PENJUALAN ANGSURAN
I. Pendahuluan
Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah pada perusahaan real
estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah berkembang pada perusahaan yang
bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan (seperti mobil, motor), mesin, alat-alat rumah tangga
(seperti kulkas, mesin cuci, ac, tv, dsb) dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri metode penjualan
angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala besar.
Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan usahawan dan
juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan jumlah penjualan yang tentunya
meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang
yang dicicil tersebut.
Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi
kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan.
Bagi akuntan, penjualan angsuran menimbulkan beberapa masalah. Masalah utama adalah :
“membandingkan antara beban dan pendapatan” (matching of costs and revenues), yaitu :
a. Apakah laba kotor dari penjualan angsuran dianggap telah direalisasi pada saat terjadinya penjualan
ataukah harus diakui selama masa kontrak angsuran tersebut?
b. Apa yang harus dilakukan terhadap beban sehubungan dengan penjualan angsuran yang terjadi pada
periode setelah penjualan tersebut?
c. Bagaimana menangani persoalan piutang usaha angsuran yang tidak dapat tertagih, pertukaran, dan
pemilikkan kembali barang angsuran?
44
Jadi untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-
kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian atau kontrak penjualan angsuran,
sebagai berikut :
1. Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barang-barang telah diserahkan,
tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruh pembayarannya sudah
lunas.
2. Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik dapat
diserahkan kapada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikan untuk bagian harga
penjualan yang belum dibayar kapada si penjual.
3. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee) sampai
pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee
menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan
membuat akta kepercayaan (trust deed / trust indenture).
4. Beli sewa (lease-purchase) dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran
angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik
berpidah kepada pembeli.
Penjualan angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut di atas dilaksanakan untuk barang-
barang tidak bergerak/barang yang bukan barang dagang, seperti : gedung, tanah, dan aktiva-aktiva tetap
lainnya. Apabila terjadi tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban oleh pembeli, maka penjual tetap memiliki
hak untuk memiliki kembali barang yang dijualnya, tetapi nilainya sisa barang itu mungkin akan lebih
rendah dari nilai barang berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan perjanjian yang ada sehingga
pemilikan kembali tersebut dapat menimbulkan kerugian.
Untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi pemilikan kembali, maka faktor-faktor
yang harus diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut :
1. Besarnya pembayaran pertama atau down payment harus cukup untuk menutup besarnya semua
kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang
bekas.
2. Jangka waktu pembayaran di antara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama,
kalau dapat tidak lebih dari satu bulan.
3. Besarnya pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan
penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran
angsuran berikutnya.
Sehubungan dengan banyaknya resiko yang mungkin akan dijumpai oleh penjual atau dengan kata
lain adanya kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka diperlukan
beberapa solusi terbaik untuk mengatasi resiko-resiko tersebut. Solusi tersebut antara lain :
45
6. beli sewa (lease-purchase) artinya barang-barang yang dibeli secara angsuran yang sudah berada di
tangan pembeli dianggap barang sewaan sampai semua biaya dalam Perjanjian dibayar lunas, barulah
hak milik berpindah kepada pembeli.
7. dan lain-lain.
46
Jurnalnya adalah:
Beban usaha xxxxxx
Penyisihan piutang angsuran xxxxxx
Jika pada periode berikutnya penjualan angsuran tersebut terjadi, perkiraan
penyisihan tersebut akan didebit, dan kas yang dikeluarkan serta saldo piutang usaha yang
tidak tertagih akan dikredit.
Jurnalnya adalah:
Penyisihan piutang angsuran xxxxxx
Kas xxxxxx
Piutang usaha angsuran xxxxxx
47
Mengenai penagihan piutang usaha angsuran tersebut akan dicatat dengan
mendebit perkiraan kas dan mengkredit perkiraan piutang usaha
Jurnalnya adalah:
Kas xxxxxx
Piutang usaha angsuran xxxxxx
Selanjutnya pada akhir periode, saat dilakukan jurnal penyesuaian akan dicatat sbb:
Jurnalnya adalah:
Laba kotor yang belum direalisasi xxxxxx
Laba kotor yang direalisasi xxxxxx
Laba kotor yang belum direalisasi adalah selisih antara penjualan angsuran dengan
harga pokoknya. Laba kotor yang belum direalisasi akan direalisasi pada saat penerimaan
piutang usaha angsuran yaitu dengan mengalikan presentase laba kotor dengan kas yang
diterima dari piutang usaha angsuran tersebut.
Untuk menghitung presentase laba kotor yaitu dengan membagi laba kotor yang
belum dieralisasi dengan penjualan angsuran yang bersangkutan dan hasilnya dikalikan 100%.
Contoh soal:
1. PT Osaka telah membeli sebuah tanah di daerah Jakarta dengan harga perolehan Rp.
170.000.000,00. di samping itu PT Osaka juga membayar biaya-biaya lainnya seharga Rp.
