Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENJUALAN ANGSURAN

DISUSUN OLEH

1. Adella Isnanisa Hera (324190047)


2. Lisa Annafik (32419019)
3. M. Hasyim Muttaqin (32419049)

UNIVERSITAS NAHDLATUL UALAM SIDOARJO


FAKULTAS EKONOMI
PRORAM STUDI AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR

Rasa Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq
serta hidayahnya, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai
dengan tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Penjualan Angsuran”

Penyusunan Makalah inni bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari


dosen pengampu Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjut. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis
dan para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat sebagai upaya meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa.

Kami selaku penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Kafidin Muzakki, SE., M.Ak selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjut. Tidak lupa bagi rekan – rekan mahasiswa lain yang
telah mendukung penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun
kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih
baik lagi. Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................……………………………………………….……..i
Kata Pengantar………………………………………………………………....ii
Daftar Isi………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… ...iv
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….iv
C. Tujuan ……………………………………………………………... …iv
D. Manfaat ………………………………………………………………. v

BAB II PEMBAHASAN
A. Penjualan Angsuran …………………………………………………..1
B. Pengakuan Laba Kotor dalam Penjualan Angsuran ……………… …4
C. Pertukaran atau Trade In dalam Penjualan Angsuran …………… ….8
D. Pembatalan Kontrak dan Kepemilikan Kembali ……………………10
E. Perhitungan Bunga dalam Penjualan Angsuran ……………………. 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara Umum tujuan setiap perusahaan yaitu untuk mengumpulkan laba
sebanyak-banyaknya. Tujuan ini akan terwujud apabila perusahaan tersebut dapat
meningkatkan produksinya dan diimbangi dengan usaha peningkatan volume
penjualan. Salah satu langkah yang dapat di tempuh adalah dengan penjualan
angsuran. Metode penjualan angsuran ini berkembang pesat dan disukai
dikalangan usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi perusahaan metode ini
meningkatkan jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, dan pembeli
merasa lebih ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yang di cicil
tersebut. Oleh karena itu pihak-pihak internal dari perusahaan harus memiliki
pengetahuan tentang penjualan angsuran baik itu strateginya maupun cara
pencatatanya. Oleh karena itu makalah ini kami susun sebagai maksud untuk
memberikan gambaran kepada pembaca mengenai penjualan angsuran ini baik
gambaran umumnya maupun sampai dengan pencatatanya, sehingga makalah ini
dapat memberikan manfaat untuk berbagai kalangan, baik perusahaan, mahasiswa
maupun pendidik.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan Masalah yang akan penulis terapkan yaitu:
1 Apa yang dimaksud dengan penjualan angsuran?
2 Bagaimana pengakuan laba kotor pada penjualan angsuran?
3 Bagaimana Penerapan pertukaran atau Trade In pada penjualan Angsuran?
4 Baagaimana pelaksanaan pembatalan kontrak dan kepemilikan kembali?
5 Bagaimana perhitungan bunga dalam penjualan angsuran?

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan maksud dari penjualan angsuran dan masalah yang di
timbulkan

4
2. Mengetahui pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran
3. Bisa menghitung terkait bunga dalam penjualan angsuran
4. Mengetahui cara pembatalan kontrak dan kepemilikan kembali

D. MANFAAT
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi pembaca serta
memberikan wawasan terkait denga pelaksanaan penjualan angsuran

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penjualan Angsuran
1. Pengertian Penjualan Angsuran
Penjualan Angsuran (Instalment Sales) adalah penjualan yang dilakukan
dengan suatu perjanjian, dimana pembayaranya dilaksanakan secara bertahap,
yaitu:
a. Saat barang diserahkan, pembeli membayar sebagian dari harganya
b. Sisanya pembayaran dilakukan beberapa kali angsuran selama jangka
waktu tertentu
Penjualan Angsuran memiliki beberapa karakteristik yang perlu dimiliki dan
dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, menurut Allan R Drebin
(1991,121) karakteristik dari Penjualan Angsuran adalah sebagai berikut:
a. Pada saat perjanjian Penjualan Angsuran disetujui, pembeli harus
membayar suatu jumlah tertentu yang merupakan uang muka dari sisa
harga jualan dibayar angsuran
b. Kepada pembeli dibebankan bunga yang biasanya sudah di masukan
dalam perhitungan total pembayaran angsuran
c. Hak milik atas barang tetap berada ditangan penjual sampai seluruh harga
jual telah terbayar
d. Dalam hal membeli tidak mampu untuk melunasi semua kewajibanya,
penjual berhak untuk menarik kembali barang yang telah dijual kepada
pembeli tersebut

