1 Transaksi Penjualan
Barang Dagangan
(Sumber: https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-jenis-jenis-transaksi-yang-terjadi-pada-
perusahaan-dagang/)
Kompetensi Dasar
1. Menganalisis pencatatan transaksi penjualan barang dagangan secara kredit, wesel
dan penjualan angsuran
2. Melakukan pencatatan transaksi penjualan barang dagang secara kredit, wesel dan
penjualan angsuran.
Peta Konsep
Pengertian
Penjualan Barang
Dagangan Secara
Kredit
Pencatatan
Pengertian
Transaksi Penjualan Penjualan Barang
Barang Dagangan Dagangan Dengan
Wesel
Pencatatan
Pengertian
Penjualan Barang
Dagangan Dengan
Angsuran
Pencatatan
Penjualan barang dagangan dicatat dengan mendebit rekening kas atau piutang dagang
dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan yang digunakan untuk
mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan (tunai maupun kredit).
Transaksi penjualan merupakan transaksi utama untuk memperoleh penghasilan dan
merupakan komponen utama pembentukan laba. Untuk penjualan secara kredit, setiap
penjualan barang dagangan selalu dicatat pada akun penjualan di sisi kredit dengan akun
piutang dagang di sisi debit. Namun, untuk penjualan secara tunai, setiap penjualan barang
dagangan berarti menambah kas untuk penjualan secara tunai sehingga kas dicatat pada
akun kas di sisi debit dengan akun penjualan di sisi kredit
Akun penjualan digunakan untuk mencatat nominal pendapatan yang diperoleh dari
penjualan barang yang menjadi bisnis inti dari perusahaan tersebut. Dengan demikian,
penjualan barang yang bukan berasal dari bisnis inti tidak akan dimasukkan dalam akun
penjualan. Sebagai misal, perusahaan penjual tas tidak bisa memasukkan pendapatan yang
diperoleh dari penjualan tanah.
Pengertian
Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan secara non-tunai, yang pembayarannya
dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan
pembeli, dengan harapan laba yang dihasilkan lebih besar daripada penjualan tunai.
Menurut Mulyadi (2001:220), “Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan
cara mengirimkan barang sesuai dengan pesanan yang diterima dari pembeli dan untuk
jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.”
Saat ini kondisi persaingan perdagangan yang semakin tajam menyebabkan setiap
perusahaan harus berlomba memberikan kemudahan dalam memberikan persyaratan
penjualan kepada pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari berubahnya syarat pembayaran,
perusahaan yang semula menjual produknya dengan cara tunai kemudian mengubahnya
dengan cara kredit. Tujuannya antara lain adalah untuk meningkatkan volume penjualan,
meningkatkan laba serta untuk memenuhi syarat persaingan.
Pada perusahaan yang menjual barang secara kredit, maka perjanjian atau akad kredit
menjadi sangat penting. Sedikit kesalahan saja dalam memberikan kebijakan kredit dapat
berakibat adanya piutang yang tidak dapat ditagih dalam jumlah besar dan akan menyebabkan
kesulitan permodalan perusahaan.
Untuk itu perusahaan biasanya menerapkan prinsip perkreditan yang dikenal dengan
5C yaitu:
a. character (watak), yaitu menilai calon debitur mengenai karakter moral dan
kemauannya untuk membayar,
b. capacity (kemampuan), yaitu kemampuan untuk membayar seluruh pinjamannya
tepat pada waktunya,
(Sumber: https://slideplayer.info/slide/1977838/)
Pengertian
Wesel merupakan bukti janji tertulis yang tidak bersyarat yang diberikan oleh satu
pihak kepada pihak lainnya untuk membayarkan uang dalam jumlah tertentu pada tanggal
yang telah disepakati. Ada juga jenis wesel yang bisa dipindahtangankan yaitu pembuat
wesel memberikan kepercayaan kepada orang lain atau suatu badan untuk membayarkan
sejumlah uang yang telah diberikan oleh pembuat wesel pada saat jatuh tempo. Wesel yang
dipindahtangankan bisa didiskontokan ke bank sebelum jatuh tempo.