10.000.000,00
Pada tanggal 1 mei 2000, PT Handoko membeli tanah tersebut seharga Rp. 240.000.000,00. PT
Handoko membayar uang muka sebesar Rp. 40.000.000,00 dan sisanya akan dibayar angsuran
sebanyak 10 kali setengah tahunan, setiap kali angsuran Rp. 20.000.000,00. PT Osaka mengenakan
bunga 18% pertahun terhadap sisa angsuran. Komisi dan beban penjualan dibayar tunai sebesar 2%
dari harga jual. Periode akuntansi perusahaan sama dengan tahun fiskal.
Diminta : Catatlah transaksi-transasksi tersebut ke dalam jurnal untuk tahun 2000 dan 2001,
dengan menggunakan metode:
a. Laba kotor diakui pada saat penjualan
b. Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas
Jawaban:
a. Laba kotor diakui pada saat penjualan
1 Mei 2000
• Penjualan tanah dengan harga jual
Piutang usaha angsuran Rp. 240.000.000,00
Tanah Rp. 180.000.000,00
Laba atas penjualan tanah Rp. 60.000.000,00
• Penerimaan uang muka
Kas Rp. 40.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 40.000.000,00
48
• Dibayar komisi dan beban penjualan (2% x Rp. 240.000.000,00)
Beban komisi dan penjualan Rp. 4.800.000,00
Kas Rp. 4.800.000,00
1 November 2000
• Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 200.000.000,00)
Kas Rp. 38.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 18.000.000,00
31 Desember 2000
• Jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp. 180.000.000)
Piutang Bunga Rp. 5.400.000,00
Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00
• Realisasi Laba kotor
Tidak ada jurnal
1 Mei 2001
• Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 180.000.000,00)
Kas Rp. 36.200.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 16.200.000,00
1 November 2001
• Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 160.000.000,00)
Kas Rp. 34.400.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 14.400.000,00
31 Desember 2001
• Ayat jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x 140.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 4.200.000,00
Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00
49
• Realisasi laba kotor
Tidak ada jurnal
1 Mei 2000
• Penjualan tanah seharga Rp. 240.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 240.000.000,00
Tanah Rp. 180.000.000,00
Laba kotor yang belum direalisasi Rp. 60.000.000,00
1 November 2000
• Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 200.000.000,00)
Kas Rp. 38.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 18.000.000,00
31 Desember 2000
• Jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp.180.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 5.400.000,00
Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00
50
1 januari 2001
• Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00
Piutang bunga Rp. 5.400.000,00
1 Mei 2001
• Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 180.000.000,00)
Kas Rp. 36.200.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 16.200.000,00
1 November 2001
• Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 18% x Rp. 160.000.000,00)
Kas Rp. 34.400.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 14.400.000,00
31 Desember 2001
• Ayat jurnal penyesuaian bunga (2/12 x 18% x Rp. 140.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 4.200.000,00
Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00
• Realisasi laba kotor (10% x Rp.40.000.000,00)
Laba kotor yang belum direalisasi Rp. 10.000.000,00
Laba kotor direalisasi Rp. 10.000.000,00
Pada penjualan angsuran dengan metode pengakuan laba kotor dilakukan pada saat penjualan
terjadi maka laba kotor yang diakui adalah sebesar Rp. 60.000.000,00 pada tahun 2000, yaitu pada
saat penjualan terjadi (jurnal tanggal 1 mei 2000) dan tidak diakui lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Sedangkan pada metode pengakuan laba kotor sejalan dengan penerimaan kas (metode
proporsional) juga akan mengakui laba kotor sebesar Rp. 60.000.000,00 pula. Hal ini dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tahun Penerimaan Angsuran Persentase Laba Kotor Pengakuan Laba Kotor
2000 Rp. 60.000.000 25% Rp. 15.000.000
2001 Rp. 40.000.000 25% Rp. 10.000.000
2002 Rp. 40.000.000 25% Rp. 10.000.000
2003 Rp. 40.000.000 25% Rp. 10.000.000
2004 Rp. 40.000.000 25% Rp. 10.000.000
2005 Rp. 20.000.000 25% Rp. 5.000.000
Rp. 240.000.000 Rp. 60.000.000
51
Apabila kewajiban tidak dapat dipenuhi oleh pihak pembeli, maka pihak penjual akan menarik
kembali harta yang telah dijual. Pencatatan atas penarikan kembali harta tersebut tergantung dari
metode pengakuan laba kotor yang digunakan. Jika laba kotor laba kotor diakui pada saat penjualan
terjadi, maka harta yang dimiliki tersebut diakui sebesar harga pasar yang wajar, kemudian
membatalkan saldo piutang usaha angsuran dan menimbulkan keuntungan atau kerugian karena
pemilikan kembali. Jika menggunakan metode pengakuan laba kotor sejalan dengan penerimaan kas,
maka harta yang dimiliki tersebut diakui sebesar harga pasar yang wajar, kemudian membatalkan laba
kotor yang belum direalisasi serta saldo piutang usaha angsuran dan menimbulkan keuntungan atau
kerugian karena pemilikan kembali. Contoh kasus ketidakmampuan pelunasan piutang usaha angsuran
adalah:
2. Mengacu pada soal no 1 bila pada tanggal 1 Mei 2002, PT. Handoko tidak dapat membayar
(memenuhi) kewajibannya. PT Osaka kemudian menarik hartanya kembali dan pada tanggal
tersebut tanah itu dinilai menurut harga pasarnya yaitu sebesar Rp. 150.000.000,00.
