Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENJUALAN ANGSURAN

OLEH :

MARIA A.M.A DEMU

33118172

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,

sehingga makalah ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Saya berterima kasih kepada

setiap pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan tugas makalah ini. Makalah Mata

kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II ini berjudul “Penjualan Angsuran”.

Makalah ini disusun sedemikian rupa dengan mencari dan mengembangkan sejumlah

informasi yang didapatkan baik melalui buku, dan sarana lainnya. Saya berharap dengan

informasi yang saya dapat mampu memberikan penjelasan yang cukup mengenai penjualan

angsuran.

Segala upaya telah penulis lakukan untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-

baiknya, namun jika ada kritikan dan saran dari pihak lain yang sifatnya membangun,

sangatlah saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Kupang, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….....1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………...1

1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………………………....2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Masalah Pada Penjualan Angsuran………………………………………3

2.2 Pengakuan Penjualan………………………………………………………………………….6

2.3 Perhitungan Bunga dan Angsuran…………………………………………………………..12

2.4 Tukar Tambah………………………………………………………………………………….14

2.5 Pembatalan Penjualan Angsuran……………………………………………………….......16

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………………………….19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah pada

perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah

berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan

seperti mobil, motor; mesin; alat-alat rumah tangga dan lainnya. Bahkan pada

beberapa jenis industri metode penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam

mencapai operasi skala besar.

Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan

usahawan dan juga dikalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan

jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembeli mereka merasa lebih

ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yang dicicil tersebut.

Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat,

tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan

perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Penjualan Angsuran dan apa saja masalah yang

ditimbulkan?

2. Bagaimana pengakuan dari Laba kotor?

3. Bagaimana perhitungan bunga dan angsuran?

4. Bagaimana perhitungan dan pencataan dari penjualan angsuran dengan tukartambah?

5. Bagaimana pengakuan dan pencatatan dari adanya pembatalan penjualan

angsuran?
1.3 Tujuan

1. Menjelaskan maksuddari penjualan anguran dan masalah yang ditimbulkan.

2. Menjelaskan metode pengakuan laba kotor pada penjualan angsuran.

3. Menjelaskan perhitungan bunga dan anguran pada penjualan anguran.

4. Menghitung dan mencatat pertukaran tambah dalam penjualan angsuran.

5. Menghitung dan mencatat pembatalan penjualan angsuran.


BAB II
PEMBAHASAN
PENJUALAN ANGSURAN
2.1 Pengertian dan Masalah
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana

pembayarannya dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat barang atau

jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai

pembayaran pertama dan sisanya di angsur dengan beberapa kali angsuran. Karena

penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjualannya,

maka biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya.

Profit adalah salah satu tujuan umum setiap perusahaan dan salah satu langkah

untuk mewujudkannya adalah dengan meningkatkan volume penjualan dengan

penjualan yang pembayarannya secara bertahap. Hal ini akan menarik bagi para konsumen

karena akan mendapatkan keringanan dalam pembayarannya. Namun penjualan dengan

metode ini akan didampingi oleh resiko yang besar karena pembayarannya dilakukan

beberapa periode dimasa yang akan datang sehingga menimbulkan ketidak pastian. Secara

garis besar masalah yang timbul dalam hal ini dapat dibagi 2, yaitu :

 Masalah Non-akuntansi

Masalah non-akuntansi yaitu bagaimana menghindari resiko terjadinya adanya pembeli

yang tidak memenuhi kewajibannya. Usaha untuk meminimalkan resiko ini

digolongkan dalam 3 kelompok diantaranya:

1. Mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuranUsaha untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran dapat

dilakukan dengan beberapa cara, meliputi


a. Penjualan Angsuran dilakukan secara selektif, bahwa penjualan angsuran

hanya diberikan pada calon pembeli yang kemampuan dan kejujurannya

dapat dipercaya, misalnya pegawai negeri, profesi tertentu dan sebagainya.

b. Penjualan angsuran dilakukan dengan persetujuan atau sepengetahuan

atasan pembeli.

