Anda di halaman 1dari 23

Kata pengantar

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberi limpahan rahmat dan karunianya kepada kami. Sehingga kami kelas XII Akuntansi
3 dari KELOMPOK 3 bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ AKUNTANSI
PENJUALAN ANGSURAN “ yang dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini ditulis dalam rangka menyelasaikan tugas serta memperkaya bahan
bacaan, dan menunjang kegiatan proses belajar di SMK jurusan AKUNTANSI. Kami
berharap makalah ini dapat membantu dalam segala hal mengenai Akuntansi Penjualan
Angsuran.
Dalam menyusun makalah ini, kami dibimbing dan dibantu oleh banyak pihak
terutama informasi dari buku dan media elektronik. Maka dari itu kami sangat berterima
kasih kepada ibu guru yang telah membimbing kami dan teman-teman yang ikut serta
berpartisipasi dalam menyusun makalah ini, dan selalu bekerjasama mengemukakan
pendapatnya.
Kami meminta maaf yang sebesar besarnya apabila terjadi kesalahan dalam
penulisan kalimat dan ketidaklengkapannya makalah ini. Karena, kami sebagai manusia tidak
akan pernah luput dari kesalahan.Terima kasih

Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.

PEKANBARU, 9 JANUARI 2020

PENULIS
DAFTAR ISI
Cover .....................................................................................................................1
Kata Pengantar ...................................................................................................2
Daftar Isi .............................................................................................................. 3
BAB 1 Pendahuluan..............................................................................................4
A. Latar Belakang ....................................................................................4
B. Tujuan ..................................................................................................4
C. Rumusan Masalah ...............................................................................4
BAB II Penjualan Angsuran ...............................................................................5
A. Pengertian Angsuran ..........................................................................5
B. Penjualan Angsuran Barang-Barang Tak Bergerak .......................6
C. Penjualan Angsuran Barang-Barang Bergerak ...............................9
D. Pertukaran Dalam Penjualan Angsuran atau Tukar Tambah ....11
E. Pembatalan Penjualan Angsuran ....................................................12
F. Masalah Bunga Dalam Penjualan Angsuran..................................15
G. Penyajian Penjualan Angsuran Di Dalam Laporan Keuangan ....18
BAB III Penutup ................................................................................................22
Daftar Pustaka ...................................................................................................23

2
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah
pada perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode initelah
berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangankendaraan
seperti mobil, motor; mesin; alat-alat rumah tangga dan lainnya.Bahkan pada beberapa jenis
industri metode penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi
skala besar.
Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai dikalangan
usahawan dan juga dikalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah meningkatkan
jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi pembelimereka merasa lebih ringan
dalam hal pembayaran untuk melunasi barang yangdicicil tersebut.
Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi
kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan.

b. Tujuan
1) Agar siswa dapat mengetahui tentang penjualan angsuran barang tidak bergerak.
2) Agar siswa dapat mengetahui bagaimana tentang penarikan kembali barang yang di jual.
3) Agar siswa dapat mengetahui cara penyajian penjualan angsuran dalam laporan
keuangan.

c. Rumusan Masalah
1) Penjualan angsuran barang tidak bergerak.
2) Penarikan kembali barang yang di jual.
3) Penyajian penjualan angsuran dalam laporan keuangan.

3
BAB II
AKUNTANSI
PENJUALAN ANGSURAN
A. Pengertian
Penjualan angsuran / cicilan adalah penjualan barang atau jasa dengan syarat
pembayaran secara angsuran selama batas waktu tertentu. Biasanya pada saat barang atau
jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai
pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Karena penjualan
harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya, maka
biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya.
Resiko atas tidak tertagihnya piutang usaha angsuran ini sangat tinggi, mungkin saat akan
dilakukan penjualan angsuran telah dilakukan survei atas pembeli dan memperoleh hasil yang
baik.
Karena penagihan piutang usaha angsuran memakan waktu yang cukup lama
(beberapa periode), hal tersebut kemungkinan dapat merubah hasil survai yang telah
dilakukan semula terhadap pembeli. Untuk menghindari hal-hal demikian, penjual biasanya
akan membuat kontrak jual beli (security agreement), yang memberikan hak kepada penjual
untuk menarik kembali barang yang telah di jual dari pembeli.
Untuk mengurangi barang angsuran tersebut dari resiko terbakar atau hilang, pihak
penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut diasuransikan
untuk kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi ditanggung oleh pembeli, jika barang
angsuran hilang atau terbakar, pihak asuransi akan membayar ganti rugi kepada penjual dan
bukan pembeli. Kadang kala mungkin jiwa dari pembeli diwajibkan oleh penjual untuk
diasuransikan dengan premi auransi atas tanggungan si pembeli.
Jadi untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya
kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian atau
kontrak penjualan angsuran, sebagai berikut :
1. Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barang-barang
telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai
seluruh pembayarannya sudah lunas.
2. Kerjasama dengan pihak pemberi kerja (pembeli) dengan cara memotong gaji
(pembeli) tersebut.
3. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust”
(trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh
pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.
Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akta kepercayaan (trust deed /
trust indenture).
4. Beli sewa (lease-purchase) dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada
pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah
dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpidah kepada pembeli.