PT. Handoko menerima 5% dari jumlah yang telah dibayarnya tetapi tidak termasuk bunga.
Diminta: Buatlah perhitungan rugi/laba dan jurnal pemilikan kembali untuk
a. Laba kotor diakui pada saat penjualan
b. Laba kotor diakui sejalan dengan penerimaan kas
Jawaban:
a. Laba kotor diakui pada saat penjualan
Jumlah piutang yang diterima Rp. 100.000.000,00
Jumlah yang dikembalikan kepada PT Handoko (5%) (Rp. 5.000.000,00)
Rp. 95.000.000,00
Harga pokok tanah Rp. 180.000.000,00
Nilai pasar (Rp. 150.000.000,00)
52
Harga pokok tanah Rp. 180.000.000,00
Nilai pasar (Rp. 150.000.000,00)
Penurunan nilai tanah (Rp. 30.000.000,00)
Total laba pemilikan kembali Rp. 65.000.000,00
Laba kotor yang telah diakui (Rp. 25.000.000,00)
Laba (Rugi) karena pemilikan kembali Rp. 40.000.000,00
Untuk kedua metode di atas masih diperlukan jurnal lagi, yaitu jurnal untuk menutup
pendapatan bunga sebesar Rp. 4.200.000,00 sebagai kerugian.
53
B. Laporan Rugi/Laba dan Daftar analisa realisasi laba kotor
Di dalam penyusunan perhitungan rugi/laba untuk penjualan angsuran, harus dipisahkan
antara penjualan biasa dengan angsuran. Laba kotor penjualan angsuran periode tersebut
dikurangi dengan saldo laba kotor yang belum direalisasi pada akhir periode, yang
menghasilkan laba kotor periode tersebut yang telah direalisasi.
Contoh soal:
1. Bila PT Handoko mendapatkan laba untuk tahun 1999 sebesar Rp. 10.250.000,00.
Sedangkan menurut undang-undang pajak penghasilannya adalah Rp. 9.500.000,00.
Buatlah jurnal untuk menyesuaikannya!
Pajak penghasilan menurut perusahaan Rp. 10.250.000,00
Pajak pengahsilan menurut UU pajak penghasilan Rp. 9.500.000,00
Selisih Rp. 750.000,00
• Jurnal untuk mencatat pembebanan pajak tersebut
Ikhtisar rugi/laba Rp. 10.250.000,00
Hutang pajak (PPh pasal 29) Rp. 9.500.000,00
Pajak penghasilan yang ditangguhkan Rp. 750.000,00
Jika perusahaan menggunakan metode pengakuan laba kotor pada saat penjualan angsuran,
maka tidak terdapat perbedaan antara laba menurut perusahaan dengan laba menurut pajak.
54
• Undang-undang perpajakan No.8 tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai dan
pajak penjualan atas barang mewah
Untuk perusahaan dagang umumnya dan perusahaan dagang angsuran harus ditetapkan
apakah perusahaan tersebut adalah pengusaha kena pajak (PKP) atau non PKP.
Bila perusahaan tersebut adalah PKP, maka untuk seluruh penjualan barang dagangnya
harus dikenakan PPN. Dan bila merupakan non PKP maka tidak boleh dipungut PPN. PPN
yang dikenakan atas nilai jual ini disebut sebagai PPN keluaran. Sedangkan PPN atas barang
yang dibeli merupakan PPN masukkan. PPN masukkan dapat dikreditkan dengan PPN
keluaran.
Selain itu perusahaan juga membayar pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), bila
barang yang dibeli merupakan kategori barang mewah. Tarif ini berkisar anatar 10% - 30%.
PPnBM ini dikenakan hanya sekali pada pengusaha dan tidak daoat dikreditkan dengan PPN
keluarannya sehingga harus dimasukkan sebagai harga pokok barang yang dibelinya.
Contoh Soal:
PT Handoko menjual tanahnya secara angsuran. Pada tanggal 1 Februari 1998, dijual tanah
secara angsuran dengan harga jual sebesar Rp. 10.000.000,00. Pembeli membayar uang muka
sebesar Rp. 1.000.000,00 dan sisanya dibayar secara angsuran sebanyak 10 kali bulanan dengan
bunga sebesar 12% pertahun. Harga perolehan tanah adalah Rp. 8.000.000,00. Buat perhitungan
bunga dan jurnal yang diperlukan untuk 3 bulan pertama !
Jawaban:
1. Bunga dihitung dari saldo pokok pinjaman yang belum dilunasi selama jangka waktu
angsuran.
Pada cara ini bunga yang dibebankan pada setiap kali angsuran dihitung dari saldo pokok
pinjaman awal periode tersebut. Bunga yang dibayar setiap periode akan makin lama makin
kecil, sesuai dengan makin kecilnya saldo pinjaman penjualan angsuran tersebut.
