DISUSUN OLEH:
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………4
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…..5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tata kelola perusahaan yang baik atau sering disebut juga dengan GOOD
CORPORATE GOVERNANCE atau yang biasa disebut dengan GCG adalah
prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengolahan
perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas guna
mewujudkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan-kepentingan stakeholder perusahaan berlandaskan peraturan
perundang-undangan dan nilai etika usaha.
Salah satu dampak signifikan yang terjadi adalah krisis ekonomi disuatu
negara dan dapat menimbulkan praktisi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sebagai akibat dari tata kelola perusahaan yang buruk oleh perusahaan besar yang
mana mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan investor,
contohnya yang terjadi di Amerika di awal tahun 2000 dan 2008 yang
mengakibatkan runtuhnya perusahaan besar ternama didunia.
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip-prinsip yang mengalir dan nilai-nilai, dan peraturan yang harus diikuti untuk
memastikan bahwa nilai-nilai yang sesuai telah dihormati, Seperti tercantum dalam bagian
selanjutnya, penelitian telah dilakukan dalam peningkatan efektivitas kode. Misalnya prinsip-
prinsip yang lebih berguna daripada hanya aturan, karena prinsip dapat dapat memfasilitasi
interrestasi ketika keadaan yang ditemui tidak tepat seperti aturan yang ditentukan.
Sayangnya, kode etik yang berdiri sendiri mungkin tidak lebih dari “ seni etis” yang
menggantung didinding. Pengembangan budaya etis melibatkan upaya signifikan terus-
menerus dalam beberapa dimensi.
3. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan telah menjadi topik yang sangat penting dalam skandal yang
muncul Baru –Baru ini, dimana karyawan, agen, dan para professional gagal untuk
melakukanpenilaian yang tepat atas perusahaan mereka. Konflik kepentingan terjadi
ketika penilaianindependen seseorang menjadi goyah, atau ada kemungkinan goyah
dalam membuatkeputusan terkait dengan kepentingan terbaik lainnya yang
bergantung pada penilaiantersebut. Hal ini bisa saja terjadi karena karyawan dan
pimpinan perusahaan baik secaralangsung maupun tidak langsung memiliki
kepentingan pribadi dalam mengambil suatu keputusan yang seharusnya diambil
secara objektif.
Penyebab konflik kepentingan, secara umum konflik kepentingan disebabkan oleh:
a) Kepentingan Pribadi
Suap, dukungan pembayaran atau property untuk penentu, keluarga yang
ditunjuk
Hadiah, dan perjalanan gratis
Keuntungan khusus
Pengobatan khusus
Hubungan keluarga, kerabat atau relasi
b) Tindakan kecurangan
Penyalahgunaan dana atau property
Kecurangan pada rekening pengeluaran
Memalsukan dokumen perusahaan
Mencuri uang tunai asset, atau sumber daya
c) Kesalahpahaman
Sinyal atau insentif yang membingungkan
Atasan atau semua orang yang melakukannya
Perbedaan budaya
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kebutuhan untuk tata kelola perusahaan yang etis bukan hanya baik bagi bisnis saja
yang kini diwajibkan oleh hukum. Perubahan terbaru dalam tata kelola paraturan sedang
mengubah harapan secara signifikan. Dalam era keterbukaan yang meningkat, dimana
perilaku etis dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan secara mendalam.
Direksi harus menunjukkan due diligence dalam pengolahan bisnis perusahaan dan
risiko etika. Mereka harus memastikan bahwa budaya etis yang efektif berlaku di Peru
mereka, hal ini memerlukan pengembangan kode etik, dan saranan penting untuk
menciptakan kesadaran tentang perilaku yang tepat, perilaku yang memperkuat, dan
memastikan bahwa nilai-nilai yang mendasari tertanam dalam strategi perusahaan dan
operasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/389063194/Tata-Kelola-Etis-Perusahaan-Dan-
Akuntabilitas