DISUSUN OLEH
Rasa Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufiq serta hidayahnya, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
selesai dengan tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Kode Etik Profesi”
Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari
dosen pengampu Mata Kuliah Pengauditan 1. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan
para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat sebagai upaya meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa.
Kami selaku penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Devita Eka Anggraini SE, M.Ak selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengauditan 1. Tidak lupa bagi rekan – rekan mahasiswa lain yang telah
mendukung penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya
sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi kami dan para
pembaca.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................……………………………………………….……..i
Kata Pengantar………………………………………………………………....ii
Daftar Isi………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… ....1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………..2
C. Tujuan ……………………………………………………………... …2
D. Manfaat ………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik Profesi …………………………………………..3
B. Tujuan serta Fungsi Kode Etik Profesi ……………… ………………..4
C. Macam-macam Komparetemen dari Akuntan Publik yang ada di IAI ...5
D. Prinsip Etika serta macamnya pada profesi akuntansi ……………...….6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etika mempunyai pengaruh yang lebih terhadap stigma professional
auditor. Etika lebih luas dari prinsip-prinsip moral. Etika tersebut ruang
lingkupnya yaitu prinsip perilaku untuk orang-orang professional yang disusun
dengan baik untuk tujuan praktis maupun tujuan idealistis. Kode etik profesional
antara lain dirancang untuk mendorong perilaku ideal, maka kode etik harus
realistis dan dapat dilaksanakan. Sebagaimana ditetapkan dalam kongres VIII
Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta pada tahun 1998, Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia terdiri dari Prinsip Etika, Peraturan Etika dan Interpretasi Aturan Etika
Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa professional bagi anggota. Interpretasi aturan etika
merupakan interpretasi yang dikeluarkan sebagai panduan dalam penerapan aturan
etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pengembangan kesadaran etis/moral memainkan peranan kunci dalam semua area
profesi akuntan (Louwers, 1997), termasuk dalam melatih sikap skeptisisme
profesional akuntan. Faktor-faktor situasi berpengaruh secara positif terhadap
skeptisisme profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit yang memiliki
risiko tinggi (situasi irregularities) mempengaruhi auditor untuk meningkatkan
sikap skeptisisme profesionalnya.
Di dalam makalah ini, akan kami uraikan mengenai etika
professional sehingga diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
yang lebih mendalam bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa mengenai
auditing serta hal-hal yang berkaitan dengan auditing.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan Masalah yang akan penulis terapkan yaitu:
1 Apa yang dimaksud dengan Kode Etik Profesi?
2 Apa saja Tujuan serta fungsi dari Kode Etik?
3 Apa macam-macam kompartemen dari akuntan public yang ada di IAI?
4 Apa Saja Prinsip Etika pada profesi akuntansi?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan maksud dari Kode Etik Profesi beserta prinsip Etika
pada profesi akuntansi
2. Memenuhi tugas dari dosen pengampu matakuliah Pengauditan 1
3. Berbagi informasi serta wawasan terkait dengan Kode Etik Profesi
Akuntan
D. MANFAAT
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi pembaca serta
memberikan wawasan terkait dengan Kode Etik Profesi Akuntan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Menurut Sukrisno Agoes (1998 kode etik adalah:
“Seperangkat prinsip- prinsip moral dan mengatur tentang perilaku
professional.”
3. Menurut kamus besar Indonesia (1997:51) kode etik profesi
dirumuskan sebagaia berikut:
“Kode etik ialah norma dan asas yang diterima suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tingakah laku.”