Perhitungan bunga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
55
Tgl Angsuran Bunga 1 % per Jumlah yang Saldo Pokok
Pokok bulan harus dibayar Pinjaman
1/2/98 10.000.000
1/2/98 1.000.000 1.000.000 9.000.000
1/3/98 900.000 90.000 990.000 8.100.000
1/4/98 900.000 81.000 981.000 7.200.000
1/5/98 900.000 72.000 972.000 6.300.000
1/6/98 900.000 63.000 963.000 5.400.000
1/7/98 900.000 54.000 954.000 4.500.000
1/8/98 900.000 45.000 945.000 3.600.000
1/9/98 900.000 36.000 936.000 2.700.000
1/10/98 900.000 27.000 927.000 1.800.000
1/11/98 900.000 18.000 918.000 900.000
1/12/98 900.000 9.000 909.000 0
Jurnal
1/2/98 Kas 1.000.000
Piutang Angsuran 9.000.000
Peralatan 8.000.000
Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2.000.000
2. Bunga dihitung dari akumualsi pembayaran angsuran yang telah jatuh tempo (tidak
termasuk uang muka)
Cara ini menghitung bunga dari akumulasi pembayaran angsuran yang telah jatuh tempo.
Dengan demikian bunga yang dibebankan makin lama makin besar, seiirng dengan makin
membesarnya akumulasi pembayaran angsuran tiap periode.
Pembayaran bunga dengan metode ini tidak sesuai dengan system bunga accrual. Pada sitem
tersebut, bunga dihitung dari saldo pinjaman yang belum dilunasi dan bukan dari akumualsi
angsuran yang jatuh tempo. Oleh karena itu jika perusahaan membuat laporan keuangan
tiap akhir periode, maka harus dilakukan penyesuaian atas bunga menurut system accrual.
56
Perhitungan bunga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tgl Angsuran Bunga 1 % per Jumlah yang Saldo Pokok
Pokok bulan harus dibayar Pinjaman
1/2/98 10.000.000
1/2/98 1.000.000 1.000.000 9.000.000
1/3/98 900.000 9.000 909.000 8.100.000
1/4/98 900.000 18.000 918.000 7.200.000
1/5/98 900.000 27.000 927.000 6.300.000
1/6/98 900.000 36.000 936.000 5.400.000
1/7/98 900.000 45.000 945.000 4.500.000
1/8/98 900.000 54.000 954.000 3.600.000
1/9/98 900.000 63.000 963.000 2.700.000
1/10/98 900.000 72.000 972.000 1.800.000
1/11/98 900.000 81.000 981.000 900.000
1/12/98 900.000 90.000 990.000 0
Jurnal
1/2/98 Kas 1.000.000
Piutang Angsuran 9.000.000
Peralatan 8.000.000
Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2.000.000
57
Dalam contoh diatas maka pembayaran anuitet dapat dicari sebagai berikut :
Rp. 9.000.000 = Ann 1- 1/(1+1%)10
1%
Jurnal
1/2/98 Kas 1.000.000
Piutang Angsuran 9.000.000
Peralatan 8.000.000
Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2.000.000
58
4. Bunga selama masa pembayaran angsuran dihitung dari harga kontrak awal setelah
diperhitungkan dengan uang muka.
Pada cara ini bunga untuk setiap periode dihitung dari saldo awal pokok pinjaman setelah
dikurangi dengan uang muka. Sehingga dengan demikian buinga yang dibebankan untuk
setiap periode sama besarnya dan jumlah angsuran ditambah bunga periode terebut akan
menghasilkan jumlah yang sama besar pula.
Contoh terkait diatas:
Bunga untuk setiap periode = 1% x Rp. 9.000.000,00 = Rp. 90.000,00
Angsuran untuk setiap periode = Rp. 900.000 + Rp. 90.000,00 = Rp. 990.000,00
Tabel perhitungan bunga
Tgl Angsuran Bunga 1 % per Jumlah yang Saldo Pokok
Pokok bulan harus dibayar Pinjaman
1/2/98 10.000.000
1/2/98 1.000.000 1.000.000 9.000.000
1/3/98 900.000 90.000 990.000 8.100.000
1/4/98 900.000 90.000 990.000 7.200.000
1/5/98 900.000 90.000 990.000 6.300.000
1/6/98 900.000 90.000 990.000 5.400.000
1/7/98 900.000 90.000 990.000 4.500.000
1/8/98 900.000 90.000 990.000 3.600.000
1/9/98 900.000 90.000 990.000 2.700.000
1/10/98 900.000 90.000 990.000 1.800.000
1/11/98 900.000 90.000 990.000 900.000
1/12/98 900.000 90.000 990.000 0
Jurnal
1/2/98 Kas 1.000.000
Piutang Angsuran 9.000.000
Peralatan 8.000.000
Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2.000.000
59
Dari keempat cara di atas, bila dipandang dari sudut perusahaan yang melakukan
penjualan angsuran, maka cara yang terakhir yang menghasilkan bunga lebih besar dari cara yang
lainnya. Biasanya dalam dunia usaha penjualan angsuran digunakan metode anuitas atau dengan
menggunakan bunga flat.
