Anda di halaman 1dari 9

PENCATATAN TRANSAKSI PENJUALAN BARANG DAGANG SECARA

KREDIT,WESEL, DAN PENJUALAN ANGSURAN

DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL JANNAH
KELAS :
XI-AKUNTANSI
MATA PELAJARAN:
AKUNTANSI KEUANGAN

TAHUN AJARAN 2018 / 2019


PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 1 BANDA ACEH
A. Penjualan barang dagang secara kredit

Akun penjualan digunakan untuk mencatat nominal pendapatan yang diperoleh dari


penjualan barang yang menjadi bisnis inti dari perusahaan tersebut. Dengan demikian,
penjualan barang yang bukan berasal dari bisnis inti tidak akan dimasukkan dalam akun
penjualan. Sebagai misal, perusahaan penjual tas tidak bisa memasukkan pendapatan yang
diperoleh dari penjualan tanah.

Ilustrasi Kredit
Penjualan merupakan suatu transaksi yang melibatkan penjual dan pembeli
pada kegiatan usaha dalam menyerahkan produk yang berupa barang ataupun jasa.
Sedangkan penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan secara non-tunai, dalam hal ini
laba yang diharapkan adalah lebih besar daripada penjualan tunai.

Faktor-faktor Penjualan Kredit

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut.

1. Standar Kredit

Standar kredit adalah salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan, dengan
menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan, yang akhirnya akan mengarah
pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Akan tetapi, terdapat biaya untuk membuat
piutang tambahan. Seperti juga resiko yang lebih besar untuk adanya kerugian akibat piutang
tak tertagih.
2. Syarat Pembayaran

Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Bila perusahaan menetapkan
syarat penjualan kredit yang ketat berarti perusahaan lebih mengutamakan keamanan kredit
dibandingkan misalnya memberikan batas waktu pembayaran yang singkat dan memberikan
beban bunga bila pengembaliannya terlambat. Dengan demikian maka investasi perusahaan
dalam piutang dagang cenderung lebih kecil. Hal sebaliknya akan terjadi bila syarat
penjualan kredit bersifat lunak/longgar.
Sebagai contoh, syarat penjualan kredit adalah 2/10 net/30, yang dapat diartikan
pembayaran dapat dilakukan dalam jangka waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang
dan mendapatkan potongan tunai sebesar 2 persen dari harga penjualan, dan pembayaran
selambat-lambatnya dilakukan dalam kurun waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan
barang.Bila dalam kurun waktu 30 hari belum dilakukan pembayaran oleh pelanggan berarti
makin besar jumlah investasi perusahaan dalam piutang. 

3. Plafon Kredit

Dalam memberikan kredit kepada pelanggan maupun calon pelanggan, perusahaan


akan membuat sebuah batasan kredit yang berbeda-beda terhadap pelanggan satu dengan
pelanggan lainnya, hal ini dikarenakan tingkat kemampuan yang berbeda pula. Hal ini adalah
salah satu alat kontrol dalam pelaksanaan kebijakankredit.

4. Volume Penjualan Kredit

Dalam melakukan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas


maksimal kredit yang akan diberikan kepada pelanggannya. Makin tinggi batas yang
ditetapkan untuk masing-masing pelanggan berarti makin besar pula dana yang
diinvestasikan dalam piutang dan sebaliknya. Makin selektif dalam menentukan langganan
yang diberi kredit, maka akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang dan sebaliknya.

5. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan

Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan


menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount, dan ada sebagian lagi tidak
menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan para langganan membayar dalam periode cash
discount atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang.
Bila sebagian besar para langganan membayar selama discount period, maka dana yang
tertanam dalam piutang akan lebih cepat cair dan akan memperkecil investasi dalam piutang.