2. Prosedur Umum dan Bentuk perjanjian dalam Penjualan Angsuran


Untuk melakukan Penjualan Angsuran, pembeli harus memenuhi
ketentuan dan syarat yang telah ditetapkan yaitu berupa surat permohonan
penjualan, dimana surat Permohonan Penjualan ini berisi tentang data yang
bersifat umum yaitu berupa data kuantitatif termasuk informasi keuangan, jumlah

6
kredit yang dibutuhkan, jangka waktu dan sebagainya. Adapun prosedur untuk
mendapatkan barang Angsuran yaitu pengajuan berkas – berkas:
a. Penyelidikan berkas pinjaman
b. Wawancara 1
c. On The Spot
d. Wawancara 2
e. Keputusan kredit
f. Penandatanganan akad kredit/perjanjian yang lainya
g. Realisasi kredit
h. Penyaluran / Penarikan Dana

3. Masalah yang Timbul dalam Penjualan Angsuran


Secara garis besar masalah yang timbul sehubungan dengan penjualan
angsuran dapat dikelompokan menjadi 2:
a. Masalah Non Akuntansi
Masalah Non Akuntansi yang dimaksud yaitu bagaimana caranya
untuk menekan resiko terjadinya kerugian kecewa adanya pembeli yang
tidak sanggup memenuhi kewajibanya dapat menjadi seminimal
mungkin. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut
dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu:
1 Masalah yang berhubungan dengan laba kotor
2 Menyediakan perlindungan hukum kepada penjual
3 Menyediakan perlindungan Ekonomi kepada penjual

b. Masalah Akuntansi
Masalah akuntansi yang berhubungan dengan penjualan angsuran
pada perusahaan alat rumah tangga dapat dikelompokan menjadi 3:
1 Masalah yang berhubungan dengan laba kotor
2 Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga
dan angsuran
3 Masalah yang berhubungan dengan pembatalanpenjualan
angsuran

7
c. Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor
Adapun metode penjualan angsuran tersebut dibagi atas 2 dasar
pengakuan laba kotor, yaitu:
1) Dasar Penjualan Angsuran
Pada dasarnya laba kotor atas penjualan angsuran diakui dalam
periode penjualan angsuran terjadi, tanpa memperhatikan apakah
pembayaran sudah diterima atau belum. Pengakuan laba kotor
yang demikian ini sama dengan pengakuan laba kotor dalam
penjualan kredit biasa.
2) Dasar tunai (Cash bases)
Laba kotor atas penjualan angsuran baru diakui apabila
pembayaran dari piutang penjualan angsuran sudah diterima,
penerimaan kas tersebut dari 2 unsur yaitu :
a. Pembayaran atas harga pokok penjualan
b. Pembayaran atas laba kotor

4. Penyajian laporan Keuangan Pada Metode Penjualan Angsuran


Didalam neraca akan terdapat rekening “Piutang Penjualan Angsuran” dan
“Laba Kotor yang Belum Direalisasi” yang berhubungan dengan pelaksanaan
penjualan angsuran tertentu. Apabila Piutang Penjualan Angsuran dicatat sebagai
aktiva lancar, maka posisinya sama dengan piutang biasa sehingga dapat
diinterpretasikan sebagai aktiva yang dapat dikonversikan menjadi uang kas
dalam siklus operasi normal perusahaan. Untuk “Laba Kotor yang Belum
Direalisasi” didalam neraca dengan dicantumkan kedalam salah satu dari
kelompok tersebut dibawah ini:

a. Sebagai pos kewajiban atau hutang (liabilitas) yang harus dimasukan


dibawah judul pendapatan yang ditangguhkan atau pendapatan yang masih
akan diterima (deverred revenue)
b. Sebagai perkiraan penilaian aktiva (valuation Account) yang harus
dikurangkan dari piutang penjualan angsuran.
c. Sebagai pos modal yang harus dimasukan sebagai bagian dari laba yang di
tahan (retained earnings)

