PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum tujuan setiap perusahaan adalah untuk mencari laba. Tujuan ini
akan terwujud apabila perusahaan tersebut meningkatkan produksinya tentunya dengan
diimbangi dengan usaha peningkatan volume penjulan. Dan salah satu langkah yang
dapat ditempuh adalah dengan penjualan angsuran. Dengan demikian pihak-pihak internal
dari perusahaan tersebut harus mengetahui seluk beluk dari penjualan angsuran baik
strateginya maupun cara pencatatannya. Oleh kerena itu dengan makalah ini kami sebagai
penyusun bermaksud memberikan gambaran kepada pembaca mengenai penjulan
angsuran ini baik gambaran umumnya sampai kepencatatannya karena tidak menutup
kemungkinan bagi kita sebagai mahasiswa ekonomi akan bergelut dengan usaha ini, dan
tentunya juga sebagai pendidik yang dibidang ekonomi dan akuntansi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat penjualan angsuran itu ?
2. Apa saja masalah yang timbul dalam penjualan angasuran tersebut ?
3. Bagaimana pengakuan dari Laba kotor ?
4. Bagaimana perhitungan bunga dan angsuran ?
5. Bagaimana perhitungan dan pencataan dari penjualan angsuran dengan tukar tambah ?
6. Bagaimana pengakuan dan pencatatan dari adanya pembuatan penjualan angsuran ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan metode pengakuan laba kotor pada penjualan angsuran.
2. Menbuat dan mencatat penjualan barang dagang secara angsuran.
3. Membuat laporan keungan penjualan angsuran.
4. Menghitung dan mencatat pertukaran dalam penjualan angsuran.
5. Menghitung dan mencatat pembatalan penjualan angsuran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Pengertian dan Masalah Penjualan Angsuran
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana
pembayarannya dilakukan secara bertahap. Profit adalah salah satu tujuan umum setiap
perusahaan dan salah satu langkah untuk mewujudkannya adalah dengan meningkatkan
volume penjualan dengan penjualan yang pembayarannya secara bertahap. Hal ini akan
menarik
bagi
para
konsumen
karena
akan
mendapatkan
keringanan
dalam
pembayarannya.
Namun penjualan dengan metode ini akan didampingi oleh resiko yang besar
karena pembayarannya dilakukan beberapa priode di masa yang akan datang sehingga
menimbulkan ketidak pastian.
Secara garis besar masalah yang timbul dalam hal ini dapat dibagi 2, yaitu
1) Masalah Non-akuntansi
2) Masalah Akuntansi
Masalah Non-akuntansi yaitu bagaimana menghindari resiko terjadinya adanya
pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya. Adapun langkah-langkah untuk
mengidentifikasi resiko semacam ini adalah :
metode, yaitu :
Pada awal tahun 1991 PT ABC melakukan penjualan angsuran seharga Rp.
12.500.000, dengan syarat pembayaran sebagai berikut :
-
Tanggal
Keterangan
1-1-1991
31-12-1991
31-12-1992
31-12-1993
31-12-1994
Uang muka
Angsuran ke-1
Angsuran ke-2
Angsuran ke-3
Angsuran ke-4
Jumlah
Jumlah
Rp. 2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
Rp. 12.500.000
Pembayaran
Tanggal
Keterangan
Rp
(100%)
1-1-1991
31-12-1991
31-12-1992
31-12-1993
31-12-1994
Jumlah
Uang muka
Angsuran ke-1
Angsuran ke-2
Angsuran ke-3
Angsuran ke-4
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
12.500.000
Harga
pokok
Rp
(80%)
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
10.000.000
Laba kotor
Rp
(20%)
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
2.500.000
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
Persediaan ..................................................
xxxx
xxxx
xxxx
Aktiva .........................................................
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
Persediaan ........................................................
xxxx
xxxx
xxxx
Persediaan ..................................................
xxxx
Pembelian ...................................................
