Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TATA KELOLA ETIS DAN AKUNTABILITAS BISNIS

DISUSUN OLEH:

NINA TRI OKTAVIANITA


TANIA FRASTYA
DILA YUNITA
FITRIYANA
ARJUN

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


DOSEN PEMBIMBING:
EKO PURWANTO, S.Sos., M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI INDRAGIRI (STIA-I)


JALAN AZKI ARIS
TAHUN AKADEMIK 2020/3021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta Hidaya-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “
Etika Bisnis”. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW, yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al- Qur’an dan Sunnahnya untuk
keselamatan hidup didunia.
Dalam mengerjakan tugas ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
dalam segi penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi dapat menyempurnakan tugas
ini.
Dalam tugas ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Etika Bisnis yakni Bapak Eko Purwanto. S.Sos,. M.Si yang telah memberikan tugas,
dan petunjuk kepada kami. Semoga hasil dan tugas ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan kita terhadap ilmu Etika Bisnis.

Indragiri Hulu, 07 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 TATA KELOLA UNTUK AKUNTABILITAS PEMANGKU


KEPENTINGAN YANG
LUAS………………………………………………………………………2

2.2 ANCAMAN TERHADAP TATA KELOLA YANG BAIK DAN


AKUNTABILITAS………………………………………………………...3

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………4

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…..5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Tata kelola perusahaan yang baik atau sering disebut juga dengan GOOD
CORPORATE GOVERNANCE atau yang biasa disebut dengan GCG adalah
prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengolahan
perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas guna
mewujudkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan-kepentingan stakeholder perusahaan berlandaskan peraturan
perundang-undangan dan nilai etika usaha.

Pemahaman GOOD CORPORATE GOVERNANCE merupakan wujud


penerimaan akan pentingnya suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik
untuk mengatur hubungan, fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan
bisnis maupun pelayanan publik..

Salah satu dampak signifikan yang terjadi adalah krisis ekonomi disuatu
negara dan dapat menimbulkan praktisi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sebagai akibat dari tata kelola perusahaan yang buruk oleh perusahaan besar yang
mana mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan investor,
contohnya yang terjadi di Amerika di awal tahun 2000 dan 2008 yang
mengakibatkan runtuhnya perusahaan besar ternama didunia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tata kelola untuk akuntabilitas pemangku kepentingan yang luas

a. Proses tata kelola berdasarkan pemangku kepentingan

Untuk meningkatkan reaksi pemangku kepentingan yang membahayakan dan


mengoptimalkan peluang dimasa depan, perusahaan harus memiliki bagaimana tindakan
mereka berpengaruh terhadap pentingnya kelompok pemangku kepentingan mereka yang
penting.

Dalam proses tata kelola berorientasi pada akuntansi pemangku kepentingan


(stakeholder – accountability orientend governance process – SAOG), Dewan Direksi harus
mempertimbangkan semua kepentingan pemangku kepentingan dan memastikan bahwa
mereka dibangun dalam visi perusahaan, misi, strategi, kebijakan, kode etik, praktik, sesuai
mekanisme dan pengaturan umpan balik. Jika ini tidak dilakukan, tindakan perusahaan
mungkin gagal untuk mempertimbangkan yang penting, dan perusahaan dapat kehilangan
dukungan dari suatu atau lebih kelompok pemangku kepentingan.
b. Mengidentifikasi Nilai-Nilai Organisasi Landasan Perilaku

Kerangka kerja baru untuk akuntabilitas didasarkan pada keinginan menanggapi


kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, dan kerangka kerja tata
kelola modern harus mengarahkan personal perusahaan untuk mengintegrasikan kepentingan-
kepentingan mereka kedalam strategi, perencanaan, dan pengambilan keputusan.
Indentifikasi, penilaian, dan pemeringkatan kepentingan pemangku harus mengembangkan
seperangkat nilai-nilai bagi suatu organisasi.

4. Mekanisme Pedoman Budaya Etis dan Kode Etik

Prinsip-prinsip yang mengalir dan nilai-nilai, dan peraturan yang harus diikuti untuk
memastikan bahwa nilai-nilai yang sesuai telah dihormati, Seperti tercantum dalam bagian
selanjutnya, penelitian telah dilakukan dalam peningkatan efektivitas kode. Misalnya prinsip-
prinsip yang lebih berguna daripada hanya aturan, karena prinsip dapat dapat memfasilitasi
interrestasi ketika keadaan yang ditemui tidak tepat seperti aturan yang ditentukan.