6. Kebijakan Pengumpulan piutang


Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang dalam dua
cara yaitu secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan
pengumpulan piutang secara aktif mengeluarkan uang yang lebih besar dalam membiayai
aktivitas pengumpulan piutangnya dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan
kebijaksanaan piutang secara pasif. Perusahaan yang melakukan pengumpulan piutangnya
secara aktif juga mempunyai investasi dalam piutang yang lebih kecil daripada perusahaan
yang melakukan pengumpulan piutangnya secara pasif.

Penjualan Kredit
Adalah penjualan barang dagangan kepada pembeli yang cara pembayarannya akan
dilakukan di waktu yang akan datang.

Contoh : CV Sinten Remen menjual barang dagangan kepada Toko Sinten Niku sebesar Rp
100.000 dengan termin 2/10, n/30.

Jurnal yang dibuat oleh CV Sinten Remen :

PERIODIK PERPETUAL
D K D K
PiutangDagan 100.000 - PiutangDagang 100.000 -
g
Penjualan - 100.000 Penjualan - 100.000
HargaPokokPenjualan 100.000 -
PersediaanBarangDaganga - 100.000
n

B. Penjualan barang secara wessel


Surat wesel: surat perintah dari seseorang/suatu badan (yang berpiutang) untuk
membayar suatu jumlah (harga) tertentu pada tanggal tertentu kepada seseorang/suatu badan
tertentu (yang berutang). 

 Pengakuan Piutang Wesel


Pengakuan piutang wesel mungkin timbul dari :
a.  Bersamaan dengan transaksi penjualan kredit menjadi piutang wesel
b.  Pemberian pinjaman uang menjadi piutang wesel
c.  Karena perubahan dari piutang dagang menjadi piutang wesel.

Jadi, perubahan piutang dagang karena debitur ingin memperpanjang jangka waktu
pelunasan dan perusahaan memandang bahwa debitur beresiko tinggi. Penerimaan dan
Penyelesaian Piutang Wesel atau Penilaian Piutang dan Pelunasan Piutang Wesel.

             Piutang wesel harus dilaporkan menurut nilai kas (neto) yang bisa direalisi. rekening
cadangan wesel untuk piutang wesel adalah rekening, cadangan kerugian
piutang, Perhitungan dan penaksiran kerugian piutang wesel, dan pencatatan kerugian piutang
beserta cadangan kerugian piutang untuk wesel. Jumlah piutang wesel yang tidak akan dapat
diterima pelunasannya dapat ditaksir dengan menggunakan metode persentase dari penjualan
maupun dengan metode umur piutang.

 Pelimpahan/Pengalihan/Pendiskontoan Piutang Wesel

Suatu wesel mungkin akan disimpan perusahaan sambil menunggu hari jatuhnya, dan
pada saat tersebut nanti perusahaaan akan menerima pembayaraan dari pihak tertarik sebesar
nilai nominal wesel ditambah bunga dan selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang
wesel yang bersangkutan. Akan tetapi kadang-kadang tidak semua piutang wesel diterima
pembayarannya, karena pihak tertarik mentaati kewajibannya sehingga perlu diadakan
penyesuaian. Selain itu, kadang-kadang pihak pemegang wesel tidak selalu menunggu sampai
hari jatuh wesel, melainkan mengalihkannya pada pihak lain.

Pencatatan Wesel

a. Pada saat penarikan wesel, dicacat dalam rekening Wesel Tagih/Piutang Wesel (sisi debit).

b.  Pada saat dijual/didiskontokan, dicatat di sisi kredit rekening wesel tagih/wesel


tagih didiskontokan.
c.  Ketika jatuh tempo

d.  Perhitungkan Bunga/Diskonto

Penyajian  Piutang Dalam Neraca

Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang, maka dalam neraca piutang
harus diklasifikasikan menurut jenisnya, atau dalam catatan atas laporan keuangan. Wesel
jangka pendek (kurang dari setahun) dicantumkan dalam neraca dibawah inbestasi sementara
pada bagian aktiva lancer. Selain itu, piutang wesel juga harus dilaporkan dalam jumlah bruto
maupun cadangan kerugian. 
C. Penjualan barang dagang secara angsuran

Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan dengan
perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat
barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment)
sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Karena
penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya,
maka biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya.