8
B. Pengakuan Laba Kotor pada Penjualan Angsuran
Ada dua cara untuk mengetahui laba kotor dalam penjualan angsuran, yaitu:
1 Laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran. Dalam cara
ini penjualan angsuran diperlakukan sama dengan penjualan kredit.
2 Laba kotor diakui sesuai dengan jumlah uang kas yang akan diterima
atas penjualan angsuran tersebut, dalam hal ini ada 3 prosedur untuk
mengakui laba kotor yaitu:
a. Penerimaan-penerimaan angsuran pertama kali diakui sebagai
pengembalian harga pokok barang yang dijual. Setelah harga
pokoknya terpenuhi, maka angsuran-angsuran berikutnya diakui
sebagai realisasi laba kotor.
b. Penerimaan-penerimaan angsuran pertama kali diakui sebagai
realisasi laba kotor. Setelah laba kotornya terpenuhi, maka angsuran
berikutnya diakui sebagai realisasi harga pokok barang yang dijual
c. Setiap penerimaan angsuran diakui sebagai realisasi laba kotor dan
sebagian diakui sebagai realisasi harga pokok barang dijual.
Mengenai alokasi jumlahnya sesuai dengan perjanjianya. Dalam
akuntansi metode ini dikenal dengan istilah Instalment Sales

Berikut ini contoh informasi dari perusahaan Usaha Majujaya selama tahun 2019.
Perusahaan menjual barangnya dengan cara angsuran dengan jangka waktu 1 s/d 2
tahun. Disamping itu, perusahaan juga menjual barangnya secara reguler (kredit).
Laba kotor yang dikehendaki 40% dari harga jual.

Uraian Ribuan rupiah

9
Hasil penjualan reguler Hasil penjualan angsuran 51.000
Persediaan awal barang dagangan Persediaan akhir 25.000
barang dagangan Pembelian barang dagangan secara
2.500
kredit Harga pokok penjualan reguler
5.000
Harga pokok penjualan angsuran Macam-macam
biaya usaha 46.250
Taksiran kerugian piutang penjualan reguler 30.600
Penerimaan piutang penjualan angsuran
15.000 h12.500 250
Penerimaan piutang penjualan reguler
7.500
55.000

Jurnal untuk mencatat transaksi diatas dan laporan laba rugi untuk tahun 2019
sebagai berikut : (dalam rupiah)

10
Uraian Metode Buku Metode Phisik
Debet Kredit Debet Kredit
25.000 --- 25.000 --- 15.000
Piutang dagang reguler 51.000 ---
15.000 51.000 --
--- --- 10.000
Piutang penjualan angsuran 25.000 ---
10.000 25.000 -- 51.000
--- ---
51.000
Penjualan reguler --- --- 25.000
25.000
Penjualan angsuran --- ---
(mencatat penjualan)

Harga pokok penjualan reguler 30.600 --- --- ---


Harga pokok penjualan angsuran 15.000 --- --- ---
45.600
Persediaan barang dagangan --- ---
(mencatat penjualan)

Persediaan barang dagangan 46.250 --- --- 46.250 ---


Pembelian --- --- --- --- 46.250
46.250
Hutang dagang ---
(mencatat pembelian brng. dag. secara
kredit
Macam-macam kas 12.500 --- 12.500 --- 12.500
12.500
beban usaha Kas --- ---
(mecatat pembayaran macam-macam
biaya)
Kerugian piutang 250 --- 250 250 --- 250
Cadangan kerugian piutang --- ---
(mencatat taksiran kerugian piutang)

Kas 62.500 --- 62.500 --- 55.000


55.000
Piutang dagang reguler -- --- 7.500
7.500
Piutang dagang angsuran -- ---
(mencatat peneriman piutang)

Persediaan akhir barang dagangan --- --- 5.000 ---


Harga pokok penjualan
--- --- 48.750 --- 5.000
Harga pokok penjualan Pembelian
--- --- --- 46.250
Persediaan awal barang dagangan
--- --- --- 2.500
11
--- --- ---
(mencatat jurnal penyesuaian)
Penjualan angsuran
Harga pokok penjualan angsuran
Laba kotor yang belum direalisis
(LKYBD)