c. Pembayaran angsurannya dilakukan dengan pemotongan gaji

2. Menyediakan perlindungan hukum kepada penjualSecara hukum penjual dapat

dilindungi dengan cara membuat perjanjian jual beli angsuran yang isinya

antara lain :

a. Perjanjian penjualan bersyarat

Menurut perjanjian ini barang yang dijual secara kredit langsung

diserahkan kepada pembeli akan tetapi penyerahan hak atas barang

tersebut ditunda sampai pembayarannya selesai.

b. Menggunakan bukti pemilikan sebagai jaminan kredit

Di dalam sistem ini, sertifikat tanah dan rumah atau BPKB kendaraan

bermontor digunakan sebagai jaminan kredit bank. Kredit bank tersebut

digunakan untuk membayar utang kepada penjual barang yang

bersangkutan. Dengan demikian pembeli berutang kepada bank bukan

kepada penjual barang. Setelah kredit lunas sertifikat atau BPKB akan

diterima dari bank.

c. Menjaminkan kepada pihak ketiga#

Bukti pemilikan atas barang yang dijual diserahkan kepada pihak

ketiga, sampai pembayarannya selesai. Setelah pembayaran selesai

bukti pemilikan akan diserahkan kepada pembeli.


d. Perjanjian beli-sewaSebelum pembayaran lunas pembayaran dianggap

sewa. Setelah pembayaran lunas baru dianggap sebagai jual-beli.

Apabila sebelum pembayaran lunas pembeli menghentikan pembayaran

maka barang yang sudah diterima harus dikembalikan tanpa ganti rugi

3. Menyediakan Perlindungan Ekonomi kepada PenjualUsaha ini dilakukan dengan

menciptakan keadaan supaya pembeli harus berfikir masak-masak sebelum

memutuskan untuk membatalkan pembelian angsuran. karena pembatalan

pembelian angsuran berarti kerugian bagi pembeli dan keutungan bagi pihak

penjual. Agar keadaan ini dapat terwujud maka :a.Uang muka harus cukup

besarUang muka harus cukup besar bertujuan untukmelebihi penurunan nilai

dari barang baru menjadi barang bekasb.Jangka waktu angsuran jangan terlalu

panjangSemakin panjang jangka waktu angsuran bearti semakin besar

penurunan nilai atas barangyang dijual dan semakin besar peluang untuk

menghilangkan jejak bagi pembeli c.Angsuran cukup besarBesarnya angsuran

harus melebihi penurunan nilai barang selamajangka waktu angsuran.Masalah

akuntansiyang dihadapi dalam penjualan angsuran dapat dikelompokkan

menjadi 4, yaitu :a.Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba

kotor.b.Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan

angsuran.c.Masalah yang berhubungan dengan tukar-tambah.d.Masalah yang

berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran.2.2Pengakuan Laba KotorAda

2 dasar didalam pengakuan laba kotor adalah :2.2.1Dasar PenjualanLaba kotor

atas penjualan diakui dalam priode penjualan angsuran terjadi, tanpa

memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Cara ini

sama dengan pencatatan penjualan kredit biasa. Metode ini dapat digunakan bila

memenuhi 3 kondisi :a.Jangka waktu pembayaran relative pendekb.Kemungkinan


terjadinya pembatalan sangat kecilc.Biaya –biaya yang berhubungan dengan

penjualan angsuran bisa ditaksiran dengan teliti.Contoh :

Pada awal tahun 2016 PT SANI MEDIKAL melakukan penjualan angsuran seharga
Rp. 12.500.000, dibayar melalui 5kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun.Dan Harga
pokok penjualan Rp. 10.000.000Maka pengakuan laba kotornya adalah :Laba kotoryang
sudah diakui dari penjualan angsuran tersebut dan dicatat pada tahun 2016 oleh PT. Sani
Medikal sebesar Rp 2.500.000 (Rp 12.500.000–Rp.10.000.000). Tanpa memperhatikan
apakah pembayaran sudah diterima atau belum.2.2.2Dasar KasLaba kotor atas penjualan
angsuran baru diakui apabila pembayaran dari piutang penjualan angsuran sudah diterima,
dan penerimaan kas tersebut terdiri dari 2 unsur yaitu :1.Pembayaran atas harga pokok
penjualan2.Pembayaran atas laba kotorPerlakuan terhadap penerimaan piutang penjualan
angsuran tersebut ada 3 metode, yaitu :1.Harga pokok kemudian laba kotor(Cost recovery
method)Dalam metode ini penerimaan kas pertama diakui sebagai penutup harga pokok
penjualan kemudian setelah harga pokok penjualan terbayarkan, baru penerimaan kas
berikutnya diakui sebagai laba kotor.2.Laba kotor kemudian harga pokok penjulan

