Nama Kelompok :
1. Ahmad Nur Ihsan
2. Anastasya
3. Dwi Mayshanda
4. Laudya Az Zahra
5. Maharani Marcelindia Ningrum
6. Zahra Caelia Antania
Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima
uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur
periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya, maka biasanya pihak penjual
Resiko atas tidak tertagihnya piutang usaha angsuran ini sangat tinggi,
mungkin saat akan dilakukan penjualan angsuran telah dilakukan survai atas
pembeli dan memperoleh hasil yang baik. Karena penagihan piutang usaha angsuran
memakan waktu yang cukup lama (beberapa periode), hal tersebut kemungkinan
dapat merubah hasil survai yang telah dilakukan semula terhadap pembeli. Untuk
menghindari hal-hal demikian, penjual biasanya akan membuat kontrak jual beli
(security agreement), yang memberikan hak kepada penjual untuk menarik kembali
pihak penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut
pembeli, jika barang angsuran hilang atau terbakar, pihak asuransi akan membayar
ganti rugi kepada penjual dan bukan pembeli. Kadang kala mungkin jiwa dari
pembeli diwajibkan oleh penjual untuk diasuransikan dengan premi auransi atas
tanggungan si pembeli.
barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan
hak milik dapat diserahkan kapada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau
penjual.
c. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan
pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-
barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat
kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpidah kepada
pembeli.
dagang, seperti : gedung, tanah, dan aktiva-aktiva tetap lainnya. Apabila terjadi tidak
untuk memiliki kembali barang yang dijualnya, tetapi nilainya sisa barang itu
mungkin akan lebih rendah dari nilai barang berdasarkan perhitungan yang sesuai
menimbulkan kerugian.
maka faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut :
a. Besarnya pembayaran pertama atau down payment harus cukup untuk menutup
b. Jangka waktu pembayaran di antara angsuran yang satu dengan yang lain
hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan.
karakteristik yang perlu dimiliki dan dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan
suatu jumlah tertentu yang merupakan uang muka (down payment) dari sisa
c. Hak milik atas barang tetap berada ditangan penjualan sampai seluruh/sebagian
d. Dalam hal pembeli tidak mampu untuk melunasi semua kewajibannya, penjual
pendapatan. Pada dasarnya ada 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan
laba kotor yang diakui, yaitu pendekatan dasar waktu dan metode angsuran.
menggunakan basis akrual ini tentu akan lebih akurat, dan dengan menggunakan
lunas.
2. Pengertian Penjualan Angsuran Barang Bergerak
dilakukan beberapa kali. Biasanya terdapat uang muka ( Daun Payment ) dan sisanya
biasanya menjual barang secara tunai dan kredit. Jadi, transaksi yang menyangkut
penjualan angsuran harus disediakan khusus, terpisah dari akun-akun untuk mencatat
transaksi penjualan reguler. Disamping itu, diperlukan data lain sehubungan dengan
angsuran. Hanya saja perbedaannya terletak pada harga penjualan dalam kontrak
dengan harga pokoknya dicatat kredit akun Laba Bruto yang belum di realisasi.
Kemudian pada akhir periode dipindahkan menjadi akun laba bruto yang direalisasi.
