Anda di halaman 1dari 32

Akuntansi

Penjulan
Cicilan
2

Team 5 Presentation

Fajar Iswara Leny Febriyanti Muttia Kartika Putri Febrianti Swadek Kesuma
2005082044 Sinaga 2005082006 Br Malau Putra
2005082011 2005082004 2005082001
1. Ringkasan dan tujuan
pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Risiko dan ciri ciri
penjualan cicilan
4. Metode pengakuan laba
dalam penjualan cicilan
5. Prosedur akuntansi
dalam metode penjualan
cicilan
4


1. Ringkasan dan
Tujuan
Pembelajaran
5

Dalam Bab ini akan diuraikan mengenai pengertian penjualan cicilan


dan perbedaannya dengan jenis penjualan lainnya, risiko serta
ciri-ciri penjualan cicilan. Selanjutnya metode pengakuan laba dan
prosedur akuntansi untuk penjualan cicilan, masalah ketidak
mampuan membayar para debitur dalam meneruskan pembayarn
hutangnya, serta prosedur tukar tambah dalam penjualan cicilan,
dan pembahasan terakhir diakhiri dengan perhitungan bunga dalam
penjulan cicilan.
6
Dalam Bab ini, Kita Mahasiswa Diharapkan akan Mampu:
a. Memahami pengertian penjualan cicilan dan membedakannya dengan penjualan
tunai maupun dengan penjualan kredit.
b. Mengethaui risiko-risiko yang timbul dalam penjualan cicilan serta
langkah-langkah sipenjual untuk mengantisipasinya.
c. Mengetahui pendekatan laba kotor dalam pengakuan laba atas penjualan cicilan.
d. Mencatat atau menjurnal transaksi penjualan cicilan, baik untuk penjualan atas
harta tak gerak maupun atas barang dagangan.
e. Menyusun laporan keuangan untuk perusahaan yang melakukan penjualan cicilan.
f. Mencatat transaksi mengenai ketidak-mampuan membayar seorang debitur untuk
meneruskan cicilannya.
g. Mengetahui perlakuan atas persetujuan tukar-tambah dalam penjualan cicilan.
7


2. Pendahuluan
8

Penjualan merupakan aktivitas yang sangat penting bagi setiap


perusahaan, tanpa melihat apakah perusahaan tersebut bergerak
sebagai perusahaan dagang, manufaktur, ataupun jasa. Tanpa
kegiatan penjulan, eksistensi sebuah perusahaan mungkin sekali
akan hilang, karena dari penjualanlah akan dihasilkan pendapatan
yang merupakan komponen utama dalam mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan. Setiap perusahaan akan berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat melakukan penjualan atas
produknya sebanyak-banyaknya.
9

Berbagai upaya harus dilakukan agar produk yang dihasilkan


perusahaan dapat dijual kepada para konsumennya. Salah satu
bentuk upaya yang dilakukan perusahaan dalam mejual produknya
adalah melalui pemberi keringanan pembayaran kepada konsumen
yang mungkin kurang memiliki kemampuan membayar. Pemberian
keringanan pembayaran yang dimaksud adalah dengan memberi
kesemoatan kepada si pembeli untuk mecicil pembayaran harga
barang yang dibelinya. Cara penjualan seperti ini disebut Penjualan
Cicilan (Installment Sales).
10
Penjualan cicilan adalah sistem penjualan dimana pada saat barang
diserah-terimakan hanya sebahagian dari harga barang yang di bayar
(uang muka/down payment), sedangkan sisanya akan dibayarkan
kemudian dalam beberapa kali pembayaran. Penjualan seperti ini jelas
berbeda dengan penjualan tunai maupun penjualan kredit. Dalam
penjualan tunai, pembayaran atas harga barang dilakukan seluruhnya
atau sekaligus pada saat barang diserah-terimakan atau pada saat
tertentu yang tidak terlalu lama, sementara dalam penjualan kredit
pembayaran harga barang dilakukan juga seluruhnya atau sekaligus
tetapi tidak pada saat barang diserah-terimakan melainkan dalam jangka
yang relatif lebih lama dari penjualan tunai.
11