(mencatat realisasi laba kotor penjln.


angsuran)
Laba kotor yang belum direalisir
(LKYBD) Realisasi laba kotor (RLK)
(mencatat realisasi laba kotor yang
belum direalisir)
Penjualan reguler 51.000 --- 51.000 ---
Realisasi laba kotor 3.000 --- 3.000 ---
Harga pokok penjualan reguler --- 30.600 --- 30.600
Kerugian piutang --- 250 --- 250
Macam-macam beban usaha --- 12.500 --- 12.500
Laba rugi --- 10.650 --- 10.650

(menutup rek. penjualan & beban


penjln. reguler)

12
Perusahaan Usaha Mandiri Laporan Laba Rugi
Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 (dalam ribuan rupiah)
Uraian Reguler Angsuran Jumlah

C. Penjualan 51.000 25.000 76.000


Harga pokok penjualan Laba kotor (30.600) (15.000) (45.600)
LKYBD 20.400 10.000 30.400
Realisasi laba kotor --- (7.000) (7.000)
Macam-macam beban usaha Kerugian 20.400 3.000 23.400
piutang
--- --- (12.500)
Laba bersih
--- --- (250)
--- --- 10.650

Pertukaran atau Trade In dalam Penjualan Angsuran


Pertukaran adalah apabila penjual menyerahkan barang-barang baru dengan
perjanjian angsuran, sedang pembayaran pertama (down payment) dari pembelian
berupa penyerahan barang-barang bekas. Barang bekas dinilai atas dasar
perjanjian yang telah diadakan antara pihak penjual dan pembeli. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Trade In ini adalah :
1 Selisih antara harga penilaian (estimated cost) dengan harga pertukaran
harus dicatat dalam rekening cadangan perbedaan harga pertukaran.
2 Harga penilaian (estimated cost) merupakan harga jual barang yang diterima
sebagai uang muka setelah diperbaiki dikurangi beban perbaikan dan
taksiran laba yang diinginkan.
3 Harga pertukaran merupakan harag dari barang yang diterima sebagai uang
muka, dimana harga tersebut merupakan harga yang disepakati dalam
perjanjian Trade in.
Seorang pedagang mobil memiliki sebuah mobil baru dengan harga pokok Rp.
1.000.000 dijual kepada seorang pembeli dengan perjanjian penjualan angsuran
seharga Rp. 1.500.000.

Sebagai pembayaran pertama (down payment) di pembeli menyerahkan sebuah


mobil bekas dan setuju dihargai Rp. 400.000.

13
Diperkirakan biaya-biaya yang diperlukan untuk perbaikan mobil bekas tersebut
berjumlah Rp. 50.000, sehingga harga penjualan normal setelah perbaiakan adalah
Rp. 375.000.

Pedagang mobil tersebut mengharapkan laba normal sebesar 25% dari harga
penjualan mobil-mobil bekas.

Atas dasar perhitungan seperti tersebut di bawah ini, maka jurnal yang
diperlukan untuk mencatat transaksi pertukaran itu boleh pedagang mobil dapat
disusun sebagai berikut:

Perhitungan-perhitungan:

Harga pertukaran mobil bekas..............................................................Rp. 400.000

Harga penilaian terhadap mobil bekas :

Harga jual sesudah diperbaiki Rp. 375.000

Dikurangi :

Ongkos perbaikan Rp. 50.000

Laba normal yang diharapkan dalam penjualan

kembali mobil bekas (25% x Rp. 375.000) Rp. 93.750

Rp. 143.750

Rp. 231.250

Perbedaan harga pertukaran (terlalu tinggi)..........................................Rp. 168.750

1) Persediaan Barang Dagang Mobil Bekas................Rp. 231.250


Cadangan Perbedaan Harga Pertukaran
(Over Allowances on installment Sales Trade Ins). .Rp. 168.750
Piutang Penjualan Angsuran....................................Rp. 1.100.000
Penjualan Angsuran................................................... Rp. 1.500.000
2) Harga Pokok Penjualan Angsuran............................Rp. 1.000.000
Persediaan Barang Dagang Mobil Bru Rp. 1.000.000