60
februari 1998 seharga Rp. 200.000.000,00 dengan cicilan sebanyak 5 kali setengah
tahunan dan sudah memberikan uang muka sebesar Rp. 20.000.000,00. Bunga yang
dikenakan sebesar 12 %, dan PT Surken membayar komisi dan beban penjualan
sebesar 2 % dari harga jual.
c. Tanah di Sulawesi akan dibeli oleh PT Gadifs. Tanah tersebut memiliki harga beli
Rp. 300.000.000,00 (dengan surat-surat). PT Gadifs membeli tanah tersebut tanggal
1 maret 1998 seharga Rp. 400.000.000, dengan metode cicilan yang mengakui laba
kotor pada saat penjualan. PT Gadifs juga membayar uang muka sebesar Rp.
100.000.000,00 dan sisanya diangsur 10 kali dan atas angsuran tersebut dikenakan
bunga 12%. Untuk beban komisi penjualan PT Surken membayar Rp. 10.000.000,00.
Malangnya, PT Gadifs salah dalam berinvenstasi sehingga tanggal 1 maret 2000
tidak mampu memenui kewajibannya. PT Surken terpaksa harus menarik kembali
tanahnya, dan pada waktu itu harga tanah tersebut Rp. 250.000.000,00 dan
dikembalikan 15% dari jumlah yang telah dibayar.
Pertanyaan :
Buatlah seluruh jurnal yang mencatat transaksi penjualan tersebut untuk 2 tahun !
Jawaban :
a. Laba kotor diakui pada saat penjualan
1 April 1999
• Mencatat penjualan tanah
Piutang usaha angsuran Rp. 250.000.000,00
Tanah Rp. 200.000.000,00
Laba atas penjualan tanah Rp. 50.000.000,00
• Mencatat penerimaan uang muka
Kas Rp. 50.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 50.000.000,00
1 Oktober 1999
• Mencatat pembayaran angsuran pertama dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 200.000.000,00)
Kas Rp. 32.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 12.000.000,00
31 Desember 1999
• Mencatat jurnal penyesuaian bunga (3/12 x 12% x Rp. 180.000.000,00)
Piutang Bunga Rp. 5.400.000,00
Pendapatan Bunga Rp. 5.400.000,00
61
Beban penjualan Rp. 2.500.000,00
Ikhtisar Rugi/Laba Rp. 64.900.00,00
1 Januari 2000
• Mencatat ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga Rp. 5.400.000,00
Piutang bunga Rp. 5.400.000,00
1 April 2000
• Mencatat pembayaran angsuran kedua dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 180.000.000,00)
Kas Rp. 30.800.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 10.800.000,00
1 Oktober 2000
• Mencatat pembayaran angsuran ketiga dan bunga
Kas Rp. 29.600.000,00
Piutang usaha angsuran Rp.20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 9.600.000,00
31 Desember 2000
• Ayat jurnal penyesuaian bunga (3/12 x 12% x 140.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 4.200.000,00
Pendapatan bunga Rp. 4.200.000,00
1 April 2001
• Mencatat pembayarn angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 140.000.000,00)
Kas Rp. 28.400.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 8.400.000,00
62
Tanah Rp. 150.000.000,00
Laba kotor yang ditangguhkan Rp. 50.000.000,00
1 September 2000
• Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12%x 180.000.00,00)
Kas Rp. 30.800.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 10.800.000,00
31 Desember 2000
• Ayat jurnal Penyesuaian (4/12 x 12% x Rp 160.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 6.400.000,00
Pendapatan bunga Rp. 6.400.000,00
1 Januari 2001
• Ayat Jurnal Pembalik
Pendapatan bunga Rp. 6.400.000,00
Piutang bunga Rp. 6.400.000,00
29 Februari 2001
• Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 160.000.00,00)
Kas Rp. 29.600.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 9.600.000,00
63
1 September 2001
• Penerimaan angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 140.000.000,00)
Kas Rp. 28.400.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 8.400.000,00
31 Desember 2001
• Ayat jurnal penyesuaian bunga (4/12 x 12% x Rp. 120.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 4.800.000,00
Pendapatan bunga Rp. 4.800.000,00
1 Januari 2002
• Ayat Jurnal Pembalik
Piutang Bunga Rp. 4.800.000,00
Pendapatan Bunga Rp. 4.800.000,00
29 Februari 2002
• Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 120.000.000,00)
Kas Rp. 27.200.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 7.200.000,00
64
1 September 1998
• Dibayar angsuran pertama dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 200.000.000,00)
Kas Rp. 32.000.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 12.000.000,00
31 Desember 1998
• Ayat jurnal penyesuaian (4/12 x 12%x Rp. 180.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 7.200.000,00
Pendapatan bunga Rp. 7.200.000,00
1 Januari 1999
• Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga Rp. 7.200.000,00
Piutang bunga Rp. 7.200.000,00
1 Maret 1999
• Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12% x Rp. 180.000.000,00)
Kas Rp. 30.800.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 10.800.000,00
1 September 1999
• Dibayar angsuran dan bunga (6/12 x 12%x Rp. 160.000.000,00)
Kas Rp.29.600.000,00
Piutang usaha angsuran Rp. 20.000.000,00
Pendapatan bunga Rp. 9.600.000,00
31 Desember 1999
• Ayat jurnal penyesuaian bunga (4/12 x 12%x Rp. 140.000.000,00)
Piutang bunga Rp. 5.600.000
Pendapatan bunga Rp. 5.600.000,00
1 Januari 2000
• Ayat jurnal pembalik
Pendapatan bunga Rp. 5.600.000,00
Piutang bunga Rp. 5.600.000,00
65
Kemudian PT Gadifs tidak dapat memenuhi kewajibannya, sehingga
Jumlah piutang yang telah diterima Rp. 160.000.000,00
Jumlah yang dikemnbalikan (15%) (Rp. 24.000.000,00)
Rp. 136.000.000,00
Harga pokok tanah Rp 300.000.000,00
Nilai pasar (Rp.250.000.000,00)
Contoh soal dan penyelesaian : Penjualan angsuran barang tak bergerak dengan metode laba kotor
diakui secara periodik (pada saat penjualan dilakukan)
1 Sept 1990
Dijual mesin (aktiva tetap) kepada PT B dengan harga Rp. 500 juta yang nilai bukunya Rp. 400 juta.