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
5
xxxx
Laporan Rugi-laba
Pos-pos yang berhubungan dengan penjualan angsuran yang akan disajikan di dalam
laporan Rugi-laba terbatas pada laba kotor yang sudah direalisir. Dengan demikian
laba kotor yang disajikan di dalam laporan Rugi-laba ada 2 macam, yaitu :
-
Laba kotor yang diperoleh dari penjualan tunai dan kredit biasa.
i. Laba kotor penjualan angsuran yang direalisir selama tahun yang
bersangkutan, baik yang berasal dari penjualan tahun yang
bersangkutan maupun tahun-tahun sebelumnya.
Neraca
Pos-pos yang berhubungan dengan penjualan angsuran yang akan disajikan di dalam
neraca ada 2, yaitu :
-
2.
ikut menurut, atau dihitung dengan mengkalikan persentase tingkat bunga dengan
sisa pinjaman tersebut.
b. Bunga dihitung dari pokok pinjaman (sistem bunga tetap)
Di dalam perhitungan ini besarnya bunga untuk semua priode didasarkan pada
pokok pinjaman awal, atau besarnya pembayaran bunga untuk setiap priode
adalah dengan mengkalikan tingkat persentase bunga dengan pokok pinjaman
awal.
Di dalam dasar perhitungan angsuran pokok pinjaman, terdapat 2 sistem perhitungan
angsuran pokok pinjaman, yaitu :
a.
b.
Sistem anuitet
Dalam sistem ini terbagi menjadi :
1.
2.
3.
Menghitung besarnya kas yang diterima per priode dengan membagi pokok
pinjaman dengan nilai tunai yang akan diterima setiap periode selama jangka
waktu angsuran.
D. Tukar Tambah
Dalam hal ini sebagai uang mukanya berupa barang bekas yang serupa dengan
barang yang diangsur pembayarannya. Untuk menarik pembeli biasanya dihargai lebih
barang tersebut sehingga harga jualnya terlalu tinggi oleh karena itu perlu dicatat
berdasarkan nilai realisasi bersihnya saja. Besarnya itu tentunya tidak boleh lebih dari
harga pokok penggantinya.
Apabila harga pokok pengganti tersebut tidak diketahui maka nilai realisasi bersih
adalah sama dengan taksiran harga jual dikurangi taksiran biaya perbaikan sebelum
dijual, biaya pemasaran dan laba normal. Selisih antara nilai bersih dengan nilai yang
disepakati dikelompokkan dalam rekening cadangan kelebihan harga.
Transaksi yang berhubungan dengan tukar tambah pencatatannya adalah :
1. Untuk mencatat penjulan :
Piutang penjulan angsuran ............................
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
Di dalam metode ini, semua laba penjualan angsuran sudah diakui pada saat
penjualan, sehingga saldo piutang penjualan angsuran menunjukkan besarnya harga
pokok penjualan yang belum diterima pembayarannya. Maka besarnya laba atau rugi
yang diakui dari pembatalan penjualan angsuran adalah sama dengan selisih antara
nilai pasar barang bekas yang diterima dengan saldo piutang penjualan angsuran yang
belum diterima pembayarannya.
Pencatatan transaksi dalam meteode ini dengan :
Persediaa barang dagangan .................................
xxxx
xxxx
xxxx
: Laba/rugi penjualan
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
Contoh Soal :
Penjualan Angsuran untuk Barang-barang Tak Bergerak
Di dalam metode angsuran, perbedaan antara harga penjualan dengan harga pokoknya
dicatat sebagai Laba Kotor Yang Belum Direalisasi.