14
D. Pembatalan Kontrak dan Kepemilikan Kembali
Apabila si pembeli gagal untuk mmenuhi kewajibannya seperti yang
tercantum di dalam surat perjanjian penjualan angsuran, maka Pihak penjual
berhak memiliki kembali barang tersebut. Pencatatan yang harus dilakukan dalam
situasi seperti ini yaitu:
1. Mencatatat pemilikan kembali barang tersebut.
2. Menghapuskan saldo piutang penjualan angsuran atas barang tersebut.
3. Menghapuskan saldo laba kotor yang belum direalisir atas barang tersebut.
4. Mencatatat keuntungan/kerugian karena pemilikan kembali barang
tersebut.
Sebagaimana halnya dengan persoalan pertukaran seperti diterangkan di
muka, maka dalam pemilikan kembali barang dagangan juga diperlukan penilaian
kembali harga barang yang bersangkutan. Penilaian kembali harga barang
tersebut, harus mempertimbangkan juga sejumlah keuntungan normal yang dapat
diharapkan apabila barang itu dijual kembali.
Contoh :
Perusahaan “PASTI BISA” menjual barangnya dengan cara angsuran untuk
jangka waktu 12-18 bulan. Omzet penjualan selama 2013 sebesar Rp. 60 juta,
dimana 60% diantaranya pada akhir tahun 2013 masih berupa piutang. Rata-rata
laba kotor tahun 2013 sebesar 30% dari penjualannya. Pada tanggal 31 desember
2013, ternyata terdapat beberapa orang yang tidak sanggup melanjutkan
angsurannya, sehingga barang-barang tersebut dimiliki kembali oleh perusahaan.
Beban administrasi dan umum selama tahun 2012 sebesar Rp.2,5 juta. Beban
pemasaran dan penjualan Rp.4 juta.
Nama-nama pelanggan yang membatalkan pembelianya yaitu:
Nama plgn. Jumlah yang belum Harga faktur Taksiran harga
dibayar s/d 31-12- pasar tgl. 31-12-
2013 2013
Adi Rp. 600.000 Rp.900.000 Rp.150.000
Bio Rp. 150.000 Rp.600.000 Rp.150.000
Can Rp.150.000 Rp.300.000 Rp. 105.000
Dea Rp.600.000 Rp.225.000 Rp.120.000

15
Jumlah Rp.960.000 Rp.2.025.000 Rp.525.000
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan untuk mencatat transaksi diatas (dengan
menggunakan metode buku untuk mencatat persediaan) dan laporan laba rugi
tahun 2013 sebagai berikut:
Piutang penjualan angsuran Rp. 60.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 42.000.000
Penjualan angsuran Rp. 60.000.000
Persediaan barang dagang Rp. 42.000.000
(mencatat penjualan barang dagangan)

Kas Rp. 24.000.000


Piutang penjualan angsuran Rp. 24.000.000
(mecatat piutang penjualan angsuran)
Penjualan angsuran Rp. 60.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 42.000.000
Laba Kotor yang belum direalisir Rp. 18.000.000
(mencatat laba kotor yang belum direalisir)

Laba kotor yang belum direalisir Rp. 7.200.000


Realisasi laba kotor Rp. 7.200.000
(mencatat realisasi laba kotor)

Persediaan barang dagang Rp. 525.000


Pembatalan laba kotor Rp. 288.000
Rugi pemilikan kembali Rp. 147.000
Piutang penjualan angsuran Rp. 960.000
(mencatat pembatalan kontrak & pemilikan rumah kembali barang dagang)

16
Uraian Nama Langganan Jumlah
Adi Bio Can Dea
Laba atas penj. Angsr. 300.000 450.000 150.000 185.000 1.065.000
Yg
tlh diterima*
Laba yang telah diakui (90.000) (135.000) (45.000) (49.500) (319.500)
(30%)
Laba atas penj. Angsr 210.000 315.000 105.000 115.500 745.500
yg
blm diterima
Beban pokok 630.000 420.000 210.000 157.500 1.417.500
penjualan **
Taksiran harga pasar (150.000) (150.000) (105.000) (120.000) (525.000)
Rugi penurunan nilai 480.000 270.000 105.000 37.500 892.500
persediaan
Laba (rugi) pemilikan (270.000) 45.000 0 78.000 (147.000)
kembali***

