Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 5

PENJUALAN ANGSURAN
A. Pengertian dan Masalah Penjualan Angsuran
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan dengan
perjanjian dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap atau
berangsur. Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan kepada
pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai
pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali
angsuran.
Secara garis besar masalah yang timbul dalam hal ini dapat dibagi 2,
yaitu, masalah non-akuntansi, dan masalah akuntansi
Masalah Non-akuntansi yaitu bagaimana menghindari resiko
terjadinya adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya
Masalah akuntansi yang dihadapi dalam penjualan angsuran dapat
dikelompokkan menjadi 4, yaitu :
Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor.
Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan angsuran.
Masalah yang berhubungan dengan tukar-tambah.
Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran.

1. Pengakuan Laba Kotor


Dasar Penjualan
Laba kotor atas penjualan diakui dalam priode penjualan angsuran
terjadi, tanpa memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima
atau belum. Cara ini sama dengan pencatatan penjualan kredit biasa.
Metode ini dapat digunakan bila memenuhi 3 kondisi :
Jangka waktu pembayaran relative pendek
Kemungkinan terjadinya pembatalan sangat kecil
Biaya biaya yang berhubungan dengan penjualan angsuran bisa
ditaksiran dengan teliti.
Contoh :
Pada awal tahun 2016 PT Sani Medikal melakukan penjualan
angsuran seharga Rp12.500.000, dibayar melalui 5 kali angsuran tahunan,
setiap akhir tahun. Dan Harga pokok penjualan Rp10.000.000
Maka pengakuan laba kotornya adalah :
Laba kotor yang sudah diakui dari penjualan angsuran tersebut dan dicatat
pada tahun 2016 oleh PT. Sani Medikal sebesar Rp 2.500.000 (Rp
12.500.000 Rp. 10.000.000). Tanpa memperhatikan apakah pembayaran
sudah diterima atau belum.

2. Perhitungan Bunga dan Angsuran


Dalam hal ini pembayaran kredit terdiri-dari dua unsur, yaitu :
Bunga yang diperhitungkan
Angsuran pokok pinjaman

Dengan demikian besarnya pembayaran yang diterima tergantung dari


dasar perhitungan bunga dan dasar penentuan angsuran pokok pinjaman.

Didalam dasar perhitungan bunga ada 2 dasar yang sering dipakai, yaitu :
Bunga dihitung dari sisa pinjaman (sistem bunga menurun)
Bunga dihitung dari pokok pinjaman (sistem bunga tetap)
3. Tukar Tambah
Dalam hal ini sebagai uang mukanya berupa barang bekas yang serupa
dengan barang yang diangsur pembayarannya. Untuk menarik pembeli
biasanya dihargai lebih barang tersebut sehingga harga jualnya terlalu
tinggi oleh karena itu perlu dicatat berdasarkan nilai realisasi bersihnya
saja.
Contoh :
Pada awal tahun 2012 toko elektronik Metrika menjual mesin cuci
Electrolux secara angsuran sebesar Rp 7.500.000. cara pembayarannya
adalah sebagai berikut:
Sebagai uang muka diterima sebuah mesin cuci merk Yamoto dengan
nilai yang disepakati sebesar Rp 2.000.000,-
Sisanya diangsur sebanyak 10 kali angsuran bulanan, masing-masing Rp
550.000,- mesin cuci yang diterima diperkirakan membutuhkan biaya
perbaikan sebesar Rp 500.000,-. Setelah diperbaiki diperkirakan dapat
dijual dengan harga Rp 2.400.000,-. Dalam penjualan mesin cuci
Electrolux perusahaan memperhitungkan laba normal sebesar 10% dari
harga jual. Harga perolehan mesin cuci Electrolux sebesar Rp 5.600.000.
Perhitungan :
Harga yang disepakati Rp2.000.000
Harga jual mesin cuci Yamoto Rp2.400.000
Biaya perbaikan Rp 500.000
Laba normal 10% x Rp 46.000.000 Rp 240.000
(Rp 740.000)
Taksiran nilai realisasi bersih (Rp1.660.000)
Kelebihan harga Rp 340.000

4. Pembatalan Penjualan Angsuran


Hal ini terjadi karena pembatalan atas penjualan angsuran yang belum
dilunasi. Dengan demikian perusahaan akan menerima kembali barang
yang sudah dijual, menghapus piutang penjualan angsuran yang belum
direalisasi, dan juga mengakui laba/rugi pembatalan penjualan angsuran.

Contoh kasus Pembatalan Penjualan Angsuran Metode Penjualan


Angsuran
L = TNRS (PPA LBBR)
Keterangan :
L : Laba/rugi penjualan
TNRS : Taksiran nilai realisasi bersih barang yang diterima
kembali
PPA : Saldo piutang penjualan angsuran
LBBR : Laba kotor yang belum diralisir
Perhitungan:
(Dlm ribuan Rp)
Harga jual 30.000
Piutang yang sudah ditagih (15.000-)
Piutang yang belum ditagih 15.000
Laba kotor belum direalisasi
25% x Rp 15.000.000 = ( 3.750-)
Harga pokok penjualan yg belum dibyr 11.250
Taksiran realisasi bersih 14.000
Laba pembatalan penjualan angsuran 2.750

Anda mungkin juga menyukai