Diskonto wesel yaitu proses meminjam uang ke bank dengan jaminan wesel. Setiap
wesel yang didiskontokan akan dikurangi bunga selama masa diskonto sebagai kompensasi
karena bank telah meminjamkan uang. Wesel yang didiskontokan diberi ketentuan, jika
pembuat wesel tidak melunasi pada tanggal jatuh tempo, maka pihak yang mendiskontokan
(bank) harus melunasi wesel itu. Kewajiban melunasi wesel bagi bank sebagai pihak yang
mendiskontokan merupakan utang yang belum pasti (contingent liabilities) sehingga harus
dicatat secara rinci.
Pencatatan Transaksi Penjualan Dengan Wesel
Adakalanya perusahaan yang menjual barang dagang menerima wesel tagih sebagai alat
pembayaran. Hal ini biasanya terjadi apabila syarat pembayaran yang disetujui lebih panjang dari
syarat pembayaran piutang dagang biasa yang berkisar antara 30-60 hari.
Contoh Soal:
1. Tanggal 20 Oktober 2013, PT Murah Hati menjual peralatan bernilai Rp 15.000.000 pada
kontraktor PT Lestari Griya. PT Lestari Griya kemudian menandatangani wesel berjangka
waktu 90 hari dengan tingkat bunga 10 persen per tahun. Berdasarkan transaksi tersebut.
Buatlah jurnal yang akan dicatat PT Murah Hati!
Pembahasan:
20 Oktober 2013
Wesel Tagih - PT Lestari Griya Rp 15.000.000,00
Pendapatan Rp 15.000.000,00
Pengertian
1. Menurut Harnanto (hal 109):
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian di mana
pembayarannya dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
a. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, maka penjual menerima
pembayaran pertamanya yang merupakan sebagian dari harga penjualan, yang
disebut dengan Down Payment.
b. Sedangkan sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.
2. Menurut Allan R Debbrin, (1991, hal 121)
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan berdasarkan rencana pembayaran
yang ditangguhkan, dimana pihak penjual menerima uang muka (DP) dan sisanya
dibayarkan dalam bentuk pembayaran cicilan selama waktu beberapa tahun.
3. Menurut Dewi Ratnaningsih, (1993, 123)
Penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya diterima beberapa kali
angsuran periodik selama jangka waktu beberapa bulan atau tahun.
Dari ketiga pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan
angsuran adalah penjualan yang dilakukan oleh penjual di mana pembayarannya dilakukan
secara bertahap yaitu pada saat barangnya diserahkan kepada pembeli, penjual menerima
Down Payment dan sisanya dibayar beberapa kali angsuran selama beberapa bulan atau
tahun. Karena penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang
penjualannya, maka biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang
belum diterimanya.
Risiko atas tidak tertagihnya piutang usaha angsuran ini sangat tinggi, mungkin saat
akan dilakukan penjualan angsuran telah dilakukan survei atas pembeli dan memperoleh
hasil yang baik. Karena penagihan piutang usaha angsuran memakan waktu yang cukup
lama (beberapa periode), hal tersebut kemungkinan dapat mengubah hasil survei yang telah
dilakukan semula terhadap pembeli. Untuk menghindari hal-hal demikian, penjual biasanya
akan membuat kontrak jual beli (security agreement), yang memberikan hak kepada penjual
untuk menarik kembali barang yang telah dijual dari pembeli.
Untuk mengurangi barang angsuran tersebut dari risiko terbakar atau hilang, pihak
penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut diasuransikan
untuk kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi ditanggung oleh pembeli, jika barang
angsuran hilang atau terbakar, pihak asuransi akan membayar ganti rugi kepada penjual
dan bukan pembeli. Kadang kala mungkin jiwa dari pembeli diwajibkan oleh penjual untuk
diasuransikan dengan premi auransi atas tanggungan si pembeli.
Jadi untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya
kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian atau
kontrak penjualan angsuran, sebagai berikut:
1. Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barang-barang
telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual
sampai seluruh pembayarannya sudah lunas.