Contoh 1 :
PT. PERMATA REGENCY INDAH, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
jual beli harta tidak bergerak, menjual sebuah ruko kepada Ibu Janet dengan harga Rp
10.000.000,00. Harga pokok ruko itu menurut pembukuan PT. PERMATA REGENCY
INDAH sebesar Rp 6.000.000,00. Beberapa ketentuan yang diatur di dalam kontrak
penjualan, khususnya yang berhubungan dengan syarat pembayaran adalah sebagai berikut :
Pembayaran pertama sebesar Rp 2.000.000,00. Untuk menjamin keamanan pemilikan
ruko tersebut, PT. PERMATA REGENCY INDAH dan Ibu Janet setuju untuk
menghipotikkan ruko tersebut dari Ibu Janet kepada PT. PERMATA REGENCY INDAH
sebesar Rp 8.000.000,00. Akte hipotik ditanda-tangani pada tanggal 1 Agustus 2000, dibayar
dalam jangka waktu 4 tahun dengan pembayaran tiap tahun @ Rp 1.000.000,00. Bunga
hipotik sebesar 12% setahun untuk sisa pinjaman hipotik yang belum dibayar. Komisa dan
biaya-biaya lainnya guna menyelesaikan akte hipotik sejumlah Rp 200.000,00 telah dibayar
tunai oleh PT. PERMATA REGENCY INDAH. Angsuran pokok dan bunga hipotik untuk
pertama kali baru akan dilakukan pada tahun 2001.
Jurnal-jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut pada tahun
2000 dan 2001 dalam buku-buku PT. PERMATA REGENCY INDAH, menurut kedua
metode tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Penjualan Angsuran untuk Barang-barang tak bergerak.
10
Rp 2.500.000
Rp
400.000
Rp 1.200.000
Rp
320.000
Rp 2.400.000
Pasiva
Hutang Dagang
Wesel bayar
Laba kotor yg belum direalisasi
tahun 1999
Laba kotor yg belum direalisasi
tahun 1999
Modal saham
Laba yg Ditahan
Rp 2.600.000
Rp
400.000
Rp
360.000
Rp
80.000
Rp 6.000.000
Rp
560.000
11
Akumulasi penyusutan
Jumlah Aktiva
Rp 1.520.000
Rp 3.180.000
Rp 10.000.000
Jumlah Pasiva
Rp 10.000.000
Terhadap barang dagangan yang dijual atas dasar kontrak penjualan angsuran,
perusahaan memperhitungkan tingkat laba kotor masing-masing 40% untuk tahun 2000 dan
35% untuk tahun 1999 dari harga jual yang bersangkutan. Diumpamakan perusahaan
menggunakan metode phisik terhadap administrasi barang-barang dagangannya. Atas dasar
transaksi-transaksi yang terjadi dalam tahun buku 2001 berikut ini, maka pencatatan yang
diperlukan oleh PT. UNILEVER adalah sebagai berikut :
Penjualan Angsuran untuk barang-barang dagangan
12
*Apabila perusahaan menggunakan metode perpetual inventory maka pembelianpembelian harus dicatat langsung ke rekening persediaan.
BAB III
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penjualan angsuran adalah penjualan berang dagangan dengan pembayaran
secara berangsur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan yang akhirnya
meningkatkan laba yang didapatkan, karena metode penjualan ini memberikan
kemudahan kepad konsumen dalam pembayaran barang yang dibelinya, sehingga
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
Namun disisi lain perusahaan menghadapi kemungkinan terjadinya kerugian
karena adanya pembeli yang tidak melaksanakan kewajibannya, untuk menghadapi
semacam itu perusahaan perlu berhati-hati dalam penjualannya. Pembeli perlu diseksi
terlebih dahulu dan membuat perjanjian yang mengikat kedua belah pihak untuk
melaksanakan kewajibannya.
Permasalahan dari penjualan angsuran ini tidak terbatas pada hal diatas tetapi
juga masalah perhitungan besarnya bunga dan angsuran beserta pencatatannya. Untuk
pembayaran bunga perusahaan dapat menerapkan 2 dasar perhitungan, yaitu bunga
dihitung dari sisa pinjaman dan dari pokok pinjaman, sedangkan perhitungan angsuran
pokok pinjaman dapat dilakukan dengan sistem angsuran tetap dan sistem anuitet.
B. Saran-saran
Kami sebagai penyusun mengharapkan dengan adanya makalah ini dapt
memberikan gambaran dari seluk beluk penjualan angsuran, sehingga teman-teman
pembaca dapat mengetahui dan menerapkan isi dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
14
Widayat, Utoyo. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesi 1999.
http://aangkuro.blogspot.com/2013/12/penjualan-angsuran-akuntansi-keuangan.html
http://nyaritugas.blogspot.com/2011/12/penjualan-angsuran.html
15