PERTEMUAN KE- 10
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Contoh 1:
Pada awal tahun 2009 PT 'Abadi' melakukan penjualan angsuran seharga
Rp50.000.000,00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut:
- Uang muka Rp 10.000.000,00 langsung diterima
- Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun.
Harga pokok penjualan Rp. 45.000.000,00
Penerimaan pembayarannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Jumlah
1-1-2009 Uang muka Rp 10.000.000,00
31-12-2009 Angsuran ke 1 Rp 10.000.000,00
31-12-2010 Angsuran ke 2 Rp 10.000.000,00
31-12-2011 Angsuran ke 3 Rp 10.000.000,00
31-12-2012 Angsuran ke 4 Rp 10.000.000.00
JUMLAH Rp50.000.000,00
Sehingga pada tahun 2009 PT 'Abadi' mengakui laba kotor dari penjualan
tersebut sebesar Rp5.000.000,00 yang berasal dari Rp50.000.000,00 -
Rp45.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
b. Dasar Tunai (cash basis)
Dalam metode ini laba kotor diakui saat pengumpulan kas. Setiap
pengumpulan kas di dalamnya mengandung unsur pembayaran harga pokok
penjualan dan pembayaran atas laba kotor.
Ada 3 perlakuan terhadap penerimaan piutang penjualan angsuran, yaitu:
I. Penerimaan kas pertama dianggap sebagai penutup harga pokok penjualan
dahulu, setelah harga pokok penjualan tertutup, baru penerimaan kas
berikutnya diakui sebagai laba kotor {cost recovery method).
II. Penerimaan kas pertama dianggap sebagai perolehan laba kotor dahulu,
setelah laba kotor tercapai baru sisa penerimaan kas berikutnya diakui
sebagai penutup harga pokok.
III. Harga pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional setiap
menerima kas (metode penjualan angsuran)
Setiap perusahaan bisa memilih salah satu dari ketiga metode di atas. Setiap
perusahaan harus hati-hati dalam memilih dari ke-3 metode tersebut terhadap
penerimaan piutang penjualan angsuran. Setiap perusahaan harus memilih
perlakuan yang paling tepat bagi mereka. Tetapi yang paling banyak dipakai adalah
perlakuan yang ketiga, yaitu harga pokok penjualan dan laba kotor diakui secara
proporsional setiap menerima kas, karena laporan laba atau rugi-nya dapat
mencerminkan 'proper matching revenue with expense'.
Contoh 2:
Pada awal tahun 2009 PT 'Abadi' melakukan penjualan angsuran seharga Rp
50.000.000,00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut:
- Uang muka Rp10.000.000,00 langsung diterima
- Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun. Harga
pokok penjualan Rp 45.000.000,00
Penerimaan kas sampai dengan jumlah Rp 45.000.000,00 dianggap sebagai
pembayaran harga pokok penjualan. Setelah itu perusahaan baru mengakui laba kotor.
Berdasar contoh di atas perusahaan baru mengakui laba kotor Rp5.000.000,00 pada
tahun 2008. (Perhitungan sama dengan yang ada di contoh l)
Contoh 3:
Pada awal tahun 2005 PT 'Abadi' melakukan penjualan angsuran seharga
Rp50.000.000,00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut: - Uang muka
Rpl0.000.000,00 langsung diterima
Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun. Harga pokok
penjualan Rp45.000.000,00
Besarnya laba kotor yang diakui setiap tahun adalah sebagai berikut:
Dalam metode ini setiap periode penerimaan kas diakui adanya pembayaran
harga pokok penjualan dan realisasi laba kotor
Ikhtisar:
Penjualan dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu penjualan reguler (penjualan
biasa) dan penjualan angsuran.
Ada 2 (dua) pendekatan pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran, yaitu:
dasar penjualan (sales bases atau accrual basis) dan dasar tunai (cash basis)
C. DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richar. dkk, 2017, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Persfektif
Indonesia), Edisi 2, buku 2, Salemba Empat, Jakarta
Beams, Floyd D. dkk, 2009, Akuntansi Lanjutan (Advance Accounting), Edisi 9, Jilid 1,
Salemba Empat, Jakarta