Penjelasan
*berasal dari = (harga faktur) – (jumlah yang belum dibayar) A = Rp900.000 –
Rp600.000 = Rp300.000
Dan seterusnya...
**berasal dari= 70% x harga faktur
***berasal dari= (laba atas penjualan angsuran yang belum diterima) – (rugi
penurunan nilai persediaan)

17
Perusahaan “PASTI BISA”
Laporan Laba Rugi
Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013

Penjualan angsuran 60.000.000


Harga pokok penjualan (42.000.000)
Laba kotor yang belum direalisir 18.000.000
Realisasi laba kotor (10.512.000)
Pembatalan laba kotor (288.000)
Beban usaha:
Beban penjualan dan pemasaran 4.000.000
Beban administrasi dan umum 2.500.000
Jumlah beban usaha (6.500.000)
Laba usaha 700.000
Rugi pemilikan kembali barang dagangan (147.000)
Laba bersih kena pajak 553.000

E. Perhitungan Bunga pada Penjualan Angsuran


Di dalam perjanjian penjualan angsuran, biasanya di penjual di samping
memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah
harga dalam kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli.
Kebijakan perhitungan bunga dalam penjualan angsuran pada umumnya
ditetapkan dengan salah satu cara berikut ini:
1. Bunga dihitung dari sisa hutang pada setiap awal periode
2. Bunga dihitung sejak awal perjanjian sampai dengan saat pembayaran
angsuran dikalikan dengan pokok angsurannya.
3. Bunga dihitung dari sisa hutang awal periode angsuran, dimana setiap
angsuran jumlahnya sama (di dalamnya sudah termasuk bunga dan pokok
angsuran)
4. Bunga dihitung dari sisa hutang mula-mula, sehingga jumlah bunganya
sama sejak awal sampai akhir angsuran

18
Contoh:
Tanggal 03 januari 2012 perusahaan “SUMBER BAHAGIA” menjual
barangnya, dengan cara angsuran seharga Rp 2.500.000. Uang mukanya
ditentukan sebesar 28%, sisanya dibayar setiap dua bulan sekali selama setahun
dengan tingkat bunga 12% pertahun. Harga pokok barang tersebut Rp 1.500.000.
Penyelesaian :
Harga jual barang Rp 2.600.000
Uang muka 28% x Rp 2.500.000 Rp 700.000
Sisa hutang dibayar 2 bulan sekali selama 1 tahun Rp 1.800.000
Jadi jumlah pokok angsuran = Rp 1.800.000 / 6 = Rp 300.000

Tabel Perhitungan Bunga dengan Cara 1


Tanggal Angsuran Angsuran Jumlah Sisa
pembayaran Bunga Pokok Angsuran Hutang
(1) (2) (3) (4) = (2) + (3) (5)

2012, Januari 1 …….. …….. ……. Rp 2.500.000

Januari 1 …….. Rp 700.000 Rp 700.000 1.800.000

Maret 1 Rp 36.000* 300.000 335.000 1.500.000

Mei 1 30.000** 300.000 330.000 1.200.000

Juli 1 24.000 300.000 324.000 900.000

September 1 18.000 300.000 318.000 600.000

November 1 12.000 300.000 312.000 300.000

Desember 1 6.000 300.000 308.000 NihiL

Jumlah 126.000 2.500.000 2.626.000

Keterangan :

19
a. Angka dalam kolom angsuran bunga berasal dari:
12% x 2 bulan X sisa hutang awal periode
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

12 x 2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x Rp 1.800.000 = Rp 36.000


12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

12 x 2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x Rp 1.500.000 = Rp 30.000


12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Dan seterusnya……………………

Jurnal yang dibuat perusahaan (metode perpetual)


Kas Rp 700.000
Piutang penjualan angsuran 1.800.000
Harga pokok penjualan 1.500.000
Penjualan angsuran Rp 2.500.000
Persediaan barang dagangan 1.500.000