Piutang-PT B 500.000.000
Mesin 400.000.000
Diterima uang muka (d/p) Rp. 100 juta dan sisanya dengan wesel hipotik yang dapat diangsur selama
4 kali angsuran semesteran @ Rp. 100 juta ditambah bunga 12% per tahun atas saldo yang belum
dibayar. Angsuran dilakukan tiap 1/3 dan 1/9.
Kas 100.000.000
Wesel Hipotik 400.000.000
Piutang-PT B 500.000.000
66
31 Desember 1990
Jurnal penyesuaian untuk bunga yang masih harus diterima selama 4 bulan yaitu sebesar 16 juta (4/12
* 12% * 400.000.000)
67
1 Januari 1992
Jurnal Pembalik:
Pendapatan bunga 8.000.000
Piutang bunga 8.000.000
1 Maret 1992
Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga
Kas 112.000.000
Wesel hipotik 100.000.000
Pendapatan bunga 12.000.000
1 September 1992
Diterima angsuran pertama sebesar 100 juta ditambah bunga
Kas 106.000.000
Wesel hipotik 100.000.000
Pendapatan bunga 6.000.000
31 Desember 1992
Jurnal penutup:
Pendapatan bunga 10.000.000
Ikt. R/L 10.000.000
Mesin 190.000.000
Kerugian atas pemilikan kembali 10.000.000
Wesel hipotik 200.000.000
68
Masalah Bunga dalam Penjualan Angsuran :
a. Bunga dihitung dari sisa kontrak selama jangka waktu angsuran. Cara ini disebut: “Long end
interest”
Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp.
500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima uang muka
sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran semesteran, ditambah bunga
20% pertahun yang dihitung dari saldo piutang (sisa harga kontrak berjalan) atau menggunakan
metode “Long end interest”. Maka perhitungan besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah
pembayaran adalah sbb:
Tgl Bunga Angsuran Pokok Jumlah Sisa
Pembayaran harga kontrak
1/9/90 500,000,000
1/9/90 35,900,000 35,900,000 464,100,000
1/3/91 46,410,000 116,025,000 162,435,000 348,075,000
1/9/91 34,807,500 116,025,000 150,832,500 232,050,000
1/3/92 23,205,000 116,025,000 139,230,000 116,025,000
1/9/92 11,602,500 116,025,000 127,627,500 -
b. Bunga dihitung dari setiap angsuran yang dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian sampai
tanggal jatuh tempo tiap angsuran.
Cara ini disebut Short End Interest.
Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp.
500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima uang muka
sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran semesteran, ditambah bunga
20% pertahun yang dihitung dari saldo angsuran pokok selama berjalannya jangka waktu angsuran
atau menggunakan metode “Short end interest”. Maka perhitungan besarnya bunga, angsuran
pokok dan jumlah pembayaran adalah sbb:
Tgl Bunga Angsuran Pokok Jumlah Sisa
Pembayaran harga kontrak
1/9/90 500,000,000
1/9/90 35,900,000 35,900,000 464,100,000
1/3/91 11,602,500 116,025,000 127,627,500 348,075,000
1/9/91 23,205,000 116,025,000 139,230,000 232,050,000
1/3/92 34,807,500 116,025,000 150,832,500 116,025,000
1/9/92 46,410,000 116,025,000 162,435,000 -
c. Besarnya pembayaran angsuran sama, yang terdiri dari angsuran pokok + bunga yang dihitung dari
saldo berjalan harga kontrak selama jangka waktu angsuran.
Cara ini disebut Metode Anuitas.
Contoh: Sebuah mesin dengan nilai buku sebesar Rp. 400.000.000,- dijual seharga Rp.