Dalam metode ini pembayaran angsuran pertama diakui sebagai perolehan laba kotor
kemudian setelah laba kotorsemua sudah diterima harga pokonya diperhitungkan.3.Harga
pokok penjualan dan laba kotor secara proporsionalDalam metode ini setiap penerimaan kas
dari piutang penjualan angsuran terdiri dari pembayaran harga pokok penjualan dan laba
kotor yang diakui secara proporsional sesuai dengan perbandingan harga pokok
penjualan dan laba kotor. Contohsoaldari penggunaan masing –masing metode diatas
adalah sebagai berikut:Pada awal tahun 2016 PT SANI MEDIKAL melakukan
penjualan angsuran seharga Rp. 12.500.000, dengan syarat pembayaran sebagai berikut :
1.Uang muka Rp. 2.500.000, dibayar pada saat transaksi penjualan.2.Sisanya dibayar melalui
4 kali angsuran tahunan, setiap akhir tahun.3.Harga pokok penjualan Rp. 10.000.000Maka
Pengakuannya adalah:1.Harga pokok kemudian laba kotor (Cost recovery method)Dari
contohPerusahaan akan mencatat penerimaan tanggal 01 Januari 2016 sampai 31
Desember 2018 sebagai pembayaran harga pokok penjualan (totalnya Rp 10.000.000
), sedangkan penerimaan tanggal 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2019 dicatat
sebagai laba atas penjualan angasuran (Rp 2.500.000)2.Laba kotor kemudian harga pokok
penjulan
Dari contohPerusahaan akan mencatat penerimaan tanggal 01 Januari 2016 (Rp
2.500.000) sebagai laba atas penjualan angsuran, sedangkan penerimaan 31 Desember
2015 sampai 31 Desember 2019 diakui sebagai pembayaran harga pokok penjualan angsuran
( total Rp 10.000.000 )3.Harga pokok penjualan dan laba kotor secara proporsionalDari
contoh di atas dapat dihitung perbandingan harga pokok penjualan dengan laba kotor
yaitu:TanggalKeteranganPembayaranRp(100%)Harga pokokRp(80%)Laba kotorRp(20%)1-
1-2016Uang muka2.500.0002.000.000500.00031-12-2016Angsuran ke-
12.500.0002.000.000500.00031-12-2017Angsuran ke-22.500.0002.000.000500.00031-12-
2018Angsuran ke-32.500.0002.000.000500.00031-12-2019Angsuran ke-
42.500.0002.000.000500.000Jumlah 12.500.00010.000.0002.500.000Pencatatan di dalam
Metode Penjualan Angsuran1.Untuk mencatat penjualan dan penerimaan uang muka
:Kas ..................................................................xxxxPiutang Penjualan Angsuran
20XX ................xxxxPenjualan Angsuran ..................................xxxxApabila perusahaan
menggunakan system perpetual maka perusahaan juga harus mencatat harga pokok
penjualan, yaitu
HPP-Penjualan Angsuran
................................xxxxPersediaan .................................................xxxxUntuk penjualan
angsuran harta tidak bergerak :Kas ..................................................................xxxxPiutang
Penjualan Angsuran 20XX ................xxxxAktiva
........................................................xxxxLaba kotor belum direalisir
.......................xxxx2.Untuk mencatat penerimaan angsuran
:Kas ..................................................................xxxxPiutang Penjualan Angsuran
20XX ..........xxxx3.Untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran :Apabila perusahaan
menggunakan sistem fisik, maka pada akhir priode perusahaan harus membuat jurnal
penyesuaian untuk mencatat harga pokok penjulan angsuran dan harga pokok penjualan
biasa, yaitu :HPP .................................................................xxxxHPP-Penjualan
angsuran .................................xxxxPersediaan
.......................................................xxxxPengembalian Pembelian
................................xxxxPotongan Pembelian
........................................xxxxPersediaan
.................................................xxxxPembelian ..................................................xxxxBiaya
angkut pembelian ............................xxxx4.Untuk mencatat laba kotor yang belum direalisir
:Penjualan angsuran .........................................xxxxHPP-Penjualan
angsuran ...........................xxxxLaba kotor belum direalisir 20XX ............xxxx5.Untuk
mencatat laba kotor yang sudah direalisir :Laba kotor belum direalisir 20XX
..................xxxxLaba kotor sudah direalisir ........................xxxx