1. Barang yang sudah dijual dimiliki kembali. Penjual harus menilai kembali barang
perbaikan dan laba normal yang diharapkan apabila barang tersebut dijual lagi
pengakuan laba kotor yang digunakan (laba kotor diakui saat penjualan atau laba
penjualan sebuah rumah untuk Tuan Egi karena tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Pada metode ini laba kotor diakui saat penjualan sehingga saldo piutang
pembayarannya. Jadi, selisih antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima
kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran merupakan laba atau rugi
Jumlah Rp70.000.000
Pada metode ini laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas,
sehingga saldo piutang penjualan angsuran terdiri dari laba kotor yang belum
direalisasi dan beban pokok penjualan angsuran. Jadi, selisih antara nilai realisasi
bersih atas barang yang diterima kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran dan
laba kotor belum direalisasi merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
dimana pembeli menyerahkan barang yang sudah pernah dipakai sebagai tambahan
atas pembelian barang baru. Penjual harus menetapkan harga barang yang diserahkan
Tukar tambah dalam penjualan yang dicicil harus mencatat harga yang dianggap
sebagai harga pokok barang pengganti. Harga barang bekas yang diserahkan pembeli
akan dianggap sebagai harga barang bekas. Pertanyaan tentang penjualan cicilan sering
disebut penjualan yang dibayar. Pengertian tukar tambah dalam penjualan cicilan
berarti penjual menyerahkan barang baru yang dibeli pembeli dengan menukarkan
barang bekas sebagai uang muka (uang muka). Untuk membeli biasanya barang bekas
Apabila pihak pembeli tidak dapat menyelesaikan kewajiban atas saldo piutang
anggsurannya (sesuai dengan kontrak), pihak penjual l berhak untuk menarik kembali
barang dagangan yang telah dijual dari si pembeli. jika terjadi hal yang demikian maka
diantaranya:
Pada tanggal 1 Maret 2014, suatu perusahaan menjual suatu peralatan dengan
pembayaan angsuran. Harga jual 20.000.000, uang muka 5.000.000 dan sisanya di
angsur dalam 6 kali angsuran. Masing-masing 2.500.000 dengn bunga 12%, angsuran
angsuran, akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai saldo harga kontrak
pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan sehingga jumlahnya akan
semakin berkurang dari angsuran yang satu dengan angsuran berikutnya. Dengan
a. Jumlah angsuran terhutang dalam masa antara tanggal 1 Maret – 1 April (1 bulan).
Bunga yang diterima, 1/12 dikali 12% dikali (20.000.000 – 5.000.000) = 150.000
b. Jumlah angsuran terhutang antara tanggal 1 April – 1 Mei (1 bulan)). Bungan yang
Untuk lebih jelasnya jumlah bunga yang diterima pada tiap angsuran, akan tampak
Pada metode ini bunga diperhitungkan dari besarnya angsuran yang tetap
bersangkutan. Dengan metode ini, bunga yang diterima dihitung sebagai berikut.
Untuk lebih jelasnya jumlah bunga yang diterima pada tiap angsuran, akan tampak
melakukan penyerahan fisik barang kepada pihak kedua yang berkewajiban untuk
barang terjual. Menurut Hadori Yunus dan Harnanto (1988), konsinyasi “merupakan
suatu perjanjian di mana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah
barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi”. Sementara
penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang bertindak
“barang komisi”.
B. Perjanjian Konsinyasi
antara pihak yang menyerahkan dan pihak yang menerima barang. Hal penting adalah
pengamanat.
a. Melindungi barang yang diterima dari pengamanat, sesuai dengan sifat barang
b. Menjual barang konsinyasi sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh
jumlah barang yang diterima, jumlah barang yang terjual hasil penjualannya
yaitu beban penjualan, komisi, jumlah terutang, dan jumlah uang yang
dikirimkan.
diterima, jumlah barang yang terjual, hasil penjualan, biaya yang dibayar oleh
1. Metode Terpisah
Dalam metode terpisah semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan
konsinyasi disajikan secara terpisah dari laba atau rugi biasa. Untuk memisahkan
pendapatan dan biaya digunakan satu rekening yang dapat menampung semua
pendapatan dan biaya yang terkait dengan kegiatan konsinyasi yaitu rekening “Barang
Komisi”.
Saat terjadi pengeluaran biaya terkait dengan kegiatan konsinyasi maka barang
komisi didebit sebaliknya apabila terjadi pendapatan pada kegiatan konsinyasi maka
memorandum dalam buku harian atau buku pembantu yang dibuat tersendiri.
Pihak komisioner mencatat pembayaran uang muka dengan mendebit rekening uang
Dalam metode tidak terpisah semua laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan
memorandum dalam buku harian atau buku pembantu yang dibuat tersendiri.
selain itu pihak komisioner juga mencatat rekening piutang dagang (kas) disebelah