Muhammad Ali Kurniawan adalah salah satu seorang pegawai PT.
ABC , dimana ia telah
bekerja selama 2 tahun. Muhammad Ali Kurniawan ini mempunyai 3 orang anak dan seorang istri yang tidak bekerja. Anak-anak Muhammad Ali Kurniawan bernama Muhammad Fajar Kurniawan , Muhammad Fajri Kurniawan , dan Aisyah Fitri Kurniawan. Muhammad Ali Kurniawan bersama istri dan anak-anaknya masih tinggal bersama ibunya (orang tua Muhammad Ali Kurniawan) dikarenakan ibu Muhammad Ali Kurniawan sedang mengidap penyakit TBC atau turbekolosis. Dimana penyakit ini membuat orang lelah , kondisi badan yang tidak menentu (kadang demam , kadang dingin , kadang normal) , sesak , dan lain-lain. Ibu Muhammad Ali Kurniawan sering kali batuk darah , dan terbangun di tengah malam hanya untuk mengeluarkan darah di tenggorokanya yang mengganjel. Hal ini membuat Muhammad Ali Kurniawan risih jika ibunya hanya tinggal sendiri tanpa ada yang menjaga dan menemaninya. Istri Muhammad Ali Kurniawan pun tidak keberatan jika tinggal bersama ibu mertuanya. Muhammad Ali Kurniawan ini setiap pagi selalu membantu istrinya untuk mengurus anak- anaknya agar bangun dan sarapan terlebih dahulu di pagi hari sebelum melakukan suatu aktifitas. Muhammad Ali Kurniawan ini masuk kerja setiap hari senin sampai dengan sabtu. Jadwal kerja Muhammad Ali Kurniawan di hari senin sampai dengan jumat ialah pukul 08.00 – 17.00, tidak termasuk lembur. Sedangkan di hari sabtu ialah pukul 08.00 – 12.00. Biasanya setiap hari sabtu istri Muhammad Ali Kurniawan ini tidaklah memasak. Mereka (Muhammad Ali Kurniawan, ibunya, istrinya dan anak-anaknya) pergi makan diluar. Kadang kala mereka makan di restoran dan kadang kala mereka makan di rumah makan biasa atau yang sederhana. Anak Muhammad Ali Kurniawan yang kedua, Aisyah Fitri Kurniawan pernah menolak untuk makan di restoran. Muhammad Ali ini pun bingung , dan lalu bertanya kepada anaknya mengapa ia tidak mau makan di restoran dan memilih makan di rumah makan biasa. Anaknya yang sudah lumayan dewasa itu menjawab, “restoran mahal ayah, kalau makan harus bayar biaya makanan ditambah pula pajaknya lagi. Bagusan kita makan di rumah makan biasa , makanannya enak , tidak kena pajak dan lalu murah lagi”. Lalu Muhammad Ali ini pun segera menjelaskan, kenapa di rumah makan biasa tidak ada pajak sedangkan di restoran ada. “pajak restoran atau yang biasanya disebut PB1 itu diperoleh jika restoran atau tempat makan tersebut mencapai bruto yang sesuai dengan peraturan perpajakan. Kadang kala, ada tempat makan yang sudah mencapai kriteria pajak restoran tersebut tetapi malah tempat makan tersebut tidak menerapkannya. Fitri lihat apakah restoran itu pantas dikenakan PB1 dengan rasa , kualitas dan pelayanannya”.