500.000.000,- pada tanggal 1 September 1990. Pada tanggal 1 September 1999 diterima uang muka
sebesar Rp. 35.900.000,- sisanya diangsur dengan 4 kali angsuran semesteran yang sama, dan sudah
termasuk bunga 20% pertahun yang dihitung dari saldo berjalan sis harga kontrak atau
69
menggunakan metode anuitas”. Maka perhitungan besarnya bunga, angsuran pokok dan jumlah
pembayaran adalah sbb:
Tgl Bunga Angsuran Pokok Jumlah Sisa
Pembayaran harga kontrak
1/9/90 500,000,000
1/9/90 35,900,000 35,900,000 464,100,000
1/3/91 46,410,000 100,000,000 146,410,000 364,100,000
1/9/91 36,410,000 110,000,000 146,410,000 254,100,000
1/3/92 25,410,000 121,000,000 146,410,000 133,100,000
1/9/92 13,310,000 133,100,000 146,410,000 0
PT. ALTAR
Neraca
Per 1 Januari 2008
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Kas 30.000.000 Utang Usaha 20.000.000
Piutang Usaha 25.000.000 PPN keluaran 4.000.000
Piutang Usaha angsuran: Laba kotor yang
2005 10.000.000 ditangguhkan: 2005 4.000.000
2006 25.000.000 2006 8.750.000
2007 45.000.000 2007 13.500.000
Persediaan barang dagang 117.000.000 Total Kewajiban 50.250.000
PPN masukan 3.000.000
225.000.000
Aktiva Tetap Ekuitas
Tanah 50.000.000 Modal saham 150.000.000
Bangunan 75.000.000 Laba ditahan 168.500.000
Akumulasi Penyusutan (11.250.000) 318.500.000
Nilai buku aktiva tetap 113.750.000
Total aktiva 368.750.000 Total utang & ekuitas 368.750.000
70
Catatan : - PT. Altar sebagai pengusaha kena pajak (PKP)
- Uang muka penjualan angsuran untuk suatu periode meliputi pelunasan sebagian piutang
usaha angsuran dan seluruh tagihan atas pajak pertambahan nilai transaksi selama tahun
2008, jurnal penyesuaian dan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup pada akhir periode
antara lain :
2. Penerimaan uang muka dari penjualan angsuran sebesar Rp 20.000.000 (termasuk PPN Rp
12.000.000)
71
Jurnal yang diperlukan selama tahun 2008 sebagai berikut (dengan metode perpetual) :
No Transaksi Debit Kredit
1. Kas 29.700.000
Piutang usaha 61.600.000
Piutang usaha angsuran 2008 120.000.000
Piutang usaha angsuran-PPN 12.000.000
Penjualan 83.000.000
Penjualan angsuran 120.000.000
PPN keluaran 20.300.000
(mencatat penjualan tunai, kredit dan angsuran)
2. Kas 20.000.000
Piutang usaha angsuran 2008 8.000.000
Piutang usaha angsuran-PPN 12.000.000
(mencatat penerimaan uang muka + PPN)
5. Kas 147.000.000
Piutang usaha 40.000.000
Piutang usaha angsuran 2005 10.000.000
Piutang usaha angsuran 2006 15.000.000
Piutang usaha angsuran 2007 22.000.000
Piutang usaha angsuran 2008 60.000.000
(mencatat pelunasan piutang usaha dan piutang usaha angsuran)
Jurnal penyesuaian
7. Beban operasi (beban penyusutan) 3.750.000
Akumulasi penyusutan bangunan 3.750.000
72
(mencatat beban penyusutan bangunan)
Jurnal penutup :
10. Realisasi laba kotor 32.850.000
Penjualan 83.000.000
Harga pokok penjualan 67.000.000
Beban operasi 26.250.000
Ikhtisar L/R 22.600.000
(menutup perkiraan nominal)
PT. A
NERACA
Per 31 Desember 1992
(Jutaan Rp)
Kas 500 Hutang Usaha 60
Persediaan BD 400 LK yg belum direalisasi th 92 50
Piutang Usaha (biasa) 300 LK yg belum direalisasi th 91 40
Piutang Usaha Cicilan th 92 200 Modal Saham 500
Piutang Usaha Cicilan th 91 100 Laba yang ditahan 850
1.500 1.500
73
Penjualan cicilan th 92 dengan tingkat laba kotor 25% dan penjulan cicilan th 91 dengan tingkat laba
kotor 40%.
Transaksi dan ayat jurnal untuk PT. A yang berhubungan dengan penjulan biasa dan penjualan angsuran
th. 1993 adalah sbb:
1 Januari 1993 sampai dengan 31 Desember 1993
Pembelian barang dagang secara kredit Rp. 300.000.000,-
Pembelian 300.000.000
Hutang Usaha 300.000.000
Penjualan terdiri dari : Tunai 400 juta
Kredit 300 juta
Cicilan 200 juta
Kas 400.000.000
Piutang Usaha 300.000.000
Penjualan 700.000.000
Piutang Usaha Cicilan th 93 200.000.000
Penjualan Cicilan 200.000.000
Kas 550.000.000
Piutang Usaha 280.000.000
Piutang Usaha Cicilan – th. 93 100.000.000
Piutang Usaha Cicilan – th. 92 100.000.000
Piutang Usaha Cicilan – th. 91 70.000.000
Pembayaran untuk :
Hutang Usaha 350 juta
-/- Potongan ( 3 juta)
347 juta
Biaya operasi 53,5 juta
Jumlah kas yg dikeluarkan 400,5 juta
Jurnal penyesuaian.