4
Sehubungan dengan banyaknya resiko yang mungkin akan dijumpai oleh penjual atau
dengan kata lain adanya kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak
pembeli, maka diperlukan beberapa solusi terbaik untuk mengatasi resiko tersebut, antara
lain:
1. Melakukan survei atas pembeli.
2. Membuat kontrak jual-beli (security agreement) yang isi kontrak tersebut berlainan
untuk setiap bidang usaha.
3. Mengasuransikan barang angsuran tersebut.
4. Menetapkan periode pembayaran cicilan yang tidak terlalu panjang, misalnya tiap
bulan.
5. Uang muka harus dapat melebihi penurunan nilai barang.
6. Beli sewa (lease-purchase) artinya barang-barang yang dibeli secara angsuran yang
sudah berada di tangan pembeli dianggap barang sewaan sampai semua biaya dalam
perjanjian dibayar lunas, barulah hak milik berpindah kepada pembeli.

Adapun perbedaan penjualan angsuran dan penjualan kredit adalah sebagai berikut :
a. Periode penjualan angsuran lebih lama yaitu 6 bulan – 5 tahun daripada penjualan
kredit biasa (umurnya 30 hari – 60 hari).
b. Pada kredit biasa, perbandingan hak milik barang kepada pembeli langsung terjadi
pada saat transaksi penjualan, tetapi hal tersebut tidak terjadi pada penjualan
angsuran.
c. Resiko kerugian tidak tertagihnya piutang dan biaya penagihan piutang akan lebih
besar jumlahnya pada penjualan angsuran daripada penjualan kredit biasa.
d. Dalam penjualan angsuran biasanya dibuat perjanjian antara pembeli dengan penjual
sehingga penjual tidak dirugikan terlalu besar jika terjadi pemilikan kembali terhadap
barang yang telah dijual secara angsuran.

B. Penjualan Angsuran Barang – Barang Tak Bergerak


Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti tanah, bangunan
dan sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang
telah ditentukan. Biasanya pembayaran angsuran ini mempunyai tata aturan atau persyaratan
sebagai berikut :
a). Adanya down payment atau uang muka
b). Pembayaran uang tunai secara periodik sebagai pembayaran angsuran
Di dalam periode angsuran (installment method), perbedaan antara harga pokoknya
(cost) dicatat sebagai “laba kotor yang belum direalisasikan”. Pengakuan keuntungan atau
laba kotor penjualan angsuran pada penjualan angsuran aktiva tetap dapat dilakukan dengan
dua metode yaitu :
A. Laba kotor diakui pada periode saat terjadinya transaksi penjualan
Apabila metode ini digunakan maka penjualan angsuran diperlakukan sama
seperti penjualan biasa atau transaksi penjualan kredit. Menurut metode ini, laba kotor
dari transaksi penjualan angsuran yang terjadi dalam suatu periode dicatat kredit akun
Laba Kotor Penjualan Angsuran. Pada akhir periode seluruh saldo akun tersebut
dipindahkan kea kun Ikhtisar Laba Rugi. Untuk mengakui beban-beban ysng
diperkirakan akan terjadi dapat dilakukan dengan cara mendebit akun beban yang

5
bersangkutan dan kredit akun penyisihan untuk beban yang diantisipasi. Misalnya
untuk kerugian piutang yang diperkirakan tidak dapat diterima, dicatat debit akun
Beban Penghapusan Piutang dan kredit akun Penyisihan Kerugian Piutang

CONTOH SOAL
PT SINAR JAYA pada tanggal 1 Mei 2003 menjual 10 petak tanah dengan syarat
pembayaran sebagai berikut :
1) Harga jual tiap petak Rp. 42.000.000
2) Uang muka Rp. 4.200.000, dibayar pada saat kontrak jual beli ditandatangani.
3) Sisa terutang dibayar 60 kali angsuran bulanan masing-masing Rp 2.200.000,00,
ditambah bunga 12%. Jatuh tempo angsuran pertama 1 Juni 2003
PT SINAR JAYA menerapkan system pencatatan perpetual. Sementara bunga dihitung
dengan metode long-end interest. Harga pokok tiap petak tanah Rp. 32.000.000.
PT SINAR JAYA (dalam rupiah)

Laba kotor diakui pada periode saat terjadinya transaksi penjualan


Kas Rp 4.200.000
1/5 Piutang Angsuran Rp 415.800.000
Penjualan Angsuran Rp 420.000.000
(10 x Rp. 42.000.000 = Rp. 420.000.000)

Penjualan Angsuran Rp 420.000.000


Tanah Rp 320.000.000
LK Penjualan Angsuran Rp 100.000.000
1/6 Kas Rp 11.088.000
Piutang Angsuran Rp 6.930.000
Pendapatan Bunga Rp 4.158.000
(Perhitungan:
Angsuran Rp.6.930.000
Bunga (1 Mei-1 Juni)
Rp. 415.800.000 x 1/12 x 12% = Rp.4.158.000
Jumlah yang diterima Rp.11.088.000
Kas Rp 11.046.420
1/7 Piutang Angsuran Rp 6.930.000
Pendapatan Bunga Rp 4.116.420
(Perhitungan :
Angsuran Rp. 6.930.000
Bunga (1 Juni-1 Juli) Rp. 4.116.420
(415.800.000-4.158.000) x 1/12 x 12%

LK Penjualan Angsuran Rp 100.000.000


31/12 Ikhtisar L/R Rp 100.000.000

6
B. Laba kotor diakui pada periode-periode akuntansi selama masa penagihan
angsuran (proposional)
Dengan metode ini, laba kotor dari penjualan angsuran diakui secara
proposional dengan jumlah angsuran yang diterima pada setiap periode akuntansi.
Laba kotor yang diakui dalam suatu periode dihitung berdasarkan jumlah angsuran
yang diterima kas dalam periode yang bersangkutan. Oleh karena itu metode ini
disebut juga dengan metode angsuran (Installment Method).
Oleh karena laba kotor dialokasikan kepada periode-periode dalam masa
penagihan angsuran, laba kotor yang timbul pada saat terjadi transaksi penjualan
angsuran dicatat kredit akun Laba Kotor yang Belum Direalisasi. Selanjutnya dari
akun Laba Kotor yang direalisasi dipindahkan ke akun ikhtisar laba rugi dalam jurnal
penutup.
Merode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang menerapkan penjualan angsuran
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi.

