Anda di halaman 1dari 4

BAB 6

PENJUALAN ANGSURAN

A. Gambaran Umum

Pengertian dan Masalah Penjualan Angsuran


Penjualan angsuran (installment sales) adalah penjualan yang pembayarannya
dilakukan secara bertahap, dimasa yang akan datang . Penjualan angsuran ini
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan volume penjualan, dan pada
akhirnya juga akan meningkatkan laba perusahaan. Karena pembayaran
dilakukan beberapa priode di masa yang akan datang maka penjualan angsuran
mengadung resiko yang besar dalam menagih piutang, resiko tersebut
menimbulkan beberapa masalah.

Masalah Non-akutansi
Masalah non-akutansi utama adalah bagai mana cara untuk menekan
(mengurangi) resiko terjadinya kerugian kerna adanya pembeli yang tidak
memenuhi kewajibannya dapat menjadi siminimal mungkin. Usaha untuk
mengurangi resiko dapat dilakukan dengan beberapa cara yang dapat
dikelompok kan menjadi 3 yaiyu :
1. Mengurangi kemyungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran.
2. Menyedikan perlindungan hukum kepada penjual
3. Menyediakan perlindungan ekonomi kepada penjual

1. Mengurangi Kemungkinan Terjadinya Pembatalan Penjualan


Angsuran
Usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kemyungkinan terjadinya
pembatalan penjualan angsuran dapat dilakukan dengan beberapa cara ,
seperti :
a. Penjualan angsuran dilakukan secara selektif, dalam arti bahwa
penjualan angsuran hanya diberikan kepada calon pembeli yang
kemampuan dan kejujurannya dapat dipercaya, misalnya pegawai
negeri, propesi tertentu dan sebagainya .
b. Penjualan angsuran dilakukan dengan persetujuan atau spenmgetahuan
atasan pembeli.
c. Pembayaran angsuran dilakkan dengan pemotongan gaji

2. Menyedikakan Perlindungan Hukum Kepada Pembeli


Secara hukum pembeli dapat dilindungi dengan cara membuat perjanjian
jual –beli angsuran yang isinya antara lain :
a. Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contarct ) menurut
perjanjian ini barang yang dijual secara keredit langsung diserah kan
kepada pembeli akan tetapi penyerahan ha katas barang tersebut ditunda
sampai pembayarannya selesai.
b. Menggunakan bukti pemilikan sebagai jaminan kredit (transfer of title
with property subject to lien or mortgage) menggunakabn bukti
pemilikan barang yang dijual sebagai jaminan kredit. Cara ini banyak
dipakai didalam penjualan kredit atas kendaraan bermotor dan kredit
perumahan rakyat (KPR). Didalam sistem ini sertipikat tanah dan rumah
atau BPKB kendaraan bermotor ( sepeda motor maupun mobil )
digunakan sebagai jaminan keredit bank kredit bank digunakan untuk
membayar hutang kepada penjual barang yang bersangkutan. Dengan
demikian pembeli berhutang kepada bank. Bukan kepada penjual
barang. Setelah keredit lunas sertifikat atau BPKB akan diterima dari
bank.
c. Menjaminakan kepada pihak ketiga (transfer of title to trustee) . bukti
pemilikan atas barang yang dijual diserahkan kepada pihak ke tiga,
samapai pembayaran selesai. Setelah selesai bukti pemilikan akan
diserajh kan kepada pembeli .
d. Perjanjian beli-sewa ( lease-purchase arrangement) didalam perjanjian
beli sewa ini sebelim pembayaran lunas pembayaran dianggap sebagai
sewa. Setelah pembayarana lunas baru dianggap sebagai jual beli.
Apabila sebelum pembayaran lunas pembeli menghentikan pembayran
maka barang yang sudah ditrima harus dikembalikan tampa ghanti rugi
.
Masalah Akutansi
Masalah akutansi yang berhubungan dengan penjualan angsuran dapat
dikelompokan menjadi 4 yaitu :
a. Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor
b. Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan
angsuran
c. Masalah yang berhubungan dengan tukar-tambah
d. Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran.
1. Dasar Penjualan
Pada dasar ini laba kotor atas penjualan angsuran diakui dalam priode
penjualan angsuran terjadi, tampa memperhatikan apakah pembayaran
sudah diterima atau belum.pengakuan laba kotor yang demikian ini
sama dengan pengakuan laba kotor dalam penjualan kredit biasa agar
laporan rugi-laba dapat mencerminkan “proper metching revenue with
expenses “ sebaiknya perusahaan mencadangkan biaya penagihan dan
biaya-biaya lain yang berhubungan dengan penjualan tersebut.
Pencatatan biaya-biaya tersebut adalah seperti pencatatan kerugian
piutang dengan mengunakan metode cadangan .
Dasar ini coba dipakai apabila 3 syarat berikut ini terpenuhi, yaitu :
a. Jangka pembayaran relative pendek
b. Biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan
angsuran,termasuk biaya penagihan dan biaya-biaya yang lain yang
dapat ditaksir secara relatif teliti
c. Kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil
Contoh 1
Pada awal tahun 1991 PT ABC melakukan penjualan angsuran seharga
Rp.12.500.000.00 dengan syarat pembayaran sebagai berikut :
- Uang muka Rp.12.500.000.00 langsung diterima
-. Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir
tahun

Anda mungkin juga menyukai