Jadi dapat disimpulkam yang dimaksud dengan kode etik adalah suatu
pegangan umum atau kaedah norma atau nilai moral yang ditetapkan dan diterima
oleh para anggota kelompok tertentu yang memiliki keahlian dan kemapuan
khusus, yang menggunakan keahlian dan kemapuannya untuk mendapatkan
penghasilan dan menjadi pola bertindak serta mengikat setiap anggota kelompok
tersebut. Kondisi ini membawa pengaruh kode etika dalam fungsinya sebagai pola
bertindak yang berisi larangan, harus secara jelas menjabarkan tindakan apa saja
yang tidak boleh di lakukan oleh para anggoata kelompok agar tidak terjadi
kesalahan dalm bertindak. Sedangkan kode etik akunmtan Indonesia, dalah
pedoman bagi para anggota ikatan Indonesia untuk bertugas dan bertanggung
jawab dan objektif.
Kode etik akuntan menurut Theodorus M. Tuanakota (1987:51) adalah
“prinsip moral yang mengtur hubungan antara para akuntan dengan para
langgananya, hubunganya antara sesame rekan akuntan dan hubungan antara para
akuntan dengan masyarakat pada umumnya.
Hasil pekerjaanya dibutuhkan oleh para pihak pemakai informasi akuntansi dan
kepentingan publik lain untuk membuat keputusan bisnis.
4
Dibawah ini merupakan tujuan kode etik profesi di bidang akuntans :
5
Kode etik akuntan kompartemen mengikat seluruh anggota kompartemen
yang bersangkutan. Kode etik akuntan kompertemen disahkan oleh anggota
kompartemen. Kode etik akuntan kompartemen disusun berdasarkan kode etik
umum oleh karenanya tidak bertentangan dengan kode etik umum akuntan
Indonesia. Tiap kompartemen dalam rapat anggota kompartemen wajib
merumuskan apakah dipandang perlu bagi para anggoata kompartemen di susun
kode etik akuntan kompartemen karena fungsi pelayananya jasa professional
kepada masyarakat pengguna jasa profesi akuntan publik untuk merumuskan kode
etik akuntan kompartemen akuntan publik. Tiap- tiap kompartemen memiliki hak
otonomi untuk memutuskan apakah di pandang perlu untuk membentuk badan
khusus yang bertugas untuk merumuskan kode etik kompartemen. Badan ini dapat
berbentuk badan tetap yang bertanggung jawab kepada pengurus kompartemen.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada [ublik, dan menunjukkan komitmen akan professional. Satu ciri
6
utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik.
Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari
profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi
bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan
terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai
kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam
menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan
Negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa
akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi
sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi
tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan
publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara
terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme
yang tinggi.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam
menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota
untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan
oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan
atau peniadaan prinsip.
7
berkesinambungan untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan professional
pada tingkat yang diperlukan untuk memestikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh mamfaat dari jasa professional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktek, legislasi dan teknik yang baik.
5. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah
suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan
atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas
yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.
Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta
konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai
seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas
keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka
juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi.
Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya
dan memelihara obyektivitas.
6. Perilaku Professional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban
untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
7. Kerahasian
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan
8
profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan
didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota
mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaaninformasi tentang klien
atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien
atau pemberi jasa berakhir.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya
dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
Kode etik umum mengikat seluruh anggota IAI. Kode etik umum
dirumuskan oleh badan pekerja kongres dan disahkan oleh kongres. Badan pekerja
kongres yang dibentuk oleh pengurus pusat mengevaluasi kode etik umum
baerdsarkan dari masukan anggota, pemgurus pusat, untuk selanjutnya
mengusulkan dalam kongres perubahan kode etik umum akuntan yang perlu
dipahami.
9
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas diketahu bahwa Jadi yang dimaksud dengan kode
etik adalah suatu pegangan umum atau kaedah norma atau nilai moral yang
ditetapkan dan diterima oleh para anggota kelompok tertentu yang memiliki
keahlian dan kemapuan khusus, yang menggunakan keahlian dan kemapuannya
untuk mencari nafkah atau penghasilan dan menjadi pola bertindak serta mengikat
setiap anggota kelompok tersebut.
kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana
seseorang sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika
profesi.
10
DAFTAR PUSTAKA