(Mencatat penjualan angsuran)

Kas Rp 336.000
Piutang penjualan angsuran Rp 300.000
Pendapatan bunga Rp 36.000
(mencatat penerima anangsuran tanggal 1 Maret)
Jurnal penerimaan angsuran ke II dan seterusnya rekening debet dan kredit sama
dengan jurnal diatas, sedangkan angkanya bisa dilihat pada tabel diatas

Tabel Perhitungan Bunga dengan Cara 2

20
Tanggal Angsuran Angsuran Jumlah Sisa Hutang (5)
pembayaran Bunga (2) Pokok (3) Angsuran
(1)
(4) = (2) + (3)

2012, Januari …….. …….. ……. Rp 2.500.000


1
Januari 1 …….. Rp 700.000 Rp 700.000 1.800.000

Maret 1 Rp 6.000* 300.000 308.000 1.500.000

Mei 1 12.000** 300.000 312.000 1.200.000

Juli 1 18.000 300.000 318.000 900.000

September 1 24.000 300.000 324.000 600.000

November 1 30.000 300.000 330.000 300.000

Desember 1 36.000 300.000 336.000 NihiL

Jumlah 126.000 2.500.000 2.625.000

Angka dalam kolom angsuran bunga :


*Rp 6.000 berasal dari :
2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (1 𝑗𝑎𝑛 𝑠𝑑 1 𝑚𝑎𝑟𝑒𝑡)
12% x x pokok angsuran
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

** Rp 18.000 berasal dari:


2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (1 𝑗𝑎𝑛 𝑠𝑑 1 𝑚𝑒𝑖)
12% x x pokok angsuran
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Jurnal yang dibuat perusahaan (metode perpetual):


Kas Rp 700.000
Piutang penjualan angsuran 1.800.000
Harga pokok penjualan 1.500.000
Penjualan angsuran Rp 2.500.000

21
Persediaan barang dagangan 1.500.000
(Mencatat penjualan angsuran)

Tanggal 1 Maret 2012:


Piutang bunga Rp 36.000
Pendapatan bunga Rp 36.000
(mencatat piutang bunga selama 2 bulan)

Kas Rp 306.000
Piutang penjualan angsuran Rp 300.000
Piutang bunga Rp 6.000
(mencatat piutang bunga selama 2 bulan)

Tanggal 1 Mei 2012:

Piutang bunga Rp 30.000

Pendapatan bunga Rp 30.000

(mencatat piutang bunga selama 2 bulan)

Kas Rp 312.000

Piutang penjualan angsuran Rp 300.000

Piutang bunga Rp 12.000

(mencatat piutang bunga selama 2 bulan)

Dan Seterusnya…

22
Tabel Perhitungan Bunga Dengan Cara 3
Tanggal Angsuran Angsuran Jumlah Sisa
pembayaran Bunga Pokok Angsuran Hutang
(1) (2) (3) (4) = (2) + (3) (5)

2012,Januari 1 …….. …….. ……. Rp 2.500.000

Januari 1 …….. Rp 700.000 Rp 700.000 1.800.000

Maret 1 Rp 36.000* 285.340 321.346 1.514.654

Mei 1 30.292** 291.054 321.346 1.223.500

Juli 1 24.472 296.874 321.346 926.726

September 1 18.534 302.812 321.346 623.914

November 1 12.478 308.868 321.346 315.046

Desember 1 6.300 315.046 321.346 NihiL

Jumlah 128.076 2.496.000 2.628.076

Keterangan:
a. Angka dalam kolom angsuran bunga :
*Rp 36.000 berasal dari:
12% x 2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x sisa hutang awal periode (Rp 1.800.000)
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

** Rp 30.392 berasal dari:


12% x 2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x sisa hutang awal periode (Rp 1.514.654)
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Dan seterusnya………

23
b. Angka Rp 1.514.654 berasal dari = Rp1.800.000 – Rp 285.346
c. ***angka yang didalam kolom jumlah angsuran:
Rp 321.346 Berasal dar = Sisa utang mula-mula = Rp 1.800.000
Tabel anuitet#
#lihat tabel anuitet pada I = 2% dan n = 6
Jurnal yang dibuat perusahaan (metode perpetual):
Kas Rp 700.000
Piutang penjualan angsuran 1.800.000
Harga pokok penjualan 1.500.000
Penjualan angsuran Rp 2.500.000
Persediaan barang dagangan 1.500.000
(Mencatatpenjualanangsuran)