3. Resiko dan
Ciri-Ciri
Penjualan
Cicilan
Dengan cara penjulan cicilan
akan banyak mengandung risiko
bagi sipenjual terutama
berhunbungan dengan ketidak
mampuan si pembeli
menerusakan pembayaran atau
cicilannya atau juga sipembeli
memperlambat pembayaran
angsuranya,sehingga
menimbulkan biaya tambahan
dalam menagihnya.
13
Untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kerugian,maka dalam kontrak
penjualan cicilan selalu melakukan :

1. Jumlah uang muka harusnya ditetapkan cukup besar


sehingga dapat menutupi penurunan nilai barang dari
barang baru menjadi barang bekas
2. Jangka waktu angsuran (jarak waktu antar masing
masing angsuran) tidak boleh terlalu lama sangat di
anjurkan tidak lebih dari 1 bulan
3. Jumlah nilai angsuran hendaknya lebih tinggi dari
taksiran penurunan nilai barang yang terjadi diantara
periode periode pembayar cicilan.
14

Resiko yang mungkin terjadi selama masa


cicilan
1. Adanya I,tikad tidak baik atau kelalaian pembeli untuk
tidak membayar cicilan,tidak sengaja atau memelihara
barang agar tetap dalam kondisi yang baik
2. Menurunya kemampuan pembeli dalam melakukan
pembayarn cicilan
3. Terjadinya suatu musibah diluar kekuasan pembeli
seperti kebakaran atau bencana alam yang
mengakibatkan rusak/hancurnya barang tersebut
4. Meninggalnya pembeli,dan ahli warisan tidak dapat
menerusakan kewajiban tersebut
15


4. Metode
Pengakuan
Laba Dalam
Penjualan
Cicilan
Metode Pengakuan Laba Dalam Penjualan
16

Pada dasarnya perlakuan akuntansi untuk berbagai bentuk penjualan adalah sama, di
mana setiap penjualan akan menimbulkan hak bagi perusahaan untuk mengakui
pendapatan .Yang menjadi pemasalahan utama dalam penjualan cicilan ini adalah
kapankah pendapatan itu harus diaku, apakah pada saat kontrak jual beli dibuat, atau
pada saat barang diserah-terimakan,atau pada saat pembayaran harga jualnya diterima
atau mungkin pada saat yang lain lagi.

PSAK Nomor 23 mengatur bahwa pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila
beberapa kriteria/kondisi tertentu dipenuhi, antara lain yang paling relevan adalah bila
perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat
kepemilikan barang kepada pembeli .Dengan demikian pengakuan pendapatan atas
transaksi penjualan terutama dikaitkan dengan waktu dilakukannya penyerahan barang
(paragraph 13). Namun dalam kondisi tertentu di mana penagihan atas hasil penjualan
itu diragukan atau tidak dapat ditaksir secara pasti, maka pengakuan pendapatan atas
penjualan seperti itu dapat ditunda atau ditangguhkan sampai saat diterimanya
pembayaran (Kieso dk, 2004)
Pengakuan Laba Atas Transaksi Penjualan Cicilan
17

1) Pengakuan laba yang dikaitkan dengan periode terjadinya penjualan

Dalam pendekatan ini, laba diakui pada saat penjualan terjadi, yaitu pada saat
dilakukannya serah-terima barang .Dengan demikian transaksi penjualan cicilan
diperlakukan sama seperti transaksi penjualan biasa (penjualan tunai dan kredit)
.Walaupun pendekatan ini sejalan dengan teori dan juga mudah dalam penerapannya,
namun apabila si pembeli tidak mampu meneruskan pembayaran cicilannya, maka
selain dari sisa piutang yang belum dibayar oleh pembeli, laba yang telah diakui pada
saat penjualan tersebut dilakukan haruslah juga ikut dibatalkan, dan hal ini
kemungkinan akan dapat menimbulkan jumlah kerugian yang cukup berarti dalam
periode tersebut. Selain itu, dengan pendekatan ini kemungkinan jumlah laba
perusahaan akan mengalami variabilitas (turun dan naik) yang cukup tinggi dari periode
ke periode. Kondisi seperti ini umumnya kurang disukai oleh banyak perusahaan. Oleh
sebab itu pembatalan terhadap laba yang sudah dilaporkan selalu dihindari dan
kemungkinan kejadian seperti ini hanya dapat terjadi dalam metode pengakuan laba
yang dikaitkan dengan terjadinya penjualan.
Pengakuan Laba Atas Transaksi Penjualan Cicilan
18

2) Pengakuans laba yang dikattkan dengan periode diterimanya


pembayaran.