Resiko atas tidak tertagihnya piutang usaha angsuran ini sangat tinggi, mungkin saat
akan dilakukan penjualan angsuran telah dilakukan survai atas pembeli dan memperoleh hasil
yang baik. Karena penagihan piutang usaha angsuran memakan waktu yang cukup lama
(beberapa periode), hal tersebut kemungkinan dapat merubah hasil survai yang telah
dilakukan semula terhadap pembeli. Untuk menghindari hal-hal demikian, penjual biasanya
akan membuat kontrak jual beli (security agreement), yang memberikan hak kepada penjual
untuk menarik kembali barang yang telah di jual dari pembeli.

Untuk mengurangi barang angsuran tersebut dari resiko terbakar atau hilang, pihak
penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut diasuransikan
untuk kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi ditanggung oleh pembeli, jika barang
angsuran hilang atau terbakar, pihak asuransi akan membayar ganti rugi kepada penjual dan
bukan pembeli. Kadang kala mungkin jiwa dari pembeli diwajibkan oleh penjual untuk
diasuransikan dengan premi auransi atas tanggungan si pembeli.

Jadi untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-
kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian atau kontrak
penjualan angsuran, sebagai berikut :

 Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barang-barang telah


diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruh
pembayarannya sudah lunas.
 Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik
dapat diserahkan kapada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikan untuk
bagian harga penjualan yang belum dibayar kapada si penjual.
 Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust”
(trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh
pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian
semacam ini dilakukan dengan membuat akta kepercayaan (trust deed / trust indenture).
 Beli sewa (lease-purchase) dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli.
Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas,
baru sesudah itu hak milik berpidah kepada pembeli.

  Penjualan angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut di atas dilaksanakan


untuk barang-barang tidak bergerak / barang yang bukan barang dagang, seperti : gedung,
tanah, dan aktiva-aktiva tetap lainnya. Apabila terjadi tidak dipenuhinya kewajiban-
kewajiban oleh pembeli, maka penjual tetap memiliki hak untuk memiliki kembali barang
yang dijualnya, tetapi nilainya sisa barang itu mungkin akan lebih rendah dari nilai barang
berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan perjanjian yang ada sehingga pemilikan kembali
tersebut dapat menimbulkan kerugian.

Pengakuan Laba Kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran, Dalam metode
ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau dengan kata lain
sama seperti penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada
pelanggan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan
terhadap biaya-biaya yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan dengan pendapatan-
pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.

Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya
yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas
kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun
kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu
biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan Kerugian Piutang.

Jika barang tidak bergerak dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit piutang
usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta mengkredit pula
laba atas penjualan aktiva tersebut.

Jurnalnya adalah:

Piutang usaha angsuran xxxxxx

Aktiva tak gerak xxxxxx

Laba atas penjualan aktiva tak gerak xxxxxx 


Pada metode ini memakai asumsi bahwa seluruh beban sehubungan dengan penjualan
angsuran terjadi pada periode yang sama dengan penjualannya. Mengenai beban pada periode
berikutnya, yaitu misalnya beban tidak tertagihnya piutang dan lain sebagainya, harus
diestimasi pada periode terjadinya penjualan nagsuran yaitu dengan mendebit perkiraan
beban dan mengkredit perkiraan penilaian asset seperti penyisihan biaya penjualan angsuran
dan penyisihan piutang angsuran.

Jurnalnya adalah:

Beban usaha xxxxxx

Penyisihan piutang angsuran xxxxxx

Jika pada periode berikutnya penjualan nagsuran tersebut terjadi, perkiraan penyisihan
tersebut   akan didebit, dan kas yang dikeluarkan serta saldo piutang usaha yang tidak tertagih
akan dikredit.

Jurnalnya adalah:

Penyisihan piutang angsuran xxxxxx

Kas xxxxxx

Piutang usaha angsuran xxxxxx

Anda mungkin juga menyukai