Dengan demikian besarnya pembayaran yang diterima tergantung dari dasar perhitungan
bunga dan dasar penentuan angsuran pokok pinjaman.Didalam dasar perhitungan bunga ada 2
dasar yang sering dipakai, yaitu :a.Bunga dihitung dari sisa pinjaman (sistem bunga
menurun)Di dalam perhitungan bunga ini tergantung pada total sisa pinjaman. Karena sisa
pinjaman dari priode ke priode semakin menurun maka pembayaran bunga pun ikut menurut,
atau dihitung dengan mengkalikan persentase tingkat bunga dengan sisa pinjaman
tersebut.b.Bunga dihitung dari pokok pinjaman (sistem bunga tetap)Di dalam perhitungan ini
besarnya bunga untuk semua priode didasarkan pada pokok pinjaman awal, atau besarnya
pembayaran bunga untuk setiap priode adalah dengan mengkalikan tingkat persentase
bunga dengan pokok pinjaman awal.Di dalam dasar perhitungan angsuran pokok
pinjaman, terdapat 2 sistem perhitungan angsuran pokok pinjaman, yaitu :a.Sistem
angsuran tetapDi dalam perhitungan angsuran pokok pinjaman dengan sistem ini dengan
membagi total pokok pinjaman dengan banyaknya angsuran.b.Sistem anuitasDalam sistem
ini terbagi menjadi 3yaitu:1.Sistem bunga tetap dan angsuran pokok pinjaman tetap.Di dalam
sistem ini besarnya angsuran pokok pinjaman dan besarnya bunga untuk setiap priodenya
selalu tetap.
2.Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap.Dalam sitem ini besarnya bunga
per periode selalu menurun sedangkan besarnya angsuran pokok pinjaman tetap, sehingga
jumlah angsuran secara keseluruhan selalu menurun.3.Sistem bunga menurun dan angsuran
pinjaman meningkat.Dalam sistem ini besarnya angsuran per tahun dihitung dengan
menggunakan pendekatan anuitet. Besarnya jumlah angsuran, bunga dan angsuran pokok
pinjaman dihitung dengan prosedur :a.Menghitung besarnya kas yang diterima per priode
dengan membagi pokok pinjaman dengan nilai tunai yang akan diterima setiap periode
selama jangka waktu angsuran.b.Menghitung bunga, dengan mengkalikan tingkat bunga
dengan sisa pokok pinjaman pada awal priode.c.Menghitung angsuran pokok pinjaman,
dengan menjumlahkan kas yang diterima dengan bunga pada priode tersebut.1.4Tukar
TambahDalam hal ini sebagaiuang mukanya berupa barang bekas yang serupa dengan
barang yang diangsur pembayarannya. Untuk menarik pembeli biasanya dihargai lebih
barang tersebut sehingga harga jualnya terlalu tinggi oleh karena itu perlu dicatat berdasarkan
nilai realisasi bersihnyasaja. Besarnya itu tentunya tidak boleh lebih dari harga pokok
penggantinya.Apabila harga pokok pengganti tersebut tidak diketahui maka nilai realisasi
bersih adalah sama dengan taksiran harga jual dikurangi taksiran biaya perbaikan
sebelum dijual, biayapemasaran dan laba normal. Selisih antara nilai bersih dengan nilai
yang disepakati dikelompokkan dalam rekening cadangan kelebihan harga.Transaksi yang
berhubungan dengan tukar tambah pencatatannya adalah :1.4.1Untuk mencatat penjulan
:Piutang penjulan angsuran .....................xxxxPersediaan barang dagangan
..................xxxxCadangan kelebihan harga .....................xxxxPenjualan
angsuran ..........................xxxx2.4.2 Untuk mencatat harga pokok penjualan angsuran
:Harga pokok penjualan angsuran ...........xxxxPersediaan barang dagangan