Dalam pendekatan kedua ini, pengakuan pendapatan atas penjualan


cicilan tidak sama dengan penjualan biasa, di mana saat penyerahan barang
sama sekali tidak mempengaruhi pengakuan pendapatan yang
ditimbulkannya .Jadi, kapan pembayaran atas penjualan tersebut diterima,
maka pada saat itulah pendapatan atas penjualannya diakui. Dengan
demikian,bila ada pembeli yang tidak mampu meneruskan pembayaran
cicilan atas sisa butangnya, bahagian laba yang sudah diakui yang berkaitan
dengan cicilan yang sudah diterima tıdak periu dibatalkan.
19
Dalam pendekatan ini ditemukan tiga (3) alternatif prosedur yang
mungkin ditempuh oleh si penjual, yaitu:

A.Penerimaan pembayaran mula-mula diperlakukan sebagai penutup biaya


(harga pokok) barang yang dijual; sesudah semua komponen ini tertutupi,
sisanya baru dianggap (diakui) sebagai laba.

Contoh:

Pada 10 Juli 2012 sebuah barang dijual dengan harga Rpl50 000,. Harga tersebut
dibayar dengan cara cicilan dengan pembayaran uang muka sebesar Rp30 000
pada saat dilakukannya penjualan, sedangkan sisanya dibayar dengan cicilan
bulanan sebesar Rpl10.000 per bulan mulai bulan Agustus 2012. Harga pokok
barang tersebut adalah Rp90 000 Bila prosedur pertama ini digunakan maka
distribusi harga pokok dan realisasi labanya ke berbagai periode terlihat sebagai
berikut:
20
21
b. Penerimaan pembayaran mula-mula diperlakukan sebagai realisasi laba sesuai dengan persentasenya; sesudah
semua komponen ini terpenuhi, sisanya baru kemudian diperlakukan sebagai penutup komponen biaya (harga
pokok). Dari contoh di atas, maka distribusi harga pokok dan realisasi labanya ke berbagai periode adalah
sebagai berikut:
C.Setiap penerimaan pembayaran diperlakukan sebagai penutup harga pokok dan realisasi laba sekaligus sesuai dengan 22
persentasenya. Dari contoh di atas, maka proporsi harga pokok dan laba kotor alas penjualan ini adalah: 60:40. Distribusi
harga pokok dan realisasi labanya ke berbagai periode adalah sebagai berikut.
23


5.Prosedur
Akuntansi
dalam Metode
Penjualan
Cicilan
24

Prosedur Akuntansi dalam Metode


Penjualan Cicilan
Khusus untuk transaksi penjualan cicilan, maka
perkiraan Piutang akan timbul (dalam hal ini disebut
Piutang Penjualan Cicilan untuk membedakannya dari
piutang yang timbul dari penjualan kredit). Sebagai
lawannya akan dibuka perkiraan Penjualan Cicilan. Nilai
yang dicatatkan pada saat ini adalah sebesar harga jual
yang sudah disepakati untuk penjualan cicilan tersebut,
yaitu sebagai jumlah keseluruhan dari uang muka
ditambah dengan seluruh cicilan/angsuran yang akan
diterima.
25

Prosedur Akuntansi dalam Metode


Penjualan Cicilan
Khusus untuk harga pokok atas penjualan cicilan tersebut,
maka pencatatannya tergantung kepada sistem pencatatan
persediaan yang dipergunakan oleh perusahaan. Bila
perusahaan memakai sistem pencatatan Perpetual, maka
pada saat itu perkiraan Harga Pokok Penjualan Cicilan
harus didebitkan sebesar harga pokok barang dan
mengkreditkan perkiraan Persediaan Barang Dagangan.
Tetapi bila sistem pencatatan persediaan yang
dipergunakan adalah sistem Periodik atau sistem Fisik,
maka pencatatan atas harga pokok barang baru dilakukan
pada akhir periode, yaitu dengan membuat ayat jurnal
penyesuaian (adjustments).
26