CONTOH SOAL
PT SINAR JAYA pada tanggal 1 Mei 2003 menjual 10 petak tanah dengan syarat
pembayaran sebagai berikut :
1) Harga jual tiap petak Rp. 42.000.000
2) Uang muka Rp. 4.200.000, dibayar pada saat kontrak jual beli ditandatangani.
3) Sisa terutang dibayar 60 kali angsuran bulanan, ditambah bunga 12%. Jatuh tempo
angsuran pertama 1 Juni 2003
PT SINAR JAYA menerapkan system pencatatan perpetual. Sementara bunga dihitung
dengan metode long-end interest. Harga pokok tiap petak tanah Rp. 32.000.000.

PT SINAR JAYA (dalam Rupiah)


Laba kotor diakui pada periode-periode akuntansi selama masa penagihan angsuran
(proposional)
Kas Rp 4.200.000
1/5 Piutang Angsuran Rp 415.800.000
Penjualan Angsuran Rp 420.000.000
(10 x Rp. 42.000.000 = Rp. 420.000.000)

Penjualan Angsuran 420.000.000


Tanah 320.000.000
LK Penjualan Angsuran 100.000.000
Kas Rp 11.088.000
1/6 Piutang Angsuran Rp 6.930.000
Pendapatan Bunga Rp 4.158.000
(Perhitungan:
Angsuran Rp.6.930.000
Bunga (1 Mei-1 Juni)
Rp. 415.800.000 x 1/12 x 12%= Rp.4.158.000
Jumlah yang diterima Rp.11.088.000

7
Kas Rp 11.046.420
1/7 Piutang Angsuran Rp 6.930.000
Pendapatan Bunga Rp 4.116.420
(Perhitungan :
Angsuran Rp. 6.930.000
Bunga (1 Juni-1 Juli) Rp. 4.116.420
(Rp 415.800.000- Rp 4.158.000) x 1/12 x 12 %
Presentase LK atas harga jual :
31/12 Rp 100.000.000 : Rp 420.000.000 x 100% = 24%
- hasil penjualan yang diterima kas
Uang muka Rp 4.200.000
Angsuran bulan (Juni-Des) 7 x Rp 6.930.000 Rp 48.510.000
Jumlah Rp 52.710.000

Laba kotor yang direalisasi : 25% x Rp 52.710.000 = Rp 13.177.500

LK yg belum direalisasi 13.177.500


LK yg direalisasi 13.177.500

Jurnal Penutup :
LK yg direalisasi 13.177.500
Ikhtisar L/R 13.177.500
Rp 415.800.000 – Rp 48.510.000 = Rp 367.290.000
31/12 Rp 367.290.000 x 1/12 x 12% = Rp 3.672.900
AJP:
Piutang Dagang Rp 3.672.900
Pendapatan Bunga Rp 3.672.900

Jurnal Pembalik :
Pendapatan Bunga Rp 3.672.900
Piutang Dagang Rp 3.672.900

C. Penjualan Angsuran Barang – Barang Bergerak


Prosedur akuntansi untuk penjualan barang dagangan dengan perjanjian angsuran,
pada dasarnya sama dengan cara-cara yang berlaku bagi harta tetap (barang-barang tak
bergerak). Metode yang digunakan dalam pencatatan penjualan barang-barang bergerak
adalah :

No. Transaksi – Transaksi Jurnal


1 Pada saat terjadi penjualan secara tunai, Kas Rp xxx
kredit, dan secara angsuran. Piutang Rp xxx
Penjualan Rp xxx
(Jika pengakuan laba dihubungkan dengan Piutang angsuran th19 Rp xxx

8
pembayaran, maka piutang angsuran diberi Penjualan angsuran Rp xxx
angka tahun)
2 Pada saat menerima piutang reguler maupun Kas Rp xxx
piutang angsuran Piutang Rp xxx
Piutang angsuran th 19 Rp xxx
3 Pada saat mencatat harga pokok penjualan Harga pokok penjualan Rp xxx
angsuran pada akhir periode. Barang-barang untuk Rp xxx
penjualan angsuran
4 Pada saat menutup perkiraan penjualan Penjualan angsuran Rp xxx
angsuran dan harga pokok penjualan H.P. penjualan angsuran Rp xxx
angsuran serta mencatat laba kotor penjualan Laba kotor yang belum Rp xxx
pada akhir tahun. direalisasi th.19
5 Pada saat mencatat realisasi laba kotor untuk Laba kotor yang belum Rp xxx
penjualan angsuran sampai akhir tahun. direalisasi th.19
Laba kotor yang telah Rp xxx
direalisasi th.19
6 Pada saat menutup perkiraan nominal Ikhtisar L/R Rp xxx
ikhtisar laba-rugi. Barang-barang untuk Rp xxx
penjualan angsuran
Persediaan (awal) Rp xxx
Pembelian Rp xxx
Biaya-biaya usaha Rp xxx

Persediaan (akhir) Rp xxx


Penjualan Rp xxx
Laba kotor yang telah Rp xxx
direalisasi th.19
Ikhtisar L/R Rp xxx
7 Pada saat memindahkan laba bersih ke modal Ikhtisar L/R Rp xxx
(laba yang ditahan). Laba Ditahan Rp xxx

9
Contoh :
PT KOMAR menjual barang dagangannya secara tunai, kredit, dan angsuran. Pada akhir
Desember 2017 laporan keuangan PT KOMAR sebagai berikut.

