerja, setiap orang atau
pekerja dituntut untuk memiliki etika dari berbagai profesi yang mampu
mengedepankan perilaku etis dalam menjalankan tugas-tugas dan kewajibannya
dalam bekerja dan etika pun memiliki peran penting di dalam lingkungan
masyarakat serta perkembangan profesi akuntansi (Lia Anggriati, 2019). Etika
dalam profesi akuntansi merupakan panduan bagi perilaku akuntan sebagai suatu
bentuk pertanggung jawaban terhadap klien, masyarakat, anggota, profesi dan
dirinya sendiri (Sari, 2016).
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya, seperti akuntan. Profesi akuntan
merupakan suatu profesi semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian
di bidang akuntansi termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan
manajemen maupun akuntan pemerintahan. Sebagai seorang akuntan yang
professional akuntan memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya.
Kepercayaan masyarakat akan lebih tinggi terhadap mutu jasa akuntan jika
seorang akuntan menerapkan standar etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
profesionalnya. Namun saat ini profesi akuntan mendapat penilaian kurang baik
dalam masyarakat, hal ini terjadi karena meningkatnya isu-isu etika dalam dunia
bisnis dan maraknya kasus pelanggaran etika yang membuat kepercayaan
masyarakat terhadap akuntan mulai menurun (Kusuma dan Budisantosa, 2017).
Kemajuan ekonomi dan perkembangan bisnis merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya pelanggaran etika. Persaingan yang ketat diantara
perusahaanperusahaan sejenis di berbagai bidang memaksa perusahaan atau
organisasi untuk memaksimalkan segala bentuk potensi dan kemampuan
dimilikinya serta menggunakan berbagai cara dan strategi untuk mengoptimalkan
kinerja perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen, menjadi lebih unggul dibandingkan
pesaing lain, dan mempertahankan eksistensi.
Kecurangan dalam laporan keuangan sudah tidak asing dalam dunia
perusahaan, tidak hanya di perusahaan kecil dan negara terbelakang saja bahkan
perusahaan besar pun pernah terlibat dalam kecurangan laporan keuangan. Salah
satu perusahaan terbesar di inggris ini mengalami fraud akuntansi pada salah satu
lini perusahaanya yang ada di Itali, hal ini membuktikan bahwa kecurangan bisa
saja terjadi diperusahaan besar dalam negara yang telah maju.
(Wartaekonomi.co.id, 2017).
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki
daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-
creation) yang tinggi. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi
yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya
perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya
praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk
jangka menengah maupun jangka panjang, karena : mampu mengurangi
biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal, mampu meningkatkan motivasi
pekerja, melindungi prinsip kebebasan berniaga, mampu meningkatkan
keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh
perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat
dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan,
larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan
dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan
perusahaan yang menjunjung tinggi nilai - nilai etika bisnis,pada umumnya
termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi
pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis,
misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu
dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi
perusahaan.
Dalam akuntansi, dikenal dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan (error)
dan kecurangan (fraud). Kedua jenis kesalahan ini dapat bersifat material
dan non material. Perbedaan antara kedua jenis kesalahan ini hanya dibedakan
oleh jurang yang sangat tipis, yaitu ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Untuk
itu dibutuhkan keahlian profesional untuk bisa membedakan antara kedua
jenis kesalahan tersebut. Standar pun mengenali bahwa sering kali mendeteksi
kecurangan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas tentang
“Etika Dalam penetapan Harga Listrik” yang baik dan layak secara ekonomis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud kecurangan (fraud) dalam etika sosial bisnis ?
2. Bagaimana hubungan kecurangan (fraud) dengan etika sosial bisnis ?
3. Apa saja bentuk - bentuk Fraud dalam etika sosial bisnis ?
4. Apa yang menyebabkan terjadinya tindakan Fraud ?
5. Bagaimana klasifikasi kecurangan (Fraud) ?
6. Apa saja contoh kasus fraud (kecurangan) ?
C. Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup kecurangan (fraud) dalam
etika bisnis.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara kecurangan (fraud)
dengan etika bisnis.
3. Untuk mengetahui bentuk - bentuk fraud dalam etika bisnis.
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya tindakan fraud.
5. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi kecurangan (Fraud).
6. Untuk mengetahui contoh kasus fraud (kecurangan).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.2. Prinsip Etika Profesi Dalam Kode Etik IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia)
Suraida (2005) menjelaskan bahwa dalam kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia memiliki delapan prinsip etika profesi sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Profesional
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota
harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.
2. Kepentingan Publik
Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam suatu cara
yang akan melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
3. Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus
melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas
tinggi.
4. Objektivitas
Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik
penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
5. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional
Agar dapat memberikan layanan yang berkualitas, professional harus
memiliki dan mempertahankan kompetensi dan ketekunan.
6. Kerahasian
Professional harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang
diperolehnya dalam melakukan tugas, walaupun keseluruhan proses mungkin
harus dilakukan secara terbuka dan transparansi.
7. Perilaku Profesional
Profesional harus melakukan tugas sesuai dengan yang berlaku, yang
meliputi standar teknis dan profesional yang relevan.
8. Standar teknis
Harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang telah ditetapkan.
Jadi terdapat delapan prinsip etika profesi dalam kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia, yaitu : tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas,
objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian professional, kerahasiaan, perilaku
profesional dan standar teknis.
Perbedaan yang terungkapkan dari hasil konfirmsi.
