DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL JANNAH
KELAS :
XI-AKUNTANSI
MATA PELAJARAN:
AKUNTANSI KEUANGAN
Ilustrasi Kredit
Penjualan merupakan suatu transaksi yang melibatkan penjual dan pembeli
pada kegiatan usaha dalam menyerahkan produk yang berupa barang ataupun jasa.
Sedangkan penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan secara non-tunai, dalam hal ini
laba yang diharapkan adalah lebih besar daripada penjualan tunai.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut.
1. Standar Kredit
Standar kredit adalah salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan, dengan
menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan, yang akhirnya akan mengarah
pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Akan tetapi, terdapat biaya untuk membuat
piutang tambahan. Seperti juga resiko yang lebih besar untuk adanya kerugian akibat piutang
tak tertagih.
2. Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Bila perusahaan menetapkan
syarat penjualan kredit yang ketat berarti perusahaan lebih mengutamakan keamanan kredit
dibandingkan misalnya memberikan batas waktu pembayaran yang singkat dan memberikan
beban bunga bila pengembaliannya terlambat. Dengan demikian maka investasi perusahaan
dalam piutang dagang cenderung lebih kecil. Hal sebaliknya akan terjadi bila syarat
penjualan kredit bersifat lunak/longgar.
Sebagai contoh, syarat penjualan kredit adalah 2/10 net/30, yang dapat diartikan
pembayaran dapat dilakukan dalam jangka waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang
dan mendapatkan potongan tunai sebesar 2 persen dari harga penjualan, dan pembayaran
selambat-lambatnya dilakukan dalam kurun waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan
barang.Bila dalam kurun waktu 30 hari belum dilakukan pembayaran oleh pelanggan berarti
makin besar jumlah investasi perusahaan dalam piutang.
3. Plafon Kredit
Penjualan Kredit
Adalah penjualan barang dagangan kepada pembeli yang cara pembayarannya akan
dilakukan di waktu yang akan datang.
Contoh : CV Sinten Remen menjual barang dagangan kepada Toko Sinten Niku sebesar Rp
100.000 dengan termin 2/10, n/30.
PERIODIK PERPETUAL
D K D K
PiutangDagan 100.000 - PiutangDagang 100.000 -
g
Penjualan - 100.000 Penjualan - 100.000
HargaPokokPenjualan 100.000 -
PersediaanBarangDaganga - 100.000
n
Jadi, perubahan piutang dagang karena debitur ingin memperpanjang jangka waktu
pelunasan dan perusahaan memandang bahwa debitur beresiko tinggi. Penerimaan dan
Penyelesaian Piutang Wesel atau Penilaian Piutang dan Pelunasan Piutang Wesel.
Piutang wesel harus dilaporkan menurut nilai kas (neto) yang bisa direalisi. rekening
cadangan wesel untuk piutang wesel adalah rekening, cadangan kerugian
piutang, Perhitungan dan penaksiran kerugian piutang wesel, dan pencatatan kerugian piutang
beserta cadangan kerugian piutang untuk wesel. Jumlah piutang wesel yang tidak akan dapat
diterima pelunasannya dapat ditaksir dengan menggunakan metode persentase dari penjualan
maupun dengan metode umur piutang.
Suatu wesel mungkin akan disimpan perusahaan sambil menunggu hari jatuhnya, dan
pada saat tersebut nanti perusahaaan akan menerima pembayaraan dari pihak tertarik sebesar
nilai nominal wesel ditambah bunga dan selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang
wesel yang bersangkutan. Akan tetapi kadang-kadang tidak semua piutang wesel diterima
pembayarannya, karena pihak tertarik mentaati kewajibannya sehingga perlu diadakan
penyesuaian. Selain itu, kadang-kadang pihak pemegang wesel tidak selalu menunggu sampai
hari jatuh wesel, melainkan mengalihkannya pada pihak lain.
Pencatatan Wesel
a. Pada saat penarikan wesel, dicacat dalam rekening Wesel Tagih/Piutang Wesel (sisi debit).
Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang, maka dalam neraca piutang
harus diklasifikasikan menurut jenisnya, atau dalam catatan atas laporan keuangan. Wesel
jangka pendek (kurang dari setahun) dicantumkan dalam neraca dibawah inbestasi sementara
pada bagian aktiva lancer. Selain itu, piutang wesel juga harus dilaporkan dalam jumlah bruto
maupun cadangan kerugian.
C. Penjualan barang dagang secara angsuran
Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan dengan
perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat
barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment)
sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Karena
penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya,
maka biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya.
Resiko atas tidak tertagihnya piutang usaha angsuran ini sangat tinggi, mungkin saat
akan dilakukan penjualan angsuran telah dilakukan survai atas pembeli dan memperoleh hasil
yang baik. Karena penagihan piutang usaha angsuran memakan waktu yang cukup lama
(beberapa periode), hal tersebut kemungkinan dapat merubah hasil survai yang telah
dilakukan semula terhadap pembeli. Untuk menghindari hal-hal demikian, penjual biasanya
akan membuat kontrak jual beli (security agreement), yang memberikan hak kepada penjual
untuk menarik kembali barang yang telah di jual dari pembeli.
Untuk mengurangi barang angsuran tersebut dari resiko terbakar atau hilang, pihak
penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut diasuransikan
untuk kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi ditanggung oleh pembeli, jika barang
angsuran hilang atau terbakar, pihak asuransi akan membayar ganti rugi kepada penjual dan
bukan pembeli. Kadang kala mungkin jiwa dari pembeli diwajibkan oleh penjual untuk
diasuransikan dengan premi auransi atas tanggungan si pembeli.
Jadi untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-
kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian atau kontrak
penjualan angsuran, sebagai berikut :
Pengakuan Laba Kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran, Dalam metode
ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau dengan kata lain
sama seperti penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada
pelanggan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan
terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan dengan pendapatan-
pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.
Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya
yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas
kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun
kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu
biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan Kerugian Piutang.
Jika barang tidak bergerak dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit piutang
usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta mengkredit pula
laba atas penjualan aktiva tersebut.
Jurnalnya adalah:
Jurnalnya adalah:
Jika pada periode berikutnya penjualan nagsuran tersebut terjadi, perkiraan penyisihan
tersebut akan didebit, dan kas yang dikeluarkan serta saldo piutang usaha yang tidak tertagih
akan dikredit.
Jurnalnya adalah:
Kas xxxxxx