Prosedur Akuntansi dalam Metode


Penjualan Cicilan
Selanjutnya untuk setiap penerimaan pembayaran
cicilan harus dicatatkan dengan mendebitkan
perkiraan Kas dan mengkreditkan perkiraan
Piutang Penjualan Cicilan. Pencatatan yang sama
juga dilakukan untuk transaksi penerimaan Uang
Muka pada saat penjualan terjadi. Jadi, selain
penerimaan cicilan, penerimaan uang muka juga
akan berakibat pada pengurangan atas sisa
Piutang Penjualan Cicilan.
27

Prosedur Akuntansi dalam Metode


Penjualan Cicilan
Pada akhir periode tentu akan diperlukan ayat-ayat penyesuaian maupun
ayat-ayat penutup. Ayat penyesuaian hanya diperlukan bila perusahaan
menggunakan sistem persediaan Periodik, yaitu untuk mencatatkan nilai
harga pokok barang dari penjualan cicilan. Pencatatannya adalah dengan
mendebitkan perkiraan Harga Pokok Penjualan Cicilan dan mengkreditkan
perkiraan Pengiriman Barang untuk Penjualan Cicilan. Perkiraan yang disebut
terakhir ini hanya merupakan perkiraan sementara yang kemudian akan
ditutup bersama-sama dengan perkiraan Pembelian dan Persediaan Awal.
Bila sistem pencatatan persediaan yang dipakai adalah sistem Perpetual,
maka ayat penutup yang perlu dibuat adalah ayat penutup yang sekaligus
berfungsi untuk menentukan besarnya laba atas penjualan cicilan.
Pencatatannya dilakukan dengan mendebitkan perkiraan Penjualan Cicilan
dan mengkreditkan perkiraan Harga Pokok Penjualan Cicilan. Selisih kedua
perkiraan ini dikreditkan ke perkiraan Laba Kotor Penjualan Cicilan
Ditangguhkan (perkiraan ini sebaiknya dirinci menurut tahun terjadinya).
28

Prosedur Akuntansi dalam Metode


Penjualan Cicilan
Ayat jurnal penutup juga diperlukan untuk
menunjukkan besarnya laba dari penjualan cicilan
yang telah berhasil direalisir (lawan dari
ditangguhkan). Ayat jurnalnya adalah dengan
mendebitkan perkiraan Laba Kotor Penjualan Cicilan
Ditangguhkan dan mengkreditkan perkiraan
Realisasi Laba Kotor dari Penjualan Cicilan. Nilainya
adalah sebesar persentase laba kotor dikalikan
dengan jumlah cicilan yang berhasil ditagih dalam
periode yang bersangkutan.
29

Prosedur Akuntansi dalam Metode


Penjualan Cicilan
Untuk lebih memperjelas prosedur sebagaimana
diuraikan sebelumnya, berikut ini diberikan sebuah
ilustrasi singkat yang menggambarkan bagaimana
prosedur pencatatan untuk suatu transaksi
penjualan cicilan.
Ringkasan transaksi yang berkaitan dengan
penjualan cicilan (Rp000) adalah sebagai berikut:
1. Penjualan cicilan berjumlah 100.000
2. Pembelian tunai berjumlah 60.000
3. Penagihan piutang cicilan 30.000
4. Harga pokok penjualan cicilan berjumlah 70.000
30
31

Prosedur Akuntansi dalam Metode


Penjualan Cicilan
Bila aset tetap yang dijual secara cicilan dan
bukannya barang dagangan, maka pada saat
penjualan yang dikreditkan bukanlah perkiraan
Penjualan Cicilan, melainkan nama dari aset yang
bersangkutan, misalnya Tanah, Bangunan, dan
sebagainya. Jadi, meskipun transaksi tersebut
menimbulkan piutang cicilan bagi perusahaan (si
penjual), tetapi tidak menimbulkan pendapatan,
melainkan hanya perubahan status aset dari aset
tetap, berupa tanah, bangunan dan sebagainya
menjadi piutang penjualan cicilan.
32

Prosedur Akuntansi dalam Metode


Penjualan Cicilan
Seandainya dalam transaksi ini ada
diperhitungkan bunga, maka bunga itu
diperlakukan sebagai Pendapatan Lain-lain
bagi si penjual dan dipisahkan dari
perkiraan-perkiraan yang berkaitan dengan
penjualan cicilan. Khusus mengenai
perhitungan bunga atas penjualan cicilan, akan
dibahas lebih lanjut pada bagian akhir dari bab
ini.

Anda mungkin juga menyukai