Transaksi yang tidak didukung oleh bukti yang memadai.
Transaksi yang tidak dicatat sesuai dengan otorisasi manajemen baik yang
khusus maupun yang umum.
Terdapat perbedaan kepentingan (conflict of interest) pada tugas pekerjaan
karyawan.
Tanda awal (Red Flags) terjadinya kecurangan sebagai berikut:
1. Situasi pribadi yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang tidak diharap
kan,seperti dililit hutang ,dan menderita sakit berat.
2. Keadaan perusahaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang tidak se
mestinya,seperti kesulitan ekonomi, banyaknya hutang, meningkatnya
persaingan dan kredit pinjaman yang terbatas.
3. Risiko pengendalian yang spesifik,seperti satu orang menangani semua ba
gian dari suatutransaksi yang penting,supervise yang buruk,penugasan dan
tanggung jawab yang tidak jelas.
Penelitian Wolfe dan Hermanson (2004) menyebutkan bahwa untuk
meningkatkan pencegahan dan pendeteksian kecurangan perlu
mempertimbangkan elemen keempat yaitu: individual’s capability (kemampuan
individu). Kemampuan Individu adalah Sifat – sifat pribadi yang dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu hal.
3) Rationalization
Rationalization terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas
aktivitasnya yang mengandung Fraud meyakini atau merasa bahwa
tindakannya bukan merupakan suatu kecurangan tetapi adalah suatu yang
memang merupakan hak nya, bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena
telah berbuat banyak untuk organisasi. Dalam beberapa kasus lainnya
terdapat pula kondisi dimana pelaku tergoda untuk melakukan Fraud karena
merasa rekan kerjanya juga melakukan hal yang sama dan tidak menerima sanksi
atas tindakan fraud tersebut.
b) Kecurangan Struktural
Kecurangan struktural ini merupakan tindakan curang yang dilakukan
oleh pejabat - pejabat struktural yang ada dalam suatu organisasi perusahaan.
Tindakan curang yang dilakukan oleh para pejabat struktural pada umumnya
berbentuk :
Perintah yang tidak jelas.
Manipulasi anggaran seperti target pendapatan yang ditetapkan lebih
rendah dari potensi dan target biaya yang terlalu tinggi dari semestinya.
Penyalahgunaan wewenang atas kekuasaan.
Mengubah laporan tanpa pertimbangan diskusi.
Memberikan laporan tanpa substansi yang jelas.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara umum, fraud adalah sebuah istilah umum dan luas, serta mencakup
semua bentuk kelicikan/tipu daya manusia, yang dipaksakan oleh satu orang
untuk mendapatkan keuntungan lebih dari yang lain dengan memberikan
keterangan-keterangan palsu dan telah dimanipulasi. Tidak ada ketentuan dan
keharusan untuk menyeragamkan definisi dari Fraud itu sendiri. Fraud juga
mengandung pengertian sebagai kejutan, tipuan, kelicikan, dan cara-cara
yang tidak sah terhadap pihak yang ditipu. Batasan pendefinisian Fraud
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan ketidak jujuran manusia.
Mengendalikan suasana kerja yang baik adalah merupakan tanggung
jawab pimpinan disertai kerjasama dengan anggota organisasi tersebut,
lingkungan pengendalian merupakan salah satu unsur yang harus diciptakan
dan dipelihara agar timbul perilaku positif dan kondusif untuk penerapan
sistem pengendalian intern dalam lingkungan kerja, melalui beberapa cara yaitu
penegakan integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi,
kepemimpinan yang kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai
dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat,
penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia, perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif
dan hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait.
Bagaimana cara mengatasi Fraud adalah tugas bersama dari suatu
organisasi pemerintahan dan sistem pengawasan internalnya. Pengenalan akan
kecurangan dan dampaknya menjadi hal yang penting untuk diketahui seluruh staf
pegawai hingga manajemen puncak.
A. SARAN
Alangkah baiknya manusia dapat mengontrol diri dan mempunyai bekal
keimanan yang kuat sehingga tindakan pelanggaran atau Fraud yang dapat
menimbulkan kerugian bagi suatu organisasi/perusahaan tidak terjadi. Selain
itu pihak perusahaan juga sebaiknya memberikan kesejahteraan yang cukup
kepada para karyawan, menerapkan peraturan-peraturan yang disepakati
oleh para anggota sehingga tindakan para anggota organisasi/perusahaan dapat
terarah dengan baik, serta pihak perusahaan tidak memberikan peluang
kepada para anggota untuk melakukan tindakan pelanggaran/Fraud serta pihak
organisasi/perusahaan untuk berlaku tegas.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Irham, 2013, Etika Bisnis Teori, Kasus dan Solusi Januari, Bandung,
Alfabeta hlm.155
Jogiyanto, 2007,Sistem Informamasi Keperilakuan,Jogjakarta: Andi Publisher
https://arezky125.wordpress.com/: diakses pada tanggal 30 September 2016
http://malbunwis.blogspot.com/2010/06/analisa-dan-cara-mengatasi
Fraud.html: diakses pada tanggal 30 September 2016
http://dwiermayanti.wordpress.com/2010/03/22/audit-kecurangan
http://igamuhammad.blogspot.com/2014/01/audit-kecurangan-fraud
auditing.html
http://anhyfreedom.blogspot.com/2013/01/audit-kecurangan-fraud
auditing.html
http://melga93.blogspot.com/2014/04/fraud-kecurangan-dalam-laporan-
keuangan.html