PT KOMAR
NERACA
31 DESEMBER 2016
Harta Utang dan Modal
Kas Rp 15.000.000 Hutang Dagang Rp 22.000.000
Persediaan Barang Dagang Rp 15.000.000 Laba BD 2015 Rp 3.000.000
Piutang Dagang Rp 25.000.000 Laba BD 2016 Rp 5.000.000
Piutang Angsuran 2015 Rp 10.000.000
Piutang Angsuran 2016 Rp 20.000.000 Modal saham Rp 70.000.000
Asset Tetap Rp 30.000.000 Laba ditahan Rp 15.000.000

Jumlah Rp 115.000.000 Rp 115.000.000

Selama tahun 2017 terjadi transaksi sebagai berikut :


1. Pembelian barang dagangan tunai Rp 12.500.000, dan kredit Rp 35.000.000
2. Penjualan barang dagang tunai Rp 15.000.000, kredit sebesar Rp 10.000.000, dan
angsuran Rp 30.000.000
3. Penerimaan kas dari piutang dagang Rp 20.000.000 dan penerimaan angsuran :
Tahun 2015 Rp 8.000.000
Tahun 2016 Rp 15.000.000
Tahun 2017 Rp 20.000.000
4. Pembayaran utang dagang Rp 27.000.000 dan pembayaran beban usaha Rp 4.000.000
5. Penyusutan asset tetap 2017 Rp 5.000.000
6. Harga pokok penjualan angsuran Rp 18.000.000
7. Persentase laba kotor penjualan angsuran tahun 2015 sebesar 17,5% , tahun 2016
sebesar 25%, dan tahun 2017 sebesar 30%

Diminta :
Buatlah jurnal umum dan jurnal penyesuaian yang diperlukan dalam transaksi di atas !

Penyelesaian :

Jurnal Umum
1. Pembelian Rp 47.500.000
Kas Rp 12.500.000
Hutang dagang Rp 35.000.00

2. Kas Rp 15.000.000
Piutang dagang Rp 10.000.000

10
Penjualan Rp 25.000.000
Piutang angsuran th 2017 Rp 30.000.000
Penjualan angsuran Rp 30.000.000

3. Kas Rp 63.000.000
Piutang dagang Rp 20.000.000
Piutang angsuran th 2015 Rp 8.000.000
Piutang angsuran th 2016 Rp 15.000.000
Piutang angsuran th 2017 Rp 20.000.000

4. Hutang dagang Rp 27.000.000


Beban usaha Rp 4.000.000
Kas Rp 31.000.000

Jurnal Penyesuaian :
5. Beban Peny. asset tetap Rp 5.000.000
Akm peny.asset tetap Rp 5.000.000

6. HPP angsuran Rp 18.000.000


Persediaan Barang Dagang Rp 18.000.000

Untuk mencari LABA KOTOR BELUM DIREALISASI :


Penjualan angsuran Rp 30.000.000
HPP angsuran Rp 18.000.000
Laba kotor BD th 2015 Rp 12.000.000

7. Laba kotor th 2015 Rp 1.400.000


Laba kotor th 2016 Rp 3.750.000
Laba kotor th 2017 Rp 6.000.000
Laba kotor direalisasikan Rp 11.150.000

Caranya:
Laba kotor = penerimaan piutang X persentase laba

D. Pertukaran Dalam Penjualan Angsuran Atau Tukar Tambah


Tukar tambah dalam penjualan angsuran adalah jika pihak penjual menerima barang
bekas dari pihak pembeli sebagai uang muka dalam penjualan angsuran. Barang bekas
yang diterima sebagai uangmuka oleh pihak penjual dicatat berdasarkan harga yang
ditetapkann dengan mempertimbangkan adanya biaya perbaikan, harga jual yang wajar
dan laba normal yang diharapkan. Harga pertukaran yang telah disepakati dengan pihak
pembeli, biasanya lebih tinggi daripada harga yang ditetapkan berdasarkan penilaian
kembali, sehingga timbul nilai dari pertukaran lebih yang harus dicatat debit pada akun
Nilai Pertukaran Lebih atas Penjualan Angsuran.

11
Contoh :
PT. Kita Motor menjual kendaraan dengan harga Rp 50.000.000. Harga pokok
kendaraan tsb Rp 35.000.000 . Sebagai uang muka diterima sebuah kendaraaan bekas seharga
Rp 20.000.000, sisanya akan diangsur dalam 12 kali angsuran bulanan sebesar Rp 2.500.000.
 Taksiran biaya perbaikan sebesar Rp 1.500.000
 Harga jual wajar kendaraan bekas Rp 25.000.000
 Laba yang diharapkan 15% dari harga jual.
Diminta : Jurnal dari pertukaran kendaraan diatas !
Jawab :
Harga barang bekas dalam pertukaran Rp 20.000.000
Harga jual kendaraan bekas Rp 25.000.000
Biaya perbaikan (Rp 1.500.000)
Laba yang diharapkan
15% x Rp 25.000.000 (Rp 3.750.000 )+

Harga berdasarkan penilaian kembali (Rp 19.750.000 )