Kas Rp 321.346
Piutang penjualan angsuran Rp 285.346
Pendapatan bunga 360.000
(mencatat penerimaan angsuran tanggal 1 Maret)
Jurnal penerimaan angsuran ke II dan seterusnya akunnya sama dengan jurnal di
atas, sedangkan angkanya bisa dilihat pada tabel diatas:

Tabel Perhitungan Bunga dengan Cara 4

Tanggal Angsuran Angsuran Jumlah Angsuran Sisa Hutang (5)


pembayaran (1) Bunga (2) Pokok (3)
(4) = (2) + (3)

2012,Januari 1 …….. …….. ……. Rp 2.500.000


Januari 1 …….. Rp 700.000 Rp 700.000 1.800.000
Maret 1 Rp 36.000* 300.000 336.000 1.500.000
Mei 1 36.000 300.000 336.000 1.200.000
Juli 1 36.000 300.000 336.000 900.000
September 1 36.000 300.000 336.000 600.000
November 1 36.000 300.000 336.000 300.000

24
Desember 1 39.000 300.000 336.000 NihiL

Jumlah 216.000 2.500.000 2.716.000

Keterangan :
a. *Rp 36.000 yang di kolom angsuran bunga berasal dari:
12% x 2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 x pokokangsuranmula-mula (Rp 1.800.000)
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Jurnal yang dibuat perusahaan (metode perpetual)
Kas Rp 700.000
Piutang penjualan angsuran 1.800.000
Harga pokok penjualan 1.500.000
Penjualan angsuran Rp 2.500.000
Persediaan barang dagangan 1.500.000
(mencatat penjualan angsuran)

Kas Rp 336.000
Piutang Penjualan angsuran Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 36.000
(mencatat penerima anangsuran tanggal 1 Maret)

Jurnal penerimaan angsuran ke II dan seterusnya nama rekening dan


angkanya bisa dilihat pada tabel diatas.

Dari keempat cara perhitungan bunga tersebut, metode yang terakhir


umumnya dipakai oleh perusahaan karena:
a. Perhitungan bunganya lebih mudah bila dibadingkan dengan metodes
ebelumnya
b. Tingkat ketelitian perhitungan bunga dan jumlah angsurannya serta sisa
hutang cukup tinggi.
c. Jumlah angsuran bunganya secara keseluruhan lebih besar dibanding
metode sebelumnya.

25
KESIMPULAN

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan metode


pembayarannya secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume
penjualan yang akhirnya meningkatkan laba yang didapatkan, karena metode
penjualan ini memberikan kemudahan kepada konsumen dalam pembayaran
barang yang dibelinya, sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam penjualan angsuran


yang dikelompokkan dalam Masalah Non Akuntansi dan Masalah Akuntansi.
Dimana masalah non akuntansi yaitu kemungkinan apabila terjadinya kerugian
sebagai akibat dari adanya pembeli yang tidak melaksanakan kewajibannya
(melunasi hutangnya). Masalah akuntansi yaitu adanya masalah yang
berhubungan dengan pengakuan laba kotor, masalah yang berhubungan dengan
cara perhitungan bunga dan angsuran, Trade In (tukar-tambah) dan pembatalan
penjualan angsuran (pengembalian pemilik). Untuk menghadapi semacam itu
perusahaan perlu berhati-hati dalam melakukan penjualannya. Perusahaan perlu
untuk mempertimbangkan siapa pembelinya terlebih dahulu dan membuat
perjanjian yang mengikat kedua belah pihak untuk melaksanakan kewajibannya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2015. Akuntansi keuangan Lanjuta n. Jakarta: Mitra Wacana Media.
E Elmi, dkk. 2015. Penerapan Akuntansi Penjualan Angsuran dan Perlakuan Barang yang
Ditarik Kembali pada PT. Kaisar Motor Jaya Batam. Jurnal Equilibiria. 2(2): 1-34.

Anda mungkin juga menyukai