............xxxx2.4.3Untuk mencatat laba kotor penjualan angsuran yang belum
direalisasi:Penjualan angsuran ..................................xxxxHarga pokok penjualan
angsuran ......xxxxCadangan kelebihan harga .................xxxxLaba kotor belum
direalisir ...............xxxxContoh :Pada awal tahun 2012 toko elektronik “Metrika”
menjual mesin cuci Electrolux” secara angsuran sebesar Rp 7.500.000. cara
pembayarannya adalah sebagai berikut:
1.Sebagai uang muka diterima sebuah mesin cuci merk “Yamoto” dengan nilai yang
disepakati sebesar Rp 2.000.000,-2.Sisanya diangsur sebanyak 10 kali angsuran bulanan,
masing-masing Rp 550.000,-mesin cuci yang diterima diperkirakan membutuhkan biaya
perbaikan sebesar Rp 500.000,-. Setelah diperbaiki diperkirakan dapat dijual dengan harga
Rp 2.400.000,-. Dalam penjualanmesin cuci “ Electrolux” perusahaan memperhitungkan laba
normal sebesar 10% dari harga jual. Harga perolehan mesin cuci “ Electrolux” sebesar Rp
5.600.000.Perhitungan :Harga yang disepakatiRp 2.000.000Harga jual mesin cuci “
Yamoto”Rp 2.400.000Biaya perbaikanRp 500.000Laba normal 10% x Rp 46.000.000Rp
240.000(Rp 740.000)Taksiran nilai realisasi bersih(Rp 1.660.000)Kelebihan hargaRp
340.000Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:Untuk mencatatpenjualanPiutang penjualan
angsuranRp 5.500.000Persediaan Barang DagangRp 1.660.000Cadangan kelebihan hargaRp
340.000Penjualan AngsuranRp 7.500.000
Untuk memcatat beban pokok penjualan angsuranBeban pokok penjualan angsuranRp
5.600.000Persediaan Barang DagangRp 5.600.0001.5Pembatalan Penjualan AngsuranHal ini
terjadi karena pembatalan atas penjualan angsuran yang belum dilunasi. Dengan
demikian perusahaan akan menerima kembali barang yang sudah dijual, menghapus piutang
penjualan angsuran yang belum direalisasi, dan juga mengakui laba/rugi pembatalan
penjualan angsuran.Besarnya laba/rugi pembatalan penjualan angsuran tergantung
pada metode pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran, yang terdiri dari :1.Metode
AccrualDi dalam metode ini, semua laba penjualan angsuran sudah diakui pada saat
penjualan, sehingga saldo piutang penjualan angsuran menunjukkan besarnya harga pokok
penjualan yang belum diterima pembayarannya. Maka besarnya laba atau rugi yang diakui
dari pembatalan penjualan angsuran adalah sama dengan selisih antara nilai pasar barang
bekas yang diterima dengan saldo piutang penjualan angsuran yang belum diterima
pembayarannya.Pencatatan transaksi dalam meteode ini dengan :Persediaa barang
dagangan ................................xxxxRugi pembatalan penjualan angsuran
................xxxxPiutang penjualan angsuran .........................xxxx
2.Metode Penjualan AngsuranDi dalam metode ini perusahaan baru mengakui laba kotor
penjualan angsuran secara proporsional dengan besarnya penerimaan kas. Dengan
demikian saldopiutang penjualan angsuran terdiri atas dua unsur, yaitu harga pokok penjulan
angsuran dan laba kotor yang belum direalisasi. Besarnya harga pokok penjualan
angsuran yang belum diterima pembayarannya adalah sama dengan saldo piutang
penjualan angsuran dikurangi dengan saldo laba kotor belum direalisir atas penjualan
angsuran yang dibatalkan tersebut. Besarnya laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran
dapat dihitung dengan rumus :L = TNRS –(PPA –LBBR)Keterangan :L :Laba/rugi
penjualanTNRS:Taksiran nilai realisasi bersih barang yang diterima kembaliPPA:Saldo
piutang penjualan angsuranLBBR:Laba kotor yang belum diralisirPencatatan transaksi dalam
metode ini dengan :Persediaan barang dagangan .............................xxxxLabar kotor belum
direalisir ...............................xxxxPiutang penjualan angsuran........................xxxxLaba
pembatalan penjualan angsuran .......xxxx
Contoh :PT. Mawar menjual barang dagangnya secara angsuran. Pada tahun 2006
terjadi pembatalan atas penjualan angsuran yang terjadi pada akhir periode sebelumnya.
Informasi penjualan angusran yang dibatalkan adalah sebagai berikut:1. Penjualan semula
Rp 30.000.0002. Harga pokok penjualan angsuran Rp 22.500.0003. Tingkat laba kotor 25%
dari harga jual4. Piutang penjualan angsuran yang sudah terkumpul Rp 15.000.0005.
Taksiran nilai realisasi bersih atas harga yang diterima kembali Rp 14.000.000Laba
kotor yang diakui saat penjualanPerhitungan:(Dlm ribuan Rp)(Dlm ribuan Rp)Harga jual
30.000Piutang yang sudah ditagih 15.000-Piutang yang belum ditagih15.000Taksiran nilai
realisasi bersih 12.000-Rugi pembatalan penjualan angsuran 3.000Jurnal
:Persediaan barang dagangan 14.000Rugi pembatalan angsuran
1.000Piutang penjualan angsuran 15.000
Laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kasPerhitungan:(Dlm ribuan Rp)
(Dlm ribuan Rp)Harga jual 30.000Piutang yang sudah
ditagih 15.000-Piutang yang belum ditagih 15.000Laba kotor
belum direalisasi25% x Rp 15.000.000 = 3.750-Harga pokok penjualan
yang belum dibayar 11.250Taksiran realisasi bersih 14.000Laba
pembatalan penjualan angsuran 2.750Jurnal :Persediaan barang dagangan
14.000Laba kotor belum direalisasi 15.000Piutang penjualan angsuran15.000
BAB IIIPENUTUPA.KesimpulanPenjualan angsuran adalah penjualan barang
dagangan dengan pembayaran secara berangsur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
volume penjualan yang akhirnya meningkatkan laba yang didapatkan, karena metode
penjualan ini memberikan kemudahan kepadakonsumen dalam pembayaran barang yang
dibelinya, sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Permasalah pada
Angsuran terbagi menjadi 2 (dua) yaitu masalah non akuntansi dan masalah akuntansi.
Masalah non akuntansi adalah menghadapi kemungkinan terjadinya kerugian karena
adanya pembeli yang tidak melaksanakan kewajibannya, untuk menghadapi semacam
itu perusahaan perlu berhati-hati dalam penjualannya. Pembeli perlu diseleksi terlebih
dahulu dan membuat perjanjian yang mengikat kedua belah pihak untuk melaksanakan
kewajibannya. Dan Masalah Akuntansi adalah Masalah yang berhubungan dengan pengakuan
laba kotor, masalah yang berhubungan dengan caraperhitungan bunga dan angsuran, tukar-
tambah dan pembatalan penjualan angsuran.
DAFTAR PUSTAKAWidayat, Utoyo. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi Revisi.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesi 1999.Suparwoto L. Akuntansi Keuangan
Lanjutan. Edisi satu. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada
1991.https://amar20.files.wordpress.com/2008/12/akuntansi-angsuran1.pdf

Anda mungkin juga menyukai