Cadangan selisih harga pertukaran Rp 250.000
Jurnal yang dibuat :
Kendaraan bekas Rp 19.750.000
Piutang angsuran Rp 30.000.000
Nilai Tukar Lebih atas Penjualan Angsuran Rp 250.000
Penjualan angsuran Rp 50.000.000
Apabila PT Kita Motor mengakui laba kotor dan menggunakan pencatatan perpetual. Maka
jurnalnya sebagai berikut :
Penjualan angsuran Rp 50.000.000
Kendaraan (baru) Rp 35.000.000
Laba kotor BD Rp 15.000.000

E. Pembatalan Penjualan Angsuran


Apabila si pembeli gagal untuk memenuhi kewajibannya seperti yang tercantum di
dalam surat perjanjian penjualan angsuran, maka barang-barang yang bersangkutan ditarik
dan dimiliki oleh penjual.
Dalam hal ini pencatatan, yang harus dilakukan dalam buku-buku si penjual, akan
menyangkut :
 Pencatatan pemilikan kembali barang dagangan.

12
 Menerima kembali barang yang sudah dijual.
 Menghapuskan saldo piutang penjualan angsuran atas barang-barang tersebut.
 Menghapuskan saldo laba kotor yang belum direalisasi atas penjualan angsuran yang
bersangkutan.
Pencatatan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembali barang-barang tersebut.
Ada 2 metode :
a) Metode Accrual
Di dalam metode ini, semua laba penjualan angsuran sudah diakui pada saat
penjualan, sehingga saldo piutang penjualan angsuran menunjukkan besarnya harga pokok
penjualan yang belum diterima pembayarannya.
Maka besarnya laba atau rugi yang diakui dari pembatalan penjualan angsuran adalah
Sama dengan selisih antara nilai pasar barang bekas yang
diterimadengan saldo piutang penjualan angsuran yang belum diterima pembayarannya.
Pencatatan transaksi dalam meteode ini dengan :
Persediaan barang dagangan ....................................xxxx
Rugi pembatalan penjualan angsuran ......................xxxx
Piutang penjualan angsuran ............................................... xxxx

Contoh:
PT JKL menjual barang dagangan secara angsuran. Dalam tahun 2014terjadi pembatalan atas
penjualan angsuran yang terjadi pada tahun sebelumnya, data sbb:
-Penjualan semula Rp 10.000.000
-Harga pokok Rp 7.500.000
-Tingkat laba kotor 25% dari harga jual
-Piutang yang sudah berhasil diterima pembayaranya Rp 4.000.000
-Taksiran nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali Rp 5.000.000

Hitunglah dan buatlah jurnal pembatalan penjualan angsuran.


Harga jual Rp10.000.000
Piutang yang sudah tertagih Rp 4.000.000 -
Piutang yang belum tertagih Rp 6.000.000
Taksiran nilai realisasi bersih Rp 5.000.000 -
Rugi pembatalan penjualan angsuran Rp 1.000.000

Jurnal :

13
Persediaan Barang Dagangan Rp 5.000.000
Rugi Pembatalan Penjualan Angsuran Rp 1.000.000
Piutang Penjualan Angsuran Rp 6.000.000

b) Metode Penjualan Angsuran


Di dalam metode ini perusahaan baru mengakui laba kotor penjualan angsuran secara
proporsional dengan besarnya penerimaan kas. Dengan demikian saldo piutang penjualan
angsuran terdiri atas dua unsur,yaitu harga pokok penjulan angsuran dan laba kotor yang
belumdirealisasi.Besarnya harga pokok penjualan angsuran yang belum diterima
pembayarannya adalah sama dengan saldo piutang penjualan angsuran dikurangi dengan
saldo laba kotor belum direalisir atas penjualan angsuran yang dibatalkan
Contoh :
Persediaan barang dagang memiliki harga pokok Rp 600.000, dijual dengan Rp 1.000.000.
Uang muka yang diterima sebesar Rp 200.000, sisanya diangsur dengan 8 kali angsuran
sebesar Rp 100.000/bulan. Setelah 5 kali angsur pembeli tidak mampu memenuhi
kewajibannya, maka barang ditarik kembali, Di taksir memiliki nilai sebesar Rp 400.000.
Maka jurnalnya adalah sebagai berikut.

Persediaan Barang Dagang Rp 400.000


Laba kotor belum direalisasi Rp 120.000
Piutang Angsuran Rp 300.000
Laba pemilikan kembali Rp 220.000

Keterangannya :
Jumlah pembayaran yang diterima
(uang muka dan 5 kali angsuran) Rp 700.000
Rugi turunnya barang (Rp 600.000-Rp 400.000) (Rp 200.000)
Laba transaksi Rp 500.000
Laba kotor yang telah direalisir
Rp 400.000 x Rp 700.000 (Rp 280.000)
Rp 1.000.000
Laba kepemilikan kembali Rp 220.000
Laba yang belum direalisasi
(Rp 400.000 – Rp 280.000 = Rp 120.000)