Sayangnya, kode etik yang berdiri sendiri mungkin tidak lebih dari “ seni etis” yang
menggantung didinding. Pengembangan budaya etis melibatkan upaya signifikan terus-
menerus dalam beberapa dimensi.

2.2 Ancaman Terhadap Tata Kelola Yang Baik Dan Akuntabilitas

Terdapat tiga ancaman signifikan dalam mengindentifikasi dan mengelolah ancaman


terhadap tata kelola yang baik dan akuntabilitas sebagai berikut:

1. Kesalahan Tujuan dan Tugas Fidusia


Bahkan ketika budaya yang berbeda tidak menjadi masalah, personel dapat
salahmemahami tujuan organisasi dan peran mereka sendiri dan tugas fidusia.
Sebagaicontoh, banyak direksi dan karyawan Enron jelas percaya bahwa tujuan
perusahaantelah menjadi yang paling diuntungkan oleh tindakan yang membawa
keuntungan jangka pendek.
 Melalui ketidakjujuran etika – Manipulasi pasar energi di California, atau
pura-puramenampilkan lantai perdagangan
 Semua itu merupakan transaksi SPE - Yang tidak nyataMemberikan
keuntungan untuk diri sendiri dengan mengorbankan pemangkukepentingan
lainnya yaitu pembayaran biaya dan komisi yang luar biasa besaruntuk SPE

2. Kegagalan untuk Mengidentifikasi dan Mengelola Risiko Etika


Hanya dalam segelintir perusahaan telah ada proses yang sistematis tahunan
yangdirancang untuk memfokuskan perhatian direksi, eksekutif, dan penasihat pada
bidang-bidang di mana tindakan perusahaan mungkin tidak memenuhi harapan
pemangkukepentingan. Dow Corning telah memiliki “Proses audit etika”, tetapi
berdasarkantragedi implant silicon payudara, orientasi rupaynya telah menuju
penghindaran tanggung jawab hukum yang dibenarkan secara ilmiah, daripada
memastikan kepentinganpelanggan dan pemangku kepentingan lainnya terpenuhi.

3. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan telah menjadi topik yang sangat penting dalam skandal yang
muncul Baru –Baru ini, dimana karyawan, agen, dan para professional gagal untuk
melakukanpenilaian yang tepat atas perusahaan mereka. Konflik kepentingan terjadi
ketika penilaianindependen seseorang menjadi goyah, atau ada kemungkinan goyah
dalam membuatkeputusan terkait dengan kepentingan terbaik lainnya yang
bergantung pada penilaiantersebut. Hal ini bisa saja terjadi karena karyawan dan
pimpinan perusahaan baik secaralangsung maupun tidak langsung memiliki
kepentingan pribadi dalam mengambil suatu keputusan yang seharusnya diambil
secara objektif.
Penyebab konflik kepentingan, secara umum konflik kepentingan disebabkan oleh:
a) Kepentingan Pribadi
 Suap, dukungan pembayaran atau property untuk penentu, keluarga yang
ditunjuk
 Hadiah, dan perjalanan gratis
 Keuntungan khusus
 Pengobatan khusus
 Hubungan keluarga, kerabat atau relasi
b) Tindakan kecurangan
 Penyalahgunaan dana atau property
 Kecurangan pada rekening pengeluaran
 Memalsukan dokumen perusahaan
 Mencuri uang tunai asset, atau sumber daya
c) Kesalahpahaman
 Sinyal atau insentif yang membingungkan
 Atasan atau semua orang yang melakukannya
 Perbedaan budaya
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kebutuhan untuk tata kelola perusahaan yang etis bukan hanya baik bagi bisnis saja
yang kini diwajibkan oleh hukum. Perubahan terbaru dalam tata kelola paraturan sedang
mengubah harapan secara signifikan. Dalam era keterbukaan yang meningkat, dimana
perilaku etis dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan secara mendalam.

Direksi harus menunjukkan due diligence dalam pengolahan bisnis perusahaan dan
risiko etika. Mereka harus memastikan bahwa budaya etis yang efektif berlaku di Peru
mereka, hal ini memerlukan pengembangan kode etik, dan saranan penting untuk
menciptakan kesadaran tentang perilaku yang tepat, perilaku yang memperkuat, dan
memastikan bahwa nilai-nilai yang mendasari tertanam dalam strategi perusahaan dan
operasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/389063194/Tata-Kelola-Etis-Perusahaan-Dan-
Akuntabilitas

Anda mungkin juga menyukai