Anda di halaman 1dari 4

Universitas Pamulang S1 Akuntansi

PERTEMUAN KE- 10

PENGERTIAN PENJUALAN ANGSURAN, PENGAKUAN LABA KOTOR DAN


BUNGA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi, mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan


tentang:
1. Pengertian penjualan angsuran
2. Berbagai masalah akuntansi dalam penjualan angsuran

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PENJUALAN ANGSURAN


Menurut akuntansi, penjualan dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu
penjualan reguler (penjualan biasa) dan penjualan angsuran. Penjualan reguler
terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai adalah penjualan
yang pembayarannya diterima sekaligus (langsung lunas). Penjualan kredit adalah
penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (tidak langsung lunas).
Pembayarannya bisa diterima melalui 2 (dua) tahap atau lebih. Sedangkan
penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus
(tidak langsung lunas), pembayarannya diterima melalui lebih dari 2 (dua) tahap.
Banyak orang yang menyamakan istilah antara penjualan kredit dan
penjualan angsuran. Sebenarnya semua penjualan angsuran bisa dikatakan
sebagai penjualan kredit. Tetapi penjualan kredit yang pelunasannya hanya melalui
2 (dua) tahap bukan merupakan penjualan angsuran.
Dalam penjualan angsuran membutuhkan waktu untuk pelunasan yang relatif
lama. Karena membutuhkan waktu yang relatif lama, maka ada kemungkinan
pembeli tidak melunasi pembayarannya. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya
untuk melindungi penjual supaya tidak mengalami kerugian, maka saat membeli
ada beberapa perjanjian, antara lain:
a Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual
b Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, apabila pembayarannya sudah
lunas.

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1


Universitas Pamulang S1 Akuntansi

2. BERBAGAI MASALAH AKUNTANSI DALAM PENJUALAN ANGSURAN


Metode Pengakuan Laba Kotor
Ada 2 (dua) pendekatan pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran,
yaitu:
- Dasar penjualan (sales bases atau accrual basis)
- Dasar tunai (cash basis)
a. Dasar Penjualan (sales basis atau accrual basis)
Dalam pendekatan ini laba kotor diakui dalam periode penjualan tanpa
memperhatikan berapa pembayaran yang telah terjadi dan tanpa memperhatikan
pula apakah akan ada piutang penjualan angsuran yang dibatalkan. Pendekatan ini
diterapkan biasanya dalam kondisi:
I. Tidak akan terjadi pembatalan penjualan angsuran
II. Jangka waktu pelunasan relatif pendek
III. Biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan angsuran bisa ditaksir secara
relatif teliti
IV. Uang muka relatif besar, angsurannya relatif besar.

Contoh 1:
Pada awal tahun 2009 PT 'Abadi' melakukan penjualan angsuran seharga
Rp50.000.000,00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut:
- Uang muka Rp 10.000.000,00 langsung diterima
- Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun.
Harga pokok penjualan Rp. 45.000.000,00
Penerimaan pembayarannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Jumlah
1-1-2009 Uang muka Rp 10.000.000,00
31-12-2009 Angsuran ke 1 Rp 10.000.000,00
31-12-2010 Angsuran ke 2 Rp 10.000.000,00
31-12-2011 Angsuran ke 3 Rp 10.000.000,00
31-12-2012 Angsuran ke 4 Rp 10.000.000.00
JUMLAH Rp50.000.000,00
Sehingga pada tahun 2009 PT 'Abadi' mengakui laba kotor dari penjualan
tersebut sebesar Rp5.000.000,00 yang berasal dari Rp50.000.000,00 -
Rp45.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
b. Dasar Tunai (cash basis)

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1


Universitas Pamulang S1 Akuntansi

Dalam metode ini laba kotor diakui saat pengumpulan kas. Setiap
pengumpulan kas di dalamnya mengandung unsur pembayaran harga pokok
penjualan dan pembayaran atas laba kotor.
Ada 3 perlakuan terhadap penerimaan piutang penjualan angsuran, yaitu:
I. Penerimaan kas pertama dianggap sebagai penutup harga pokok penjualan
dahulu, setelah harga pokok penjualan tertutup, baru penerimaan kas
berikutnya diakui sebagai laba kotor {cost recovery method).
II. Penerimaan kas pertama dianggap sebagai perolehan laba kotor dahulu,
setelah laba kotor tercapai baru sisa penerimaan kas berikutnya diakui
sebagai penutup harga pokok.
III. Harga pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional setiap
menerima kas (metode penjualan angsuran)

Setiap perusahaan bisa memilih salah satu dari ketiga metode di atas. Setiap
perusahaan harus hati-hati dalam memilih dari ke-3 metode tersebut terhadap
penerimaan piutang penjualan angsuran. Setiap perusahaan harus memilih
perlakuan yang paling tepat bagi mereka. Tetapi yang paling banyak dipakai adalah
perlakuan yang ketiga, yaitu harga pokok penjualan dan laba kotor diakui secara
proporsional setiap menerima kas, karena laporan laba atau rugi-nya dapat
mencerminkan 'proper matching revenue with expense'.
Contoh 2:
Pada awal tahun 2009 PT 'Abadi' melakukan penjualan angsuran seharga Rp
50.000.000,00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut:
- Uang muka Rp10.000.000,00 langsung diterima
- Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun. Harga
pokok penjualan Rp 45.000.000,00
Penerimaan kas sampai dengan jumlah Rp 45.000.000,00 dianggap sebagai
pembayaran harga pokok penjualan. Setelah itu perusahaan baru mengakui laba kotor.
Berdasar contoh di atas perusahaan baru mengakui laba kotor Rp5.000.000,00 pada
tahun 2008. (Perhitungan sama dengan yang ada di contoh l)
Contoh 3:
Pada awal tahun 2005 PT 'Abadi' melakukan penjualan angsuran seharga
Rp50.000.000,00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut: - Uang muka
Rpl0.000.000,00 langsung diterima
Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun. Harga pokok
penjualan Rp45.000.000,00
Besarnya laba kotor yang diakui setiap tahun adalah sebagai berikut:

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1


Universitas Pamulang S1 Akuntansi

Tanggal Keterangan Pembayaran Harga Pokok Penj. Laba Kotor

(100%) (90%) (10%)

1-1-2009 Uang Muka Rp.10.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 1.000.000

31-12-09 Angsuran 1 Rp.10.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 1.000.000

31-12-10 Angsuran 2 Rp.10.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 1.000.000

31-12-11 Angsuran 3 Rp.10.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 1.000.000

31-12-12 Angsuran 4 Rp.10.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 1.000.000

Jumlah Rp.50.000.000 Rp.45.000.000 Rp. 5.000.000

Dalam metode ini setiap periode penerimaan kas diakui adanya pembayaran
harga pokok penjualan dan realisasi laba kotor

Ikhtisar:
 Penjualan dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu penjualan reguler (penjualan
biasa) dan penjualan angsuran.
 Ada 2 (dua) pendekatan pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran, yaitu:
dasar penjualan (sales bases atau accrual basis) dan dasar tunai (cash basis)

C. DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richar. dkk, 2017, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Persfektif
Indonesia), Edisi 2, buku 2, Salemba Empat, Jakarta

Beams, Floyd D. dkk, 2009, Akuntansi Lanjutan (Advance Accounting), Edisi 9, Jilid 1,
Salemba Empat, Jakarta

Hamizar, dkk, 2011, Advance Accounting, Lentera Ilmu, Jakarta

Yunus, Hadori, dkk, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi 1,BPFE,


Yogyakarta

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

Anda mungkin juga menyukai