14
F. Masalah Bunga Dalam Penjualan Angsuran
Dalam penjualan angsuran pihak biasanya penjual disamping memperhitungkan laba,
juga membebani pembeli dengan bunga atas sisa piutang yang belum dilunasi, yang dibayar
bersama-sama dengan pembayaran angsuran
Bunga dalam penjualan angsuran harus dipisahkan dari pengakuan laba kotor dari
hasil usaha bagi pihak penjual, sedangkan untuk pihak pembeli unsur bunga harus dipisahkan
dari harga perolehan dari barang angsuran yang dimilikinya.
Dalam menghitung bunga, dapat dilakukan denagn beberapa cara, yaitu:
 Bunga jangka panjang (Lon-end Interest)
Dalam metode ini bunga dihitung dari sisa harga yang belum dibayar selama jangka
waktu angsuran. Bunga dihitung berdasarkan saldo pokok piutang selama jangka waktu
angsuran. Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama
untuk setiap angsuran. Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai saldo
pokok piutang pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan, sehingga jumlahnya
akan semakin berkurang dari angsuran yang satu dengan angsuran berikutnya.
 Bunga jangka pendek (short-and Interest)
Bunga dihitung berdasarkan jumlah pembayaran angsuran untuk pokok piutang yang
tetap jumlahnya dengan jangka waktu dari saat kontrak penjualan angsuran
ditandatangani sampai dengan saat pembayaran angsuran tersebut.
 Metode Annuitas
Dalam metode ini jumlah pembayaran angsuran dari periode ke periode jumlahnya tetap
sama. Dalam jumlah tersebut sudah diperhitungkan pembayaran bunga atas sisa pokok
piutang dan angsuran atas pokok kontrak itu sendiri.
 Metode sisa harga kontrak
Pada cara yang terakhir ini, bunga dihitung dengan mengalihkan antara tingkat bunga
dengan (sisa) harga kontrak yang didapat dari sisa harga kontrak dikurang uang muka.
Perhitungan bunga cukup dilakukan satu kali saja, dan selanjutnya pembayaran bunga
pada setiap angsuran adalah sama besarnya.

Contoh :
PD BULAN pada 1 Mei 2016 menjual Kulkas Polytron seharga Rp 6.000.000 secara
angsuran. Uang muka Rp 1.500.000, sisanya di angsur dalam 6 kali angsuran bulanan masing
– masing Rp 750.000, ditambah bunga 12% setahun. Angsuran pertama jatuh tempo pada 1
Juni 2016.
Diminta :
Daftar pembayaran angsuran dan bunga dari transaksi di atas, jika dipergunakan metode :

a. Long end interest


b. Short end interest
c. Anuitet
d. Bunga dihitung dari sisa harga yang belum dibayar

Jawab :

A. Bunga dihitung atas jumlah angsuran yang teryutang untuk masa antara jatuh
tempo angsuran (long-end interest)

15
Dengan cara ini bunga yang diterima penjual pada angsuran pertama dihitung sebagai
berikut :
Jumlah angsuran terutang antara 1 Mei sampai 1 Juni
Rp 6.000.000 – Rp 1.500.000 = Rp 4.500.000
Rumus mencari bunga = 1/12 x bunga x jumlah angsuran terutang
Bunga 1 juni = 1/12x 12% x Rp 4.500.000 = Rp 45.000
Bunga 1 juli = 1/12 x 12% x Rp 3.750.000 = Rp 37.500

Tanggal Angsuran Bunga Jumlah Jumlah Angsuran


Pembayaran (Rp) (Rp) Pembayaran Terutang (Rp)
(Rp)
2016
Mei 1 - - - 6.000.000
Mei 1 1.500.000 - 1.500.000 4.500.000
Juni 1 750.000 45.000 795.000 3.750.000
Juli 1 750.000 37.500 787.500 3.000.000
Agustus 1 750.000 30.000 780.000 2.250.000
September 1 750.000 22.500 772.500 1.500.000
Oktober 1 750.000 15.000 765.000 750.000
November 1 750.000 7.500 757.500 -
Total 6.000.000 157.500 6.157.500 -

B. Bunga dihitung atas jumlah angsuran yang telah jatuh tempo (short-end
interest)
Dalam metode ini, masa bunga dihitung dalam angka angsuran ( jumlah angsuran).
Jika angsuran ke 1 adalah 1 mei – 1 juni. Maka angsuran ke 2 adalah dari 1 mei-1 juli.
Jumlah angsuran terutang antara 1 Mei sampai 1 Juni
Rp 6.000.000 – Rp 1.500.000 = Rp 4.500.000

Rumus mencari bunga = jumlah angsuran x 1% x besarnya angsuran


Bunga 1 juni (angsuran ke 1) = 1 x 1/12x 12% x Rp 750.000 = Rp 7.500
Bunga 1 juli (angsuran ke 2) = 2 x 1/12x 12% x Rp 750.000 = Rp 15.000
Bunga 1 agustus (angsuran ke 3) = 3 x 1/12x 12% x Rp 750.000 = Rp 22.500

Tanggal Angsuran Bunga Jumlah Jumlah Angsuran


Pembayaran (Rp) (Rp) Pembayaran Terutang (Rp)
(Rp)
2016
Mei 1 - - - 6.000.000
Mei 1 1.500.000 - 1.500.000 4.500.000
Juni 1 750.000 7.500 757.500 3.750.000
Juli 1 750.000 15.000 765.000 3.000.000
Agustus 1 750.000 22.500 772.500 2.250.000
September 1 750.000 30.000 780.000 1.500.000
Oktober 1 750.000 37.500 787.500 750.000

16
November 1 750.000 45.000 795.000 -
Total 6.000.000 157.500 6.157.500 -

C. Metode Bunga Annuitas


Prinsip dari bunga Annuitas yaitu angsuran per bulannya tetap, dan bunga dihitung
berdasar pokok yang belum dibayar. Dalam metode ini angsuran bunga setiap
bulannya akan semakin berkurang tetapi angsuran pokok setiap bulannya akan
bertambah. Dalam cara besarnya tiap pembayaran dapat dihitung dengan rumus :
Besarnya tiap pembayaran = Sisa harga
Faktor anuitet

Faktor Anuitet (A) = 1- 1


(1 + i) m
i
A = Anuitet
i = suku bunga per tahun
m = Lama kredit dalam bulan
1 = Nilai tunai (present value)
(1 + i) n

Faktor anuitet dari contoh di atas dapat dihitung sebagai berikut.