Bila pada th. 93 tingkat laba kotor dari penjualan adalah 50% maka Harga Pokok barang yang berkaitan
dengan penjulan adalah Rp. 100 juta.
Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan dengan HPP cicilan serta mencatat LK yang belum direalisasi.
74
Penjualan Cicilan 200.000.000
HPP Cicilan 100.000.000
LK yang belum direalisasi th. 93 100.000.000
Untuk menutup perkiraan persediaan awal, pembelian, potongan, pembelian , dan penyisihan atas
penjualan cicilan.
Ikhtisar R/L 597.000.000
Pengiriman atas penjulan cicilan 100.000.000
Potongan pembelian 3.000.000
Persediaan BD (awal) 400.000.000
Pembelian 300.000.000
75
Masalah tukar-tambah dalam penjualan cicilan barang bergerak.
Misalkan barang dagangan dengan harga pokok Rp. 72 juta dijual seharga Rp. 100 juta. Sebagai pengganti
uang muka, maka diterima barang bekas dengan nilai tukar tambah sebesar Rp. 30 juta. Perusahaan
memperkirakan biaya perbaikan barang bekas ini sebesar Rp. 2 juta dan harga jual setelah diperbaiki sebesar
25 juta. Perusahaan biasanya mengharapkan laba kotor sebesar 12% atas penjualan barang bekas.
Nilai barang tukar tambah dan selisih nilai tukar tambah dihitung sbb :
Jumlah yang ditetapkan atas tukar tambah Rp. 30 juta
Nilai barang tukar tambah : Rp. 25 juta
Nilai penjualannya
Dikurangi:
Biaya perbaikan Rp. 2 juta
Laba kotor yg diharapkan atas penjualan kembali barang bekas =Rp. 3 juta
(Rp. 5 juta)
(Rp. 20 juta)
Nilai tukar lebih Rp. 10 juta
Jurnal untuk mencatat penjualan cicilan dengan tukar tambah ini adalah sbb :
Barang dagangan (tukar tambah) Rp. 20.000.000
Nilai tukar lebih atas penj. cicilan dg tukar tambah Rp. 10.000.000
Piutang penjualan cicilan Rp. 70.000.000
Penjualan Cicilan Rp. 100.000.000
Pada tahun ’94, seorang customer tidak mampu membayar kontrak penjualan cicilan sebesar Rp. 10 juta
yang berasal dari transaksi th. 93 dan total yang telah ditagih pada th. 93 adalah Rp. 5 juta. Barang
dimiliki kembali dan dinilai sebesar Rp. 2 juta.
Maka jurnal untuk mencatat ketidakmampuan membayar dan kepemilikan kembali adalah:
Barang dagangan (pemilikan kembali) Rp. 2.000.000
LK yang belum direalisasi th. 93 Rp. 2.500.000
Kerugian atas pemilikkan kembali Rp. 500.000
Hutang Usaha Cicilan th. 93 Rp. 5.000.000
Soal 1
PT. Maryana mempunyai data mengenai penjualan angsuran barang dagangan untuk tahun : 2001, 2002,
dan 2003.
Data-data tersebut adalah .
76
Tahun Persentase Piutang Angsuran Jum. yg ditagih Piut. Angsuran
Laba Kotor 1 Januari 2003 dalam th. 2003 per 31 Des 2003
2001 30 % 130.000.000 130.000.000 -
2002 40 % 150.000.000 84.000.000 66.000.000
2003 40 % - 180.000.000 180.000.000
Diminta :
Buatlah semua jurnal yang diperlukan pada th. 2003.
Soal 2
Pada tanggal 1 April 2000, PT. Noki menjual sebidang tanah seharga Rp. 500 juta Harga Pokok tanah
tersebut sebesar Rp. 300 juta.
Perjanjian pembayaran disetujui sbb :
• Dibayar Rp. 50 juta.
• Sisanya diterbitkan hipotik. Bunga hipotik 12% dibayarkan bersamaan dengan angsuran setiap 1 April
dan 1 Oktober, dimulai 1 Oktober 2000. Tiap-tiap angsuran pokok sebesar Rp. 150 juta.
Pada saat terjadinya transaksi penjualan, PT Noki membayar biaya-biaya berupa komisi, biaya akte hipotik
dll sebesar Rp. 600.000,-
Diminta :
Buatlah jurnal dalam pembukuan PT. Noki, bila :
a. Laba dari penjualan angsuran diakui pada periode terjadinya penjualan.
b. Laba dari penjualan angsuran diakui sebanding dengan penerimaan pembayaran
77