A=1– 1 =1– 1
12
(1 + 0,12) (1,12)12
0,12 0,12

A = 1- 0,3 = 5,833
0,12

Jadi, besar setiap kali pembayaran adalah :


Rp 4.500.000 = Rp 771.472
5,833
Dengan demikian, jumlah pembayaran (angsuran dan bunga) dalam metode anuitet adalah
sama yaitu Rp 726.461
Perhitungan bunga dan angsuran
1 juni 2016 Jumlah pembayaran Rp 771.472
Bunga 1/12 x 12% x Rp 4.500.000 = (Rp 45.000)
Jumlah Angsuran Rp 726.472
1 juli 2016 Jumlah pembayaran Rp 771.472
Bunga 1/12 x 12% x Rp 3.773.539 = (Rp 37.735)
Jumlah Angsuran Rp 733.737
1 agt 2016 Jumlah pembayaran Rp 771.472
Bunga 1/12 x 12% x Rp 3.047.078 = (Rp 30.471)
Jumlah Angsuran Rp 695.720

17
Tanggal Angsuran Bunga Jumlah Jumlah Angsuran
Pembayaran (Rp) (Rp) Pembayaran Terutang (Rp)
(Rp)
2016
Mei 1 - - - 6.000.000
Mei 1 1.500.000 - 1.500.000 4.500.000
Juni 1 726.472 45.000 771.472 3.728.528
Juli 1 688.726 37.735 771.472 2.957.056
Agustus 1 695.720 30.471 771.472 2.185.584
September 1 703.255 23.206 771.472 1.414.112
Oktober 1 710.519 15.942 771.472 642.640
November 1 717.784 8.677 771.472 -
Total 6.000.000 161.031 6.157.500 -

D. Bunga dari sisa harga yang belum dibayar pada saat penjualan
Metode ini, memberikan bunga yang sama setiap kali pembayaran angsuran.
Jumlah angsuran terutang antara 1 Mei sampai 1 Juni
Rp 6.000.000 – Rp 1.500.000 = Rp 4.500.000
Rumus mencari bunga = jumlah angsuran terutang x masa angsuran x bunga
Bunga = Rp 4.500.000 x 6/12 x 12%
= Rp 270.000 (bunga angsuran selama 6 bulan)

Bunga/bln = Rp 270.000 / 6
= Rp 45.000
Tanggal Angsuran Bunga Jumlah Jumlah Angsuran
Pembayaran (Rp) (Rp) Pembayaran Terutang (Rp)
(Rp)
2016
Mei 1 - - - 6.000.000
Mei 1 1.500.000 - 1.500.000 4.500.000
Juni 1 750.000 45.000 795.000 3.750.000
Juli 1 750.000 45.000 795.000 3.000.000
Agustus 1 750.000 45.000 795.000 2.250.000
September 1 750.000 45.000 795.000 1.500.000
Oktober 1 750.000 45.000 795.000 750.000
November 1 750.000 45.000 795.000 -
Total 6.000.000 270.000 6.270.000 -

G. Penyajian Informasi Penjualan Angsuran Di Dalam Laporan


Keuangan
Penyajian informasi penjualan angsuran di dalam laporan keuangan (yang berupa Neraca
dan perhitungan laba-rugi). Di dalam neraca akan terdapat rekening “piutang angsuran” dan
“laba kotor yang belum direalisasi” yang erat hubungannya dengan pelaksanaan penjualan

18
angsuran tersebut. Persoalan yang timbul ialah didalam kelompok golongan akun yaitu
“piutang angsuran” dan “laba kotor yang belum direalisasi” itu diklasifikasikan dalam neraca.
Apabila piutang penjualan angsuran dicatat sebagai golongan asset lancar, maka
posisinya sama dengan piutang biasa, sehingga dapat dihitung sebagai asset. Padahal untuk
transaksi penjualan angsuran, realisasi piutang menjadi uang kas mungkin meliputi jangka
waktu lebih dari satu tahun.
Untuk “laba kotor yang belum direalisasi” di dalam neraca dicantumkan ke dalam salah
satu dari ketiga kelompok tersebut di bawah ini :
1. Sebagai hutang (liability) dan dicatat di bawah kelompok “pendapatan yang masih
akan diterima” (deferred revenue)
2. Sebagai rekening penilaian (valuation account) dan mengurangi rekening “piutang
angsuran”
3. Sebagai rekening modal dan dicatat sebagai bagian dari laba yang ditahan (retained
earnings)

PT KOMAR
LAPORAN LABA RUGI
31 DESEMBER 2017

PENJ. PENJ. JUMLAH


ANGSURAN REGULER

Penjualan Rp 30.000.000 Rp 25.000.000 Rp 55.000.000


Harga pokok penjualan
Persediaan (awal) Rp 15.000.000
Pembelian Rp 47.500.000
Rp 62.500.000
Persediaan (akhir) Rp 27.500.000
H.P.P Penjualan Rp 18.000.000 Rp 17.000.000 Rp 35.000.000
Laba kotor penjualan Rp 12.000.000 Rp 8.000.000 Rp 20.000.000
Laba kotor BD th 2017 (Rp 6.000.000) Rp 0 (Rp 6.000.000)
Laba kotor direalisasi th 2017 Rp 6.000.000 Rp 8.000.000 Rp 14.000.000
Laba kotor direalisasi th 2015 Rp 1.400.000
Rp 15.400.000
Laba kotor direalisasi th 2016 Rp 3.750.000
Laba kotor direalisasi th 2017 Rp 19.150.000
Beban usaha dan penyusutan Rp 9.000.000
Laba bersih sebelum pajak Rp 10. 150.000

19
PT KOMAR
NERACA
31 DESEMBER 2017

ASSET KEWAJIBAN DAN MODAL


Kas Rp 49.500.000 Hutang dagang Rp 30.000.000
Piutang dagang Rp 12.000.000 Laba kotor BD 2015 Rp 600.000
Piutang angsuran th 2015 Rp 2.000.000 Laba kotor BD 2016 Rp 1.250.000
Piutang angsuran th 2016 Rp 5.000.000 Laba kotor BD 2017 Rp 4.000.000
Piutang angsuran th 2017 Rp 10.000.000
Persediaan barang dagang Rp 27.500.000 Modal saham Rp 70.000.000
Asset tetap Rp 25.000.000 Laba ditahan Rp 25.150.000

JUMLAH Rp 131.000.000 JUMLAH Rp 131.000.000

KETERANGAN :
1. Saldo Awal Kas Rp 15.000.000
Penerimaan : Penjualan tunai Rp 15.000.000
Piutang dagang Rp 23.000.000
Piutang angsuran Rp 43.000.000
Rp 78.000.000
Rp 93.000.000
Pengeluaran : Pembelian tunai Rp 12.500.000
Hutang dagang Rp 27.000.000
Beban usaha Rp 4.000.000
(Rp 43.500.000)
Saldo Akhir Kas Rp 49.500.000

2. Saldo Awal Piutang Dagang Rp 25.000.000


Penjualan kredit Rp 10.000.000
Rp 35.000.000
Penerimaan piutang (Rp 23.000.000)
Saldo Akhir Piutang Dagang Rp 12.000.000

3. Piutang Angsuran

2015 2016 2017


Saldo Rp 10.000.000 Rp 20.000.000 Rp 30.000.000
Penerimaan Rp 8.000.000 Rp 15.000.000 Rp 20.000.000
Rp 2.000.000 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000

4. Persediaan akhir barang Rp 27.500.000


(karena sudah tertera angka akhir, tidak perlu mencari lagi)

20
5. Asset tetap
Harga beli Rp 30.000.000
Akumulasi penyusutan (Rp 5.000.000)
Saldo akhir asset tetap Rp 25.000.000
6. Saldo awal hutang dagang Rp 22.000.000
Pembelian kredit Rp 35.000.000
Rp 57.000.000
Pembayaran hutang (Rp 27.000.000)
Saldo akhir hutang dagang Rp 30.000.000

7. Laba kotor yang belum direalisasi

2015 2016 2017


Saldo Rp 2.000.000 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
Direalisir Rp 1.400.000 Rp 3.750.000 Rp 6.000.000
Rp 600.000 Rp 1.250.000 Rp 4.000.000

8. Laba Ditahan

Saldo Awal Rp 15.000.000


Laba Ditahan Th 2017 Rp 10.150.000

21
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti tanah, bangunan
dan sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang
telah ditentukan.
Apabila si pembeli gagal untuk memenuhi kewajibannya seperti yang tercantum di
dalam surat perjanjian penjualan angsuran, maka barang-barang yang bersangkutan ditarik
dan dimiliki oleh penjual.
Dalam hal ini pencatatan, yang harus dilakukan dalam buku-buku si penjual, akan
menyangkut : Pencatatan pemilikan kembali barang dagangan, Menghapuskan saldo piutang
penjualan angsuran atas barang-barang tersebut, Menghapuskan saldo laba kotor yang belum
direalisasi atas penjualan angsuran yang bersangkutan dan, Pencatatan keuntungan atau
kerugian karena pemilikan kembali barang-barang tersebut.
Penyajian informasi penjualan angsuran di dalam laporan keuangan (yang berupa Neraca
dan perhitungan laba-rugi) tidak berbeda banyak seperti penyusunan laporan-laporan
keuangan pada umumnya. Hanya disini, didalam neraca akan terdapat rekening “piutang
penjualan angsuran” dan “laba kotor yang belum direalisasi” yang erat hubungannya dengan
pelaksanaan penjualan angsuran tersebut.

b. Saran
Sebaiknya menggunakan penjualan angsuran secara bijaksana, jangan ada
penyalahgunaan yang bisa mengakibatkan kerugian diri sendiri dan orang lain.

Demikian yang dapat kami paparkan, tentunya masih banyak kekurangan. Kami
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan tulisan atau makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi penulis dan pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Sumardi, dkk. 1996. Akuntansi Keuangan SMK 1. Bandung : Titian Ilmu..

http://windaaviany.web.ugm.ac.id/2015/04/20/akuntansi-penjualan-angsuran/

https://ikhwamuji.wordpress.com/2013/12/27/penjualan-angsuran-barang-bergerakbarang-
dagang/

http://national-economics.blogspot.com/2016/01/penjualan-angsuran-barang-tidak_28.html

http://nurul9897.blogspot.com/2018/01/penjualan-angsuran.html

http://perjalanansibungsu.blogspot.com/2012/12/makalah-angsuran-penjualan.html

23

Anda mungkin juga menyukai